Share

Bab 158 Tawaran Reyhan

"Ra, apa kamu tidak ada keinginan untuk membuat usaha sendiri?"

"Usaha apa?" tanyaku seraya menyipitkan mata menatap lawan bicara.

"Apa aja. Buat kafe atau restoran sendiri, misal?"

Aku diam seraya berpikir.

Keinginan ada, tapi tidak yakin dengan kemampuan diri. Aku takut gagal. Lagipula, belum tentu Mama dan Mas Raffi mau mengizinkan.

"Sepertinya enggak, Rey," jawabku kemudian.

Sekarang, aku memang sedang bersama Reyhan. Seperti yang tadi pagi dia katakan, siang ini Reyhan benar-benar makan di restoran Mama. Dan ... memintaku untuk menemaninya.

"Kenapa tidak?" Dia kembali bertanya.

"Mama tidak akan mengizinkan."

Reyhan mendesah panjang. Kini tangannya mengambil gelas, lalu menegak air di dalamnya hingga sisa setengah.

"Sepertinya hidupmu terkekang, Ra. Semuanya diatur Tante Rianti. Kamu seperti boneka, dan tidak diberi kesempatan mengembangkan kemampuan dirimu sendiri."

"Tidak gitu, Rey!" sanggahku cepat. "Mama tahu aku, dan lebih tahu kemampuanku sampai mana. Makanya dia me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status