Share

7

"Nona" Sebuah suara membuyarkan konsentrasi Gladisa saat mengerjakan laporannya, Ia mengangkat palanya dan melihat jika Asisten pribadinya yang bernama Tiara yang memanggil namanya.

"Hei, selamat pagi, kau sudah datang rupanya."

Gladis melepas kacamata macanya dan kini menyapa balik Tiara.

Namun bukannya menjawab, Tiara malah menatap atasannya itu dengan khawatir.

"Nona, apa anda baik-baik saja? Kenapa wajah anda pucat, apa anda sakit?

Mendengar pertanyaan asisten pribadinya itu, sejenak Gladis merasa ragu sebelum menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja mungkin aku kurang tidur kemarin malam." Kilahnya.

"Benarkah?" Namun Tiara tak serta Merta langsung percaya dengan jawaban yang di berikan Gladis. "Tapi wajah anda benar-benar sangat pucat Nona, apa perlu aku belikan obat atau mungkin kita ke dokter saja??" Tanyanya seraya berjalan mendekat ke arah meja kerja Gladis.

Wanita itu menggeleng seraya tersenyum lembut. "Aku benar-benar tidak apa-apa Ra. Apa agendaku hari ini?"

Gladis langsung mengubah topik pembicaraan dengan membahas pekerjaan, hingga membuat Tiara tidak punya pilihan untuk memberikan dokumen yang memang ia bawa masuk ke ruang kerja wanita itu.

Gladis menerimanya dengan laporan itu dengan mata yang fokus ke pada dokumen itu dan tangan yang terus membuka lembar demi lembar kertas yang berisi data rahasia perusahaan milik keluarganya.

Tiara yang masih berdiri di depan meja kerja Gladis masih menatap atasannya itu dengan khawatir. "Nona, bagaimana kalau anda pulang saja untuk istirahat, dan biarkan saya yang melakukan presentasi hari ini!"

Gladis kembali menggelengkan kepalanya. "Tidak usah Tiara, aku bisa melakukannya sendiri. Terimakasih atas perhatianmu ya!" Ucapnya dengan tulus. Kini wanita itu nampak tersenyum dengan metap wajah asisten pribadinya itu seraya menyatukan kedua tangannya di atas meja.

Bukan tanpa alasan Gladis menolak tawaran Tiara tadi. Ia merasa jika saat ini ia hanya kurang enak badan saja mungkin karena selepas sakit demam dan pengaruh dari kehamilannya yang sejak awal ingin ia sembunyikan.

"Ammmm, begini saja, bolehkan aku minta tolong ambilkan aku segelas air putih hangat Ra!! Sepertinya hanya itu yang aku butuhkan saat ini." Pinta Gladis yang langsung di sambut anggukan oleh Wanita itu dengan langsung berjalan keluar menuju pantry khusus petinggi perusahaan.

Selepas kepergian Tiara dari ruang kerjanya, Gladis langsung membereskan berkas-berkas dokumen pekerjaannya untuk ia bawa ke perusahaan milik suaminya. Namun sebelum itu ia akan melakukan meeting lebih dulu bersama Kliennya di lestoran yang terletak di dalam sebuah mall ya ada di pusat kota.

Tok tok tok

"Masuk!"

Pintu terbuka dan muncul-lah Tiara dari sana. "Nona, ini air putih hangatnya!" Ucap gadis itu dengan meletakan Satu gelas Air di atas meja. "Silahkan di minum dulu Nona, mumpung masih hangat." Imbuhnya.

Hati Gladis menghangat dengan perhatian yang di berikan asisten pribadinya itu, meskipun hanya berstatus sebagai bawahan Gladis, Tiara cukup kompeten dalam menghandle segala pekerjaannya. Bahkan gadis itu selalu perhatian terhadap kondisi Gladisa, contohnya saat ini. Dengan senang hati Gladisa meminum Air hangat itu beberapa teguk, ia cukup luas karena tubuhnya yang tadi sempat terasa kurang enak, kini merasa lebih baik.

"Bagaimana Nona, apa sudah mendingan?" tanya gadis itu sekali lagi guna memastikan.

Gladis tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, dia bahkan sudah bersiap untuk keluar dari ruangannya menuju Tempat meeting hari ini bersama

Kliennya. "Ayo kita pergi sekarang Ra! Tidak enak jika klien kita harus menunggu lama di sana." Ajaknya seraya melangkah keluar dari ruangannya , dengan membawa berkas-berkas yang tadi di berikan Tiara padanya.

"Biar saya bantu nona!" Tiara langsung menyambar beberapa mab yang di bawa Gladisa. Dan wanita itu tidak menolak sehingga dengan mudah Tiara mengambil alih berkas itu dari tangannya.

*******

Sesampainya di pusat perbelanjaan itu, Gladis dan tiap langsung menuju ke lestoran yang mereka janjikan untuk bertemu dengan Seorang klien yang meminta jasa perusahaan mereka untuk membuat sebuah gaun pengantin.

"Ah itu dia" Ucap Tiara dengan menunjuk seseorang yang tengah melambaikan tangannya ke pada mereka. Seorang wanita yang duduk di antara beberapa orang lainnya yang sepertinya juga tengah menunggu mereka untuk meeting hari ini.

"Selamat siang Nona Gladisa!" Ucap wanita sekitar seusianya itu dengan kepala yang sedikit Menunduk hormat.

Gladisa tersenyum ke arahnya. Kini ia dan Tiara duduk bersama tiga orang yang lainnya untuk membahas agenda hari ini. Ternyata klien yang kali ini memakai jasa mereka adalah dari jasa organizer pernikahan, mereka ingin memesan gaun untuk pengantin yang khusus meminta gaun dari butik milik Gladisa.

"Bagaimana, apa anda setuju dengan desainnya?" Tanya Tiara penuh percaya diri. Ia yakin klien mereka Kali ini akan suka dengan desain gaun pernikahan itu, mengingat itu adalah desain asli buatan Nona Gladisa sendiri.

"Wah ini sangat bagus nona," puji klien baru mereka itu. "Baiklah, saya akan tunjukan ini pada klien kami yang katanya juga akan sampai sebentar lagi!" Tuturnya seraya menutup desain yang baru saja di lihatnya itu

Namun dari kejauhan ia tidak sengaja melihat sosok perempuan berbaju putih tengah berjalan ke arah mereka, dan itu calon klien mereka. "Ah, itu dia datang juga." Ucapnya seraya menunjuk ke arah pintu masuk, di ikuti oleh Gladisa dan juga Tiara yang langsung terbelalak lebar.

Sekujur tubuh Gladisa sontak membeku, Clara berjalan dengan anggunnya menuju ke arah mereka yang duduk di bangku paling sudut lestoran itu. Sebelum Gladisa bereaksi apa-apa tiba-tiba Clara datang memeluk dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status