Salahkah Aku Mencintaimu?

Salahkah Aku Mencintaimu?

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-23
Oleh:  JezlynTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
87Bab
10.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tidak pernah terbayangkan jika kejadian ini akan dialami oleh gadis bernama Anindya Kemala. Dia hamil di luar nikah. Di saat meminta pertanggung jawaban justru makian dan penolakan yang didapat dari kekasihnya—Rayyan Hardikusuma. Merasa bingung, frustasi, dan malu membuat Anin nekat untuk mengakhiri hidupnya—hingga Tuhan mempertemukan dengan Antares Sastrowidjojo sebagai malaikat penolongnya di saat kondisi terpuruk. “Saya akan menikahi kamu dan menjadi Ayah untuk anak itu.” Apakah Anin akan menerima tawaran pria yang terbilang asing ini sebagai ayah dari janin yang dikandungnya bersama Rayyan ini? Atau dia lebih memilih tetap bunuh diri agar semua masalah selesai? Designed book cover by Chay Grapik and owned by Jezlyn

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 - Akibat Pergaulan Bebas

Kedua tangan itu bergetar sangat hebat saat melihat benda yang tengah dipegangnya. Matanya membola begitu sempurna hingga nyaris keluar. Tenggorokannya bahkan terasa tercekat hingga membuat saluran pernapasannya terganggu.

Sebuah benda pipih panjang yang menunjukkan dua garis merah di sana membuat seorang perempuan bernama Anindya Kemala ini nyaris terjatuh di depan wastafel toilet kampus.

“Enggak mungkin aku hamil,” gumamnya lirih.

Tak terasa cairan Kristal itu mengalir begitu deras melewati pipinya yang mulus. Perempuan berusia dua puluh tahun ini masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ia mulai mengingat-ingat melakukan hal itu terakhir kali bersama Rayyan sekitar sebulan yang lalu, dan pria itu menggunakan pengaman. Entah kenapa hal yang tidak diharapkan justru terjadi seperti ini? Lalu apa yang akan ia katakan nanti kepada kedua orang tuanya? Terlebih kedua orangtuanya kini tengah mencalonkan diri sebagai salah satu pemimpin daerah di pulau Jawa. Perempuan yang biasa disapa Anin ini mulai merasakan pusing juga sakit kepala memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan justru kini kian terjadi.

Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Anin langsung memasukkan alat tes kehamilan itu ke dalam tas. Anin membasuh wajah kuyu-nya agar tidak terlihat acak-acakan.

Selesai menyamarkan penampilan wajahnya, Anin langsung keluar toilet dan buru-buru bergegas menuju ke fakultas Tehnik di mana Rayyan—kekasihnya—berkuliah di sana.

Melihat postur tubuh kekasihnya yang sedang bersenda gurau dengan mahasiswa lain membuat Anin mempercepat laju jalannya agar kekasihnya itu tidak lagi menghindar seperti sebulan belakangan ini. Anin merasakan seperti dighosting setelah mereka melakukan hubungan intim yang terakhir kalinya. Ia merasakan dicampakkan dan seperti jalang yang sudah tidak lagi dibutuhkan kehadirannya. Bahkan seorang jalang saja masih mendapatkan bayaran yang setimpal. Lain hal dengan harga dirinya yang seperti buah tebu. Habis manis sepah dibuang.

“Rayyan.”

Pria itu menoleh sambil tersenyum tipis. Bahkan para teman-temannya langsung pamit pergi yang kini hanya meninggalkan Anin dan Rayyan saja di depan kelas.

“Ada apa?” tanya pria itu malas.

“Aku mau bicara sesuatu sama kamu.”

Pria itu masih tampak menunjukkan wajah malasnya, namun tetap berjalan mendekati posisi Anin berdiri. “Ngomong aja di sini.”

