Tina mendengus dengan ekspresi meremehkan.Kemudian, dia melemparkan kunci mobilnya kepada seorang karyawan hotel, lalu melenggang masuk ke dalam hotel.Seolah-olah sama sekali tidak tersinggung, Ardika hanya tersenyum dan mengikuti langkah kaki wanita itu.Restoran barat yang dimaksud terletak di lantai satu, belokan kiri lobi. Setelah memasuki restoran, keduanya duduk di sebuah tempat yang tenang.Tina langsung mengambil menu makanan dan mulai memesan makanan.Tanpa banyak bicara, dia langsung memesan sebotol anggur merah yang bernilai dua ratusan juta, ikan saus tiram spesial dua porsi, serta beberapa hidangan lainnya.Hanya dalam sekejap mata, tagihan makan mereka sudah mencapai empat ratusan juta."Oke, ini saja."Saat menutup menu makanan dalam genggamannya, Tina mendapati ekspresi Ardika tampak kesal."Kenapa? Apa kamu terkejut?"Dia berpikir Ardika terkejut dengan harga anggur merah kelas atas dan ikan saus tiram itu.Karena itulah yang diinginkannya, dia merasa sangat bangga.
Ardika tidak menyangka, dia akan diusir ketika sedang makan di sebuah restoran dalam hotel miliknya sendiri."Apa kamu nggak lihat aku sedang makan? Kenapa aku harus keluar sekarang?"Dia tetap duduk tenang di sana, bahkan dia sama sekali tidak mendongak untuk melihat lawan bicaranya."Huh, siapa tahu kamu benar-benar sedang makan atau sedang berpura-pura makan?"Petugas keamanan itu memelototi Ardika dan menunjukkan ekspresi arogan.Mereka berasal dari sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang keamanan. Biasanya, mereka sering menerima tugas untuk melindungi para artis.Terutama artis papan atas seperti Adrian dan Derick, penggemar mereka sangatlah banyak.Bahkan, beberapa penggemar fanatik akan berusaha keras mengetahui rute penerbangan, hotel tempat tinggal dan informasi lainnya tentang idola mereka.Kemudian, mereka akan memesan tiket penerbangan dan hotel jauh-jauh hari hanya demi melihat idola mereka dalam jarak dekat.Bahkan, beberapa di antara mereka sampai mengganggu ke
"Kamu nggak pernah mendengar nama itu, bukan berarti nggak ada."Ardika mencibir.Kalau dibandingkan pasukan biasa, tingkatan pasukan khusus jauh tinggi dan keberadaan mereka dirahasiakan. Bahkan, di dalam dokumen nama pasukan khusus hanya diwakili dengan sekelompok angka.Jadi, wajar saja orang-orang ini belum pernah mendengar nama Pasukan Khusus Serigala.Tepat pada saat ini, sekelompok orang bergegas masuk ke dalam restoran.Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita yang kurus dan berkacamata.Dia menunjukkan ekspresi dingin, seolah-olah tidak ingin didekati oleh siapa pun.Melihat beberapa orang petugas keamanan sedang mengepung Ardika, dia langsung berteriak dengan kesal, "Ada apa ini? Kenapa sampai sekarang kalian masih belum selesai mengosongkan tempat ini? Makin lama, penggemar yang berkerumun di luar sudah makin banyak. Kalau sampai terjadi sesuatu, apa kalian bisa bertanggung jawab?!""Nona Hesti, orang ini bersikeras ingin tetap berada di sini. Dia juga sudah me
