Share

3

Asisten Yuda berlari dengan membopong tubuh Gladis menuju ruang UGD Rumah sakit milik internasional milik keluarga Collins. Tanpa di sadari Yuda, ternyata Di depan meja resepsionis sudah berdiri Nyonya Naira yang tengah mengontrol kinerja karyawan rumah sakitnya kala itu.

"Dok, tolong wanita ini!!"Ucap Yuda yang tidak bisa menutupi rasa khawatirnya sejak melihat istri atas nya itu tak sadarkan diri saat menjemputnya tadi di rumah tadi.

Tubuh Gladis di tidurkan di atas brangkar rumah sakit dengan di dorong beberapa petugas medis untuk di bawa ke ruang UGD, di ikuti pula oleh Asisten Yuda yang ikut di belakangnya.

"Bagaimana dok?" Tanya Yuda yang begitu merasa bersalah karena sudah mengikuti perintah nona Clara untuk membawa kakaknya ke rumahnya tadi.

"Tuan---" Dokter pria itu menepuk pundak Yuda yang nampak tengah sibuk melamun.

"Ah iya dok, bagaimana? Maaf saya melamun tadi." Ucap Yuda penuh sesal karena sudah mengabaikan ucapan dokter itu sejak tadi.

"Tidak masalah Tuan, tapi sepertinya nona Gladisa karus melakukan cek darah beserta C-TSCAN. Maka dari itu kami harus melakukan pengecekan lebih lanjut untuk.mengetahui apa yang sudah terjadi pada Nona Gladisa saat ini. Saya rasa beliau tidak hanya sakit biasa mengingat di tubuhnya juga ada beberapa tanda yang menunjukkan jika ia-------"

Namun tiba-tiba terdengar suara lenguhan seseorang yang ternyata Gladisa yang sudah mulai siuman.

Perlahan Ia membuka matanya berharap ada sang suami di sampingnya, namun siapa sangka ternyata Di sampingnya berdiri Seorang pria yang tidak lain adalah Yuda.

Gladis tersenyum sendu, namun ia berusaha untuk tak terlalu terlihat sedih dan kecewa agar asisten suaminya itu tidak curiga pada dirinya.

"Nona, anda baik-baik saja?" Tanya Yuda dengan senyum yang di paksakan. ia menatap iba dengan kondisi Istri dari atasannya itu. Andai saja ia tidak mengikuti perintah itu, mungkin saja nona Gladisa tidak jatuh pingsan saat ini. Yuda terus menatap ke arah tubuh perempuan yang berstatus istri atasannya itu dengan penuh iba, sedikit banyak ia tau jika hubungan keduanya tak berjalan mulus karena Tuan Nathan lebih mencintai Nona Clara yang nota bene adalah adik dari Nona Gladisa

"mungkin saja aku masuk angin karena tadi aku belum sempat makan siang sepulang dari butik!" Ucapnya agar sang Pria itu tidak lagi mencecarnya dengan beribu pertanyaan setelahnya.

meskipun demikian pria itu sudah tau semuanya yang terjadi. namun karena demi menjaga perasaan nona Gladisa ia memilih untuk diam.

Akhirnya ia keluar untuk menghubungi Atasnya guna memberi kabar jika Istrinya masuk ke rumah sakit.

******

Tengah malamnya.

Nathan datang dengan wajah Memerah menahan amarah, ia berjalan masuk ke dalam Ruang rawat istrinya yang kebetulan saat itu Gladis masih terjaga.

"kak, Kau datang?" Gladis menatap bahagia kedatangan suaminya, namun Setelah ia menyadari jika raut wajah sang suami terlihat kesal maka seketika Itu pula ia berubah murung.

"Kenapa kau ada di sini?" Bentaknya dengan tangan yang terkepal kuat.

Mendengar ada keributan Membuat asisten Yuda yang tadinya tertidur Kini sontak terbangun. Ia kaget karena tuannya datang-datang dengan marah-marah entah apa sebabnya. lalu pria itu berdiri berusaha untuk menjelaskan Bahwa ia lah yang membawa nyonya Gladis ke sini saat jatuh pingsan tadi. "Tuan, biar saya jelaskan! sebenarnya saya--"

"Diam! aku tidak sedang bertanya padamu." Ketus Nathan dengan mengangkat tangannya tinggi-tinggi tepat di depan wajah Yuda yang berusaha menjelaskan.

Melihat Itu Gladis menangis. "kak, Aku----" Gladis tak kuasa meneruskan ucapannya karena Nathan lebih dulu memotongnya.

"Apa kau sengaja hah? Kau sengaja datang ke rumah sakit ini agar Mommy Naira tau jika menantunya jatuh pingsan karena Putranya tengah ketahuan selingkuh begitu?"

Gladis nampak menggeleng lemah. Siapa sangka suaminya memiliki pikiran sepicik itu tentang dirinya. bahkan jika dia tau Yuda membawanya Ke rumah sakit milih mertuanya sendiri, sudah pasti Gladis akan menolaknya. namun bagaimana mungkin ia bisa menolak jika saat itu saja ia tak sadarkan diri.

"Ingat Glad, jika sampai Mom and dad Tau soal Hubunganku dengan Clara, maka Aku tidak akan pernah melepaskanmu!! Camkan itu!"

Deg

Bak di sambar petir, Hati Gladis semakin hancur saja ketika mendengar semua itu dari mulut suaminya. Gladis semakin hancur saja, Baru begini saja Nathan sudah habis-habisan mengancamnya. bagaimana jadinya jika pria itu tau kalau ia sedang mengandung anaknya? apakah Nathan akan benar-benar merealisasikan niatannya untuk melenyapkan Janin yang ia kandung seperti ancamannya dulu??

Setelah puas meluapkan amarahnya kepada sang istri, Nathan memutuskan Untu pergi meninggalkan istrinya kembali.

Bahkan ia tidak perduli pada apa yang terjadi pada istrinya itu, dan lebih Memilih pergi ke Club malam untuk menghilangkan rasa suntuk di hatinya.

Tak berselang lama, Tiba-tiba Wanita paruh baya yang ternyata Adalah Ibu dari Nathaniel masuk ke dalam ruang rawat Menantunya dengan wajah khawatirnya. "Sayang nak, are you oke?" Tanyanya seraya meraup wajah sang menantu penuh perhatian.

"Mom, bagaimana Mom tau aku ada di sini?" Tanya Gladis dengan terbata.

"Itu tidak penting, sekarang jawab mommy! apa yang menyebabkanmu masuk ke rumah sakit? Lalu di mana Nathan?" Cecar Nyonya Naira dengan nada kekesalan.

"Kak Nathan sedang sibuk Mom!" Ucapnya dengan berbohong.

"Dasar anak Nakal, bisa-bisanya ia lebih mementingkan pekerjaan dari pada istrinya. awas saja anak itu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status