Mendengar makian dari ayahnya, Jacky yang duduk di kursi roda tidak mengucapkan sepatah kata pun.Saat orang-orang lain di tempat itu mendengarnya, mereka juga ikut menyerang Jacky."Paman Jacky, kalau waktu itu kamu nggak membuat masalah, keponakanmu ini sudah menjadi tuan muda dari keluarga kaya raya. Kamu benar-benar sudah mencelakaiku!"Walaupun sedang berhadapan dengan paman kedua yang sangat dihormatinya ketika dia masih kecil, Wisnu tetap tidak segan mengungkapkan isi hatinya.Wulan juga berkata, "Paman Jacky, kini putrimu juga keras kepala sepertimu. Aku lihat dia juga akan mencelakai Keluarga Basagita!""Kalian benar-benar pembawa sial bagi Keluarga Basagita!"Anggota Keluarga Basagita terus mengucapkan kata-kata yang tajam dan kasar untuk melampiaskan kekesalan mereka.Mendengar sindiran-sindiran itu, Jacky, Desi dan Luna hanya bisa berdiri mematung di tempat dengan ekspresi pucat.Sepertinya hal ini sudah lama dipendam oleh Keluarga Basagita.Siapa suruh Luna dan keluarganya
Berbeda dengan nada bicaranya pada Ardika kemarin, hari ini Tina berbicara dengan nada lembut."Oke, aku traktir kamu makan."Ardika juga berencana untuk pergi makan. Lagi pula, kalau sekarang dia pulang ke Vila Cakrawala, amarah ibu mertuanya pasti belum mereda.Jangankan membiarkannya makan bersama, dia pasti tidak akan diizinkan masuk ke dalam rumah."Di mana kamu sekarang? Aku akan pergi menjemputmu."Ardika segera memberi tahu Tina lokasi dia berada saat ini. Tidak lama kemudian, Tina sudah sampai di lokasi.Dia mengendarai sebuah mobil Mercedes Benz G yang bernilai sekitar empat miliar, sehingga menarik perhatian banyak orang.Sosok wanita yang terlihat lemah dan lembut mengendarai mobil seperti itu, tentu saja perbedaannya sangat kontras.Di bawah tatapan kagum dan meremehkan orang-orang yang berada di sekeliling tempat itu, Ardika menghampiri mobil tersebut dan masuk ke dalamnya."Ayo pergi."Tina segera melajukan mobilnya tanpa menanyakan Ardika akan mentraktirnya makan di man
Begitu keluar dari mobil, Ardika mendapati hari ini Hotel Puritama didekorasi dengan sangat meriah.Karpet merah digelar dari pintu masuk hingga ke pinggir jalan raya, seolah-olah ada acara perayaan tertentu.Tanpa berpikir banyak, Ardika langsung berjalan menuju ke pintu masuk.Tina juga melangkahkan kaki jenjangnya dan mengikuti pria itu dari belakang.Manajer Hendy sedang berdiri membelakangi Ardika di depan pintu masuk, dia terlihat sedang memberi instruksi kepada bawahannya."Pak Hendy, Bos sudah datang. Dia datang bersama Nona Tina dari Grup Lautan Berlian."Saat ini, salah seorang karyawan melihat kedatangan Ardika dan segera memberi tahu Hendy.Tina sering makan di Hotel Puritama. Kalau tidak, dia juga tidak akan sengaja membawa Ardika ke sini.Para karyawan sudah sangat mengenali wanita cantik dan kaya itu.Begitu mendengar bos mereka sudah datang, Manajer Hendy segera berbalik, lalu memberi hormat bersama para karyawan lainnya."Selamat datang Tuan Ardika, selamat datang Nona
Tina mendengus dengan ekspresi meremehkan.Kemudian, dia melemparkan kunci mobilnya kepada seorang karyawan hotel, lalu melenggang masuk ke dalam hotel.Seolah-olah sama sekali tidak tersinggung, Ardika hanya tersenyum dan mengikuti langkah kaki wanita itu.Restoran barat yang dimaksud terletak di lantai satu, belokan kiri lobi. Setelah memasuki restoran, keduanya duduk di sebuah tempat yang tenang.Tina langsung mengambil menu makanan dan mulai memesan makanan.Tanpa banyak bicara, dia langsung memesan sebotol anggur merah yang bernilai dua ratusan juta, ikan saus tiram spesial dua porsi, serta beberapa hidangan lainnya.Hanya dalam sekejap mata, tagihan makan mereka sudah mencapai empat ratusan juta."Oke, ini saja."Saat menutup menu makanan dalam genggamannya, Tina mendapati ekspresi Ardika tampak kesal."Kenapa? Apa kamu terkejut?"Dia berpikir Ardika terkejut dengan harga anggur merah kelas atas dan ikan saus tiram itu.Karena itulah yang diinginkannya, dia merasa sangat bangga.
