Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 87 Latihan Lagi

Share

Bab 87 Latihan Lagi

Author: Sarjana
"Ardika, lihat bagaimana Kak Tina menyelesaikan masalah."

Tina memandang Ardika dengan kesal, lalu berjalan ke luar dengan percaya diri.

"Aku adalah Tina, wakil presdir Grup Lautan Berlian!"

Yunus menjilat bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Ternyata Kak Tina. Aku pernah mendengar tentangmu, kamu adalah anak angkat Tuan Alden, 'kan? Ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung, kamu cantik sekali!"

Seketika, Tina merasa mual dan ingin muntah. Dia mengernyitkan keningnya.

"Kalau pernah dengar, cepat bawa anak buahmu pergi dari sini!"

"Plak!"

Yunus melayangkan tamparan ke wajahnya dan bekas jari pun terlihat.

"Sial, beraninya berlagak hebat denganku. Aku bekerja untuk Kak Romi, nggak ada hubungannya dengan anak angkat Tuan Alden. Dia nggak memberiku uang!"

Para preman seperti mereka tidak takut mati, mereka hanya mementingkan uang.

Terlebih lagi, kelak bos mereka akan menjadi pengurus Asosiasi Bahan Bangunan dan mendapatkan dukungan dari Keluarga Mahasura.

Bagaimana mungkin tak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 88 Tuan Besar Basagita Bertindak

    Luna pun terdiam.Keduanya mengira hari ini Korps Taring Harimau kebetulan lewat untuk latihan lagi.Tidak ada yang menyadari bahwa Ardika-lah yang memerintahkan mereka untuk datang.Luna sangat senang ketika melihat para preman itu bekerja tanpa dibayar.Dia akan menghemat banyak biaya!Di rumah tua Keluarga Basagita.Yanto dan keluarganya datang dengan tergesa-gesa."Tuan Besar, tolong urus Luna. Kalau terus seperti ini, Grup Agung Makmur akan hancur!"Begitu melihat Tuan Besar Basagita, Yanto langsung memohon dengan frustrasi."Ada apa? Dia menimbulkan masalah apa lagi?"Tuan Besar Basagita sudah mengurung diri selama dua hari di rumah, dia sama sekali tidak memperhatikan keadaan Grup Agung Makmur.Wisnu berkata, "Kakek, si kepala preman Romi mengutus orang untuk mengepung lokasi konstruksi dan meminta Luna untuk membeli bahan bangunan mereka. Kalau dia menolak, mereka akan menunda pembangunan. Kemudian, Korps Taring Harimau kebetulan lewat dan melihat ada yang sedang membuat keribu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 89 Kamu yang Namanya Romi

    Melihat situasi ini, Ardika tahu bahwa dia tidak akan bisa membujuk Luna.Dia tiba-tiba berkata, "Sayang, aku masih ada urusan. Aku keluar dulu.""Ya."Mendengar perkataan Ardika, Luna yang sedang khawatir pun hanya menganggukkan kepalanya.Ardika keluar dan diam-diam memanggil manajer pemasaran, Gita."Pak, ada perintah apa?"Gita segera menyusul dan berdiri di hadapan Ardika dengan hormat.Luna yang berada di dalam melihat situasi ini, tetapi dia tidak terlalu memedulikan hal ini.Gita dan dua orang lainnya pun begitu sopan padanya. Dia sudah pernah memperingatkan mereka untuk bersikap lebih santai, tetapi ketiganya tidak berubah."Carilah alasan untuk menahan Bu Luna di sini. Aku akan pergi mencari Romi."Setelah berkata demikian, Ardika berbalik pergi.Gita pun pergi mencari Luna."Bu Luna, aku membuat rencana pemasaran dan memerlukan bantuanmu untuk memeriksa apakah rencana ini dapat dipakai ...."Ketika teringat akan pergi menemui Romi, Luna merasa agak gugup dan takut.Namun, pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 90 Menyuruhmu Memindahkan Batu Bata di Lokasi Konstruksi

