Share

Pengkhianatan

#3

"Apa yang kalian lakukan di sini!" teriak Nirma pada pasangan mesum yang tengah memadu kasih itu.

Hati Nirma hancur. Laki-laki tanpa busana yang ada di hadapannya saat ini adalah suaminya sendiri, yaitu Andra. Sementara, wanita yang berseng-gama dengan pria itu adalah sepupu jauh Andra, yaitu Luna.

"Breng-se-k kamu, Mas! Berani kamu bawa perempuan lain ke kamar kita?" sentak Nirma.

"Beginikah kelakuan kamu di belakangku, Mas? Kamu selingkuhin aku?"

Nirma berteriak dengan mata yang sudah basah. Andra dan Luna nampak terkejut saat melihat Nirma yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar, tapi mereka berdua justru melanjutkan kegiatan mereka.

Ya, Andra dan Luna tidak peduli sedikitpun pada kemarahan Nirma. Keduanya juga tidak menunjukkan rasa bersalah. Alih-alih memberikan penjelasan pada Nirma, Andra dan Luna justru membuat Nirma semakin geram.

Hati Nirma semakin remuk. Kepercayaan Nirma pada suaminya langsung sirna. Lima tahun sudah Nirma berusaha mempertahankan rumah tangganya bersama Andra, tapi wanita itu justru mendapatkan pengkhianatan dari suami yang paling ia cintai.

"Selama ini aku selalu setia sama kamu, tapi ini balasan kamu ke aku?"

Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Nirma. Ia ingin memberikan kejutan besar untuk suaminya, tapi justru wanita itu yang dikejutkan oleh tingkah be-jat suaminya.

"Tega kamu, Mas! Hari ini aku bawa berita bahagia buat kamu, Mas, tapi kenapa kamu malah ngelakuin hal ini!" ucap Nirma lirih. "Aku ini masih istrimu kan, Mas? Aku bukan patung, Mas! Lihat aku sekarang, Mas! Aku lagi ngomong sama kamu!"

"Mas, ada istri kamu tuh!" bisik Luna pada Andra.

"Biarin aja!" timpal Andra tak peduli.

Andra menc*umi Luna dengan intens tepat di depan mata Nirma. Ia langsung mengamuk begitu ia melihat kelakuan be-jat sang suami di hadapannya.

"Kamu nggak punya otak ya, Mas? Ada aku di sini, Mas! Apa kamu nggak punya malu sedikitpun sama aku!" pekik Nirma, seraya melempar barang-barangnya ke arah Andra dan Luna.

Nirma mengamuk di dalam kamar dan membuat keributan, tapi Andra dan Luna tidak menggubris. Pasangan tak tahu malu itu justru menikmati sensasi ber-cinta di depan orang lain.

"Mas Andra!" Nirma Berteriak kencang. Wanita itu menangis meraung-raung di dalam kamar.

"Biada* kamu, Mas!"

Nirma mengobrak-abrik meja riasnya dan melemparkan apa pun yang bisa ia lempar pada Andra dan Luna agar pasangan gi-la itu mau berhenti. Andra dan Luna memang agak terganggu, tapi teriakan Nirma tak dapat memadamkan ga!rah pasangan itu.

"Pergi kamu, Pela-kor! Da$ar wanita murahan!" sentak Nirma pada Luna. "Apa kamu nggak bisa cari laki-laki lain? Mas Andra itu udah punya istri!"

"Mas, istrimu lempar-lempar barang ke aku tuh," rengek Luna pada Andra.

"Udah biarin aja! Aku belum beres, Sayang! Kamu nggak perlu peduliin dia!" ucap Andra kemudian melanjutkan aktivitasnya dengan sang selingkuhan tanpa sungkan.

Suara de-sah-an pasangan itu membuat Nirma semakin meng-gila. Luna terus mel*nguh dan mengg**linjang di bawah Andra, sementara Andra makin gencarmenyusuri tu*uh seling-kuhannya itu.

"Berhenti aku bilang, Mas!"

Nirma menangis histeris. Kamar Nirma saat ini sudah porak-poranda. Semua benda-benda yang ada di kamar itu sudah berserakan di lantai dan ranjang.

"Pela-kor nggak tahu malu!" pekik Nirma. "Breng-sek kalian semua! Da$ar bina-tang!" umpat Nirma tanpa henti.

Suara teriakan Nirma terdengar hingga ke telinga Bu Retno yang saat ini tengah bersantai di kamar lain. Bu Retno pun segera menuju ke kamar Nirma untuk melihat keributan yang terjadi di ruangan tersebut.

"Nirma, kenapa kamu teriak-teriak sih kayak orang kesurupan aja!" omel Bu Retno pada Nirma.

Luna langsung menarik selimutnya begitu ia melihat Bu Retno. Andra menghentikan kegiatannya sejenak dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain seadanya.

"Lihat kelakuan Mas Andra, Bu! Mas Andra udah berbuat zi-na sama perempuan ini, Bu!" ujar Nirma mengadu pada sang ibu mertua.

"Apa kamu nggak tahu kalau Mas Andra udah punya istri? Kenapa kamu masih kegatelan sama suami orang? Apa kamu semurah itu sampai-sampai kamu mau ditidurin sama laki-laki yang udah punya istri?" omel Nirma pada Luna. Nirma belum tahu kalau ternyata wanita yang ditiduri oleh suaminya adalah Luna, sepupu jauh Andra. Wanita itu belum bisa melihat wajah Luna dengan jelas.

"Kamu juga, Mas! Apa kamu nggak mikirin perasaan aku sama sekali? Berani kamu tidur sama perempuan lain di depan mataku?" sentak Nirma pada sang suami.

Bu Retno memandangi putranya yang saat ini berada di atas ran-jang bersama dengan Luna tanpa mengenakan busana. Nirma berharap, Bu Retno bisa memberikan pelajaran pada Andra. Hal yang dilakukan oleh Andra dan Luna jelas-jelas salah dan sudah melanggar norma masyarakat.

"Jadi kamu teriak-teriak dari tadi gara-gara ini?" tanya Bu Retno.

"Gimana aku nggak teriak-teriak, Bu? Lihat aja kelakuan Mas Andra! Mas Andra tidur sama perempuan lain di depan mataku, Bu. Mas Andra udah ngelakuin hal nggak senonoh sama perempuan lain," cetus Nirma.

Bu Retno menatap sinis ke arah Nirma. "Terus kenapa?" tanya Bu Retno dengan santainya.

Bak tersambar petir di siang bolong, Nirma benar-benar terkejut melihat respon santai yang ditunjukkan oleh ibu mertuanya. Seharusnya Bu Retno menegur Andra dan Luna yang sudah melakukan hal tidak senonoh di dalam rumah. Namun, wanita paruh baya itu sama sekali tidak mempermasalahkan kegiatan mesum yang dilakukan oleh putranya dengan wanita lain.

"Maksud Ibu apa?" tanya Nirma dengan mata membulat lebar.

"Apa maksud kamu? Ibu nanya kenapa kamu teriak-teriak dan berisik dari tadi? Ternyata cuma karena ini? Kamu heboh cuma gara-gara ini?" sinis Bu Retno.

Nirma tercengang. Wanita itu merasa sudah dibodohi oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Apa yang dilakukan sama Mas Andra jelas-jelas salah, Bu! Apa Ibu nggak mau ngomelin Mas Andra?" protes Nirma.

"Ngomelin? Kenapa Ibu harus ngomelin anak ibu?"

Nirma mengepalkan tangan kuat-kuat. Tidak ada satu orang pun yang berdiri di samping Nirma untuk membela Nirma. Meskipun wanita itu berada di sisi yang benar, tapi semua orang justru berpihak pada orang yang salah.

"Mas Andra udah nikah sama aku, tapi dia tidur sama perempuan lain, Bu! Apa yang dilakuin sama Mas Andra udah jelas salah!"

"Nirma, sebelum nyalahin orang, harusnya kamu ngaca!" seru Bu Retno. "Di sini yang salah itu kamu! Kamu yang nggak bisa hamil, makanya Ibu biarin Andra tidur sama perempuan lain!"

Nirma terkesiap. Jawaban dari ibu mertuanya hanya membuat luka di hati Nirma semakin terasa perih.

"Da-sar perempuan man-dul! Kalau Andra nggak nikah sama kamu, Andra pasti udah punya anak sekarang!"

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status