“Enggak bisa. Aku butuh tempat yang tenang karena—“

“Cih! Emang apa, sih, yang ingin kamu bicarakan sampai harus mencari tempat yang tenang begitu? Di sini, kan, juga bisa?” Rayyan mengangkat kedua alisnya—menunjukkan kalau dia tidak suka dengan usulan perempuan itu.

“Masalahnya ini soal ….”

“Soal apa, hm?” potong Rayyan sambil menyenggih bibirnya.                          

Ada rasa khawatir yang dialami oleh perempuan itu. Rasa ketakutan yang menjalari keseluruh tubuhnya jika Rayyan tahu dan pria itu menolak untuk bertanggung jawab atas perbuatan hina yang telah mereka berdua lakukan bersama.

Rasanya kerongkongan Anin saat ini terasa kering mendadak. Perempuan itu mencoba membasahinya dengan menelan ludahnya sendiri dengan susah payah.

“Mau ngomong apa, sih? Aku tidak punya banyak waktu!”

Mendengar suara Rayyan yang sudah meninggi membuat Anin mencoba membuka mulutnya. Mengucapkan sesuatu hal dengan suara tercekat-cekat dan keringat dingin yang mendadak keluar begitu saja. “A-a-aku ha-hamil.”

Tentu saja mata Rayyan langsung melotot tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Pria itu masih saja menyenggih jika Anin tengah mengerjainya saat ini.

“Enggak usah ikutan youtuber yang suka ngeprank-ngeprank deh. Enggak lucu tahu.”

Anin langsung membuka mulutnya tidak percaya dengan respon Rayyan barusan. Ia mengatakan hal yang benar adanya. Kenapa kekasihnya itu tidak percaya. “Aku serius,” sahutnya, lirih.

Melihat air muka Anin yang serius membuat Rayyan langsung gusar sendiri. Pria itu langsung menoleh kanan kiri untuk memastikan keadaan sekitar jika ucapan Anin barusan tidak ada yang mendengar kecuali dirinya sendiri.

Dengan gerakan cepat, Rayyan langsung menarik lengan tangan Anin—menyeret ke arah parkiran dengan cengkeraman yang sangat kencang—hingga membuat Anin meronta-ronta kesakitan.

Sesampainya di parkiran, Rayyan segera membanting perempuan itu di dalam mobilnya. Menutup pintu mobil dengan perasaan yang tidak bisa diuraikan saat ini. Rayyan sendiri langsung memasuki pintu kemudi dan menjalankan mobil itu untuk melesat pergi jauh dari area kampus.

Merasakan jika cara mengemudi Rayyan tidak seperti biasanya membuat Anin ketakutan. Perempuan itu segera menarik seatbelt dan menggunakan dengan cepat. Tak lupa juga kepalanya menoleh ke arah Rayyan yang masih menunjukkan ekspresi kekesalan. Bahkan rahangnya sangat begitu mengeras hingga membuat Anin menelan ludahnya susah payah karena takut jika pria itu akan berbuat nekat.

“Rayyan, kita mau ke mana?”

Tidak ada respon yang Anin dapatkan atas pertanyaannya barusan. Justru ia hanya mendengar suara gemeletukan gigi dari mulut pria itu. Anin merasakan takut luar biasa. Jujur saja ia tidak ingin mati muda saat ini.

“Rayyan, please … jangan ngebut seperti ini. Aku takut,” pinta Anin, memelas.

Merasa tidak siap dengan berita kehamilan Anin membuat Rayyan kebingungan sendiri. Dia belum siap menikah apalagi jadi bapak. Diliputi rasa emosi membuat dirinya tidak terkontrol saat ini hingga mengakibatkan dia hilang kendali saat menyetir.

“Rayyan, awas!” pekik Anin, menjerit kencang.

Ckiiiitttttt.

BRAK!