Ardika tidak menyangka setelah identitasnya sebagai pemilik hotel terekspos, Hesti masih bersikap begitu arogan di hadapannya.Sebagai pemilik hotel, dia berhak memilih untuk menerima atau menolak siapa menginap di hotelnya.Hal ini adalah hal yang wajar.Namun, kalau didengar dari nada bicara wanita ini, dua artis papan atas menginap di hotelnya seperti sebuah anugerah baginya.Sungguh tidak masuk akal!Saat ini, Manajer Hendy berjalan mendekati Ardika dan berbisik, "Bos, dua artis ini sangat populer. Kalau mereka mengunggah komentar buruk tentang hotel kita, akan berpengaruh buruk pada bisnis hotel.""Benarkah? Seberapa besar pengaruh mereka?"Ardika mencibir.Seberapa besar pengaruh mereka?Melihat Ardika tidak memercayai ucapannya, emosi Hesti langsung meledak.Tepat pada saat ini, mobil yang ditumpangi oleh kedua artis papan atas itu sudah berhenti tepat di depan pintu hotel.Di bawah perlindungan para petugas keamanan, akhirnya kedua artis papan atas itu berhasil keluar dari keru
Di ujung telepon, Draco terkejut setengah mati.'Gawat, gawat. Sepertinya Bos benar-benar sudah emosi.'Dia buru-buru berkata, "Bos, Soni baru saja melaporkan padaku dia sudah berada di sekitar lokasi. Sekarang, dia sedang mengamati situasi Hotel Puritama dan merencanakan pergerakannya karena dia ingin memastikan keselamatanmu!""Dia nggak perlu memastikan keselamatanku. Aku hanya ingin dia memblokade Hotel Puritama dalam waktu satu menit!"Selesai berbicara, Ardika memutuskan sambungan teleponnya dengan kesal.Kalau ada bahaya yang mengancam keselamatannya, kedatangan Pasukan Khusus Serigala juga tidak ada gunanya."Pfftt!"Hesti langsung tertawa. "Di saat seperti ini, kamu masih bisa berakting di hadapanku. Apa kamu menganggap dirimu adalah bos sebuah pasukan yang bisa menggerakkan pasukan sesuka hatimu?"Adrian dan Derick juga ikut tertawa.Tadi Ardika mengatakan akan menggerakkan pasukan untuk memblokade hotel, mereka merasa hal ini benar-benar konyol.Namun, sebelum mereka selesai
Para prajurit pasukan khusus ini sama sekali tidak mengenal artis terkenal.Satu-satunya hal yang mereka ketahui adalah menjalankan misi memblokade Hotel Puritama dan memastikan keselamatan bos mereka."Lapor, Ketua. Kami sudah menguasai bagian dalam Hotel Puritama dan memastikan keselamatan Bos!"Pria itu segera melaporkan situasi terkini kepada Wolf melalui alat yang terpasang di telinganya.Dia sudah melihat Ardika dan mengetahui sosok itu adalah bos mereka."Oke, aku akan segera ke sana."Suara antusias terdengar dari ujung sana."Bos? Siapa bos mereka? Apa bos mereka menginap di sini?"Hesti, Adrian dan yang lainnya tercengang.Sesaat kemudian, seorang pria yang mengenakan setelan tentara bergegas masuk ke dalam restoran.Begitu melihat kedatangan pria itu, ekspresi Hesti dan yang lainnya langsung berubah menjadi pucat.Brigadir jenderal!Pria itu adalah seorang brigadir jenderal!Tokoh hebat seperti itu tidak mampu mereka provokasi!Sesaat kemudian, ekspresi mereka menjadi makin
Begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ardika, Hesti dan yang lainnya ingin sekali hilang ditelan bumi.Sebelumnya, mereka meminta seorang tokoh hebat seperti Ardika meminta maaf pada mereka, bahkan mengancam akan menghancurkan bisnisnya.Benar-benar cari mati sendiri!"Tuan, Anda adalah sosok yang terhormat. Bagaimana mungkin kami berani menyuruh Anda untuk meminta maaf. Seharusnya kami yang meminta maaf pada Anda. Semuanya salah kami ...."Suara Hesti terdengar serak."Sosok yang terhormat, ya?"Ekspresi Ardika berubah menjadi muram. Dia berkata dengan nada menyindir, "Kalau hari ini aku bukan sosok yang terhormat, kalian pasti nggak akan meminta maaf padaku, 'kan? Aku yang harus meminta maaf pada kalian. Kalau aku nggak meminta maaf, kalian akan mengunggah Instagram untuk menghancurkan bisnis hotelku!"Saking ketakutan, Adrian dan Derick nyaris pingsan di tempat.Itu adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka untuk mengancam Ardika.'Gawat! Tuan ini mengingat semuanya!'Au
Pasukan Khusus Serigala datang dan pergi dengan cepat.Dalam sekejap, suasana di Hotel Puritama kembali normal.Namun, para penggemar yang sedang berkerumun di luar tercengang.Mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, setelah hotel diblokade oleh Pasukan Khusus Serigala, idola mereka langsung dibawa pergi."Apa yang terjadi? Apa mungkin idola kita telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum? Hiks!""Idola kita sangat giat bekerja dan baik hati, mereka nggak mungkin melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Para prajurit itu pasti datang untuk melindungi mereka ...."Mereka semua mulai berspekulasi mengenai apa yang telah terjadi.Sementara itu, Manajer Hendy dan para karyawan hotel lainnya juga baru tersadar dari lamunan mereka.Mereka sama sekali tidak menyangka, bos mereka itu adalah sosok yang begitu hebat.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, bos mereka sudah bisa menggerakkan Pasukan Khusus Serigala.Sungguh luar biasa!Mereka sangat bangga memiliki bos seperti it
Ardika tetap duduk bersandar dengan santai pada kursinya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kartu tertutup saja belum dibuka, siapa yang berani bilang aku pasti kalah? Tentu saja aku harus membuka kartu dulu."Saat berbicara, Ardika kembali menyunggingkan seulas senyum mempermainkan."Tapi, agar nanti nggak ada orang-orang bodoh yang maju dan mengataiku curang, Nona Rosa, tolong bukakan kartunya untukku."Melihat kartu tertutup di hadapan Ardika itu, sudut mata Rosa berkedut.Meja kartu itu adalah meja dua orang. Namun, kalau dia ingin membukakan kartu Ardika, dia juga harus berdiri dan membungkukkan badannya.Dia sedang dalam balutan gaun pesta. Saat itu tiba, bukankah dua gundukan indahnya akan terekspos di hadapan pria itu?'Dasar bajingan ini! Dari tadi sudah lihat, masih saja nggak puas! Sekarang dia malah ingin melihat dengan lebih jelas lagi!'"Tika, buka kartunya!"Raut wajah Rosa tampak agak muram. Dia langsung memanggil teman baiknya yang tadi untuk kemari. Tentu saja dia tid
"Kalau begitu, ayo mulai."Tanpa beromong kosong lagi, Rosa langsung mulai mengocok kartu.Saat dia sedang mengocok kartu, dia mendapati pandangan Ardika terpaku pada kartu-kartu dalam genggamannya. Sangat jelas sedang menghafal kartu.Rosa mencibir dalam hati. 'Dia benar-benar menganggap dirinya sebagai dewa judi, ya?'Setelah Ardika selesai memilah kartu, Rosa langsung mengeluarkan dua lembar kartu. Kartu yang pertama untuk Ardika, sedangkan kartu yang kedua untuk dirinya, lalu mengulanginya sekali lagi.Setiap orang mendapatkan dua lembar kartu, yang satu kartu terbuka, sedangkan yang satunya lagi kartu tertutup."Ardika, kartumu As, kartuku King."Rosa bertanya, "Masih mau?"Ardika menyandarkan tubuhnya ke belakang, menggunakan kedua tangannya sebagai alas kepalanya. Dia menatap Rosa dengan tatapan mempermainkan dan berkata, "Jangan buang-buang waktu lagi, langsung bagikan kartu ketiga untukku.""Satu hal lagi, aku mau kartu terbuka."Rosa merasa kurang nyaman, dia merasakan sorot
