Romi sama sekali tidak menganggap Ardika.Budi memberitahunya bahwa Ardika adalah anak yang ditelantarkan oleh Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi dan telah dikurung di rumah sakit jiwa selama beberapa tahun.Dengan adanya sedikit koneksi, Ardika berusaha keras untuk menyanjung Henry.Namun kenyataannya, pria ini adalah pecundang yang tidak berguna!"Hei, Bodoh, karena istrimu menyinggungku, kamu datang ke sini untuk mewakilinya memohon ampun?" tanya Romi.Dia berencana untuk menghina Ardika agar bisa melampiaskan semua kekesalan yang disebabkan oleh Korps Taring Harimau.Ardika memandang Romi yang sombong, lalu tiba-tiba tersenyum. "Bukan. Aku datang untuk mengundangmu pergi bekerja ke Kompleks Prime Melati.""Mengundangku pergi bekerja?"Romi mengerutkan keningnya, jawaban ini di luar ekspektasinya."Krek!"Romi menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya sebelum bertanya, "Oh, pekerjaan apa yang ingin kamu tawarkan?""Selain memindahkan batu bata, apa lagi yang bisa dilakukan d
Enam orang pria memelototi Ardika dengan aura membunuh yang kuat."Romi, jadi mereka adalah enam jenderal perang bawahanmu?"Ketika melihat enam orang itu, ekspresi Jinto sedikit berubah.Setelah keluar dari penjara satu bulan lalu, Romi baru mulai berjaya di Kota Banyuli.Dia bisa menjadi kepala preman penguasa wilayah karena enam orang hebat ini.Hanya saja, hanya sedikit orang yang pernah melihat mereka. Ketika enam orang ini turun tangan, musuh Romi pasti akan mati.Mereka termasuk senjata rahasia Romi.Bahkan Jinto baru pertama kali melihat mereka."Huh! Tahu juga kamu!"Romi berkata dengan bangga, "Enam jenderal perang ini merupakan prajurit senior yang pulang dari wilayah perang. Tangan mereka sudah dipenuhi darah manusia.""Gaji tahunan yang aku berikan kepada mereka mencapai miliaran per orang. Kamu mengerti seberapa hebat kekuatan mereka, 'kan?"Sambil berkata, dia tiba-tiba melihat ke arah Ardika, lalu berkata dengan kejam, "Cepat! Berikan pelajaran kepada bocah yang nggak t
"Ternyata Komandan Draco!"Pada saat ini, Romi juga mengenali Draco. Kedua kakinya langsung lemas.Identitas Draco lebih mengejutkan daripada kekalahan enam jenderal perangnya.Dia adalah seorang pahlawan feodal.Satu perintah darinya bisa membuat Romi mati sepuluh ribu kali.Kemudian, dia pun menoleh ke Ardika.Romi baru teringat ucapan Ardika sebelumnya bahwa Draco adalah jenderal perang nomor satu di bawahnya.Kalau begitu, bukankah identitas Ardika sudah jelas?Buk!Tekanan yang besar membuat Romi langsung berlutut dan terus mengetukkan kepalanya."Tuan Dewa Perang, aku bersalah. Aku tak seharusnya bersikap nggak hormat, aku pantas mati ...."Romi terus bersujud.Dewa Perang Ardika memiliki kekuasaan mutlak. Romi tahu kalau dirinya pasti akan mati.Kalau Dewa Perang Ardika lebih kejam lagi, seluruh keluarga Romi akan mati karena sikapnya yang tidak hormat."Jadi sekarang, kamu mau ikut aku pulang untuk menjadi kuli nggak?" tanya Ardika.Romi tiba-tiba mengangkat kepalanya, lalu men
Ketika pergi dari lokasi konstruksi, Tina langsung pulang ke Grup Lautan Berlian untuk membawa anak buahnya ke Taman Hiburan Roms.Selain membantu menyelesaikan masalahnya Luna, Tina datang mencari Romi untuk membalaskan tamparan sebelumnya."Kak Tina, aku nggak akan berani mengganggu Nona Luna lagi. Aku nggak berani lagi ..." ucap Romi sambil mengetukkan kepalanya.Luna adalah istrinya Dewa Perang."Tahu diri juga kamu, ayo pergi."Setelah mendengus dingin, Tina bermaksud untuk pergi.Pada saat ini, Ardika tiba-tiba berkata, "Romi, bawa semua anak buahmu untuk bekerja di lokasi konstruksi."Ardika tidak ingin menyia-nyiakan begitu banyak tenaga kerja gratis."Ardika, aku nggak sangka kalau kamu jago berlagak hebat. Hari ini kalau aku nggak datang, memangnya kamu berani suruh Romi bekerja di lokasi konstruksi?"Tina mendengus.Sejak awal dia sudah meremehkan Ardika, sekarang lebih meremehkannya lagi.Tina menoleh ke arah Romi dan berkata, "Tapi, idenya nggak buruk. Sekarang, bawa semua
