Share

Bab 212 Sabar ....

"Pah, Raya ...."

Demi Tuhan, tenggorokanku terasa tercekat, tak mampu berucap dengan sempurna ketika melihat wajah Mama yang datar tanpa ekspresi.

Sedangkan suamiku, pria itu hanya duduk dengan pandangan lurus ke depan, tidak sama sekali membantuku menjawab pertanyaan Papa.

"Mau buat usaha apa?" tanya Papa lagi.

Aku berdehem. Kemudian menegakkan tubuh yang tegang ini.

"Belum pasti, Pah. Pengennya, sih masih seputar kuliner. Kalau tidak kafe, ya toko kue, mungkin." Akhirnya aku menjawab.

Mataku memindai wajah Mas Raffi dan Mama. Mereka sama-sama tanpa ekspresi, seperti tidak yakin dengan kemampuanku.

Beda lagi dengan Papa yang memberikan respon baik, bahkan mendukung apa pun usaha yang aku geluti nantinya.

"Papa tidak akan menghalangi keinginan kamu, Papa juga tidak akan menyuruh kamu untuk tidak menjadi diri kamu. Kalau kamu suka dan ingin berbisnis, ya silahkan. Raffi pun mendukung, kan?"

Aku mengangguk mendengar ucapan Papa.

"Tapi ... Raya harus tahu, nih. Jika Raya ini buka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Subaedah Sambara
apa sih yg dikerjakan rafi koq penuh teka teki ,jgn bikin pusing dong thor...
goodnovel comment avatar
Zidan Ramadhan
teka teki terus si Raffi ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status