    Romi sama sekali tidak menganggap Ardika.Budi memberitahunya bahwa Ardika adalah anak yang ditelantarkan oleh Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi dan telah dikurung di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun.Dengan adanya sedikit koneksi, Ardika berusaha keras untuk menyanjung Henry.Namun kenyataannya, pria ini adalah pecundang yang tidak berguna!"Hei, Bodoh, karena istrimu menyinggungku, kamu datang ke sini untuk mewakilinya memohon ampun?" tanya Romi.Dia berencana untuk menghina Ardika agar bisa melampiaskan semua kekesalan yang disebabkan oleh Korps Taring Harimau.Ardika memandang Romi yang sombong, lalu tiba-tiba tersenyum. "Bukan. Aku datang untuk mengundangmu pergi bekerja ke Kompleks Prime Melati.""Mengundangku pergi bekerja?"Romi mengerutkan keningnya, jawaban ini di luar ekspektasinya."Krek!"Romi menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya sebelum bertanya, "Oh, pekerjaan apa yang ingin kamu tawarkan?""Selain memindahkan batu bata, apa lagi yang bisa dilakukan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 91 Jenderal Perang Nomor Satu

    Enam orang pria memelototi Ardika dengan aura membunuh yang kuat."Romi, jadi mereka adalah enam jenderal perang bawahanmu?"Ketika melihat enam orang itu, ekspresi Jinto sedikit berubah.Setelah keluar dari penjara satu bulan lalu, Romi baru mulai berjaya di Kota Banyuli.Dia bisa menjadi kepala preman penguasa wilayah karena enam orang hebat ini.Hanya saja, hanya sedikit orang yang pernah melihat mereka. Ketika enam orang ini turun tangan, musuh Romi pasti akan mati.Mereka termasuk senjata rahasia Romi.Bahkan Jinto baru pertama kali melihat mereka."Huh! Tahu juga kamu!"Romi berkata dengan bangga, "Enam jenderal perang ini merupakan prajurit senior yang pulang dari wilayah perang. Tangan mereka sudah dipenuhi darah manusia.""Gaji tahunan yang aku berikan kepada mereka mencapai miliaran per orang. Kamu mengerti seberapa hebat kekuatan mereka, 'kan?"Sambil berkata, dia tiba-tiba melihat ke arah Ardika, lalu berkata dengan kejam, "Cepat! Berikan pelajaran kepada bocah yang nggak t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 92 Kak Tina Dari Grup Lautan Berlian

    "Ternyata Komandan Draco!"Pada saat ini, Romi juga mengenali Draco. Kedua kakinya langsung lemas.Identitas Draco lebih mengejutkan daripada kekalahan enam jenderal perangnya.Dia adalah seorang pahlawan feodal.Satu perintah darinya bisa membuat Romi mati sepuluh ribu kali.Kemudian, dia pun menoleh ke Ardika.Romi baru teringat ucapan Ardika sebelumnya bahwa Draco adalah jenderal perang nomor satu di bawahnya.Kalau begitu, bukankah identitas Ardika sudah jelas?Buk!Tekanan yang besar membuat Romi langsung berlutut dan terus mengetukkan kepalanya."Tuan Dewa Perang, aku bersalah. Aku tak seharusnya bersikap nggak hormat, aku pantas mati ...."Romi terus bersujud.Dewa Perang Ardika memiliki kekuasaan mutlak. Romi tahu kalau dirinya pasti akan mati.Kalau Dewa Perang Ardika lebih kejam lagi, seluruh keluarga Romi akan mati karena sikapnya yang tidak hormat."Jadi sekarang, kamu mau ikut aku pulang untuk menjadi kuli nggak?" tanya Ardika.Romi tiba-tiba mengangkat kepalanya, lalu men

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 93 Wanita yang Merasa Hebat

    Ketika pergi dari lokasi konstruksi, Tina langsung pulang ke Grup Lautan Berlian untuk membawa anak buahnya ke Taman Hiburan Roms.Selain membantu menyelesaikan masalahnya Luna, Tina datang mencari Romi untuk membalaskan tamparan sebelumnya."Kak Tina, aku nggak akan berani mengganggu Nona Luna lagi. Aku nggak berani lagi ..." ucap Romi sambil mengetukkan kepalanya.Luna adalah istrinya Dewa Perang."Tahu diri juga kamu, ayo pergi."Setelah mendengus dingin, Tina bermaksud untuk pergi.Pada saat ini, Ardika tiba-tiba berkata, "Romi, bawa semua anak buahmu untuk bekerja di lokasi konstruksi."Ardika tidak ingin menyia-nyiakan begitu banyak tenaga kerja gratis."Ardika, aku nggak sangka kalau kamu jago berlagak hebat. Hari ini kalau aku nggak datang, memangnya kamu berani suruh Romi bekerja di lokasi konstruksi?"Tina mendengus.Sejak awal dia sudah meremehkan Ardika, sekarang lebih meremehkannya lagi.Tina menoleh ke arah Romi dan berkata, "Tapi, idenya nggak buruk. Sekarang, bawa semua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 94 Buka Pintunya, Aku Mau Kerja

    "Luna, kamu berani mengabaikan perintah Kakek, ya? Kamu masih menghormati Kakek nggak?""Sepertinya kamu nggak ingin minta maaf ke Romi, 'kan? Kamu ingin mencelakai seluruh Keluarga Basagita. Lebih baik kamu dipecat saja."Melihat Luna melakukan kesalahan, Wisnu dan Wulan langsung mengadu domba.Dua hari ini, mereka sudah menahan diri.Sejak jabatan Yanto dicabut, Luna yang mengambil alih proyek Kompleks Prime Melati.Hal itu membuat para karyawan perusahaan mengira bahwa Yanto sekeluarga akan kehilangan kekuasaan. Ke depannya, Grup Agung Makmur akan dipimpin oleh Luna. Jadi, sikap para karyawan terhadap mereka juga berubah.Para manajemen yang awalnya suka menjilat dan memenuhi semua keinginan mereka, ternyata juga mulai menjauhi mereka.Perasaan kehilangan kekuasaan sangat tidak enak.Bahkan ketika sedang tidur, mereka juga bermimpi mengusir Luna dari Grup Agung Makmur serta merebut kembali kekuasaan.Namun, mereka masih belum menemukan Rita, sehingga Keluarga Buana juga tidak bisa m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 95 Bekerja Sebagai Permintaan Maaf

    "Bos Romi, kami akan mempersilakan 50 anak buahmu yang sedang bekerja di lokasi konstruksi pergi dari sini dengan baik-baik. Korps Taring Harimau yang menyuruh mereka bekerja, nggak ada hubungan dengan Grup Agung Makmur."Korps Taring Harimau membantu Grup Agung Makmur, tapi Tuan Besar Basagita malah tidak merasa bersyukur.Dia malah merasa kalau Korps Taring Harimau sengaja mencari masalah karena menyuruh anak buah Romi bekerja di lokasi konstruksi.Setelah mengenali Tuan Besar Basagita, sikap Romi makin sopan."Tuan Besar, kami datang untuk bekerja. Buka pintunya, kami sudah melakukan kesalahan besar. Jadi, Korps Taring Harimau menyuruh kami bekerja adalah tindakan tepat."Namun, ketika anggota Keluarga Basagita mendengar ucapan itu, mereka makin ketakutan.Romi sedang menyindir mereka.Semakin Romi berkata seperti itu, itu artinya dia makin marah.Wisnu segera datang ke depan Romi, lalu berkata dengan panik, "Bos Romi, Luna adalah penanggung jawab proyek ini. Dia yang menyetujui sem

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1914 Sirilus

    Sangat jelas Levin sedang mengkhawatirkan Ardika.Bagaimanapun juga, kali ini berbeda dengan kejadian yang melibatkan Chamir sebelumnya. Tidak ada Vanya sang Ratu Ular yang mendukung Ardika lagi.Selain itu, informasi internal Organisasi Snakei juga sudah beredar keluar.Vanya sang Ratu Ular mengeluarkan perintah, siapa pun di antara orang-orang Organisasi Snakei yang bisa membunuh Ardika, orang itulah yang akan menjadi ketua cabang Gotawa.Dengan adanya perintah ini, sangat jelas Sirilus tidak akan mempertimbangkan apa pun lagi saat menyerang Ardika.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Oh? Kalau begitu, Sirilus ini cukup membela putranya, ya? Dia adalah seorang ketua cabang Provinsi Denpapan, putranya hanya dihajar saja, dia sudah membawa orang-orang kemari secara terang-terangan.""Pantas saja Gina memintaku pergi ke Vila Bistani.""Ayo, antar aku ke sana sekarang."Levin tertegun sejenak, lalu berkata, "Kak Ardika, hanya kita berdua?""Kamu ingin membawa berapa banyak orang lagi?"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1913 Murid Langsung Vanya

    Ardika merenung sejenak.Apa yang dikatakan oleh Elsy memang adalah sebuah masalah.Pada dasarnya, Kota Banyuli terlalu kecil. Biarpun kota ini akan segera naik level menjadi kota yang selevel dengan ibu kota provinsi, tetapi bagaimanapun juga, masih belum berkembang.Ditambah lagi, hal itu bukanlah suatu hal yang bisa diwujudkan dengan cepat.Karena itulah, Ardika mengangguk dan berkata, "Aku setuju tentang pemindahan perusahaan ke ibu kota provinsi. Mengenai detail perencanaannya, kalian tentukan saja sendiri.""Adapun mengenai saham, aku tetap akan mengalihkannya padamu."Elsy berkata dengan kebingungan, "Mengapa?""Aku ingin kelihatan memutus hubungan dengan Grup Bintang Darma dari luar."Ardika berkata, "Setelah pergi ke ibu kota provinsi, aku akan memiliki banyak musuh.""Kalau aku nggak memutus hubungan dengan perusahaan, sulit dijamin nggak akan ada orang yang mencari masalah dengan Grup Bintang Darma demi menargetkanku.""Tentu saja, kalau kelak Grup Bintang Darma benar-benar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1912 Perpindahan Fokus Bisnis

    Hal yang membuat orang tidak bisa berkata-kata adalah, orang-orang Keluarga Basagita itu malah berbahaya seperti sedang melewati tahun baru.Pikiran orang-orang ini tetap sedangkal sebelumnya. Mereka hanya bisa membayangkan memperoleh keuntungan setelah menjalin hubungan dengan Keluarga Bangsawan Basagita, tetapi tidak memikirkan apa yang mungkin akan mereka korbankan.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Sayang, selain kamu, siapa lagi di antara anggota Keluarga Basagita yang memiliki kemampuan ini?""Adapun mengenai Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, mereka hanya melihat nilaimu, berencana untuk berinvestasi padamu.""Jangan khawatir. Keuntungan kembali ke Keluarga Bangsawan Basagita Suraba lebih besar daripada kerugiannya. Kamu tenang saja.""Aku akan selalu mendukungmu."Untuk saat ini, Ardika masih belum bisa menebak niat Pangeran Zeus itu.Bagaimanapun juga, dia belum pernah berinteraksi secara langsung dengan orang tersebut.Namun, pria itu meminta Luna untuk mengintegrasi Kelu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1911 Luna Pemimpin Cabang

    Di depan aula duka ayahnya, pada akhirnya Jacky juga hanya menghela napas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Bersembahyang tiga dupa, memberi penghormatan terakhir, dia sudah melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai seorang putra.Usai memberi penghormatan, Luna bangkir dan berdiri di samping. Ekspresinya juga tampak sedikit rumit.Seiring dengan kematian Tuan Besar Basagita, kebencian yang menyelimuti hatinya juga ikut menghilang tanpa meninggalkan jejak."Kabar baik! Kabar baik!"Tepat pada saat ini, Yanto yang baru saja menerima satu panggilan telepon langsung merangkak bangkit dan tampak senang.Tanpa menunggu ada yang bertanya padanya, Yanto berkata dengan wajah berseri-seri, "Keluarga Bangsawan Basagita Suraba telah memberi kabar, mereka bersedia menerima Keluarga Basagita kembali! Keluarga Basagita sudah bisa mengakui leluhur lagi!""Mulai hari ini, Keluarga Basagita adalah cabang Keluarga Bangsawan Basagita Provinsi Denpapan!"Orang-orang Keluarga Basagita tertegun se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1910 Bunuh Diri Karena Takut Akan Dosa Sendiri

    "Tuan Ardika, ini adalah pembunuhnya?!"Melihat mayat yang tergeletak di tanah itu, Sigit sangat terkejut.Ardika baru pergi berapa lama?Dia langsung kembali dengan membawa mayat pembunuh tersebut.Namun, pembunuh ini sudah mati, agak sulit untuk dipertanggungjawabkan.Terlebih lagi, sangat jelas pembunuh ini menerima instruksi dari orang lain ....Seakan-akan bisa membaca pikiran Sigit, Ardika langsung berkata, "Langsung tetapkan dia bunuh diri karena takut akan dosa sendiri saja.""Pembunuh ini adalah orang Negara Jepara. Walau ada dalang di balik semua ini, ini bukanlah sesuatu yang bisa kalian campur tangan lagi. Nanti aku akan menanganinya sendiri."Mendengar Ardika berbicara demikian, Sigit tidak bertanya lagi.Dia mengangguk, lalu langsung meminta bawahannya untuk membawa mayat tersebut.Ardika bertanya lagi, "Omong-omong, bagaimana situasi Keluarga Basagita?""Tuan Besar Basagita dan Wulan sudah nggak bisa diselamatkan lagi. Selain itu, belasan pengawal itu, selain tiga orang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1909 Meninggalkan Bukti Kejahatan

    "Kalau begitu, kebetulan sekali aku ingin mencoba."Ardika langsung melangkah maju dengan cepat. Tanpa memberi kesempatan bagi Valtino untuk mengeluarkan senjata api, dia langsung melayangkan satu tamparan hingga lawannya itu terjatuh ke tanah."Krak!"Begitu dipijak oleh Ardika, satu kaki Valtino langsung patah."Ahh ...."Valtino kesakitan setengah mati, tubuhnya terus berkedut."Lepaskan Tuan Muda Valtino! Kalau nggak, kami akan menembak!"Melihat situasi tersebut, anak buah lainnya yang tersisa segera mengeluarkan senjata api mereka.Namun, saat ini Valtino berada di bawah kaki Ardika, mereka hanya berani menggertak, tidak berani benar-benar menembak."Bertahanlah sebentar, aku membutuhkan 'bantuanmu' untuk membawaku keluar dari sini."Ardika berjongkok, menepuk-nepuk wajah Valtino. Kemudian, dia mengangkat lawannya itu seperti anjing mati dan meminta anak buah Valtino untuk menyerahkan mayat pembunuh Negara Jepara itu pada dirinya.Tanpa memedulikan muncung-muncung hitam di sekeli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1908 Perintah Yang Mulia

    Valtino tertawa dingin meremehkan. "Ardika, terlepas dari Vita dan Hanko, semua anggota Organisasi Snakei tahu bagaimana Chamir bisa ditekan olehmu.""Kamu hanya mengeluarkan uang untuk menyenangkan hati Ratu Ular, mencoba untuk menjalin hubungan dengannya.""Tapi sekarang aku bisa memberitahumu satu kabar baik.""Ratu Ular sudah mengeluarkan perintah Yang Mulia. Bagi siapa pun di antara orang-orang Organisasi Snakei yang bisa membunuhmu dan mengambil kembali Pedang Ular Gelap, maka orang itu akan segera naik jabatan menjadi ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.""Sekarang kamu sudah nggak punya pendukung lagi, atas dasar apa kamu mengira kamu nggak berani membunuhmu?"Kilatan dingin melintas di mata Ardika. "Ratu Ular? Perintah Yang Mulia?"Valtino berkata dengan dingin, "Hentikan omong kosongmu itu! Ardika, karena kamu sudah memilih untuk datang, kamu pasti sudah memanggil bala bantuan, 'kan? Langsung saja panggil mereka keluar!"Saat berbicara, dia sudah memberikan isyarat mata kep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1907 Cabang Provinsi Denpapan

    "Terima kasih atas hadiahnya, Tuan Muda Valtino!"Mata pembunuh Negara Jepara itu langsung berbinar. Setelah mengangguk dan memberi hormat pada Valtino sejenak, dia hendak membungkukkan badannya untuk mengambil uang tersebut.Tepat pada saat ini, Valtino menggerakkan lengan bajunya, sebuah senjata api tiba-tiba meluncur ke dalam genggamannya. Sebelum pembunuh Negara Jepara itu sempat bereaksi, muncung pistol itu sudah tertuju pada kening pembunuh tersebut."Tuan Muda Valtino, kamu ...."Begitu ekspresi pembunuh itu berubah, menunjukkan ekspresi kebingungan, Valtino sudah langsung menebak."Dor!"Sebuah peluru menembus ke kepala pembunuh Negara Jepara itu. Dengan ekspresi marah dan tidak terima menghiasi wajahnya, dia terjatuh lemas di lantai."Membunuh satu orang saja nggak becus, apa gunanya kamu?!"Valtino menyimpan kembali senjata apinya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.Seolah-olah sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini, dua orang di belakangnya langsung melangkah maju dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1906 Tuan Muda Valtino

    "Baik!"Pria berpakaian longgar itu langsung mengeluarkan ponselnya sambil setengah berlutut di lantai, menghubungi sebuah nomor, lalu berkata dengan suara dalam, "Tuan Muda memerintahkan untuk kembali!"Selesai berbicara, dia meletakkan ponselnya, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah tuan muda tersebut."Tuan Muda, apa perlu mengirim orang ke sana? Selagi situasi malam ini sedang kacau ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, tuan muda itu meliriknya sekilas. Sorot mata dingin nan tajam itu langsung membuatnya menelan kembali kata-kata yang sudah sampai ke ujung lidahnya."Ninja Negara Jepara saja sudah gagal, target sudah mulai waspada.""Kalau sesuatu nggak bisa dipaksakan, jangan dipaksakan! Itu adalah tindakan orang bodoh!""Apa aku nggak pernah mengajarimu?"Pria berpakaian longgar itu mengalihkan pandangannya ke bawah, menangkupkan tangannya dan berkata, "Tuan Muda benar!"Tuan muda itu tidak menghiraukannya lagi, melainkan tampak seperti sedang merenung.Sesaat kemu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status