Begitu keluar dari mobil, Ardika mendapati hari ini Hotel Puritama didekorasi dengan sangat meriah.Karpet merah digelar dari pintu masuk hingga ke pinggir jalan raya, seolah-olah ada acara perayaan tertentu.Tanpa berpikir banyak, Ardika langsung berjalan menuju ke pintu masuk.Tina juga melangkahkan kaki jenjangnya dan mengikuti pria itu dari belakang.Manajer Hendy sedang berdiri membelakangi Ardika di depan pintu masuk, dia terlihat sedang memberi instruksi kepada bawahannya."Pak Hendy, Bos sudah datang. Dia datang bersama Nona Tina dari Grup Lautan Berlian."Saat ini, salah seorang karyawan melihat kedatangan Ardika dan segera memberi tahu Hendy.Tina sering makan di Hotel Puritama. Kalau tidak, dia juga tidak akan sengaja membawa Ardika ke sini.Para karyawan sudah sangat mengenali wanita cantik dan kaya itu.Begitu mendengar bos mereka sudah datang, Manajer Hendy segera berbalik, lalu memberi hormat bersama para karyawan lainnya."Selamat datang Tuan Ardika, selamat datang Nona
Tina mendengus dengan ekspresi meremehkan.Kemudian, dia melemparkan kunci mobilnya kepada seorang karyawan hotel, lalu melenggang masuk ke dalam hotel.Seolah-olah sama sekali tidak tersinggung, Ardika hanya tersenyum dan mengikuti langkah kaki wanita itu.Restoran barat yang dimaksud terletak di lantai satu, belokan kiri lobi. Setelah memasuki restoran, keduanya duduk di sebuah tempat yang tenang.Tina langsung mengambil menu makanan dan mulai memesan makanan.Tanpa banyak bicara, dia langsung memesan sebotol anggur merah yang bernilai dua ratusan juta, ikan saus tiram spesial dua porsi, serta beberapa hidangan lainnya.Hanya dalam sekejap mata, tagihan makan mereka sudah mencapai empat ratusan juta."Oke, ini saja."Saat menutup menu makanan dalam genggamannya, Tina mendapati ekspresi Ardika tampak kesal."Kenapa? Apa kamu terkejut?"Dia berpikir Ardika terkejut dengan harga anggur merah kelas atas dan ikan saus tiram itu.Karena itulah yang diinginkannya, dia merasa sangat bangga.
Ardika tidak menyangka, dia akan diusir ketika sedang makan di sebuah restoran dalam hotel miliknya sendiri."Apa kamu nggak lihat aku sedang makan? Kenapa aku harus keluar sekarang?"Dia tetap duduk tenang di sana, bahkan dia sama sekali tidak mendongak untuk melihat lawan bicaranya."Huh, siapa tahu kamu benar-benar sedang makan atau sedang berpura-pura makan?"Petugas keamanan itu memelototi Ardika dan menunjukkan ekspresi arogan.Mereka berasal dari sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang keamanan. Biasanya, mereka sering menerima tugas untuk melindungi para artis.Terutama artis papan atas seperti Adrian dan Derick, penggemar mereka sangatlah banyak.Bahkan, beberapa penggemar fanatik akan berusaha keras mengetahui rute penerbangan, hotel tempat tinggal dan informasi lainnya tentang idola mereka.Kemudian, mereka akan memesan tiket penerbangan dan hotel jauh-jauh hari hanya demi melihat idola mereka dalam jarak dekat.Bahkan, beberapa di antara mereka sampai mengganggu ke
"Kamu nggak pernah mendengar nama itu, bukan berarti nggak ada."Ardika mencibir.Kalau dibandingkan pasukan biasa, tingkatan pasukan khusus jauh tinggi dan keberadaan mereka dirahasiakan. Bahkan, di dalam dokumen nama pasukan khusus hanya diwakili dengan sekelompok angka.Jadi, wajar saja orang-orang ini belum pernah mendengar nama Pasukan Khusus Serigala.Tepat pada saat ini, sekelompok orang bergegas masuk ke dalam restoran.Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita yang kurus dan berkacamata.Dia menunjukkan ekspresi dingin, seolah-olah tidak ingin didekati oleh siapa pun.Melihat beberapa orang petugas keamanan sedang mengepung Ardika, dia langsung berteriak dengan kesal, "Ada apa ini? Kenapa sampai sekarang kalian masih belum selesai mengosongkan tempat ini? Makin lama, penggemar yang berkerumun di luar sudah makin banyak. Kalau sampai terjadi sesuatu, apa kalian bisa bertanggung jawab?!""Nona Hesti, orang ini bersikeras ingin tetap berada di sini. Dia juga sudah me