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Indri saputra
baguuss ceritanya ......
2023-01-31 01:22:30
0
user avatar
Mblee Duos
salam kenal dari aku yang pemula kak...... semangat nulisnya ya kak... saling support juga yuk, di cerita aku MAMA MUDA VS MAS POLISI......
2022-11-24 17:13:33
0
87 Bab
Bab 1 - Akibat Pergaulan Bebas
Kedua tangan itu bergetar sangat hebat saat melihat benda yang tengah dipegangnya. Matanya membola begitu sempurna hingga nyaris keluar. Tenggorokannya bahkan terasa tercekat hingga membuat saluran pernapasannya terganggu.Sebuah benda pipih panjang yang menunjukkan dua garis merah di sana membuat seorang perempuan bernama Anindya Kemala ini nyaris terjatuh di depan wastafel toilet kampus.“Enggak mungkin aku hamil,” gumamnya lirih.Tak terasa cairan Kristal itu mengalir begitu deras melewati pipinya yang mulus. Perempuan berusia dua puluh tahun ini masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ia mulai mengingat-ingat melakukan hal itu terakhir kali bersama Rayyan sekitar sebulan yang lalu, dan pria itu menggunakan pengaman. Entah kenapa hal yang tidak diharapkan justru terjadi seperti ini? Lalu apa yang akan ia katakan nanti kepada kedua orang tuanya? Terlebih kedua orangtuanya kini tengah mencalonkan diri sebagai salah satu pemimpin dae
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 2 - Gugurkan Saja Kandungan Itu
Kedua orang itu terjungkal ke depan, namun untungnya tidak mengalami luka yang serius. Hanya saja hati keduanya masih merasa sangat deg-degan saat ini ketika barusan akan menabrak penjual bakso keliling yang ingin menyebrang.Rayyan langsung menoleh dan melihat keadaan Anin. Perempuan itu pun sama-sama mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Rayyan. Memastikan pria itu tidak kenapa-kenapa.“Rayyan, kamu gapapa?” tanya Anin, lirih.“Turun!”Masih merasa deg-degan membuat Anin belum jelas mendengar perintah dari Rayyan. Perempuan itu hanya bisa menatap kepergian Rayyan yang keluar mobil dengan keadaan emosi. Bahkan Rayyan tidak segan-segan membanting pintu mobil sampai kedua kali seperti ini.Tidak ingin membuat Rayyan semakin marah, buru-buru Anin segera bergegas turun dan berjalan menghampiri Rayyan yang tengah berbicara dengan penjual bakso keliling itu. Untungnya tidak ada luka dan kerugian yang terjadi karena Rayyan lebi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 3 - Desakan Nikah!
Kediaman keluarga Sastrowidjojo tengah pusing dengan anak sulung mereka yang tidak mau menikah diusia yang sudah menginjak kepala tiga itu. Apalagi jika dibujuk dan dijodohkan dengan anak-anak rekan bisnisnya selalu saja gagal dengan dalih tidak cocok.“Mau sampai kapan melajang terus?”“Sampai bertemu dengan pasangan yang pas dan cocok.”“Halah! Gimana mau ketemu yang pas dan cocok kalau setiap disuruh kencan saja kamu banyak alasan. Ibu itu pusing lho, Res.”“Sudah lah, Bu. Tidak usah dibikin pusing apalagi mumet. Jalani saja seperti air mengalir.”“Mulutmu kui ngomong enak banget. Ora isin mbe adikmu, heh,” omel Sekar—Ibunda dari pria bernama Antares ini. “Nadia anake wis loro. Cepetan nyusul toh, Le,” desaknya lagi. dengan khas logat jawanya.“Iya, Bu, iya. Besok Ares nyusul kalau enggak kesiangan.”“Kamu ini kalau dibilangin suka ngeye
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 4 - Reputasi Lebih Penting!
