Share

Bab 85 - Mual-Mual

Penulis: Jezlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-22 16:09:14

Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.

Tok! Tok! Tok!

“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.

“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”

Ceklek!

Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.

“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”

“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”

“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”

“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.

Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.

“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”

“Ibu sudah makan tadi setelah A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 1 - Akibat Pergaulan Bebas

    Kedua tangan itu bergetar sangat hebat saat melihat benda yang tengah dipegangnya. Matanya membola begitu sempurna hingga nyaris keluar. Tenggorokannya bahkan terasa tercekat hingga membuat saluran pernapasannya terganggu.Sebuah benda pipih panjang yang menunjukkan dua garis merah di sana membuat seorang perempuan bernama Anindya Kemala ini nyaris terjatuh di depan wastafel toilet kampus.“Enggak mungkin aku hamil,” gumamnya lirih.Tak terasa cairan Kristal itu mengalir begitu deras melewati pipinya yang mulus. Perempuan berusia dua puluh tahun ini masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ia mulai mengingat-ingat melakukan hal itu terakhir kali bersama Rayyan sekitar sebulan yang lalu, dan pria itu menggunakan pengaman. Entah kenapa hal yang tidak diharapkan justru terjadi seperti ini? Lalu apa yang akan ia katakan nanti kepada kedua orang tuanya? Terlebih kedua orangtuanya kini tengah mencalonkan diri sebagai salah satu pemimpin dae

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 2 - Gugurkan Saja Kandungan Itu

    Kedua orang itu terjungkal ke depan, namun untungnya tidak mengalami luka yang serius. Hanya saja hati keduanya masih merasa sangat deg-degan saat ini ketika barusan akan menabrak penjual bakso keliling yang ingin menyebrang.Rayyan langsung menoleh dan melihat keadaan Anin. Perempuan itu pun sama-sama mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Rayyan. Memastikan pria itu tidak kenapa-kenapa.“Rayyan, kamu gapapa?” tanya Anin, lirih.“Turun!”Masih merasa deg-degan membuat Anin belum jelas mendengar perintah dari Rayyan. Perempuan itu hanya bisa menatap kepergian Rayyan yang keluar mobil dengan keadaan emosi. Bahkan Rayyan tidak segan-segan membanting pintu mobil sampai kedua kali seperti ini.Tidak ingin membuat Rayyan semakin marah, buru-buru Anin segera bergegas turun dan berjalan menghampiri Rayyan yang tengah berbicara dengan penjual bakso keliling itu. Untungnya tidak ada luka dan kerugian yang terjadi karena Rayyan lebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 3 - Desakan Nikah!

    Kediaman keluarga Sastrowidjojo tengah pusing dengan anak sulung mereka yang tidak mau menikah diusia yang sudah menginjak kepala tiga itu. Apalagi jika dibujuk dan dijodohkan dengan anak-anak rekan bisnisnya selalu saja gagal dengan dalih tidak cocok.“Mau sampai kapan melajang terus?”“Sampai bertemu dengan pasangan yang pas dan cocok.”“Halah! Gimana mau ketemu yang pas dan cocok kalau setiap disuruh kencan saja kamu banyak alasan. Ibu itu pusing lho, Res.”“Sudah lah, Bu. Tidak usah dibikin pusing apalagi mumet. Jalani saja seperti air mengalir.”“Mulutmu kui ngomong enak banget. Ora isin mbe adikmu, heh,” omel Sekar—Ibunda dari pria bernama Antares ini. “Nadia anake wis loro. Cepetan nyusul toh, Le,” desaknya lagi. dengan khas logat jawanya.“Iya, Bu, iya. Besok Ares nyusul kalau enggak kesiangan.”“Kamu ini kalau dibilangin suka ngeye

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 4 - Reputasi Lebih Penting!

    Setelah menolak ide gila dari Rayyan membuat Anin merasa bimbang. Pasalnya, pria yang dicintainya itu tetap keukeh tidak mau bertanggung jawab dan terus memberikan usulan ide untuk menggugurkan kandungan.Anin yang sudah merasa berdosa karena melakukan itu di luar ikatan suci pernikahan saja membuat hidupnya terasa tidak tenang. Dan, ini akan ditambah dengan menggugurkan janin yang tidak bersalah ini?Mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya membuat Anin segera bergegas keluar dan ingin mengatakan hal jujur ini kepada Papa dan Mama-nya. Anin hanya butuh dukungan untuk mempertahankan janin dalam kandungannya meski Rayyan tidak menginginkan anak ini ada.Ceklek.Belum sempat keluar kamar Anin sudah disuguhkan pertengkaran kedua orangtuanya di sana. Papa-nya selalu marah jika sang mama tidak bisa mengurusi segala yang diinginkannya itu. Dari celah pintu, Anin melihat sang papa menampar mamanya dengan keras.PLAK.“Istri tidak tahu dir

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 5 - Tamparan Dan Makian

    Anin terkejut mendapat tamparan dari sang papa. Bahkan sang mama hanya menangis saja sambil memeluknya erat.“Anin, apa itu benar, Nak?” tanya Rosa, memastikan.Anin mengangguk sambil menitikan air matanya.Budi langsung mengusap wajah frustrasi. Kedua tangannya langsung bertolak pinggang dan menatap sengit ke arah Anin. “Siapa yang melakukannya? Rayyan, hah?!”“Iya, Pa.”“Shit! Kamu tahu sendiri kalau Papa itu lagi nyalon pemimpin daerah, kan? Kenapa kamu membuat skandal seperti ini, hah! Memangnya kalian tidak menggunakan pengaman? Kenapa bisa sampai hamil, Anin! Kalau semua orang dan wartawan tahu soal kehamilan kamu ini. Bisa-bisa reputasi Papa yang sudah dibangun susah payah akan lenyap begitu saja. Mereka akan berpikir kalau Papa tidak bisa mendidik anak dengan baik. Kamu tahu sendiri jika Papa dan Mama ini sudah terkenal sangat merakyat. Ramah tamah, dan peduli kepada kondisi rakyat. Sekarang kamu ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 6 - Pria Asing Yang Gila

