"Buk!"Erwin langsung berlutut di hadapan Ardika."Tuan Ardika, aku sudah tahu salah. Aku nggak seharusnya menyinggungmu, tolong katakan sesuatu pada Pak Sigit, jangan memecatku ...."Dia menangis keras sambil memohon ampun, dia bahkan hendak memeluk kaki Ardika.Ketua cabang yang tadinya begitu bermartabat dan angkuh menjadi begitu menyedihkan setelah dipecat.Ardika menendangnya.Dia sama sekali tidak bersimpati pada orang seperti ini.Kalau orang yang ditangkap hari ini adalah rakyat jelata yang tidak bersalah, konsekuensinya tak terbayangkan."Sungguh memalukan!"Sigit pun mendengus dingin sambil memandang Ardika."Tuan Ardika, saya ingin mengambil bukti dari kamera pengawas mobil Anda agar orang-orang di sini dapat melihat dengan jelas bahwa Anda sudah difitnah!"Ketika dia tiba, dia mendengar para pejalan kaki di sini terus mengatakan bahwa Ardika adalah pedagang manusia.Jelas-jelas, dia adalah seorang pahlawan, tetapi malah difitnah seperti ini.Dewa Perang pasti sangat sakit h
Jiko panik.Tadi dia meremehkan Ardika karena mengendarai Audi A4, tak disangka, sekarang dia malah ditangkap oleh Sigit karena BMW X6 miliknya."Pak Sigit, tolong lepaskan aku, keluargaku adalah ...."Sebelum dia selesai berbicara, Sigit telah melambaikan tangan untuk menyelanya."Aku nggak bisa mengendalikanmu, tapi aku akan menceritakan perilaku burukmu ini kepada Pak Kairo, ketua Departemen Perhubungan. Tunggu saja, kamu akan dipecat!"Wajah Jiko langsung memucat."Bagus!"Para pejalan kaki langsung bersorak-sorai dan bertepuk tangan.Setelah semuanya bubar, Sigit menghampiri Ardika untuk meminta maaf."Lupakan saja, masalah kecil."Ardika melambaikan tangannya untuk menyudahi masalah ini.Sigit menghela napas panjang."Aku pergi dulu."Ketika Ardika hendak berjalan menuju mobilnya, Elsy membawa Livy menghampirinya.Sementara itu, Jiko hanya berani menonton dari kejauhan dengan kesal, dia tidak berani menghentikan Elsy lagi."Paman Ardika, Ibu menyuruhku datang berterima kasih pada
"Selamat tinggal, Paman Ardika!"Livy melambaikan tangannya dengan sopan."Selamat tinggal, Livy."Ardika berkata pada Elsy, "Bolehkah kamu memberikan alamat rumah kakek nenek Livy? Aku ingin pergi mengunjungi mereka kalau ada waktu."Delvin adalah satu-satunya teman baik yang dia miliki sebelum bergabung dengan tim perang.Sekarang, Delvin meninggal dan istrinya menikah lagi, Ardika ingin membantu Delvin menjaga keluarganya.Elsy pun memberikan alamatnya.Kemudian, dia menggendong Livy masuk ke dalam mobil dengan enggan.Ardika kembali ke lokasi konstruksi. Dia terus berada di sana sampai jam pulang kerja agar bisa pulang bersama Luna."Sayang, apa kamu ingat Delvin? Ternyata Livy itu putrinya, kebetulan sekali, 'kan?"Di tengah perjalanan, Ardika membahas soal Delvin, tetapi dia tidak menceritakan bahwa dirinya difitnah menjadi pedagang manusia.Biasanya, dia tidak akan menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan pada Luna.Dia tahu bahwa istrinya sudah cukup tertekan setelah mengam
Sesampai di rumah, suasana hati Luna sudah jauh membaik.Ardika memanfaatkan waktu memarkir mobil untuk menelepon Jesika dan menyuruhnya menyelidiki semua informasi yang berkaitan dengan Delvin.Setelah pergi ke rumah sakit jiwa untuk mengunjungi Ardika, Delvin langsung kecelakaan.Pasti ada sesuatu di balik semua ini!Pada saat yang sama.Taman Hiburan Roms.Tempat ini adalah markas Romi."Apa? Okin dan yang lainnya ditangkap oleh Korps Taring Harimau?"Mendengar laporan dari bawahan, Romi sontak ketakutan hingga merosot ke kursinya.Dia mengirim Okin dan lima puluh preman lainnya ke Kompleks Prime Melati untuk membuat keributan, tak disangka beberapa saat kemudian, semuanya malah tidak dapat dihubungi.Dia segera mengutus anak buahnya untuk mencari tahu keadaan.Mereka kembali dengan kabar Okin dan yang lainnya ditangkap oleh Korps Taring Harimau!Dia teringat akan hal-hal yang dialami Jinto.Jangan-jangan Ardika memang bisa menggerakkan Korps Taring Harimau?Romi gemetar ketakutan.
