Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 108 Brigadir Jenderal

Share

Bab 108 Brigadir Jenderal

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Para prajurit pasukan khusus ini sama sekali tidak mengenal artis terkenal.

Satu-satunya hal yang mereka ketahui adalah menjalankan misi memblokade Hotel Puritama dan memastikan keselamatan bos mereka.

"Lapor, Ketua. Kami sudah menguasai bagian dalam Hotel Puritama dan memastikan keselamatan Bos!"

Pria itu segera melaporkan situasi terkini kepada Wolf melalui alat yang terpasang di telinganya.

Dia sudah melihat Ardika dan mengetahui sosok itu adalah bos mereka.

"Oke, aku akan segera ke sana."

Suara antusias terdengar dari ujung sana.

"Bos? Siapa bos mereka? Apa bos mereka menginap di sini?"

Hesti, Adrian dan yang lainnya tercengang.

Sesaat kemudian, seorang pria yang mengenakan setelan tentara bergegas masuk ke dalam restoran.

Begitu melihat kedatangan pria itu, ekspresi Hesti dan yang lainnya langsung berubah menjadi pucat.

Brigadir jenderal!

Pria itu adalah seorang brigadir jenderal!

Tokoh hebat seperti itu tidak mampu mereka provokasi!

Sesaat kemudian, ekspresi mereka menjadi makin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 109 Mempromosikan Hotel

    Begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ardika, Hesti dan yang lainnya ingin sekali hilang ditelan bumi.Sebelumnya, mereka meminta seorang tokoh hebat seperti Ardika meminta maaf pada mereka, bahkan mengancam akan menghancurkan bisnisnya.Benar-benar cari mati sendiri!"Tuan, Anda adalah sosok yang terhormat. Bagaimana mungkin kami berani menyuruh Anda untuk meminta maaf. Seharusnya kami yang meminta maaf pada Anda. Semuanya salah kami ...."Suara Hesti terdengar serak."Sosok yang terhormat, ya?"Ekspresi Ardika berubah menjadi muram. Dia berkata dengan nada menyindir, "Kalau hari ini aku bukan sosok yang terhormat, kalian pasti nggak akan meminta maaf padaku, 'kan? Aku yang harus meminta maaf pada kalian. Kalau aku nggak meminta maaf, kalian akan mengunggah Instagram untuk menghancurkan bisnis hotelku!"Saking ketakutan, Adrian dan Derick nyaris pingsan di tempat.Itu adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka untuk mengancam Ardika.'Gawat! Tuan ini mengingat semuanya!'Au

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 110 Makan Gratis

    Pasukan Khusus Serigala datang dan pergi dengan cepat.Dalam sekejap, suasana di Hotel Puritama kembali normal.Namun, para penggemar yang sedang berkerumun di luar tercengang.Mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, setelah hotel diblokade oleh Pasukan Khusus Serigala, idola mereka langsung dibawa pergi."Apa yang terjadi? Apa mungkin idola kita telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum? Hiks!""Idola kita sangat giat bekerja dan baik hati, mereka nggak mungkin melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Para prajurit itu pasti datang untuk melindungi mereka ...."Mereka semua mulai berspekulasi mengenai apa yang telah terjadi.Sementara itu, Manajer Hendy dan para karyawan hotel lainnya juga baru tersadar dari lamunan mereka.Mereka sama sekali tidak menyangka, bos mereka itu adalah sosok yang begitu hebat.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, bos mereka sudah bisa menggerakkan Pasukan Khusus Serigala.Sungguh luar biasa!Mereka sangat bangga memiliki bos seperti it

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 111 Karena Aku Adalah Pemilik Hotel Ini

    Ardika memang agak terkejut.Dia tidak menyangka, hanya dengan memesan beberapa hidangan tambahan saja, tagihan makannya sudah mencapai angka miliaran.Sebenarnya, makanan di restoran barat ini tidak sesuai dengan seleranya. Dia lebih memilih untuk makan makanan rumahan.Namun, karena Tina yang meminta untuk makan di sini, dia yang bertugas untuk mentraktir wanita di hadapannya ini pun tidak punya pilihan lain selain memastikan perutnya sendiri terisi penuh.Dia merasa membayar semahal itu hanya untuk memakan makanan seperti ini hanya membuang-buang uang saja."Kenapa? Sekarang kamu baru terkejut? Tadi saat kamu pesan, kamu sama sekali nggak memedulikan harganya, 'kan?"Melihat perubahan pada ekspresi Ardika, Tina terlihat sangat bangga.Awalnya, dia berencana untuk menaklukkan Ardika hanya dengan mengeluarkan empat ratusan juta.Namun, dia sama sekali tidak menyangka, karena pria di hadapannya ini hanya memesan makanan tanpa memedulikan harga, uang yang harus dikeluarkannya mencapai a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 112 Hotel Ini Benar-Benar Milikmu

    "Hotel Puritama benar-benar milikmu?"Tina langsung membelalak kaget.'Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin idiot ini adalah pemilik Hotel Puritama?!'Untuk sesaat, dia tidak memercayai hal ini.Namun, kalau tidak percaya, dia juga tidak bisa memikirkan sebuah alasan yang dapat menjelaskan situasi seperti ini.Walaupun uang sebesar dua miliar tidak seberapa baginya, tetapi Ardika pasti tidak memiliki uang sebanyak itu.Namun, tagihan makan mereka di Hotel Puritama malah digratiskan.Ardika tersenyum dan berkata, "Tina, apa sekarang kamu masih berniat mendesakku untuk bercerai dengan Luna lagi?"Dalam sekejap, Tina langsung merasa malu.Sebelumnya, dia mengatai Ardika tidak memiliki apa pun dan terus merendahkan pria itu, bahkan memaksanya untuk bercerai dengan Luna.Siapa sangka, tiba-tiba saja Ardika sudah memiliki sebuah hotel mewah.Tina benar-benar ingin menampar dirinya sendiri.Dia menuruni tangga dengan tatapan kosong.Tepat pada saat ini, beberapa pelanggan restoran juga sudah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 113 Aku Mewakili Kamu Menghadiri Acara Itu