Ardika tidak menyangka setelah identitasnya sebagai pemilik hotel terekspos, Hesti masih bersikap begitu arogan di hadapannya.Sebagai pemilik hotel, dia berhak memilih untuk menerima atau menolak siapa menginap di hotelnya.Hal ini adalah hal yang wajar.Namun, kalau didengar dari nada bicara wanita ini, dua artis papan atas menginap di hotelnya seperti sebuah anugerah baginya.Sungguh tidak masuk akal!Saat ini, Manajer Hendy berjalan mendekati Ardika dan berbisik, "Bos, dua artis ini sangat populer. Kalau mereka mengunggah komentar buruk tentang hotel kita, akan berpengaruh buruk pada bisnis hotel.""Benarkah? Seberapa besar pengaruh mereka?"Ardika mencibir.Seberapa besar pengaruh mereka?Melihat Ardika tidak memercayai ucapannya, emosi Hesti langsung meledak.Tepat pada saat ini, mobil yang ditumpangi oleh kedua artis papan atas itu sudah berhenti tepat di depan pintu hotel.Di bawah perlindungan para petugas keamanan, akhirnya kedua artis papan atas itu berhasil keluar dari keru
Di ujung telepon, Draco terkejut setengah mati.'Gawat, gawat. Sepertinya Bos benar-benar sudah emosi.'Dia buru-buru berkata, "Bos, Soni baru saja melaporkan padaku dia sudah berada di sekitar lokasi. Sekarang, dia sedang mengamati situasi Hotel Puritama dan merencanakan pergerakannya karena dia ingin memastikan keselamatanmu!""Dia nggak perlu memastikan keselamatanku. Aku hanya ingin dia memblokade Hotel Puritama dalam waktu satu menit!"Selesai berbicara, Ardika memutuskan sambungan teleponnya dengan kesal.Kalau ada bahaya yang mengancam keselamatannya, kedatangan Pasukan Khusus Serigala juga tidak ada gunanya."Pfftt!"Hesti langsung tertawa. "Di saat seperti ini, kamu masih bisa berakting di hadapanku. Apa kamu menganggap dirimu adalah bos sebuah pasukan yang bisa menggerakkan pasukan sesuka hatimu?"Adrian dan Derick juga ikut tertawa.Tadi Ardika mengatakan akan menggerakkan pasukan untuk memblokade hotel, mereka merasa hal ini benar-benar konyol.Namun, sebelum mereka selesai
Para prajurit pasukan khusus ini sama sekali tidak mengenal artis terkenal.Satu-satunya hal yang mereka ketahui adalah menjalankan misi memblokade Hotel Puritama dan memastikan keselamatan bos mereka."Lapor, Ketua. Kami sudah menguasai bagian dalam Hotel Puritama dan memastikan keselamatan Bos!"Pria itu segera melaporkan situasi terkini kepada Wolf melalui alat yang terpasang di telinganya.Dia sudah melihat Ardika dan mengetahui sosok itu adalah bos mereka."Oke, aku akan segera ke sana."Suara antusias terdengar dari ujung sana."Bos? Siapa bos mereka? Apa bos mereka menginap di sini?"Hesti, Adrian dan yang lainnya tercengang.Sesaat kemudian, seorang pria yang mengenakan setelan tentara bergegas masuk ke dalam restoran.Begitu melihat kedatangan pria itu, ekspresi Hesti dan yang lainnya langsung berubah menjadi pucat.Brigadir jenderal!Pria itu adalah seorang brigadir jenderal!Tokoh hebat seperti itu tidak mampu mereka provokasi!Sesaat kemudian, ekspresi mereka menjadi makin
Begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ardika, Hesti dan yang lainnya ingin sekali hilang ditelan bumi.Sebelumnya, mereka meminta seorang tokoh hebat seperti Ardika meminta maaf pada mereka, bahkan mengancam akan menghancurkan bisnisnya.Benar-benar cari mati sendiri!"Tuan, Anda adalah sosok yang terhormat. Bagaimana mungkin kami berani menyuruh Anda untuk meminta maaf. Seharusnya kami yang meminta maaf pada Anda. Semuanya salah kami ...."Suara Hesti terdengar serak."Sosok yang terhormat, ya?"Ekspresi Ardika berubah menjadi muram. Dia berkata dengan nada menyindir, "Kalau hari ini aku bukan sosok yang terhormat, kalian pasti nggak akan meminta maaf padaku, 'kan? Aku yang harus meminta maaf pada kalian. Kalau aku nggak meminta maaf, kalian akan mengunggah Instagram untuk menghancurkan bisnis hotelku!"Saking ketakutan, Adrian dan Derick nyaris pingsan di tempat.Itu adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka untuk mengancam Ardika.'Gawat! Tuan ini mengingat semuanya!'Au
