Di ujung telepon, Draco terkejut setengah mati.'Gawat, gawat. Sepertinya Bos benar-benar sudah emosi.'Dia buru-buru berkata, "Bos, Soni baru saja melaporkan padaku dia sudah berada di sekitar lokasi. Sekarang, dia sedang mengamati situasi Hotel Puritama dan merencanakan pergerakannya karena dia ingin memastikan keselamatanmu!""Dia nggak perlu memastikan keselamatanku. Aku hanya ingin dia memblokade Hotel Puritama dalam waktu satu menit!"Selesai berbicara, Ardika memutuskan sambungan teleponnya dengan kesal.Kalau ada bahaya yang mengancam keselamatannya, kedatangan Pasukan Khusus Serigala juga tidak ada gunanya."Pfftt!"Hesti langsung tertawa. "Di saat seperti ini, kamu masih bisa berakting di hadapanku. Apa kamu menganggap dirimu adalah bos sebuah pasukan yang bisa menggerakkan pasukan sesuka hatimu?"Adrian dan Derick juga ikut tertawa.Tadi Ardika mengatakan akan menggerakkan pasukan untuk memblokade hotel, mereka merasa hal ini benar-benar konyol.Namun, sebelum mereka selesai
Para prajurit pasukan khusus ini sama sekali tidak mengenal artis terkenal.Satu-satunya hal yang mereka ketahui adalah menjalankan misi memblokade Hotel Puritama dan memastikan keselamatan bos mereka."Lapor, Ketua. Kami sudah menguasai bagian dalam Hotel Puritama dan memastikan keselamatan Bos!"Pria itu segera melaporkan situasi terkini kepada Wolf melalui alat yang terpasang di telinganya.Dia sudah melihat Ardika dan mengetahui sosok itu adalah bos mereka."Oke, aku akan segera ke sana."Suara antusias terdengar dari ujung sana."Bos? Siapa bos mereka? Apa bos mereka menginap di sini?"Hesti, Adrian dan yang lainnya tercengang.Sesaat kemudian, seorang pria yang mengenakan setelan tentara bergegas masuk ke dalam restoran.Begitu melihat kedatangan pria itu, ekspresi Hesti dan yang lainnya langsung berubah menjadi pucat.Brigadir jenderal!Pria itu adalah seorang brigadir jenderal!Tokoh hebat seperti itu tidak mampu mereka provokasi!Sesaat kemudian, ekspresi mereka menjadi makin
Begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ardika, Hesti dan yang lainnya ingin sekali hilang ditelan bumi.Sebelumnya, mereka meminta seorang tokoh hebat seperti Ardika meminta maaf pada mereka, bahkan mengancam akan menghancurkan bisnisnya.Benar-benar cari mati sendiri!"Tuan, Anda adalah sosok yang terhormat. Bagaimana mungkin kami berani menyuruh Anda untuk meminta maaf. Seharusnya kami yang meminta maaf pada Anda. Semuanya salah kami ...."Suara Hesti terdengar serak."Sosok yang terhormat, ya?"Ekspresi Ardika berubah menjadi muram. Dia berkata dengan nada menyindir, "Kalau hari ini aku bukan sosok yang terhormat, kalian pasti nggak akan meminta maaf padaku, 'kan? Aku yang harus meminta maaf pada kalian. Kalau aku nggak meminta maaf, kalian akan mengunggah Instagram untuk menghancurkan bisnis hotelku!"Saking ketakutan, Adrian dan Derick nyaris pingsan di tempat.Itu adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka untuk mengancam Ardika.'Gawat! Tuan ini mengingat semuanya!'Au
Pasukan Khusus Serigala datang dan pergi dengan cepat.Dalam sekejap, suasana di Hotel Puritama kembali normal.Namun, para penggemar yang sedang berkerumun di luar tercengang.Mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri, setelah hotel diblokade oleh Pasukan Khusus Serigala, idola mereka langsung dibawa pergi."Apa yang terjadi? Apa mungkin idola kita telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum? Hiks!""Idola kita sangat giat bekerja dan baik hati, mereka nggak mungkin melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Para prajurit itu pasti datang untuk melindungi mereka ...."Mereka semua mulai berspekulasi mengenai apa yang telah terjadi.Sementara itu, Manajer Hendy dan para karyawan hotel lainnya juga baru tersadar dari lamunan mereka.Mereka sama sekali tidak menyangka, bos mereka itu adalah sosok yang begitu hebat.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, bos mereka sudah bisa menggerakkan Pasukan Khusus Serigala.Sungguh luar biasa!Mereka sangat bangga memiliki bos seperti it