Ardika juga mengangkat alisnya.Persyaratan seperti ini bahkan diterima oleh Rosa, sepertinya ada banyak hal yang wanita itu ingin dapatkan dari dirinya."Katakan saja persyaratanmu."Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung berjalan ke arah meja kartu, lalu langsung duduk.Sekarang dia tiba-tiba diliputi sedikit rasa penasaran. Dia tidak keberatan untuk menemani wanita yang satu ini bermain.Rosa menatap Ardika dengan lekat, lalu mencibir dan berkata, "Bukankah kamu bilang kalau aku kalah, malam ini akan menjadi milikmu? Persyaratanku adalah, kalau kamu kalah, dalam satu bulan selanjutnya, kamu juga menjadi milikku.""Aku mau kamu menjadi pelayanku, melakukan apa pun yang kuperintahkan!""Kamu sama sekali nggak boleh melawan!"Seharusnya waktu satu bulan sudah cukup untuk membuat Ardika menyembuhkan penyakit ayahnya.Ardika mengamati Rosa dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Nggak boleh melawan?""Baiklah. Sebenarnya, dari segi mana pu
Rosa mengerutkan keningnya, lalu menyela, "Sudahlah, semuanya. Karena kalian semua sudah menghadiri acara ini, maka kalian semua adalah temanku."Dia takut orang-orang ini membuat Ardika pergi karena kesal. Kalau seperti itu, dia sepenuhnya tidak akan punya cara untuk menangani Ardika lagi.Melihat Rosa begitu melindungi Ardika, Werdi dan yang lainnya jelas tidak senang, tetapi mereka juga tidak bisa berkomentar apa pun."Ardika, cara main seperti apa baru bisa membuatmu berminat?"Rosa bertanya dengan sabar.Akhirnya Ardika mengangkat kepalanya. Dia melirik semua orang sejenak. Pada akhirnya, dia menatap Rosa dengan sorot mata mempermainkan dan berkata, "Minum alkohol nggak menarik, judi uang melanggar hukum.""Bagaimana kalau begini saja, Nona Rosa? Kalau kamu kalah, malam ini menjadi milikku.""Aku hanya punya satu persyaratan ini saja. Kalau kamu nggak setuju, kita nggak perlu bermain lagi."Dia benar-benar sudah tidak sabar menghadapi tingkah wanita yang satu ini. Dia ingin menggu
Aturan permainan kartu 21 ini sangat sederhana, kebanyakan orang memainkannya dengan mengandalkan keberuntungan, sebagai penentu yang menang dan yang kalah.Namun, ini hanya khusus untuk para pemain biasa.Bagi pemain yang benar-benar andal, mereka bertanding dalam hal mental dan trik.Siapa sangka, Rosa yang awalnya memasang ekspresi lembut itu, begitu mulai bermain kartu, dia langsung berubah menjadi sosok wanita yang kuat. Semua tuan muda itu dikalahkan olehnya.Setengah jam kemudian, saat beberapa orang tuan muda yang menyebut diri mereka sebagai ahli itu sudah minum hingga wajah mereka memerah, Rosa masih tampak santai, bahkan tidak mengedipkan matanya sama sekali.Selain itu, dilihat dari ekspresi santai wanita ini, mungkin ini adalah hasil dari belas kasihannya.Kalau tidak, mungkin para tuan muda ini sudah mabuk berat, sampai menunjukkan ekspresi aneh dan bertingkah aneh.Melihat pemandangan ini, bahkan Werdi dan beberapa orang lainnya yang awalnya ingin bermain beberapa ronde
Ekspresi tidak senang tampak jelas di wajah Futari. Sambil memasang ekspresi dingin, dia sama sekali tidak menanggapi wanita itu.Werdi terkekeh dan berkata, "Tuan Ardika, aku akui sebelumnya melakukan kesalahan. Tapi, aku juga melakukannya karena terlalu menyukai Futari. Melihat interaksi dekat kalian, aku langsung emosi. Bagaimana kalau kamu memaafkanku?""Ardika, aku minta maaf padamu. Awalnya karena hubunganmu dengan Paman Sutandi sekeluarga, seharusnya kita adalah teman. Aku bertanggung jawab untuk membantumu, ini salahku!"Saat ini, bahkan Kalris yang arogan juga meminta maaf pada Ardika sambil tersenyum.Ardika melirik ketiga bocah itu dengan sorot mata agak mempermainkan. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maaf, kalian bertiga nggak berhak menjadi temanku."Saat ini, Ardika adalah pusat perhatian tempat itu. Selain itu, dia juga tidak sengaja menurunkan volume suaranya.Begitu dia selesai berbicara, pandangan semua orang langsung tertuju pada Werdi dan dua oran
"Kak Ardika, barusan salah kami, kami memang pantas dipukul. Maaf, ya ...."Saat ini, para nona dan tuan muda yang menaruh kebencian mendalam terhadap Ardika sudah mengubah ekspresi mereka. Mereka bergegas mengerumuni Ardika, mencoba untuk mengobrol dengannya.Wilfred saja bersikap penuh hormat dengan Ardika, bisa diperintahkan untuk datang dan pergi oleh Ardika sesuka hati.Mereka merasa Ardika pasti memiliki latar belakang luar biasa yang tidak diketahui oleh orang lain. Mereka tidak berani terus menjadi musuh Ardika lagi. Karena itulah, mereka segera memanfaatkan kesempatan ini untuk berdamai dengan Ardika.Kalangan para nona dan tuan muda ini paling nyata.Sejak kecil, mereka sudah mempelajari cara untuk menghadapi orang-orang dari keluarga mereka. Cara ini sudah membekas dalam benak mereka. Pada saat bersamaan, mereka paling ahli dalam melihat situasi, mengikuti alur.Orang-orang ini adalah tipe orang yang bersedia menjalin hubungan sahabat denganmu karena kamu memiliki latar bela
"Hmm ... itu ... apa Tuan benar-benar nggak mempertimbangkan untuk menerima murid?""Aku bisa memberikan bayaran, semua uang yang kuhasilkan akan kuberikan padamu ...."Berdiri di hadapan Ardika, Wilfred melontarkan kata-kata itu sambil tersenyum.Heboh!Melihat pemandangan tersebut, suasana di tempat itu langsung heboh.Mereka tidak peduli apa yang dikatakan oleh Wilfred terhadap Ardika, bahkan mereka tidak bisa mendengar terlalu jelas.Namun, semua orang bisa melihat dengan jelas, Wilfred bersikap hormat pada Ardika, bahkan tidak menunjukkan sikap layaknya seorang profesor terkenal, melainkan seperti bocah ingusan yang tengah mengganggu Ardika, menginginkan sesuatu dari Ardika.Sebenarnya apa latar belakang si Ardika itu?Bahkan Wilfred, sosok profesor yang disambut hangat oleh orang-orang kaya dan berkuasa di Kota Jewo, juga memperlakukannya seperti itu.Rosa juga tercengang, tidak mengerti apa yang sedang terjadi.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah kubilang berkali-
Mengingat saat di rumah Jace, ekspresi Rosa langsung sedikit berubah.Dia baru teringat Ardika juga berada di sini. Kalau sampai Wilfred melihat Ardika, pasti akan menimbulkan kesalahpahaman. Saat itu tiba, kejadian tidak menyenangkan akan terjadi lagi."Pergilah, persilakan Ardika pergi untuk sementara waktu. Usahakan lakukan dengan sikap yang baik, jangan sampai menyinggung dia. Katakan saja ada sedikit hal yang perlu didiskusikan dengannya."Rosa segera melambaikan tangannya pada seorang anak buahnya, memberi instruksi pada anak buahnya itu.Setelah dua kali berinteraksi dengan Ardika, dia juga sudah mengenal baik temperamen buruk Ardika.Bocah yang satu itu tidak takut pada apa pun, pada siapa pun. Kalau makin memaksakan kekerasan padanya, maka bocah tersebut akan makin menentang.Anak buah itu segera mengangguk. Kemudian, dia berjalan menghampiri Ardika, lalu menyampaikan ucapan Rosa pada Ardika.Ardika tidak tahu permainan seperti apa yang ingin dimainkan oleh wanita itu. Dia ber