    Anin merasakan jika tubuhnya dipeluk dari belakang. Bahkan aroma maskulin kian begitu menyeruak di indra penciumannya. Anin menangis terisak dan terus meronta-ronta agar tubuhnya dilepaskan.“Lepas,” pintanya lirih.“Enggak, Mbak. Jangan bunuh diri seperti ini. Dosa, Mbak.”Anin tertawa terbahak-bahak mendengar kata ‘dosa’ yang terlontar dari bibir pria itu. Baginya, dosa itu sudah menjadi teman hidupnya sehari-hari selama ini. Apalagi ia hamil di luar nikah yang membuat semua orang terdekatnya melihat jijik dan murka.“Saya hanya manusia penuh dosa memang kenapa? Jadi tidak ada gunanya lagi jika saya melakukan dosa yang kesekian kalinya. Lagipula dosa itu teman saya. Saya hamil di luar nikah. Dan, pacar saya tidak mau bertanggung jawab sama anak ini. Jadi, untuk apa saya hidup yang akan membuat kedua orangtua saya malu nantinya. Lebih baik saya mati dan membuat mereka bahagia.”“Astagfirullah,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23

Bab terbaru

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 81 - Akhirnya Nikah

    Bayu kini disibukkan dengan dua pekerjaan sekaligus. Soal kantor dan pernikahan sang boss. Bayu harus bolak-balik pergi ke rumah Anin untuk meminta dokumen agar bisa segera didaftarkan ke pihak KUA nanti. Selain itu juga ia harus pergi ke rumah Sekar untuk mengambil dokumen sang boss.“Bay, kira-kira tempat bulan madu yang bagus di mana?” tanya Ares, melamun sambil berkhayal jika sudah sah menikah. “Pengin buat Anin bahagia.”“Boss! Mendingan situ kerja deh. Enggak kasihan apa sama sekretarismu ini yang udah pontang-panting ke sana kemari.”“Ck! Itu tugas lo, Bay,” balas Ares, mendengkus. “Kalau pengin uang harus kerja keras.”“Sialan lo, Boss!” Mode sopan santun seketika lenyap. Bayu yang sudah lelah luar biasa akhirnya tidak terkendali ketika sedang di kantor.Namun, untungnya Ares tidak marah ketika dirinya berbicara informal. Mungkin ini semua efek rasa kasmaran di dalam hati sang boss. Semua hari-harinya begitu indah.Bahkan Ares dengan gampangnya memberikan Bay

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 80 - Tunangan

    Bayu yang mendapat telepon serta amanat dari kanjeng mami alias nyonya besar langsung segera menghampiri bos-nya itu. Bayu yang mendengar telepon Sekar begitu menggebu-gebu langsung tidak memedulikan jika bos-nya akan mengomel jika meeting-nya diganggu.“Boss, ada berita penting,” bisik Bayu, di samping telingaAres.Ares yang masih meeting di sebuah restoran menoleh ke arah Bayu dengan tatapan membunuh. Akan tetapi tampaknya Bayu tidak takut sama sekali.“Ibu Sekar telepon nyuruh pulang cepetan,” lanjut Bayu, berbisik.“Kamu enggak lihat kalau saya lagi meeting!” geram Ares, mencoba tetap terlihat ramah di depan klien-nya. “Pergi sana!” lanjutnya mengusir.“Ini soal Anin, Bos! Kata Ibu Sekar kalau tidak pulang sekarang juga bakalan menyesal!”Ares mendengar nama Anin disebut langsung oleng. Apalagi sekarang Bayu sudah berjalan pergi menuju ke meja-nya kembali.Saking penasaran apa yang diucapkan Bayu itu. Ares akhirnya berbicara kepada klien-nya jika meeting hari ini disudahi saja. Ga

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 79 - Pria Terbaik Pilihanku

    Setelah mantap dengan pilihannya untuk menerima sebuah pinangan. Kini Anin bersiap-siap pergi ke rumah Rayyan sembari membawa tentengan kue untuk Vivi juga Adam. Anin sudah menghubungi Rayyan jika hari ini dirinya akan bertamu memberikan jawaban.Ketika sampai di depan rumah Rayyan, pria itu ternyata sudah menunggu dengan pakaian yang begitu rapi.“Assalamualaikum,” salam Anin, memilih bersalaman dengan Vivi saja dan menautkan kedua tangan di depan dada ketika bersalaman dengan Rayyan juga Adam.“Waalaikumsalam,” jawab Vivi, tersenyum lebar. “Ayo masuk, Nin. Kamu sendirian aja? Mama tidak ikut?”“Mama lagi sibuk buat kue. Kebetulan ini Anin bawa hasilnya buat Tante dan keluarga.”“Whoa! Mama kamu rajin banget.” Vivi menerima tentengan kue dari Anin sambil memuji kerajinan Rosa. “Duduk, Nin.”Anin duduk di depan Vivi juga Adam. Tidak lupa juga di sisi sampingnya ada Rayyan yang tengah mesam-mesem bahagia.“Kedatangan Anin ke sini ingin memberikan jawaban atas lamaran Rayyan kemarin. Ma

DMCA.com Protection Status