Share

Bab 209 Pembahasan Ipar

"Sekarang mah sudah kebukti, ya? Aduh, gak kebayang jika foto itu tersebar dan dilihat keluarga si pria. Pasti sakit hati dan kecewa sekali, y?" timpal yang lainnya.

Entah gambar apa yang mereka lihat, dan entah siapa yang jadi pembahasan, tapi perasaanku tiba-tiba tak enak.

Mungkinkah mereka membicarakan aku?

Ah, kurasa tidak.

Aku pun jarang sekali bertegur sapa dengan ibu-ibu di perumahan ini. Bukan jarang lagi, nyaris tidak pernah. Apalagi kumpul-kumpul di warung sambil bergibah ria. Itu hal yang tidak penting bagiku.

"Assalamualaikum," ucapku kemudian, membuat semua mata ibu-ibu tertuju padaku.

Ponsel yang jadi pusat perhatian, langsung diambil oleh siempunya.

Aku yang datang karena butuh sesuatu, langsung mengatakan maksud dan tujuanku. Mirisnya, salamku tidak dijawab oleh mereka semua.

"Apalagi, Neng?" tanya pemilik warung.

"Sudah, Bu, itu saja," kataku seraya memberikan satu lembar uang pecahan lima puluh ribu.

"Kembaliannya enggak mau dijajanin aja, Neng?" Pemilik wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status