Share

Bab 214 Satu Pemikiran

"Raya itu punya suami, Rey. Kalau kamu mau minta ijin, ijinlah pada Raffi, bukan pada Tante," jawab Mama.

Dalam hati, aku membenarkan jawaban ibu mertuaku itu.

Ah, kurasa Reyhan tidak perlu izin segala. Untuk apa? Lagian, aku sudah mendapatkan izin dari Mas Raffi, kok.

Apa hanya untuk mencari muka dan kepercayaan Mama saja?

Astagfirullah .... Pikiranku selalu berpikir buruk pada semua orang.

"Raffi susah sekali dihubungi, Tan. Sekarang pun aku sengaja datang pagi-pagi ke sini dengan harapan bisa bertemu dengan dia. Eh, ternyata kata Bibi, Raffi sudah berangkat kerja. Dia sibuk sekali sekarang," tutur Reyhan lagi.

Mama manggut-manggut. Ibu mertuaku membenarkan jika putra bungsunya itu sangat sibuk hingga waktunya di rumah hanya numpang tidur saja.

"Tante, sih tidak keberatan kalian menjalin hubungan kerja sama, atau bisnis bersama. Tapi ... harus ingat satu hal. Jangan sampai kejauhan. Ingat, Raya ini punya suami, dan suaminya itu sahabat kamu. Kamu paham, kan, Rey?" ujar Mama k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Zakiya Paundra
si belang bikin penasaran saja
goodnovel comment avatar
henny setiorini
ada apa dengah Rafi ?
goodnovel comment avatar
Desak Kayan Puspasari
Thor bikin kaget dan penasaran....Rafi bikin teka teki
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status