"Luna, kamu berani mengabaikan perintah Kakek, ya? Kamu masih menghormati Kakek nggak?""Sepertinya kamu nggak ingin minta maaf ke Romi, 'kan? Kamu ingin mencelakai seluruh Keluarga Basagita. Lebih baik kamu dipecat saja."Melihat Luna melakukan kesalahan, Wisnu dan Wulan langsung mengadu domba.Dua hari ini, mereka sudah menahan diri.Sejak jabatan Yanto dicabut, Luna yang mengambil alih proyek Kompleks Prime Melati.Hal itu membuat para karyawan perusahaan mengira bahwa Yanto sekeluarga akan kehilangan kekuasaan. Ke depannya, Grup Agung Makmur akan dipimpin oleh Luna. Jadi, sikap para karyawan terhadap mereka juga berubah.Para manajemen yang awalnya suka menjilat dan memenuhi semua keinginan mereka, ternyata juga mulai menjauhi mereka.Perasaan kehilangan kekuasaan sangat tidak enak.Bahkan ketika sedang tidur, mereka juga bermimpi mengusir Luna dari Grup Agung Makmur serta merebut kembali kekuasaan.Namun, mereka masih belum menemukan Rita, sehingga Keluarga Buana juga tidak bisa m
"Bos Romi, kami akan mempersilakan 50 anak buahmu yang sedang bekerja di lokasi konstruksi pergi dari sini dengan baik-baik. Korps Taring Harimau yang menyuruh mereka bekerja, nggak ada hubungan dengan Grup Agung Makmur."Korps Taring Harimau membantu Grup Agung Makmur, tapi Tuan Besar Basagita malah tidak merasa bersyukur.Dia malah merasa kalau Korps Taring Harimau sengaja mencari masalah karena menyuruh anak buah Romi bekerja di lokasi konstruksi.Setelah mengenali Tuan Besar Basagita, sikap Romi makin sopan."Tuan Besar, kami datang untuk bekerja. Buka pintunya, kami sudah melakukan kesalahan besar. Jadi, Korps Taring Harimau menyuruh kami bekerja adalah tindakan tepat."Namun, ketika anggota Keluarga Basagita mendengar ucapan itu, mereka makin ketakutan.Romi sedang menyindir mereka.Semakin Romi berkata seperti itu, itu artinya dia makin marah.Wisnu segera datang ke depan Romi, lalu berkata dengan panik, "Bos Romi, Luna adalah penanggung jawab proyek ini. Dia yang menyetujui sem
Romi berdiri, kemudian memelototi Wisnu."Usir orang yang mengganggu Nona Luna ini keluar dari sini."Wisnu dilempar keluar dari lokasi konstruksi.Tuan Besar Basagita dan yang lain juga terkejut.Mereka segera meninggalkan tempat ini karena takut diusir oleh Romi.Romi membawa dua ratus orang anak buahnya masuk ke dalam lokasi konstruksi, ditambah lima puluh orang yang dibawa Okin, total ada tiga ratus preman yang sedang bekerja.Melihat pemandangan itu, Luna benar-benar tak berdaya.Tina memang banyak ide, bisa-bisanya dia menyuruh kepala preman seperti Romi untuk bekerja di lokasi konstruksi.Kalau sampai berita ini tersebar, orang lain mungkin akan mengira kalau Luna adalah kepala preman wanita.Rumah sakit Kota Banyuli, di ruang VIP."Ayah, alat kelaminku hilang ya? Aku nggak bisa meniduri wanita lagi, 'kan?"Tony menatap langit-langit dengan kedua mata yang putus asa, ucapannya sedingin orang mati.Ketika menyadari fakta yang membuatnya putus asa, Tony sudah berbaring selama tiga
Ketika melihat Jenny datang, ekspresi Budi menjadi dingin.Budi masih membiarkan wanita ini hidup karena sebelum anaknya menjadi kasim, Tony sempat berhubungan badan dengan wanita ini.Kalau Jenny memiliki keturunan Keluarga Susanto, Budi akan membiarkan Jenny hidup sampai anaknya lahir.Kalau tidak, Jenny hanya bisa hidup sampai dua bulan lagi.Oleh karena itu, dia merekrut Jenny ke Asosiasi Bahan Bangunan dan menjadikannya kepala sekretaris.Jenny yang sekarang terlihat sangat bahagia dan bangga.Jenny mengira kalau dirinya hamil anak Tony, dia bisa menjadi nyonya muda Keluarga Susanto.Posisinya di Keluarga Susanto juga akan sangat kuat.Siapa sangka, Budi sudah menganggapnya orang mati.Setelah menyimpan kembali kekejaman di matanya, Budi pun bertanya dengan ekspresi datar, "Ada apa?""Pak, Romi berkhianat. Aku mendapat kabar bahwa dia membawa anak buahnya untuk bekerja di lokasi konstruksi Luna," kata Jenny dengan kecewa.Jenny bahkan sudah bermimpi bahwa Luna dan Ardika tertimpa
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d