Setelah menolak ide gila dari Rayyan membuat Anin merasa bimbang. Pasalnya, pria yang dicintainya itu tetap keukeh tidak mau bertanggung jawab dan terus memberikan usulan ide untuk menggugurkan kandungan.Anin yang sudah merasa berdosa karena melakukan itu di luar ikatan suci pernikahan saja membuat hidupnya terasa tidak tenang. Dan, ini akan ditambah dengan menggugurkan janin yang tidak bersalah ini?Mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya membuat Anin segera bergegas keluar dan ingin mengatakan hal jujur ini kepada Papa dan Mama-nya. Anin hanya butuh dukungan untuk mempertahankan janin dalam kandungannya meski Rayyan tidak menginginkan anak ini ada.Ceklek.Belum sempat keluar kamar Anin sudah disuguhkan pertengkaran kedua orangtuanya di sana. Papa-nya selalu marah jika sang mama tidak bisa mengurusi segala yang diinginkannya itu. Dari celah pintu, Anin melihat sang papa menampar mamanya dengan keras.PLAK.“Istri tidak tahu dir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 5 - Tamparan Dan Makian
Anin terkejut mendapat tamparan dari sang papa. Bahkan sang mama hanya menangis saja sambil memeluknya erat.“Anin, apa itu benar, Nak?” tanya Rosa, memastikan.Anin mengangguk sambil menitikan air matanya.Budi langsung mengusap wajah frustrasi. Kedua tangannya langsung bertolak pinggang dan menatap sengit ke arah Anin. “Siapa yang melakukannya? Rayyan, hah?!”“Iya, Pa.”“Shit! Kamu tahu sendiri kalau Papa itu lagi nyalon pemimpin daerah, kan? Kenapa kamu membuat skandal seperti ini, hah! Memangnya kalian tidak menggunakan pengaman? Kenapa bisa sampai hamil, Anin! Kalau semua orang dan wartawan tahu soal kehamilan kamu ini. Bisa-bisa reputasi Papa yang sudah dibangun susah payah akan lenyap begitu saja. Mereka akan berpikir kalau Papa tidak bisa mendidik anak dengan baik. Kamu tahu sendiri jika Papa dan Mama ini sudah terkenal sangat merakyat. Ramah tamah, dan peduli kepada kondisi rakyat. Sekarang kamu ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 6 - Pria Asing Yang Gila
Anin merasakan jika tubuhnya dipeluk dari belakang. Bahkan aroma maskulin kian begitu menyeruak di indra penciumannya. Anin menangis terisak dan terus meronta-ronta agar tubuhnya dilepaskan.“Lepas,” pintanya lirih.“Enggak, Mbak. Jangan bunuh diri seperti ini. Dosa, Mbak.”Anin tertawa terbahak-bahak mendengar kata ‘dosa’ yang terlontar dari bibir pria itu. Baginya, dosa itu sudah menjadi teman hidupnya sehari-hari selama ini. Apalagi ia hamil di luar nikah yang membuat semua orang terdekatnya melihat jijik dan murka.“Saya hanya manusia penuh dosa memang kenapa? Jadi tidak ada gunanya lagi jika saya melakukan dosa yang kesekian kalinya. Lagipula dosa itu teman saya. Saya hamil di luar nikah. Dan, pacar saya tidak mau bertanggung jawab sama anak ini. Jadi, untuk apa saya hidup yang akan membuat kedua orangtua saya malu nantinya. Lebih baik saya mati dan membuat mereka bahagia.”“Astagfirullah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 7 - Semua Pria Ternyata Berengsek!