"Tina, kamu sudah kembali ke Kota Banyuli?"Luna mengangkat telepon dengan gembira.Dua hari yang lalu, Tina mengatakan bahwa dia akan pulang untuk menangani beberapa urusan.Setelah itu, dia seolah-olah menghilang dari dunia, teleponnya tidak dapat dihubungi.Luna sangat mengkhawatirkannya.Sekarang, melihat Tina meneleponnya, dia tahu bahwa Tina sudah menangani urusan. Jadi, Luna bergembira untuk sahabatnya."Sayang, kamu begitu senang menerima telepon dariku? Kamu sudah merindukanku, 'kan?"Suara malas Tina yang centil pun terdengar dari ujung lain telepon."Diam, kenapa orang sesempurna kamu mempunyai mulut!"Luna sudah terbiasa dengan sikap Tina dan dia pun tidak segan dengan sahabatnya, dia langsung menceritakan masalah yang dia hadapi.Dia yakin bahwa Tina bisa membantunya menangani Romi.Ketika pergi berjalan-jalan dengan Tina sebelumnya, mereka digoda oleh beberapa preman dan hampir diseret masuk ke dalam mobil.Saat itu, Luna ketakutan hingga memucat, tetapi Tina sangat tenan
Mendengar ini, tatapan Ardika berubah muram. Setiap bertemu dengan Tina, Tina pasti akan menyuruhnya bercerai dengan Luna. Menyebalkan sekali!Namun, dia tetap menahan amarahnya.Dia sudah berjanji dengan Luna tidak akan perhitungan dengan wanita ini.Namun, Luna agak kesal. "Tina, aku dan Ardika baik-baik saja, untuk apa bercerai.""Kamu mau ngapain kalau nggak bercerai? Apa kamu mau menghabiskan sisa hidupmu dengan pria yang nggak berguna ini?"Tina memang bermulut pedas. Dalam sekejap, dia sudah memberikan Ardika julukan.Luna khawatir Tina akan makin keterlaluan.Dia segera berkata, "Tina, jangan asal bicara. Ardika bukan nggak berguna. Dia baru saja keluar dari rumah sakit jiwa dan belum punya pekerjaan. Beberapa hari ini saat aku terlibat masalah, dialah yang membantuku mengatasi masalah."Tina tahu bahwa Luna sangat baik hati, dia berkata demikian pasti karena mengasihani Ardika.Dia melirik Ardika yang duduk diam di samping, lalu mendengus dingin.Kalau pria lain yang dihina se
"Ardika, lihat bagaimana Kak Tina menyelesaikan masalah."Tina memandang Ardika dengan kesal, lalu berjalan ke luar dengan percaya diri."Aku adalah Tina, wakil presdir Grup Lautan Berlian!"Yunus menjilat bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Ternyata Kak Tina. Aku pernah mendengar tentangmu, kamu adalah anak angkat Tuan Alden, 'kan? Ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung, kamu cantik sekali!"Seketika, Tina merasa mual dan ingin muntah. Dia mengernyitkan keningnya."Kalau pernah dengar, cepat bawa anak buahmu pergi dari sini!""Plak!"Yunus melayangkan tamparan ke wajahnya dan bekas jari pun terlihat."Sial, beraninya berlagak hebat denganku. Aku bekerja untuk Kak Romi, nggak ada hubungannya dengan anak angkat Tuan Alden. Dia nggak memberiku uang!"Para preman seperti mereka tidak takut mati, mereka hanya mementingkan uang.Terlebih lagi, kelak bos mereka akan menjadi pengurus Asosiasi Bahan Bangunan dan mendapatkan dukungan dari Keluarga Mahasura.Bagaimana mungkin tak
Luna pun terdiam.Keduanya mengira hari ini Korps Taring Harimau kebetulan lewat untuk latihan lagi.Tidak ada yang menyadari bahwa Ardika-lah yang memerintahkan mereka untuk datang.Luna sangat senang ketika melihat para preman itu bekerja tanpa dibayar.Dia akan menghemat banyak biaya!Di rumah tua Keluarga Basagita.Yanto dan keluarganya datang dengan tergesa-gesa."Tuan Besar, tolong urus Luna. Kalau terus seperti ini, Grup Agung Makmur akan hancur!"Begitu melihat Tuan Besar Basagita, Yanto langsung memohon dengan frustrasi."Ada apa? Dia menimbulkan masalah apa lagi?"Tuan Besar Basagita sudah mengurung diri selama dua hari di rumah, dia sama sekali tidak memperhatikan keadaan Grup Agung Makmur.Wisnu berkata, "Kakek, si kepala preman Romi mengutus orang untuk mengepung lokasi konstruksi dan meminta Luna untuk membeli bahan bangunan mereka. Kalau dia menolak, mereka akan menunda pembangunan. Kemudian, Korps Taring Harimau kebetulan lewat dan melihat ada yang sedang membuat keribu
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses
"Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi
Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k
Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu
Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l
Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar
Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed
"Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d
"Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,