Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2246 Malam Ini Menjadi Milikku

Share

Bab 2246 Malam Ini Menjadi Milikku

Author: Sarjana
Rosa mengerutkan keningnya, lalu menyela, "Sudahlah, semuanya. Karena kalian semua sudah menghadiri acara ini, maka kalian semua adalah temanku."

Dia takut orang-orang ini membuat Ardika pergi karena kesal. Kalau seperti itu, dia sepenuhnya tidak akan punya cara untuk menangani Ardika lagi.

Melihat Rosa begitu melindungi Ardika, Werdi dan yang lainnya jelas tidak senang, tetapi mereka juga tidak bisa berkomentar apa pun.

"Ardika, cara main seperti apa baru bisa membuatmu berminat?"

Rosa bertanya dengan sabar.

Akhirnya Ardika mengangkat kepalanya. Dia melirik semua orang sejenak. Pada akhirnya, dia menatap Rosa dengan sorot mata mempermainkan dan berkata, "Minum alkohol nggak menarik, judi uang melanggar hukum."

"Bagaimana kalau begini saja, Nona Rosa? Kalau kamu kalah, malam ini menjadi milikku."

"Aku hanya punya satu persyaratan ini saja. Kalau kamu nggak setuju, kita nggak perlu bermain lagi."

Dia benar-benar sudah tidak sabar menghadapi tingkah wanita yang satu ini. Dia ingin menggu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2247 Permainan Kartu

    Ardika juga mengangkat alisnya.Persyaratan seperti ini bahkan diterima oleh Rosa, sepertinya ada banyak hal yang wanita itu ingin dapatkan dari dirinya."Katakan saja persyaratanmu."Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung berjalan ke arah meja kartu, lalu langsung duduk.Sekarang dia tiba-tiba diliputi sedikit rasa penasaran. Dia tidak keberatan untuk menemani wanita yang satu ini bermain.Rosa menatap Ardika dengan lekat, lalu mencibir dan berkata, "Bukankah kamu bilang kalau aku kalah, malam ini akan menjadi milikmu? Persyaratanku adalah, kalau kamu kalah, dalam satu bulan selanjutnya, kamu juga menjadi milikku.""Aku mau kamu menjadi pelayanku, melakukan apa pun yang kuperintahkan!""Kamu sama sekali nggak boleh melawan!"Seharusnya waktu satu bulan sudah cukup untuk membuat Ardika menyembuhkan penyakit ayahnya.Ardika mengamati Rosa dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Nggak boleh melawan?""Baiklah. Sebenarnya, dari segi mana pu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2248 Mengaku Kalah Atau Lanjut

    "Kalau begitu, ayo mulai."Tanpa beromong kosong lagi, Rosa langsung mulai mengocok kartu.Saat dia sedang mengocok kartu, dia mendapati pandangan Ardika terpaku pada kartu-kartu dalam genggamannya. Sangat jelas sedang menghafal kartu.Rosa mencibir dalam hati. 'Dia benar-benar menganggap dirinya sebagai dewa judi, ya?'Setelah Ardika selesai memilah kartu, Rosa langsung mengeluarkan dua lembar kartu. Kartu yang pertama untuk Ardika, sedangkan kartu yang kedua untuk dirinya, lalu mengulanginya sekali lagi.Setiap orang mendapatkan dua lembar kartu, yang satu kartu terbuka, sedangkan yang satunya lagi kartu tertutup."Ardika, kartumu As, kartuku King."Rosa bertanya, "Masih mau?"Ardika menyandarkan tubuhnya ke belakang, menggunakan kedua tangannya sebagai alas kepalanya. Dia menatap Rosa dengan tatapan mempermainkan dan berkata, "Jangan buang-buang waktu lagi, langsung bagikan kartu ketiga untukku.""Satu hal lagi, aku mau kartu terbuka."Rosa merasa kurang nyaman, dia merasakan sorot

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2249 Keberuntungan Luar Biasa

    Ardika tetap duduk bersandar dengan santai pada kursinya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kartu tertutup saja belum dibuka, siapa yang berani bilang aku pasti kalah? Tentu saja aku harus membuka kartu dulu."Saat berbicara, Ardika kembali menyunggingkan seulas senyum mempermainkan."Tapi, agar nanti nggak ada orang-orang bodoh yang maju dan mengataiku curang, Nona Rosa, tolong bukakan kartunya untukku."Melihat kartu tertutup di hadapan Ardika itu, sudut mata Rosa berkedut.Meja kartu itu adalah meja dua orang. Namun, kalau dia ingin membukakan kartu Ardika, dia juga harus berdiri dan membungkukkan badannya.Dia sedang dalam balutan gaun pesta. Saat itu tiba, bukankah dua gundukan indahnya akan terekspos di hadapan pria itu?'Dasar bajingan ini! Dari tadi sudah lihat, masih saja nggak puas! Sekarang dia malah ingin melihat dengan lebih jelas lagi!'"Tika, buka kartunya!"Raut wajah Rosa tampak agak muram. Dia langsung memanggil teman baiknya yang tadi untuk kemari. Tentu saja dia tid