Ardika tidak menyangka, dia akan diusir ketika sedang makan di sebuah restoran dalam hotel miliknya sendiri."Apa kamu nggak lihat aku sedang makan? Kenapa aku harus keluar sekarang?"Dia tetap duduk tenang di sana, bahkan dia sama sekali tidak mendongak untuk melihat lawan bicaranya."Huh, siapa tahu kamu benar-benar sedang makan atau sedang berpura-pura makan?"Petugas keamanan itu memelototi Ardika dan menunjukkan ekspresi arogan.Mereka berasal dari sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang keamanan. Biasanya, mereka sering menerima tugas untuk melindungi para artis.Terutama artis papan atas seperti Adrian dan Derick, penggemar mereka sangatlah banyak.Bahkan, beberapa penggemar fanatik akan berusaha keras mengetahui rute penerbangan, hotel tempat tinggal dan informasi lainnya tentang idola mereka.Kemudian, mereka akan memesan tiket penerbangan dan hotel jauh-jauh hari hanya demi melihat idola mereka dalam jarak dekat.Bahkan, beberapa di antara mereka sampai mengganggu ke
"Kamu nggak pernah mendengar nama itu, bukan berarti nggak ada."Ardika mencibir.Kalau dibandingkan pasukan biasa, tingkatan pasukan khusus jauh tinggi dan keberadaan mereka dirahasiakan. Bahkan, di dalam dokumen nama pasukan khusus hanya diwakili dengan sekelompok angka.Jadi, wajar saja orang-orang ini belum pernah mendengar nama Pasukan Khusus Serigala.Tepat pada saat ini, sekelompok orang bergegas masuk ke dalam restoran.Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita yang kurus dan berkacamata.Dia menunjukkan ekspresi dingin, seolah-olah tidak ingin didekati oleh siapa pun.Melihat beberapa orang petugas keamanan sedang mengepung Ardika, dia langsung berteriak dengan kesal, "Ada apa ini? Kenapa sampai sekarang kalian masih belum selesai mengosongkan tempat ini? Makin lama, penggemar yang berkerumun di luar sudah makin banyak. Kalau sampai terjadi sesuatu, apa kalian bisa bertanggung jawab?!""Nona Hesti, orang ini bersikeras ingin tetap berada di sini. Dia juga sudah me
Ardika tidak menyangka setelah identitasnya sebagai pemilik hotel terekspos, Hesti masih bersikap begitu arogan di hadapannya.Sebagai pemilik hotel, dia berhak memilih untuk menerima atau menolak siapa menginap di hotelnya.Hal ini adalah hal yang wajar.Namun, kalau didengar dari nada bicara wanita ini, dua artis papan atas menginap di hotelnya seperti sebuah anugerah baginya.Sungguh tidak masuk akal!Saat ini, Manajer Hendy berjalan mendekati Ardika dan berbisik, "Bos, dua artis ini sangat populer. Kalau mereka mengunggah komentar buruk tentang hotel kita, akan berpengaruh buruk pada bisnis hotel.""Benarkah? Seberapa besar pengaruh mereka?"Ardika mencibir.Seberapa besar pengaruh mereka?Melihat Ardika tidak memercayai ucapannya, emosi Hesti langsung meledak.Tepat pada saat ini, mobil yang ditumpangi oleh kedua artis papan atas itu sudah berhenti tepat di depan pintu hotel.Di bawah perlindungan para petugas keamanan, akhirnya kedua artis papan atas itu berhasil keluar dari keru
Di ujung telepon, Draco terkejut setengah mati.'Gawat, gawat. Sepertinya Bos benar-benar sudah emosi.'Dia buru-buru berkata, "Bos, Soni baru saja melaporkan padaku dia sudah berada di sekitar lokasi. Sekarang, dia sedang mengamati situasi Hotel Puritama dan merencanakan pergerakannya karena dia ingin memastikan keselamatanmu!""Dia nggak perlu memastikan keselamatanku. Aku hanya ingin dia memblokade Hotel Puritama dalam waktu satu menit!"Selesai berbicara, Ardika memutuskan sambungan teleponnya dengan kesal.Kalau ada bahaya yang mengancam keselamatannya, kedatangan Pasukan Khusus Serigala juga tidak ada gunanya."Pfftt!"Hesti langsung tertawa. "Di saat seperti ini, kamu masih bisa berakting di hadapanku. Apa kamu menganggap dirimu adalah bos sebuah pasukan yang bisa menggerakkan pasukan sesuka hatimu?"Adrian dan Derick juga ikut tertawa.Tadi Ardika mengatakan akan menggerakkan pasukan untuk memblokade hotel, mereka merasa hal ini benar-benar konyol.Namun, sebelum mereka selesai