Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
"Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe
"Bukankah bosnya Kak Herkules itu Tuan John?"Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, "Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?""Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas," jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya.Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati."Semua orang langsung terkejut."Aku benar-benar nggak tahan lagi!" bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. "Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.""Ardika, kamu pergi dulu .... Aku akan pulang setelah makan."
Tina tampak berseri-seri, dia juga ingin melihat orang penting tersebut."Luna, ayo kita tunggu di depan pintu lift," ajak Tina sambil menarik baju Luna."Nggak usah, aku akan pulang bersama Ardika ...."Setelah minum satu gelas anggur, wajah Luna yang sedikit mabuk tampak kemerahan.Tina pun menasihatinya dengan kesal, "Aduh, kenapa kamu terus memikirkan Ardika si idiot itu? Kali ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kalau kita bisa meninggalkan kesan baik untuk orang penting itu, utang keluarga kalian nggak perlu dikhawatirkan lagi, 'kan?""Hmm ... baiklah."Tak lama kemudian, Axel mengangkat panggilan telepon.Semua orang langsung menahan napas.Apakah orang penting tersebut akan turun?Setelah beberapa saat, Axel pun meletakkan ponselnya dengan ekspresi tak berdaya. Dia lalu berkata, "Ayahku baru saja meneleponku, dia bilang perjamuannya sudah selesai dan orang penting tersebut sudah pergi lebih awal.""Aduh, kita kurang beruntung, nggak bisa bertemu orang penting itu ...."Sem
Tina juga mendengkus dingin.Tony yang menyipitkan matanya tiba-tiba mengangguk, lalu berkata dengan nada bercanda, "Ardika, boleh juga. Kamu yang rayakan saja, biar aku bisa melihatnya."Tony malas berdebat dengan seorang pecundang.Lagi pula dengan keuangannya, selama Tony mau, dia bisa membuat Luna hidup mewah setiap hari.Kali ini, dia akan membiarkan Ardika mengacaukannya.Tanpa kekurangan yang ditunjukkan oleh si pecundang, kehebatan Tony tentu saja tidak terlihat, 'kan?Desi langsung mengabaikan Ardika, dia lalu bertanya, "Tony, apakah kamu bisa mengundang Kak Herkules ke pesta ulang tahun Luna? Kami harus berterima kasih kepadanya karena sudah membayar utang."Senyuman di wajah Tony langsung menghilang.Hari ini, dia sempat menelepon Herkules. Setelah memarahinya, Herkules langsung menutup telepon dengan kesal. Siapa sangka ternyata Herkules malah membayar utangnya, hal itu sudah cukup mengejutkan Tony.Mengundang Herkules ke ulang tahun Luna?Tony tidak percaya dia punya kehor
Apa?Utangnya sudah dibayar?Mana mungkin? Bukankah Herkules sudah marah?Wulan dan yang lainnya langsung bengong, bahkan Tuan Besar Basagita juga tertegun. Dia menggaruk telinga sambil bertanya, "Kalian ... kalian benar-benar berhasil mendapatkan uangnya?"Sambil mengangguk, Luna segera memberikan buktinya dengan hormat."Kakek, ini ceknya, Kakek lihat dulu."Setelah melihatnya beberapa kali, Tuan Besar Basagita pun menghela napas lega. Dia lalu mengangguk dan berkata, "Ini memang cek milik perusahaan Herkules."Ekspresi tegang di wajah setiap anggota Keluarga Basagita pun menjadi lebih lega.Kalau bisa mendapatkan uangnya, hal itu membuktikan bahwa Herkules tidak marah. Keluarga Basagita juga akan baik-baik saja."Huh! Kalian kira utangnya dibayar gara-gara kalian? Jangan mimpi!" Saat ini, Wulan tiba-tiba maju ke depan dan berkata, "Kalau bukan karena aku dipukul oleh Kak Herkules, mana mungkin kalian bisa mendapatkan uangnya?""Pasti karena Kak Herkules ingin meminta maaf kepadaku,
