"Bos Romi, kami akan mempersilakan 50 anak buahmu yang sedang bekerja di lokasi konstruksi pergi dari sini dengan baik-baik. Korps Taring Harimau yang menyuruh mereka bekerja, nggak ada hubungan dengan Grup Agung Makmur."Korps Taring Harimau membantu Grup Agung Makmur, tapi Tuan Besar Basagita malah tidak merasa bersyukur.Dia malah merasa kalau Korps Taring Harimau sengaja mencari masalah karena menyuruh anak buah Romi bekerja di lokasi konstruksi.Setelah mengenali Tuan Besar Basagita, sikap Romi makin sopan."Tuan Besar, kami datang untuk bekerja. Buka pintunya, kami sudah melakukan kesalahan besar. Jadi, Korps Taring Harimau menyuruh kami bekerja adalah tindakan tepat."Namun, ketika anggota Keluarga Basagita mendengar ucapan itu, mereka makin ketakutan.Romi sedang menyindir mereka.Semakin Romi berkata seperti itu, itu artinya dia makin marah.Wisnu segera datang ke depan Romi, lalu berkata dengan panik, "Bos Romi, Luna adalah penanggung jawab proyek ini. Dia yang menyetujui sem
Romi berdiri, kemudian memelototi Wisnu."Usir orang yang mengganggu Nona Luna ini keluar dari sini."Wisnu dilempar keluar dari lokasi konstruksi.Tuan Besar Basagita dan yang lain juga terkejut.Mereka segera meninggalkan tempat ini karena takut diusir oleh Romi.Romi membawa dua ratus orang anak buahnya masuk ke dalam lokasi konstruksi, ditambah lima puluh orang yang dibawa Okin, total ada tiga ratus preman yang sedang bekerja.Melihat pemandangan itu, Luna benar-benar tak berdaya.Tina memang banyak ide, bisa-bisanya dia menyuruh kepala preman seperti Romi untuk bekerja di lokasi konstruksi.Kalau sampai berita ini tersebar, orang lain mungkin akan mengira kalau Luna adalah kepala preman wanita.Rumah sakit Kota Banyuli, di ruang VIP."Ayah, alat kelaminku hilang ya? Aku nggak bisa meniduri wanita lagi, 'kan?"Tony menatap langit-langit dengan kedua mata yang putus asa, ucapannya sedingin orang mati.Ketika menyadari fakta yang membuatnya putus asa, Tony sudah berbaring selama tiga
Ketika melihat Jenny datang, ekspresi Budi menjadi dingin.Budi masih membiarkan wanita ini hidup karena sebelum anaknya menjadi kasim, Tony sempat berhubungan badan dengan wanita ini.Kalau Jenny memiliki keturunan Keluarga Susanto, Budi akan membiarkan Jenny hidup sampai anaknya lahir.Kalau tidak, Jenny hanya bisa hidup sampai dua bulan lagi.Oleh karena itu, dia merekrut Jenny ke Asosiasi Bahan Bangunan dan menjadikannya kepala sekretaris.Jenny yang sekarang terlihat sangat bahagia dan bangga.Jenny mengira kalau dirinya hamil anak Tony, dia bisa menjadi nyonya muda Keluarga Susanto.Posisinya di Keluarga Susanto juga akan sangat kuat.Siapa sangka, Budi sudah menganggapnya orang mati.Setelah menyimpan kembali kekejaman di matanya, Budi pun bertanya dengan ekspresi datar, "Ada apa?""Pak, Romi berkhianat. Aku mendapat kabar bahwa dia membawa anak buahnya untuk bekerja di lokasi konstruksi Luna," kata Jenny dengan kecewa.Jenny bahkan sudah bermimpi bahwa Luna dan Ardika tertimpa
"Pak, aku masih mengecek insiden meninggalnya Delvin. Tapi, aku nggak sengaja menemukan jejak Keluarga Susanto dan Keluarga Mahasura di insiden pemecatan Delvin dari kampus."Terkait pemecatan Delvin, Ardika masih mengingatnya dengan jelas.Pada saat itu, Delvin akan segera lulus dari S2.Tiba-tiba, ada yang melaporkan bahwa Delvin menyontek tesis orang. Hal itu membuat Delvin dipecat dari kampus.Delvin sangat tertarik pada penelitian ilmiah. Kejadian itu memutuskan jalan Delvin dalam penelitian ilmiah, serta memberikan pukulan besar terhadapnya. Hal itu membuat Delvin putus asa untuk waktu yang lama.Ardika tahu bahwa Delvin tidak akan melakukan hal seperti itu, pasti ada orang yang memfitnahnya. Jadi, Ardika ingin membantu Delvin untuk membersihkan namanya.Namun, Delvin ingin merahasiakan hal itu dan menyuruh Ardika tidak perlu ikut campur. Setelah itu, Delvin pun keluar kota untuk berbisnis.Jesika memberi tahu Ardika bahwa mahasiswi yang melaporkan kecurangan Delvin bernama Arini
"Betul."Yanto mengangguk sambil berkata, "Grup Sentosa Jaya nggak bisa melawan lagi, Asosiasi Bahan Bangunan akan bangkit kembali.""Luna menolak membeli bahan material, kemudian menyuruh Romi bekerja di lokasi konstruksi kita. Hal ini sudah tersebar ke mana-mana, sehingga mempermalukan Asosiasi Bahan Bangunan. Acara pembentukan kembali kali ini, Grup Agung Makmur akan menjadi target serang."Setelah mendengarnya, semua anggota Keluarga Basagita menjadi sangat panik.Semua keluarga besar sudah mulai mengalah pada Asosiasi Bahan Bangunan, tapi Grup Agung Makmur masih bertahan karena proyek yang dipimpin oleh Luna.Kali ini, kalau Keluarga Basagita pergi menghadiri acara tersebut, mereka akan menjadi target serangan Budi yang sombong."Ayah, kita nggak bisa menghindar lagi. Kalau nggak dihadiri, Budi akan menjadi alasan untuk menyerang kita. Sekarang, masalahnya siapa yang harus pergi?" tanya Yanto sambil melirik ke Wisnu.Wisnu pun berkata, "Kakek, pokoknya keluarga kami nggak akan per
Mendengar makian dari ayahnya, Jacky yang duduk di kursi roda tidak mengucapkan sepatah kata pun.Saat orang-orang lain di tempat itu mendengarnya, mereka juga ikut menyerang Jacky."Paman Jacky, kalau waktu itu kamu nggak membuat masalah, keponakanmu ini sudah menjadi tuan muda dari keluarga kaya raya. Kamu benar-benar sudah mencelakaiku!"Walaupun sedang berhadapan dengan paman kedua yang sangat dihormatinya ketika dia masih kecil, Wisnu tetap tidak segan mengungkapkan isi hatinya.Wulan juga berkata, "Paman Jacky, kini putrimu juga keras kepala sepertimu. Aku lihat dia juga akan mencelakai Keluarga Basagita!""Kalian benar-benar pembawa sial bagi Keluarga Basagita!"Anggota Keluarga Basagita terus mengucapkan kata-kata yang tajam dan kasar untuk melampiaskan kekesalan mereka.Mendengar sindiran-sindiran itu, Jacky, Desi dan Luna hanya bisa berdiri mematung di tempat dengan ekspresi pucat.Sepertinya hal ini sudah lama dipendam oleh Keluarga Basagita.Siapa suruh Luna dan keluarganya
Berbeda dengan nada bicaranya pada Ardika kemarin, hari ini Tina berbicara dengan nada lembut."Oke, aku traktir kamu makan."Ardika juga berencana untuk pergi makan. Lagi pula, kalau sekarang dia pulang ke Vila Cakrawala, amarah ibu mertuanya pasti belum mereda.Jangankan membiarkannya makan bersama, dia pasti tidak akan diizinkan masuk ke dalam rumah."Di mana kamu sekarang? Aku akan pergi menjemputmu."Ardika segera memberi tahu Tina lokasi dia berada saat ini. Tidak lama kemudian, Tina sudah sampai di lokasi.Dia mengendarai sebuah mobil Mercedes Benz G yang bernilai sekitar empat miliar, sehingga menarik perhatian banyak orang.Sosok wanita yang terlihat lemah dan lembut mengendarai mobil seperti itu, tentu saja perbedaannya sangat kontras.Di bawah tatapan kagum dan meremehkan orang-orang yang berada di sekeliling tempat itu, Ardika menghampiri mobil tersebut dan masuk ke dalamnya."Ayo pergi."Tina segera melajukan mobilnya tanpa menanyakan Ardika akan mentraktirnya makan di man
Begitu keluar dari mobil, Ardika mendapati hari ini Hotel Puritama didekorasi dengan sangat meriah.Karpet merah digelar dari pintu masuk hingga ke pinggir jalan raya, seolah-olah ada acara perayaan tertentu.Tanpa berpikir banyak, Ardika langsung berjalan menuju ke pintu masuk.Tina juga melangkahkan kaki jenjangnya dan mengikuti pria itu dari belakang.Manajer Hendy sedang berdiri membelakangi Ardika di depan pintu masuk, dia terlihat sedang memberi instruksi kepada bawahannya."Pak Hendy, Bos sudah datang. Dia datang bersama Nona Tina dari Grup Lautan Berlian."Saat ini, salah seorang karyawan melihat kedatangan Ardika dan segera memberi tahu Hendy.Tina sering makan di Hotel Puritama. Kalau tidak, dia juga tidak akan sengaja membawa Ardika ke sini.Para karyawan sudah sangat mengenali wanita cantik dan kaya itu.Begitu mendengar bos mereka sudah datang, Manajer Hendy segera berbalik, lalu memberi hormat bersama para karyawan lainnya."Selamat datang Tuan Ardika, selamat datang Nona
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny
Leane tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada bicara iri, "Tokoh besar mana yang makan di Restoran Siam? Bisa-bisanya mobilnya adalah Rolls-Royce! Bahkan Tuan Muda Kalris juga nggak memenuhi kualifikasi untuk mengendarai mobil mewah selevel itu, bukan?""Kalau dilihat dari punggung orang yang masuk ke dalam mobil itu, sepertinya dia masih cukup muda. Andai saja Jeslin bisa mengenalnya."Mendengar ucapan istrinya, Sutandi mendengus dingin.'Ckck, wanita ini benar-benar serakah. Bahkan Kalris saja belum bisa dia taklukkan, sekarang dia menginginkan menantu dengan level yang lebih tinggi lagi.'Jeslin juga menatap Rolls-Royce yang sudah menjauh itu dengan sorot mata iri. Namun, dia segera mengerutkan keningnya.Ayah dan ibunya sudah lanjut usia, penglihatan mereka sudah menurun, jadi tidak melihat dengan jelas.Namun, dia malah merasa punggung sosok tadi sangat mirip dengan Ardika."Nggak mungkin!""Ardika adalah seorang pecundang, nggak mungkin dia!"Jeslin menggelengkan kepalanya den
Mendengar ucapan pelayan, Sutandi sekeluarga tercengang."Sudah dibayar?"Leane mengalihkan pandangannya ke arah putrinya dan berkata, "Jeslin, telepon Tuan Muda Kalris, pasti dia yang membayarnya.""Tuan Muda Kalris benar-benar orang yang sangat baik. Setelah dibuat kesal setengah mati oleh Ardika si sialan itu, hanya datang tanpa makan, dia bahkan membantu membayar, membuat kita nggak enak hati saja."Jeslin buru-buru menghubungi Kalris."Tuan Muda Kalris, terima kasih sudah membayar tagihan makan. Ibuku memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu. Mengenai kejadian hari ini, kami benar-benar minta maaf.""Ah ... bayar tagihan makan? Oh, oh, itu sudah seharusnya."Kalris sendiri juga kebingungan. Dia pergi meninggalkan restoran begitu saja, bagaimana mungkin dia tahu siapa yang membayar tagihan makan?Namun, berhubung Jeslin sekeluarga merasa dirinya yang membayar, dia juga malas memberi penjelasan lagi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jeslin, tolong beri tahu Bibi, Restoran
Mengingat Sutandi, ayahnya ingin dirinya untuk menikah dengan Ardika, Jeslin langsung merasa mual.Selain itu, biasanya hubungan ayah dan ibunya selalu harmonis. Akan tetapi, hari ini mereka bertengkar bahkan sampai mencapai tahapan akan bercerai karena Ardika.Jadi, sorot mata kebencian yang ditujukan oleh Jeslin terhadap Ardika kian mendalam."Silakan pergi dari sini, keluarga kami nggak menerimamu!"Jeslin mengulurkan lengannya yang putih mulus, lalu menunjuk ke arah pintu ruang pribadi.Sutandi mendengus dingin, lalu menegur putrinya, "Jeslin, jaga sikapmu! Cepat minta maaf pada Ardika!""Pak Sutandi, jangan salahkan Jeslin."Ardika berkata, "Semua ini salahku, seharusnya hari ini aku nggak muncul di sini.""Pak Sutandi, terima kasih sudah menjagaku, tapi aku merasa aku nggak membutuhkannya lagi.""Sebenarnya, tujuan kedatanganku ke ibu kota provinsi kali ini adalah untuk menangani beberapa hal. Tempat tinggalku sudah diatur sejak awal, nggak perlu merepotkan kalian lagi.""Lain ka
Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga
"Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok
Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi
Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal
"Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p