Akhirnya Anin pun mengiyakan tawaran pria itu untuk ikut pulang ke apartemen. Lagipula sudah malam begini ia akan pergi ke mana lagi? Tidak mungkin tidur di emperan toko. Akan sangat bahaya bagi dirinya yang seorang perempuan.Selama perjalanan menuju ke apartemen tidak ada obrolan yang tercipta. Semuanya diam dengan pikiran masing-masing hingga akhirnya sampai di sebuah apartemen kelas menengah ke atas.Anin melihat bangunan dan menilai jika pria yang bersamanya bukanlah orang biasa. Pasti pria itu banyak uang kalau dilihat dari tempat tinggalnya ini.Tepat sampai di lantai 10 nomor 24, Anin memasuki apartemen pria itu dengan perasaan takut, namun sedikit lega.“Mbak, duduk dulu. Saya buatkan minum.”“Tidak usah,” tolak Anin cepat.“Tapi—“               “Saya tidak haus.”Pria itu mengangguk—m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya
Bab 8 - Kabur Sejauh Mungkin
Di saat sedang terbengong, Anin merasa terkejut kala pintu kamarnya didorong dari luar yang membuatnya melangkah mundur.Kedua perempuan itu saling bersitatap bingung dan Nadia—adik Ares mulai mengenali sedikit wajah dari perempuan di depannya itu.“Lo ini pacarnya Rayyan, kan? Anak dari pemain sinetron yang lagi ngehits itu. Lo ngapain di sini? Terus ngapain lo ada di apartemen kakak gue?”Anin diam, ia bingung harus menjawab apa. Tak lama datang perempuan satu lagi yang membuat dia terkejut melongo.“Ini si Anindya Kemala pacarnya Rayyan, kan?” kata perempuan bernama Widi—teman Nadia.“Hm.” Nadia mengangguk sebagai jawaban. Matanya terus menyorot tajam ke arah Anin untuk meminta penjelasan lebih.“Kok dia ada di apartemen Mas Ares, sih, Nad?”“Gue juga enggak tahu nih, Wid. Ini lagi gue tanyain dan dia hanya diam aja. Mana pakai baju tidur pula.”“A
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-25
Baca selengkapnya
Bab 9 - Ternyata Dia Seorang Selebgram
Entah sudah berapa lama Anin tidak pernah mendatangi tempat ini. Mungkin bisa dihitung setahun dua kali saja.Malu rasanya menginjakkan kaki di tempat suci ini. Anin yang langsung teringat akan segala semua perbuatan hina-nya mendadak langsung menangis kembali.Entah Tuhan akan mengampuni perbuatan kotornya atau tidak. Sudah terlalu banyak perbuatan hina dan kotor yang Anin lakukan selama ini.Dengan sedikit tangan gemetar, Anin mulai mengambil air wudhu tetapi langsung berjongkok karena merasa mendadak lupa akan bacaan wudhu. Sampai  akhirnya ada seorang perempuan paruh baya yang menepuk bahu Anin kuat.“Mbak.”Anin menoleh dan langsung mengusap pipinya kasar. Anin tersenyum tipis karena malu ketahuan oleh orang lain.“Ambil napas dulu, Mbak. Habis itu baru wudhu Insa Allah nanti bisa tenang.”Anin tersenyum tipis saja. “Iya, Bu.”Akhirnya Anin mengikuti saran dari seorang perempuan par
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-25
Baca selengkapnya
Bab 10 - Ketakutan Nadia Kepada Ares
Anin setelah dari tempat ibadah langsung pergi ke rumah Poppi—salah satu teman selebgram-nya itu. Setidaknya Anin akan menumpang menginap semalam di rumah Poppi hari ini setelah tadi malam tidur di dalam Masjid.Tok! Tok! Tok!Ceklek!“Eh, Non Anin, masuk silakan.”Anin langsung tersenyum dan masuk ke dalam rumah Poppi. Anin bahkan langsung berjalan menuju ke dalam kamar Poppi—di sana ada Poppi yang masih sibuk berfoto-foto barang endorsemen.Tak lama Poppi langsung menghentikan kegiatannya itu. Perempuan yang dianggap Anin sebagai temannya itu langsung segera berjalan menuju di mana Anin berada.“Tumben lo ke sini? Enggak masuk kuliah?”Anin menggeleng cepat. “Gue lagi pusing, Pop. Banyak banget masalah.”“Kenapa? Berantem lagi sama Rayyan?”“Bukan, tapi itu salah satunya. Gue diusir sama bokap. Gue bingung mau tidur di mana. Semua ponsel dan dompet gue b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status