Share

Mengharap Cinta Sepupuku
Mengharap Cinta Sepupuku
Penulis: Quinby

1

Ditemani rintik hujan, hingga kilat yang beberapa kali menyambar, seorang wanita cantik tenggelam dalam lamunannya yang cukup panjang. Ia berjalan di koridor rumah sakit dengan tatapan mata kosong, membayangkan bagaimana nasibnya ke depannya.

"Selamat nona, Anda sedang mengandung, usia kandungan kurang lebih lima minggu. Tolong dijaga kesehatannya, agar janin anda sehat dan berkembang dengan normal." Ucap sang dokter seraya membantu Gladis untuk merubah posisinya menjadi duduk.

"Hamil?!" Gladis kaget sekaligus senang, ia tak dapat mempercayainya setelah satu tahun ia menunggu kabar itu.

"Mulai sekarang datanglah setiap bulan untuk pemeriksaan runtin. Oh iya, di mana suami anda?"

Gladis tidak menjawab pertanyaan dokter itu dan segera pergi setelah mengucapkan terima kasih. Dan sekarang, perkataan sang dokter tadi terus berputar-putar di telinga Gladis saat ini.

"Bagaimana nasib bayiku? Nathan... Nathan tidak mungkin menerima kami," pikir Gladis sambil berjalan ke lobby rumah sakit.

Sejak awal Nathan memang mengatakan akan membuat dirinya, tenggelam di tengah neraka jika tetap nekat ingin menikahi dirinya.

"Dengarkan aku baik-baik!! kita menikah karena dijodohkan, jadi jangan berharap terlalu banyak! Karena kau masih saja memaksa untuk melanjutkan semua ini, maka terimalah jika hidupmu akan aku buat seperti di dalam neraka!" Ucap Pria tampan itu seraya melepaskan cengkeramannya.

Mereka sebenarnya masih ada hubungan saudara. Ayah Gladis dan ayahnya Nathan adalah saudara sepupu. Itulah mereka terikat dalam perjodohan antar keluarga.

Gladis memang tertarik dengan Nathan sejak dulu, tapi wanita itu tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Nathan juga bersikap dingin padanya. Bahkan walaupun mereka sering berhubungan badan, Nathan selalu menyuruhnya meminum pil KB.

"Ku sarankan padamu, cepatlah pasang alat kontrasepsi atau minum pil saja setelah ini! aku tidak sudi jika harus memiliki anak dari wanita seperti dirimu yang manipulatif." Tuturnya dengan sarkas

Seperti itulah satu tahun hubungan mereka, tak ada perkembangan yang berarti. Gladis tidak tahu apa yang membuat Nathan membecinya dan malam memilih Clara, adiknya. Padahal, Gladis tidak pernah merasa melakukan kesalahan pada pria itu.

"Bagaimana ini? Bagaimana Aku bisa merawatnya?" gumam Gladis dengan isak tangis yang tidak pernah reda sejak keluar dari rumah sakit, di mana dirinya memeriksan dirinya.

Tin.

Tak berselang lama terdengar suara klakson mobil di depan rumah sakit. Gladis mengangkat kepala, dan tersenyum melihat mobil suaminya datang menjemput.

Namun, ketika berpikir suaminya yang datang, ia malah melihat seorang pria keluar dari sana dengan membawa payung di tangannya. Itu bukan suaminya, melainkan Yuda, yang berprofesi sebagai asisten pribadi Nathaniel Collins suami dari Gladis Hadiatmaja.

'Tapi... mungkin saja Nathan ada di dalam,' batin Gladis mencoba menyemangati diri sendiri.

"Nona, kenapa tidak menghubungi saya setelah selesai?" tanya Yuda.

"Oh, aku hanya ingin berjalan-jalan," Sontak Gladis menengok ke dalam mobil, tapi ia tidak menemukan orang lain di sana. "Apa kau datang sendiri?"

"Ya, nona, Mari saya bantu!" Yuda membantu Gladis untuk masuk ke mobil.

Wanita itu nampak kecewa setelah mengecek mobil ternyata suaminya tak ada di sana.

"Maaf, Nona. Tuan Nathan sedang meeting hingga saya sendirian saat ini." Ucapnya dengan berbohong.

Setelah memastikan Nyonya mudanya sudah aman di dalam mobil, Yuda memutuskan untuk menawarkan mengantarkannya ke taman atau ke Mall. Ia tidak bisa mengantarkan nyonya muda ini langsung ke rumah, atau semuanya akan menjadi kacau.

"Nona, apa anda ingin saya antar ke Mall atau taman terdekat? siapa tau anda butuh hiburan!" tawar Yuda terbata.

"Tapi apa-apa, Yud. Aku ingin pulang saja. Aku khawatir Kak Nathan akan marah jika aku datang ke sana," ucap Gladis memastikan jika tidak apa-apa dirinya ke sana.

Yuda tersenyum kecut, Ia bingung harus berkata apa jika sebenarnya ia sudah berbohong pada Nyonya Gladis tentang kebenaran Tuannya selama ini. Ia merasa begitu berdosa karena mendukung kegiatan gila yang dilakukan Tuannya di belakang istrinya selama ini.

Tak berselang lama, mobil yang di kendarai keduanya sudah sampai di depan depan kediaman Collins. Namun Tak sengaja Yuda melihat nona mudanya malah sibuk melamun hingga pada akhirnya ia berusaha untuk menyadarkannya.

"Nona, kita sudah sampai, silahkan turun terlebih dahulu?" Ucap Yuda setelah membukakan pintu Gladis.

"Terima kasih, Yud," Ucap gadis dengan senyum tidak pernah luntur dari bibirnya yang nerwa merah muda.

Akhirnya Gladis keluar, ia berjalan masuk ke dalam Rumahnya dan saat pintu terbuka pandangan matanya langsung membuatnya membeku. Hatinya hancur sehancur-hancurnya melihat pemandangan yang cukup menyayat hati terpampang jelas di hadapannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status