Ardika memang agak terkejut.Dia tidak menyangka, hanya dengan memesan beberapa hidangan tambahan saja, tagihan makannya sudah mencapai angka miliaran.Sebenarnya, makanan di restoran barat ini tidak sesuai dengan seleranya. Dia lebih memilih untuk makan makanan rumahan.Namun, karena Tina yang meminta untuk makan di sini, dia yang bertugas untuk mentraktir wanita di hadapannya ini pun tidak punya pilihan lain selain memastikan perutnya sendiri terisi penuh.Dia merasa membayar semahal itu hanya untuk memakan makanan seperti ini hanya membuang-buang uang saja."Kenapa? Sekarang kamu baru terkejut? Tadi saat kamu pesan, kamu sama sekali nggak memedulikan harganya, 'kan?"Melihat perubahan pada ekspresi Ardika, Tina terlihat sangat bangga.Awalnya, dia berencana untuk menaklukkan Ardika hanya dengan mengeluarkan empat ratusan juta.Namun, dia sama sekali tidak menyangka, karena pria di hadapannya ini hanya memesan makanan tanpa memedulikan harga, uang yang harus dikeluarkannya mencapai a
"Hotel Puritama benar-benar milikmu?"Tina langsung membelalak kaget.'Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin idiot ini adalah pemilik Hotel Puritama?!'Untuk sesaat, dia tidak memercayai hal ini.Namun, kalau tidak percaya, dia juga tidak bisa memikirkan sebuah alasan yang dapat menjelaskan situasi seperti ini.Walaupun uang sebesar dua miliar tidak seberapa baginya, tetapi Ardika pasti tidak memiliki uang sebanyak itu.Namun, tagihan makan mereka di Hotel Puritama malah digratiskan.Ardika tersenyum dan berkata, "Tina, apa sekarang kamu masih berniat mendesakku untuk bercerai dengan Luna lagi?"Dalam sekejap, Tina langsung merasa malu.Sebelumnya, dia mengatai Ardika tidak memiliki apa pun dan terus merendahkan pria itu, bahkan memaksanya untuk bercerai dengan Luna.Siapa sangka, tiba-tiba saja Ardika sudah memiliki sebuah hotel mewah.Tina benar-benar ingin menampar dirinya sendiri.Dia menuruni tangga dengan tatapan kosong.Tepat pada saat ini, beberapa pelanggan restoran juga sudah
"Ada dua artis terkenal yang menginap di hotel itu mengusir seluruh tamu hotel. Sepertinya mereka sudah memprovokasi sosok hebat dari pasukan khusus, sampai-sampai tokoh hebat itu menggerakkan pasukan khusus dan memblokade hotel.""Kedua artis terkenal itu ditangkap dan disuruh untuk menulis surat pengakuan kesalahan, bahkan harus mengunggahnya ke Instagram. Sekarang beritanya sudah menyebar luas di internet!""Sebenarnya siapa sosok hebat itu? Sungguh luar biasa ...."Biasanya Desi tidak memedulikan berita dunia hiburan.Artis bercerai saja, dunia maya sudah gempar, benar-benar mengesalkan, seolah-olah tidak pernah ada orang yang bercerai di dunia ini saja.Namun, kejadian kali ini berlokasi di Hotel Puritama, jadi dia tertarik untuk membaca beritanya.Begitu mendengar ucapannya, hal itu langsung menarik perhatian Jacky dan Luna.Mereka juga ikut mendiskusikan hal itu dengannya.Hal yang paling menarik perhatian mereka adalah sosok hebat itu.Sayang sekali, walaupun berita tentang kej
"Nggak bisa, aku tetap harus pergi."Luna tetap bersikeras tidak membiarkan Ardika mewakilinya menghadiri acara itu, dia sama sekali tidak menganggap serius ucapan suaminya.Keluarga Susanto adalah sebuah keluarga yang besar. Bagaimana mungkin bisa hancur begitu saja?Dia tahu, setelah Asosiasi Bahan Bangunan yang baru sukses didirikan, kekuatan Keluarga Susanto akan meningkat secara signifikan.Mungkin saja dalam acara besok, Budi akan memanfaatkan kesempatan untuk mempersulit Ardika.Bagaimana mungkin Ardika bisa menahan tekanan sebesar itu?"Luna, untuk apa kamu keras kepala seperti itu? Dia sendiri yang mengajukan diri untuk menghadiri acara itu, biarkan saja dia pergi!"Saat ini, Desi bangkit dari sofa dan menarik putrinya. "Dia adalah seorang pria, sudah sepantasnya dia menghadapi situasi seperti itu. Memang kenapa kalau dia dikatai oleh orang-orang? Dia makan dan minum gratis di rumah kita. Kalau melakukan hal seperti ini saja dia nggak bisa, untuk apa kita memeliharanya?!"Dia