    "Ada dua artis terkenal yang menginap di hotel itu mengusir seluruh tamu hotel. Sepertinya mereka sudah memprovokasi sosok hebat dari pasukan khusus, sampai-sampai tokoh hebat itu menggerakkan pasukan khusus dan memblokade hotel.""Kedua artis terkenal itu ditangkap dan disuruh untuk menulis surat pengakuan kesalahan, bahkan harus mengunggahnya ke Instagram. Sekarang beritanya sudah menyebar luas di internet!""Sebenarnya siapa sosok hebat itu? Sungguh luar biasa ...."Biasanya Desi tidak memedulikan berita dunia hiburan.Artis bercerai saja, dunia maya sudah gempar, benar-benar mengesalkan, seolah-olah tidak pernah ada orang yang bercerai di dunia ini saja.Namun, kejadian kali ini berlokasi di Hotel Puritama, jadi dia tertarik untuk membaca beritanya.Begitu mendengar ucapannya, hal itu langsung menarik perhatian Jacky dan Luna.Mereka juga ikut mendiskusikan hal itu dengannya.Hal yang paling menarik perhatian mereka adalah sosok hebat itu.Sayang sekali, walaupun berita tentang kej

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 114 Gedung Universal

    "Nggak bisa, aku tetap harus pergi."Luna tetap bersikeras tidak membiarkan Ardika mewakilinya menghadiri acara itu, dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan suaminya.Keluarga Susanto adalah sebuah keluarga yang besar. Bagaimana mungkin bisa hancur begitu saja?Dia tahu, setelah Asosiasi Bahan Bangunan yang baru sukses didirikan, kekuatan Keluarga Susanto akan meningkat secara signifikan.Mungkin saja dalam acara besok, Budi akan memanfaatkan kesempatan untuk mempersulit Ardika.Bagaimana mungkin Ardika bisa menahan tekanan sebesar itu?"Luna, untuk apa kamu keras kepala seperti itu? Dia sendiri yang mengajukan diri untuk menghadiri acara itu, biarkan saja dia pergi!"Saat ini, Desi bangkit dari sofa dan menarik putrinya. "Dia adalah seorang pria, sudah sepantasnya dia menghadapi situasi seperti itu. Memang kenapa kalau dia dikatai oleh orang-orang? Dia makan dan minum gratis di rumah kita. Kalau melakukan hal seperti ini saja dia nggak bisa, untuk apa kita memeliharanya?!"Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 115 Teman Lama

    "Sepertinya Asosiasi Bahan Bangunan sedang memprovokasi Grup Sentosa Jaya dengan terang-terangan.""Manajer umum Grup Sentosa Jaya adalah Tuan Henry. Budi benar-benar bernyali besar. Dia adalah orang pertama di Kota Banyuli yang berani memprovokasi Tuan Henry.""Jangan membahas Tuan Henry lagi. Belakangan ini, Asosiasi Bahan Bangunan terus berusaha menguasai Grup Sentosa Jaya. Tapi, apa ada tindakan perlawanan dari Tuan Henry? Aku dengar, Keluarga Mahasura mendukung Budi, jadi tentu saja Tuan Henry agak segan padanya.""Ya, sebelumnya hanya dengan sepatah kata saja Grup Sentosa Jaya sudah bisa menghancurkan Asosiasi Bahan Bangunan. Siapa sangka, nggak lama kemudian roda sudah berputar dan mereka yang hancur ...."Orang-orang yang datang menghadiri acara berkumpul dan mendiskusikan hal ini bersama.Mendengar pembicaraan mereka, Ardika hanya mencibir dalam hati.'Hancur, ya? Mari kita lihat pihak mana yang akan hancur.'Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung berjalan ke arah pi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 116 Menjadi Sasaran Cemoohan

    Saat duduk di bangku kuliah, mereka sudah mengenal Ardika.Setelah mendengar ucapan James, orang-orang di sekeliling mereka langsung mengalihkan pandangan ke arah Ardika."Tuan Muda Keluarga Mahasura yang dari ibu kota provinsi itu?""Pak James, kalian mengenal Tuan Muda Keluarga Mahasura?"Semua orang menatap James dan yang lainnya dengan tatapan kagum.Budi merekrut empat orang itu sebagai sekretaris Asosiasi Bahan Bangunan dan menempatkan mereka di bawah pengawasan Jenny, yang merupakan kepala sekretaris.Tugas mereka adalah menjalin relasi dengan para tokoh hebat. Pada saat bersamaan, mereka juga bertugas membantu Budi mengawasi tokoh-tokoh hebat itu. Boleh dibilang merupakan sebuah pekerjaan yang cukup membanggakan.Mendengar ucapan orang-orang di sekeliling mereka, Jenny, James dan ketiga pria lainnya pun tertawa.James mencibir dan berkata, "Tuan Muda Keluarga Mahasura apaan? Dia sudah lama diusir oleh Keluarga Mahasura. Sekarang dia nggak lebih dari seorang pecundang yang menga

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status