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2250 Menerima Kekalahan

    Rosa adalah tipe orang yang arogan, dia tidak akan melakukan sesuatu yang menarik kata-katanya.Dia sudah mengatakan akan memainkan satu ronde saja, tentu saja tidak baik kalau dia mengatakan ingin memainkan dua ronde lagi sekarang.Namun, kalau dia harus menyerahkan tubuhnya yang bersih itu pada Ardika malam ini, dia benar-benar tidak bisa terima.Sementara itu, Werdi dan yang lainnya hanya merasa Ardika benar-benar terlalu arogan.Bahkan Rosa, bintang utama sekaligus orang yang berulang tahun malam ini, juga berani Ardika singgung. Apa pria itu berencana untuk menyinggung semua orang kalangan kelas atas ibu kota provinsi?Orang kampungan dari luar kota ini benar-benar sudah terlalu memandang tinggi diri sendiri."Eh, orang kampungan, jangan berpura-pura baik. Bagaimana mungkin hanya satu ronde saja sudah bisa menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Harus tiga ronde baru bisa ditentukan."Raina berkata dengan dingin, "Nona Rosa, main dua ronde saja lagi dengannya. Dengan ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2251 Situasi Kembali Berubah

    Melihat Ardika yang saat ini tampak sangat arogan, Rosa memelototi Ardika. Sorot matanya dipenuhi dengan api amarah yang membara.Sementara itu, melihat ekspresi tidak terima masih menghiasi wajah wanita tersebut, Ardika hanya tersenyum. Dia tiba-tiba berdiri.Detik berikutnya, dia sudah muncul di hadapan Rosa, lalu merangkul pinggang ramping wanita tersebut.Rosa sangat malu sekaligus marah. Dia berkata dengan marah, "Sialan! Apa yang ingin kamu lakukan?!""Bukankah kamu sendiri yang bilang malam ini kamu sudah menjadi milikku? Sekarang sudah malam, 'kan?"Ardika merangkul pinggang ramping wanita itu dengan sangat erat, membuat wanita itu tidak bisa melepaskan diri darinya. "Karena kamu sudah menjadi wanitaku, apa salahnya aku merangkul pinggangmu? Aku bahkan belum melakukan hal yang lebih keterlaluan lagi.""Kamu ...."Rosa benar-benar kesal setengah mati, tetapi pria sialan di sampingnya ini seperti tang besi yang menahan dirinya dengan sangat kuat.'Hal yang lebih keterlaluan lagi?

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2252 Ardika Mencuri Barang

    Saat ini, satu per satu dari para nona dan tuan muda yang berada di tempat tersebut angkat bicara untuk membersihkan nama mereka.Siapa pun di antara mereka tentu saja tidak ingin dituduh seperti ini.Biarpun hanya sekadar dicurigai, itu juga akan berdampak buruk terhadap reputasi mereka.Saat ini, Kalris tiba-tiba berkata dengan tajam, "Semuanya, orang-orang yang hadir malam ini adalah orang-orang yang familier di kalangan kita, tentu saja nggak akan melakukan tindakan rendahan seperti pencurian.""Tapi, bocah yang satu ini adalah pengecualian!"Saat berbicara, Kalris tiba-tiba mengulurkan lengannya dan menunjuk ke arah seseorang.Secara naluriah, pandangan semua orang mengikuti arah yang ditunjuk oleh Kalris. Pandangan mereka tertuju pada Ardika yang berdiri di samping Rosa."Si Ardika ini baru pertama kali muncul di kalangan kita ini. Apalagi, dia menyelinap masuk saja tanpa sebab!""Begitu datang saja, dia langsung makan tanpa henti seperti hantu kelaparan saja. Itu artinya dia san

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2253 Aturan Hainiken

    "Nona Rosa, nggak bisa lapor polisi!""Ya, benar. Kita tangani sendiri saja. Lagi pula, hanya barang bernilai 14 miliar, nggak perlu sampai melibatkan polisi."Satu per satu dari para nona dan tuan muda segera menyuarakan pendapat mereka.Rosa mengerutkan keningnya. Mendengar pendapat begitu banyak orang, bagaimana mungkin dia bisa menganggapnya sebagai angin lalu?Saat ini, Kalris berkata, "Dik, bagaimana kalau begini saja? Tempat ini adalah Hainiken, pasti ada aturannya sendiri. Kita gunakan saja aturan Hainiken.""Segera temukan berliannya, tangani masalah ini tanpa membesar-besarkan masalah."Rosa mengangguk dalam diam. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya, lalu berkata, "Baiklah, aku akan menelepon mereka.""Nggak perlu."Melihat Rosa sudah setuju untuk membiarkan Hainiken menangani masalah ini, Kalris langsung tersenyum dan berkata, "Aku sudah menghubungi Mitha. Dia akan segera membawa orang-orangnya kemari untuk menangani masalah ini."Selesai berbicara, dia mengalihkan pandanga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2254 Aku Adalah Hukum

    "Hainiken menunjukkan sikap seperti ini, aku sudah bisa tenang."Werdi mengangguk dengan puas. Kemudian, dia mengulurkan lengannya untuk menunjuk Ardika dan berkata, "Bu Mitha, aku punya alasan yang cukup kuat mencurigai bocah ini yang telah mencuri berlianku!""Aku sudah tahu dia orangnya! Sebelumnya saat aku melihatnya saja, aku sudah tahu dia adalah orang yang nggak beres!"Mitha mengangguk, sama sekali tidak terkejut.Begitu dia melambaikan tangannya, beberapa orang pria bersetelan jas itu pun langsung mengepung Ardika.Kali ini, Mitha secara khusus berdiri di luar kepungan para pria bersetelan jas tersebut, lalu berkata dengan tajam, "Bocah, serahkan berlian itu sendiri.""Lalu berlutut mengakui kesalahanmu. Dengan begitu, aku bisa mempertimbangkan untuk mematahkan satu ruas jarimu saja!""Kalau sampai orang-orangku yang menemukannya, maka satu lenganmu akan dipatahkan!"Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Ckckck, bahkan bukti yang sedikit meyakinkan pun nggak ada, tapi sudah be

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2280 Pasti Palsu

    Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2279 Membiarkan Tuan Menunggu Lama

    "Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2278 Kamu Akan Malu Sendiri

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status