"Eh, tua bangka, kamu benar-benar konyol, kapan aku menipumu?"Sambil melihat Tiano yang berguling-guling di lantai, Ardika berkata dengan nada bicara mengejek, "Sebelumnya saat kamu berlagak hebat dan memintaku untuk mengunjungimu, bukankah aku sudah mengunjungimu sendiri?""Tapi, kamu nggak percaya, bahkan mengusirku."Begitu mendengar ucapannya, energi di sekujur tubuh Tiano seperti sudah terserap habis. Dia berbaring di sana tanpa bergerak.Dia benar-benar menyesal.Kalau dari awal dia tahu Ardika adalah wali kota, dia pasti tidak akan menyinggung Ardika seperti itu.Namun, biarpun dia mengetahui identitas Ardika, apakah Tiano tidak akan terlibat dalam perselisihan dengan Ardika?Jawabannya belum tentu.Sifat seseorang sulit diubah.Itulah sebabnya Tiano bisa berakhir seperti ini. Ardika adalah seorang wali kota atau bukan tidaklah penting, tetapi kepribadiannya yang suka berlagak hebat dan berlagak senior yang sangat berpengaruh.Saat ini, melihat penampilan Tiano yang begitu meny
"Ciputra, karena bocah ini sendiri yang mengajukan permintaan itu, kamu telepon saja!"Tiano melambaikan tangannya, tampak sangat percaya diri.Ciputra melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dengan tidak berdaya, lalu menghubungi kantor Helios."Ada yang perlu kulaporkan pada Tuan Kodam."Tak lama kemudian, panggilan telepon itu sudah disambungkan pada Helios oleh sekretarisnya."Tuan Kodam, Tiano, wali kota lama Kota Banyuli, melaporkan Pak Ardika, wali kota saat ini, meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan terhadapnya secara menyeluruh.""Lalu, Pak Ardika juga sudah setuju, mengatakan ingin mendengar tanggapan dari Tuan."Pak Ardika? Wali kota saat ini?Apa-apaan ini?!Wali kota ingusan itu adalah ....Baik Tiano maupun Piom dan Lando, sedikit kebingungan mendengar ucapan Ciputra. Untuk sesaat, mereka tidak bereaksi."Pak Tiano, Tuan Kodam memintamu untuk mendengar telepon."Saat ini, Ciputra menyodorkan ponselnya kepada Tiano.Begitu Tiano mendekatkan ponsel itu
"Brak!"Piom juga terduduk di lantai, dia menatap Ciputra dengan tatapan sedih.Kemudian, dalam situasi krisis seperti itu, dia melemparkan sorot mata meminta bantuan ke arah Tiano dan berkata dengan suara keras, "Pak Tiano, tolong bantu kami bicara. Kalau aku nggak salah ingat, dulu Pak Ciputra adalah bawahanmu, 'kan?"Mendengar ucapannya, Tiano merasa sedikit canggung.Dia pernah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, memiliki bekerja sama dengan banyak anggota instansi pemerintahan dan memiliki banyak rekan.Ciputra memang pernah bekerja di Kota Banyuli, juga merupakan bawahannya. Hanya saja, pria itu sudah naik jabatan hingga menjadi pejabat pemerintahan provinsi."Ciputra, mengapa kamu datang ke Kota Banyuli, kamu juga nggak datang mencariku untuk mengobrol bersama sambil minum teh?"Tiano berdeham, lalu mulai mencoba untuk melakukan pendekatan terhadap Ciputra.Saat dia masih menjabat sebagai wali kota, proyek Gunung Amona sudah dimulai, hanya saja berakhir te
Karena itulah, setelah mengetahui sebenarnya pendukung Ardika adalah wali kota baru itu, Piom dan yang lainnya akhirnya sudah bisa lega. Mereka menatap Ardika sambil tertawa dingin.Tiano juga berkata dengan dingin, "Ardika, cepat berlutut dan meminta maaf pada Pak Piom dan Pak Lando. Kalau nggak, nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu!"Dia tahu kepribadian Ardika, orang yang satu ini sangat keras kepala, pasti tidak akan berlutut.Kalau begitu, hasil akhirnya adalah bocah itu pasti akan bermusuhan dengan Piom dan Lando.Sementara itu, hasil seperti inilah yang Tiano inginkan. Dia ingin membesar-besarkan masalah.Ardika berdiri tegak, menatap ketiga orang itu dengan sorot mata mengejek, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kulihat sebaiknya kalian bertiga yang berlutut duluan. Sebentar lagi, biarpun kalian ingin, sudah terlambat untuk berlutut.""Ardika, apa kamu sedang mengigau? Apa kamu kira dengan adanya dukungan dari seorang wali kota, kamu sudah bisa bertindak semena-mena?""Kul
"Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,
"Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!
Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar
Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o
Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi