Share

48. Rumah Mertua

Arawinda asik mencabuti wortel dari dalam tanah. Gadis itu nampak kesenangan sendiri bisa bermain di kebun. Tangannya kotor, di wajah gadis itu ada seoles tanah, keringat mengucur di pelipisnya. Wajah gadis itu semakin matang dari waktu ke waktu.

"Udah ayo pulang!"

"Bentar lagi!"

"Udah toh, biarin aja dia main kayak gitu. Jarang juga kan Arawinda main di kebun. Lagi anteng itu."

Kaivan melirik sang Ibu yang malah membela Arawinda yang asik sendiri seperti anak kecil.

Jiwa-jiwa marah Kaivan hampir saja keluar melihat tingkah sang istri.

"Tapi dia cabutin wortel sama ambilin sayuran yang lain Bu!"

"Lah kan itu bagus, bantu-bantu para pekerja sini."

"Ya ampun, Kaivan aja kadang enggak Ibu ijinin buat acak-acakin kebun. Ini Arawinda malah dibiarin semena-mena."

"Gak apa-apa, kan dari kecil dia enggak bisa kayak gini. Kalau kamu dari kecil udah nakal tahu."

"Enggak Bu. Kalau enggak dibawa ke rumah, nanti dia makin menjadi-jadi main di kebunnya."

"Ih ada jamuuuur!"

"BERACUN!" kata Kaivan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status