#7
"Ayo, Nirma!"Nirma bangkit dari bangkunya, kemudian mengangkat tas besar miliknya. Hari ini, Nirma sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit.Karena tak mempunyai tempat tujuan, Nirma pun akhirnya dibawa pulang oleh Aleena. Nirma akan dibawa Aleena berjumpa dengan kedua orang tua mereka, yaitu Pak Rama dan Bu Cinta."Papa sama Mama udah nungguin kamu di rumah!" ungkap Aleena."Papa? Mama?"Selama ini Nirma tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Meski baru bisa berkumpul kembali setelah Nirma dewasa, tapi Nirma tetap bersyukur ia masih diberikan kesempatan untuk melihat orang tua kandungnya."Kamu pasti punya banyak pertanyaan soal Papa sama Mama kita, kan? Kamu udah nggak ingat sama sekali sama Papa Mama kita?" tanya Aleena.Nirma menggeleng. Wanita itu tak ingat dan tak tahu apa pun tentang kedua orang tuanya.#8Nirma berbaring di ranjang super besar dan empuk yang ada di kamarnya. Setelah puas melepas rindu dengan kedua orang tuanya, Nirma pun beristirahat di kamar besar yang sudah disiapkan untuknya.Nirma merasa seperti Cinderella yang tiba-tiba menjadi putri raja. Tempo hari, Nirma masih menjalani hidup sebagai pekerja catering dan istri yang teraniaya. Namun, hanya dalam beberapa hari, mendadak hidup Nirma berubah drastis. "Aku pikir aku udah kehilangan semuanya," gumam Nirma. Kini wanita itu sudah mempunyai segalanya. Nirma memang sudah kehilangan suami dan janinnya. Tapi sebagai gantinya, Nirma berhasil mendapatkan keluarga sejatinya. Nirma mempunyai orang tua yang sangat menyayanginya dan juga seorang kakak yang sangat perhatian padanya. Tidak hanya itu, Nirma juga mendapatkan kemewahan yang selama ini tak dapat ia rasakan. Nirma sudah berubah menjadi putri keluarga kaya yang mempunyai uang, kekayaan, dan kehidupan layakny
Nirma akhirnya resmi bercerai dari Andra. Selama mengurus perceraian, Nirma diwakili oleh pengacara keluarga dan wanita itu tak pernah lagi berjumpa dengan Andra. Sampai akta cerai keluar, Nirma tidak pernah bertemu lagi dengan sang mantan suami yang kini hidup bersama dengan Luna.Andra sempat kebingungan saat ia berjumpa dengan pengacara Nirma, tapi pria itu tidak berusaha mencari tahu kabar sang mantan istri. Andra sudah tidak peduli lagi pada Nirma dan pria itu sudah tak pernah lagi menyebut nama Nirma setelah ia resmi berpisah dengan wanita itu "Akta cerainya udah keluar, ya?" tanya Aleena pada Nirma yang saat ini tengah duduk melamun sendirian di dalam kamar.Nirma menoleh dan memperlihatkan berkas yang ada di tangannya. "Aku udah resmi jadi janda, Kak.""Banyak kok janda bahagia di luar sana! Kamu pasti bisa jadi salah satunya!" seru Aleena.Nirma mengangguk. Wanita itu tak mau lag
"Nirma!"Seorang wanita cantik dengan tubuh ramping menoleh dan tersenyum ke arah sang kakak yang melambaikan tangan padanya. Wanita cantik itu berlari ke arah Aleena dengan girang setelah ia menyelesaikan olahraga paginya."Kakak datang ke sini pagi banget," sapa Nirma pada Aleena.Ya, wanita cantik dengan tubuh langsing itu adalah Nirma. Setelah 1 tahun menjalani program diet ketat, akhirnya Nirma berhasil mendapatkan bentuk tubuh yang sehat dan ideal. Tidak hanya itu, selama 1 tahun terakhir, wanita itu juga belajar banyak tentang fashion dan make up, hingga Nirma bisa menjadi wanita yang anggun seperti sekarang.Nirma sudah berjuang keras selama 1 tahun ini. Setelah melewati hari-hari berat karena diet ketat, akhirnya Nirmala berhasil menjadi Nirma versi baru yang lebih baik. Nirma sudah berhasil mendapatkan versi terbaiknya."Wah, makin hari adikku makin kelihatan cantik, ya," puji Aleena
#11Nirma mematung. Melihat wajah Andra lagi membuat wanita itu terkena serangan panik. Meski sudah lama tidak berjumpa dengan Andra, tapi ternyata luka yang ditorehkan oleh pria itu masih tersimpan di hati kecil Nirma dan meninggalkan trauma.Nirma terlihat gugup hingga ia tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Seharusnya Nirma memperkenalkan diri saat ini, tapi sayangnya keberadaan Andra membuat wanita itu takut bersuara.Nirma mundur beberapa langkah. Wajah wanita itu sudah memucat."Kenapa Mas Andra ada di sini?" batin Nirma ketakutan.Kepercayaan diri Nirmala langsung runtuh. Banyak kenangan kelam kembali bermunculan di kepala Nirma. Nirma masih ingat betul bagaimana cacian dan hinaan yang pernah diucapkan Andra untuknya. Wanita itu khawatir ia akan kembali menerima cacian setelah selama satu tahun ia berusaha untuk bangkit dari keterpurukan."Nirma, kenapa kamu diam aja?" bisik Pak Rama pada Nirma. Pak Rama mulai menyadari perubahan ekspresi putri bungsunya. Ayah Nirma itu pun seg
#12Beberapa saat sebelumnya.Nirma meneguk habis air minum yang diberikan oleh sang kakak untuknya. Wanita itu berusaha mengatur nafas dan mengembalikan wajah tenangnya.Suasana di ruangan Nirma nampak hening. Aleena dan Pak Rama masih menemani Nirma di dalam ruangan tersebut, tapi tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Mereka justru sedang menunggu Nirma membuka suara."Kamu kenapa, Nirma? Apa ada masalah?" tanya Pak Rama dengan suara lembut.Nirma menggeleng. Wanita itu tak tahu harus berkata apa pada Aleena dan Pak Rama."Kamu gugup, ya? Hari pertama kerja bikin kamu nervous?" tanya Aleena. Aleena menggenggam telapak tangan Nirma. Wanita itu cukup terkejut saat mengetahui tangan sang adik yang sudah dingin dan basah karena keringat."Kamu kenapa, Nirma? Kenapa tangan kamu keringetan begini?" tanya Aleena cemas. "kamu lagi nggak enak badan, ya?""Kita langsung ke rumah sakit aja kalau gitu!" sahut Pak Rama ikut panik.Nirma segera bangkit dari bangkunya. "Aku baik-baik aja, K
Aleena berdehem. Kakak dari Nirma itu melempar tatapan tajam ke arah Luna dan Andra. Saat ini wanita itu sudah berdiri di ambang pintu ruangan Andra."Jadi ini mantan suaminya Nirma?" batin Aleena. Aleena memerhatikan Andra dari ujung kaki hingga kepala dengan saksama. Wanita itu nampak terheran-heran pada adiknya yang bisa jatuh hati pada pria brengsek seperti Andra."Bu Aleena nggak lihat aku sama Luna tadi, kan?" batin Andra cemas. Pria itu sudah berusaha untuk tetap tenang, tapi rasa gugupnya membuat ia panik. Meskipun dia dan Luna sudah menikah, tetapi pernikahan mereka sengaja dirahasiakan dari rekan sekantornya sebab ada larangan menikah dengan rekan sekantor di perusahaan itu.Aleena menatap Luna dan Andra dengan wajah tidak ramah. Wanita itu memicingkan mata. Melihat Luna dan Andra yang agak panik membuat Aleena mendelik curiga."Kenapa mereka salah tingkah gitu? Mereka pasti habis ngapa-ngapain di sini!" gerutu Aleena dalam hati."Ada keperluan apa, Bu?" tanya Andra dengan
#14"Kakak ngomong apa aja sama Mas Andra? Mas Andra belum tau soal aku, kan? Mas Andra nggak tau soal hubungan kita, kan? Dia nggak tau kalau aku adiknya Kakak, kan?" tanya Nirma mengintrogasi Aleena."Emangnya kenapa kalau aku ngomong sesuatu sama mantan suamimu itu?" sahut Aleena. "Kamu masih pengen sembunyi dari dia?"Aleena menatap sang adik lekat-lekat. "Apa yang kamu takuti, Nirma? Emangnya kenapa kalau dia tahu soal kamu? Toh, kamu akan jadi atasan dia dan kamu akan kerja bareng dia di kantor ini. Kamu nggak akan bisa sembunyi terus-terusan dari dia," ujar Aleena.Nirma memainkan jemarinya. "Aku belum siap," ungkap Nirma."Terus kapan kamu akan siap?" timpal Aleena. "Kamu jangan sampai terintimidasi sama keberadaan dia, Nirma! Kalau kamu nggak mengubah sikap kamu dari sekarang, bisa-bisa kamu ditindas lagi sama mantan suami kamu yang brengsek itu!"Nirma tahu tidak seharusnya wanita itu bersikap seperti pecundang. Tapi hanya karena kehidupan Nirma berubah, bukan berarti Nirmal
#15"Mas, ayo pulang sekarang! Kamu nggak lembur kan hari ini?" Luna masuk ke ruangan Andra dan mengajak pria itu untuk pulang bersama.Bukannya menjawab Luna, Andra justru memandangi berkas-berkas yang ada di mejanya dengan tatapan kosong. Pria itu tidak menoleh sedikitpun ke arah Luna. Namun, Luna kembali mengoceh di depan Andra meskipun Andra tidak menggubris."Aku mau beli tisu sama kapas dulu nanti. Mampir ke minimarket ya," ujar Luna lagi.Andra tidak memberikan tanggapan. Sepertinya pria itu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga ia tak mendengar perkataan Luna."Ayo buruan pulang! Keburu macet nanti," ajak Luna dengan cerewetnya.Andra bergeming. Luna makin jengkel melihat Andra yang tak mau merespons sejak tadi."Kamu kenapa sih, Mas?" Luna menepuk bahu Andra dengan kencang."Nirma?" Andra tersadar dari lamunannya, tapi pria itu kelepasan menyebut nama sang mantan istri."Kamu bilang apa?" tanya Luna dengan sorot mata tajam. "Nirma? Nirma siapa? Nirma si Gendut?" omel Luna.A