Share

Bab 206 Wanita Memang Harus Mandiri

"Hati-hati, ya, Mi? Ingat, jangan macam-macam kalau nanti sudah di kampung."

"Siap, Ra. Kamu juga hati-hati di sini, ya? Dan makasih buat hadiah pernikahan yang belum terjadi," ujar Mimi sebelum masuk ke dalam taksi online yang aku pesankan untuknya.

"Harus jadi. Pernikahan kamu dan Yudis harus terjadi. Oke?"

Temanku itu mengangguk, lalu masuk dan menutup pintu mobil.

Aku melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, dan mobil pun melaju menjauhiku.

"Yah ... Tante Mimi-nya sudah pulang, deh. Sekarang kita masuk, yuk!" kataku, pada Rayyan yang sedari tadi di sampingku.

Saat akan masuk ke rumah, Mas Raffi keluar dengan kunci mobil di tangannya. Seketika Rayyan langsung merengek minta ikut pada ayahnya yang akan pergi bekerja.

"Papa mau kerja, Nak. Rayyan main dulu sama Bunda di sini, ya?" ujar Mas Raffi membujuk.

Namun, putraku malah semakin merengek dan sekarang menangis seraya memeluk kaki ayahnya.

"Astagfirullah ... kok, malah nangis? Ra, ambil Rayyan dan bawa ke dalam," titah Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zakiya Paundra
perhitungan si tompel
goodnovel comment avatar
Nopret pret
wah jangan2 Raffi suka ma Mimi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status