"Masih berpura-pura! Dari mana seorang idiot punya uang untuk membeli Hati Peri?"Sambil pamer ke arah Luna, Wulan pun berkata, "Nanti aku akan memakai Hati Peri untuk pesta ulang tahun, kemudian memakainya untuk tanda tangan kontrak dengan Grup Angkasa Sura. Bahagia sekali ...."Wisnu juga memuji adiknya, "Wulan, nantinya kamu akan menjadi wanita paling menarik perhatian di Kota Banyuli. Adapun beberapa orang, mereka bahkan nggak pantas berada di sisimu."Semua orang merasa iri. Tuan Muda David sangat baik hati, dia bahkan membelikan hadiah seperti Hati Peri.Kaya sekali.Ardika merasa kesabarannya sudah habis. Dia mengepalkan tangannya dan berjalan maju, tetapi dihentikan oleh Luna."Ardika, tenangkan dirimu.""Astaga, coba lihat tampang si idiot ini, dia ingin memukulku, ya?" ucap Wulan sambil berpura-pura takut."Kalau dia berani memukulku, aku akan menyuruh Kakek untuk mengusirnya dari Keluarga Basagita.""Gila! Orang idiot ini mau pukul orang."Tidak sedikit anggota Keluarga Basa
Yuni menerima kartu itu dengan ekspresi bingung, dia lalu bertanya, "Tuan Ardika, apakah ini kartu bank kami? Kenapa aku nggak pernah melihat yang warna hitam seperti ini?"Setelah Wulan dan David selesai bertransaksi, mereka pun mendekat ketika mendengar ucapan Yuni. Mereka juga melirik kartu bank di tangan Ardika."Haha, Ardika si pecundang ini, kamu ingin bertransaksi dengan kartu palsu, ya? Konyol sekali!"Wulan tertawa dengan keras. David juga ikut tersenyum sinis dan berkata kepada Amel, "Aku nggak tahan lagi, cepat usir si bodoh ini.""Baik, aku akan segera ...."Amel pun langsung mengangguk. Namun, ketika tatapannya jatuh di kartu hitam milik Ardika, dia langsung terdiam.Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi tidak yakin, dia lalu merebut kartu hitam di tangan Ardika."Yuni, kamu jaga dulu. Aku akan menanyakan kepada pimpinan cabang."Setelah merebut kartunya, Amel melihat kartu itu beberapa kali, kemudian berlari ke atas tanpa menoleh ke belakang.Wulan berjalan mendekat dan
Sutandi membuka mulutnya. Akan tetapi, pada akhirnya dia hanya menghela napas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tentu saja dia tahu apa yang dipikirkan oleh putrinya.Namun, karena Jeslin sudah berbicara demikian, dia juga tidak bisa memaksa putrinya lagi. Dia tidak mungkin memaksa putrinya untuk menurunkan standar, itu artinya dia sendiri tidak meyakini kemampuan Ardika.Bukankah itu sama saja dengan dia beranggapan pendapatan Ardika tidak bisa mencapai puluhan miliar per tahun?"Oke, nanti aku akan pergi ke Grup Goldis untuk melihat-lihat," kata Ardika dengan acuh tak acuh.Dia malas untuk memberi penjelasan apa pun pada Leane dan Jeslin, lebih tidak mungkin lagi dia memberi tahu mereka bahkan Jeslin bisa direkrut oleh Grup Goldis pun berkat dirinya.Kalau dia langsung mengutarakan hal ini, selain diejek oleh kedua orang wanita itu, sama sekali tidak ada artinya.Namun, kalau dia menolak penawaran ini, Keluarga Yasin pasti akan kacau lagi.Lagi pula, Ardika juga berencana ke sana u