"Eh, tua bangka, kamu benar-benar konyol, kapan aku menipumu?"Sambil melihat Tiano yang berguling-guling di lantai, Ardika berkata dengan nada bicara mengejek, "Sebelumnya saat kamu berlagak hebat dan memintaku untuk mengunjungimu, bukankah aku sudah mengunjungimu sendiri?""Tapi, kamu nggak percaya, bahkan mengusirku."Begitu mendengar ucapannya, energi di sekujur tubuh Tiano seperti sudah terserap habis. Dia berbaring di sana tanpa bergerak.Dia benar-benar menyesal.Kalau dari awal dia tahu Ardika adalah wali kota, dia pasti tidak akan menyinggung Ardika seperti itu.Namun, biarpun dia mengetahui identitas Ardika, apakah Tiano tidak akan terlibat dalam perselisihan dengan Ardika?Jawabannya belum tentu.Sifat seseorang sulit diubah.Itulah sebabnya Tiano bisa berakhir seperti ini. Ardika adalah seorang wali kota atau bukan tidaklah penting, tetapi kepribadiannya yang suka berlagak hebat dan berlagak senior yang sangat berpengaruh.Saat ini, melihat penampilan Tiano yang begitu meny
"Ciputra, karena bocah ini sendiri yang mengajukan permintaan itu, kamu telepon saja!"Tiano melambaikan tangannya, tampak sangat percaya diri.Ciputra melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tidak berdaya, lalu menghubungi kantor Helios."Ada yang perlu kulaporkan pada Tuan Kodam."Tak lama kemudian, panggilan telepon itu sudah disambungkan pada Helios oleh sekretarisnya."Tuan Kodam, Tiano, wali kota lama Kota Banyuli, melaporkan Pak Ardika, wali kota saat ini, meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terhadapnya secara menyeluruh.""Lalu, Pak Ardika juga sudah setuju, mengatakan ingin mendengar tanggapan dari Tuan."Pak Ardika? Wali kota saat ini?Apa-apaan ini?!Wali kota ingusan itu adalah ....Baik Tiano maupun Piom dan Lando, sedikit kebingungan mendengar ucapan Ciputra. Untuk sesaat, mereka tidak bereaksi."Pak Tiano, Tuan Kodam memintamu untuk mendengar telepon."Saat ini, Ciputra menyodorkan ponselnya kepada Tiano.Begitu Tiano mendekatkan ponsel itu
"Brak!"Piom juga terduduk di lantai, dia menatap Ciputra dengan tatapan sedih.Kemudian, dalam situasi krisis seperti itu, dia melemparkan sorot mata meminta bantuan ke arah Tiano dan berkata dengan suara keras, "Pak Tiano, tolong bantu kami bicara. Kalau aku nggak salah ingat, dulu Pak Ciputra adalah bawahanmu, 'kan?"Mendengar ucapannya, Tiano merasa sedikit canggung.Dia pernah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, memiliki bekerja sama dengan banyak anggota instansi pemerintahan dan memiliki banyak rekan.Ciputra memang pernah bekerja di Kota Banyuli, juga merupakan bawahannya. Hanya saja, pria itu sudah naik jabatan hingga menjadi pejabat pemerintahan provinsi."Ciputra, mengapa kamu datang ke Kota Banyuli, kamu juga nggak datang mencariku untuk mengobrol bersama sambil minum teh?"Tiano berdeham, lalu mulai mencoba untuk melakukan pendekatan terhadap Ciputra.Saat dia masih menjabat sebagai wali kota, proyek Gunung Amona sudah dimulai, hanya saja berakhir te
Karena itulah, setelah mengetahui sebenarnya pendukung Ardika adalah wali kota baru itu, Piom dan yang lainnya akhirnya sudah bisa lega. Mereka menatap Ardika sambil tertawa dingin.Tiano juga berkata dengan dingin, "Ardika, cepat berlutut dan meminta maaf pada Pak Piom dan Pak Lando. Kalau nggak, nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu!"Dia tahu kepribadian Ardika, orang yang satu ini sangat keras kepala, pasti tidak akan berlutut.Kalau begitu, hasil akhirnya adalah bocah itu pasti akan bermusuhan dengan Piom dan Lando.Sementara itu, hasil seperti inilah yang Tiano inginkan. Dia ingin membesar-besarkan masalah.Ardika berdiri tegak, menatap ketiga orang itu dengan sorot mata mengejek, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kulihat sebaiknya kalian bertiga yang berlutut duluan. Sebentar lagi, biarpun kalian ingin, sudah terlambat untuk berlutut.""Ardika, apa kamu sedang mengigau? Apa kamu kira dengan adanya dukungan dari seorang wali kota, kamu sudah bisa bertindak semena-mena?""Kul
"Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,
"Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!
Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar
Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o
Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi