Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 87 Latihan Lagi

Share

Bab 87 Latihan Lagi

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Ardika, lihat bagaimana Kak Tina menyelesaikan masalah."

Tina memandang Ardika dengan kesal, lalu berjalan ke luar dengan percaya diri.

"Aku adalah Tina, wakil presdir Grup Lautan Berlian!"

Yunus menjilat bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Ternyata Kak Tina. Aku pernah mendengar tentangmu, kamu adalah anak angkat Tuan Alden, 'kan? Ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung, kamu cantik sekali!"

Seketika, Tina merasa mual dan ingin muntah. Dia mengernyitkan keningnya.

"Kalau pernah dengar, cepat bawa anak buahmu pergi dari sini!"

"Plak!"

Yunus melayangkan tamparan ke wajahnya dan bekas jari pun terlihat.

"Sial, beraninya berlagak hebat denganku. Aku bekerja untuk Kak Romi, nggak ada hubungannya dengan anak angkat Tuan Alden. Dia nggak memberiku uang!"

Para preman seperti mereka tidak takut mati, mereka hanya mementingkan uang.

Terlebih lagi, kelak bos mereka akan menjadi pengurus Asosiasi Bahan Bangunan dan mendapatkan dukungan dari Keluarga Mahasura.

Bagaimana mungkin tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 88 Tuan Besar Basagita Bertindak

    Luna pun terdiam.Keduanya mengira hari ini Korps Taring Harimau kebetulan lewat untuk latihan lagi.Tidak ada yang menyadari bahwa Ardika-lah yang memerintahkan mereka untuk datang.Luna sangat senang ketika melihat para preman itu bekerja tanpa dibayar.Dia akan menghemat banyak biaya!Di rumah tua Keluarga Basagita.Yanto dan keluarganya datang dengan tergesa-gesa."Tuan Besar, tolong urus Luna. Kalau terus seperti ini, Grup Agung Makmur akan hancur!"Begitu melihat Tuan Besar Basagita, Yanto langsung memohon dengan frustrasi."Ada apa? Dia menimbulkan masalah apa lagi?"Tuan Besar Basagita sudah mengurung diri selama dua hari di rumah, dia sama sekali tidak memperhatikan keadaan Grup Agung Makmur.Wisnu berkata, "Kakek, si kepala preman Romi mengutus orang untuk mengepung lokasi konstruksi dan meminta Luna untuk membeli bahan bangunan mereka. Kalau dia menolak, mereka akan menunda pembangunan. Kemudian, Korps Taring Harimau kebetulan lewat dan melihat ada yang sedang membuat keribu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 89 Kamu yang Namanya Romi

    Melihat situasi ini, Ardika tahu bahwa dia tidak akan bisa membujuk Luna.Dia tiba-tiba berkata, "Sayang, aku masih ada urusan. Aku keluar dulu.""Ya."Mendengar perkataan Ardika, Luna yang sedang khawatir pun hanya menganggukkan kepalanya.Ardika keluar dan diam-diam memanggil manajer pemasaran, Gita."Pak, ada perintah apa?"Gita segera menyusul dan berdiri di hadapan Ardika dengan hormat.Luna yang berada di dalam melihat situasi ini, tetapi dia tidak terlalu memedulikan hal ini.Gita dan dua orang lainnya pun begitu sopan padanya. Dia sudah pernah memperingatkan mereka untuk bersikap lebih santai, tetapi ketiganya tidak berubah."Carilah alasan untuk menahan Bu Luna di sini. Aku akan pergi mencari Romi."Setelah berkata demikian, Ardika berbalik pergi.Gita pun pergi mencari Luna."Bu Luna, aku membuat rencana pemasaran dan memerlukan bantuanmu untuk memeriksa apakah rencana ini dapat dipakai ...."Ketika teringat akan pergi menemui Romi, Luna merasa agak gugup dan takut.Namun, pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 90 Menyuruhmu Memindahkan Batu Bata di Lokasi Konstruksi

    Romi sama sekali tidak menganggap Ardika.Budi memberitahunya bahwa Ardika adalah anak yang ditelantarkan oleh Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi dan telah dikurung di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun.Dengan adanya sedikit koneksi, Ardika berusaha keras untuk menyanjung Henry.Namun kenyataannya, pria ini adalah pecundang yang tidak berguna!"Hei, Bodoh, karena istrimu menyinggungku, kamu datang ke sini untuk mewakilinya memohon ampun?" tanya Romi.Dia berencana untuk menghina Ardika agar bisa melampiaskan semua kekesalan yang disebabkan oleh Korps Taring Harimau.Ardika memandang Romi yang sombong, lalu tiba-tiba tersenyum. "Bukan. Aku datang untuk mengundangmu pergi bekerja ke Kompleks Prime Melati.""Mengundangku pergi bekerja?"Romi mengerutkan keningnya, jawaban ini di luar ekspektasinya."Krek!"Romi menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya sebelum bertanya, "Oh, pekerjaan apa yang ingin kamu tawarkan?""Selain memindahkan batu bata, apa lagi yang bisa dilakukan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 91 Jenderal Perang Nomor Satu

    Enam orang pria memelototi Ardika dengan aura membunuh yang kuat."Romi, jadi mereka adalah enam jenderal perang bawahanmu?"Ketika melihat enam orang itu, ekspresi Jinto sedikit berubah.Setelah keluar dari penjara satu bulan lalu, Romi baru mulai berjaya di Kota Banyuli.Dia bisa menjadi kepala preman penguasa wilayah karena enam orang hebat ini.Hanya saja, hanya sedikit orang yang pernah melihat mereka. Ketika enam orang ini turun tangan, musuh Romi pasti akan mati.Mereka termasuk senjata rahasia Romi.Bahkan Jinto baru pertama kali melihat mereka."Huh! Tahu juga kamu!"Romi berkata dengan bangga, "Enam jenderal perang ini merupakan prajurit senior yang pulang dari wilayah perang. Tangan mereka sudah dipenuhi darah manusia.""Gaji tahunan yang aku berikan kepada mereka mencapai miliaran per orang. Kamu mengerti seberapa hebat kekuatan mereka, 'kan?"Sambil berkata, dia tiba-tiba melihat ke arah Ardika, lalu berkata dengan kejam, "Cepat! Berikan pelajaran kepada bocah yang nggak t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 92 Kak Tina Dari Grup Lautan Berlian

    "Ternyata Komandan Draco!"Pada saat ini, Romi juga mengenali Draco. Kedua kakinya langsung lemas.Identitas Draco lebih mengejutkan daripada kekalahan enam jenderal perangnya.Dia adalah seorang pahlawan feodal.Satu perintah darinya bisa membuat Romi mati sepuluh ribu kali.Kemudian, dia pun menoleh ke Ardika.Romi baru teringat ucapan Ardika sebelumnya bahwa Draco adalah jenderal perang nomor satu di bawahnya.Kalau begitu, bukankah identitas Ardika sudah jelas?Buk!Tekanan yang besar membuat Romi langsung berlutut dan terus mengetukkan kepalanya."Tuan Dewa Perang, aku bersalah. Aku tak seharusnya bersikap nggak hormat, aku pantas mati ...."Romi terus bersujud.Dewa Perang Ardika memiliki kekuasaan mutlak. Romi tahu kalau dirinya pasti akan mati.Kalau Dewa Perang Ardika lebih kejam lagi, seluruh keluarga Romi akan mati karena sikapnya yang tidak hormat."Jadi sekarang, kamu mau ikut aku pulang untuk menjadi kuli nggak?" tanya Ardika.Romi tiba-tiba mengangkat kepalanya, lalu men

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 93 Wanita yang Merasa Hebat

    Ketika pergi dari lokasi konstruksi, Tina langsung pulang ke Grup Lautan Berlian untuk membawa anak buahnya ke Taman Hiburan Roms.Selain membantu menyelesaikan masalahnya Luna, Tina datang mencari Romi untuk membalaskan tamparan sebelumnya."Kak Tina, aku nggak akan berani mengganggu Nona Luna lagi. Aku nggak berani lagi ..." ucap Romi sambil mengetukkan kepalanya.Luna adalah istrinya Dewa Perang."Tahu diri juga kamu, ayo pergi."Setelah mendengus dingin, Tina bermaksud untuk pergi.Pada saat ini, Ardika tiba-tiba berkata, "Romi, bawa semua anak buahmu untuk bekerja di lokasi konstruksi."Ardika tidak ingin menyia-nyiakan begitu banyak tenaga kerja gratis."Ardika, aku nggak sangka kalau kamu jago berlagak hebat. Hari ini kalau aku nggak datang, memangnya kamu berani suruh Romi bekerja di lokasi konstruksi?"Tina mendengus.Sejak awal dia sudah meremehkan Ardika, sekarang lebih meremehkannya lagi.Tina menoleh ke arah Romi dan berkata, "Tapi, idenya nggak buruk. Sekarang, bawa semua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 94 Buka Pintunya, Aku Mau Kerja

    "Luna, kamu berani mengabaikan perintah Kakek, ya? Kamu masih menghormati Kakek nggak?""Sepertinya kamu nggak ingin minta maaf ke Romi, 'kan? Kamu ingin mencelakai seluruh Keluarga Basagita. Lebih baik kamu dipecat saja."Melihat Luna melakukan kesalahan, Wisnu dan Wulan langsung mengadu domba.Dua hari ini, mereka sudah menahan diri.Sejak jabatan Yanto dicabut, Luna yang mengambil alih proyek Kompleks Prime Melati.Hal itu membuat para karyawan perusahaan mengira bahwa Yanto sekeluarga akan kehilangan kekuasaan. Ke depannya, Grup Agung Makmur akan dipimpin oleh Luna. Jadi, sikap para karyawan terhadap mereka juga berubah.Para manajemen yang awalnya suka menjilat dan memenuhi semua keinginan mereka, ternyata juga mulai menjauhi mereka.Perasaan kehilangan kekuasaan sangat tidak enak.Bahkan ketika sedang tidur, mereka juga bermimpi mengusir Luna dari Grup Agung Makmur serta merebut kembali kekuasaan.Namun, mereka masih belum menemukan Rita, sehingga Keluarga Buana juga tidak bisa m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 95 Bekerja Sebagai Permintaan Maaf

    "Bos Romi, kami akan mempersilakan 50 anak buahmu yang sedang bekerja di lokasi konstruksi pergi dari sini dengan baik-baik. Korps Taring Harimau yang menyuruh mereka bekerja, nggak ada hubungan dengan Grup Agung Makmur."Korps Taring Harimau membantu Grup Agung Makmur, tapi Tuan Besar Basagita malah tidak merasa bersyukur.Dia malah merasa kalau Korps Taring Harimau sengaja mencari masalah karena menyuruh anak buah Romi bekerja di lokasi konstruksi.Setelah mengenali Tuan Besar Basagita, sikap Romi makin sopan."Tuan Besar, kami datang untuk bekerja. Buka pintunya, kami sudah melakukan kesalahan besar. Jadi, Korps Taring Harimau menyuruh kami bekerja adalah tindakan tepat."Namun, ketika anggota Keluarga Basagita mendengar ucapan itu, mereka makin ketakutan.Romi sedang menyindir mereka.Semakin Romi berkata seperti itu, itu artinya dia makin marah.Wisnu segera datang ke depan Romi, lalu berkata dengan panik, "Bos Romi, Luna adalah penanggung jawab proyek ini. Dia yang menyetujui sem

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status