Namun, kalau dia tidak membuat pengaturan seperti ini, ayah dan ibunya pasti akan bertengkar sengit hanya karena orang luar seperti Ardika. Jadi, Jeslin hanya bisa "berkorban" seperti ini.Sementara itu, Sutandi juga tidak berkomentar apa-apa.Grup Goldis adalah perusahaan besar di ibu kota provinsi. Kalau perusahaan miliknya itu hanyalah sebuah perusahaan kecil, maka tidak perlu diragukan lagi Grup Goldis adalah sebuah platform yang besar.Kalau Ardika bisa bekerja di sana, pasti masa depan muridnya itu bisa lebih cerah daripada bekerja di perusahaannya, bahkan lebih membantu untuk perkembangan Ardika di kemudian hari."Huh, anggap saja dia beruntung."Leane mendengus, lalu menatap Ardika dengan ekspresi seolah-olah baru saja memberikan peluang yang sangat berharga untuk Ardika. "Berterima kasihlah pada Jeslin! Kalau bukan berkat dia, kamu bahkan nggak akan bisa mendekati Grup Goldis seumur hidupmu!"Walaupun dengan pengaturan ini Ardika pasti akan memperoleh keuntungan berkat Jeslin,
"Jangan bicara sembarangan! Apa kamu Ardika tertarik dengan aset keluarga kita yang nggak seberapa itu?"Ekspresi Sutandi berubah menjadi makin muram. Kemudian, dia berkata seakan-akan keputusannya sudah bulat, "Intinya, aku sudah memutuskan ini. Aku yang mengelola perusahaan, apa aku bahkan nggak memiliki wewenang ini?""Wewenang apaan?!"Sambil menunjuk Sutandi, Leane berkata dengan marah, "Eh, Sutandi, aku sudah mengerti sekarang, kamu sudah nggak ingin melanjutkan pernikahan ini, 'kan?!"Melihat pasangan paruh baya itu bertengkar sengit, Ardika bangkit dengan tidak berdaya dan berkata, "Pak Sutandi, Bibi Leane, jangan bertengkar lagi, aku nggak akan bergabung dengan perusahaan kalian ....""Kamu nggak perlu berpura-pura baik di sini!"Sambil menunjuk Ardika, Leane berkata dengan marah, "Pasti kamu yang sudah menyihir Sutandi!""Katakan, apa kamu adalah anak haramnya?!"Ardika benar-benar tercengang.'Apa-apaan ini? Bahkan kata anak haram juga sudah keluar dari mulutnya.'Begitu dil
"Leane, apa maksudmu?"Begitu mendengar ucapan istrinya yang begitu tidak enak didengar itu, ekspresi Sutandi langsung berubah menjadi muram."Ardika nggak layak untuk Jeslin? Memangnya kamu pikir Jeslin adalah putri kerajaan atau apa?""Hanya memperoleh sedikit uang dari siaran langsung, kamu sudah beranggapan semua orang di dunia ini nggak layak untuknya?""Ardika adalah murid yang aku lihat tumbuh dewasa sejak dia masih kecil. Dia adalah orang yang tahu membalas budi, bertanggung jawab dan berpemikiran terbuka. Dia menghadiahkan herba bernilai puluhan miliar untuk kita begitu saja. Biarpun herba-herba berharga itu kamu sia-siakan begitu saja, dia juga nggak mengeluh.""Apa mungkin dia nggak lebih baik dibandingkan Kalris itu?"Makin lama, Sutandi makin emosional. "Kalian ini, jangan hanya melihat penampilan luar orang saja!""Menurutku, Ardika hanya mengalami kegagalan untuk sementara waktu saja. Selama ada kesempatan terpampang nyata di hadapannya, cepat atau lambat dia pasti akan
Setelah berpikir demikian, kerutan di kening Sutandi makin dalam, sorot matanya diliputi kekhawatiran."Cih, sudah zaman apa sekarang ini, pemikiranmu masih saja seperti itu."Leane tidak menganggap serius ucapan suaminya. Sambil berbicara, dia melirik Ardika yang tengah duduk di sofa sambil bermain ponsel dan berkata dengan jijik, "Maksudmu, seperti muridmu itu?""Jeslin hanya membutuhkan belasan menit saja, sudah bisa menghasilkan uang yang nggak akan bisa dihasilkannya seumur hidupnya!""Ardika, sekarang kamu sudah tahu kesenjangan antara kamu dengan Jeslin, 'kan?""Yang paling penting dalam pernikahan adalah, memiliki latar belakang yang setara.""Selain itu, ada orang-orang tertentu yang memang sudah ditakdirkan sebagai orang yang berbeda dunia.""Seharusnya kamu tahu diri, bukan?"Leane menatap Ardika dengan tatapan arogan.Hanya dalam belasan menit saja, putrinya sudah bisa menghasilkan miliaran. Dia merasa Ardika sama sekali tidak pantas untuk putrinya.Kemudian, Leane menarik
[@Kal Si Tampan: Mengapa kamu nggak beri hadiah lagi? Bukankah kamu sangat kaya?][Bukankah kamu memandang rendah aku, menganggapku hanya bisa mengetik?][Ayo, tunjukkan kemampuanmu, permalukan aku!][Kalau nggak, langsung saja mengaku kalah dan panggil Kakek. Kalau nggak, jangan sampai aku bertemu denganmu lagi di Platform Meijiki kelak. Kalau sampai aku bertemu denganmu lagi, setiap kali bertemu, aku akan mengungkit masalah hari ini sekali!]Saat ini, Ardika sama sekali tidak berbicara logika, dia terus menerus melontarkan sindiran terhadap Kalris.Layar dipenuhi dengan dua kata, yaitu luar biasa.Para netizen telah menyalin kata-kata Ardika itu, lalu mengunggahnya. Mau disembunyikan dari orang lain, tentu saja tidak memungkinkan.Saking kesalnya, Kalris menggertakkan giginya. Kalau dia bisa menemukan keberadaan Ardika melalui kabel jaringan itu, dia pasti akan pergi menemui Ardika dan menghabisi pria itu tanpa ragu.Ardika benar-benar tidak memberinya pilihan.Hari ini, dia hanya bi
Efek dari "pertunjukan" Platform Meijiki ini jauh lebih jelas dibandingkan iklan promosi, nilai yang diciptakannya bukan hanya senilai puluhan miliar.Bahkan Vita sampai mengirimkan pesan pada Ardika, mengapa Ardika bisa terpikir akan cara seperti ini untuk meningkatkan popularitas Platform Meijiki.Ardika hanya tersenyum, dia tidak membalas pesan Vita.Sebelumnya, dia sudah tertimpa kasus internet beberapa kali di Kota Banyuli. Jadi, dia sudah mengerti cara main internet.[Gila!][Orang ini pasti sudah gila, 'kan? Demi seorang penyiar wanita, memangnya layak?!][Mungkin inilah dunia orang kaya, nggak bisa dimengerti!][Apa yang dinamakan dengan orang kaya? Inilah orang kaya!][Kalau dilihat sekarang, empat miliar benar-benar terlalu sedikit!][Aneh! Jelas-jelas gajiku per bulan hanya enam juta, mengapa sekarang aku malah merasa empat miliar nggak seberapa?!][Kakak Pria Pecundang, aku juga ingin menjadi pria pecundang!]...Seluruh Platform Meijiki gempar.Berbagai siaran langsung bes
[Empat miliar saja sudah membuatmu ketakutan?][Kenapa kamu diam saja?][Kenapa? Kamu juga mau pura-pura menghilang?]Saat ini, Kalris sangat percaya diri dan mengintimidasi, menunjukkan sikap layaknya seorang pemenang sejati.Namun, menghadapi provokasi habis-habisan dari Kalris, Kakak Pria Pecundang itu terdiam cukup lama.Karena itulah, beberapa orang aktor yang disewa oleh Kalris itu mulai memanas-manasi situasi lagi.[Kenapa? Menyerah begitu saja setelah Kal Si Tampan mengeluarkan empat miliar?][Jangan bilang sudah menyerah?][Bisa memberikan hadiah mencapai dua miliar, seharusnya juga bukan orang kaya yang kekurangan uang, bukan? Bagi orang seperti ini, empat miliar nggak ada apa-apanya. Kenapa sudah menyerah?][Jangan bilang hanya orang kaya palsu?][Sebelumnya aku lihat berita, ada yang mengambil pinjaman, menyelewengkan dana publik untuk memberikan hadiah kepada penyiar wanita, jangan bilang dia adalah tipe orang seperti ini?][Sepertinya Kal Si Tampan barulah orang kaya yang
Sementara itu, Ardika tidak bermaksud untuk melepaskan Kalris begitu saja.Dia sengaja menyebutkan akun Kalris di kolom komentar. [@Kal Si Tampan: Cucu, bukankah sudah saatnya untuk memanggil Kakek?][Tentu saja, harus menerima kekalahan!][@Kal Si Tampan: Cepat panggil saja! Kakak Pria Pecundang sedang menunggu!]Di antara para penonton, tentu saja ada orang yang menyukai pertunjukan seperti ini. Tentu saja, mereka berinisiatif untuk memanas-manasi situasi.Ekspresi Kalris tampak sangat muram. Karena dia berdiam diri saja cukup lama, tentu saja dia kembali menjadi bahan ejekan.Jeslin yang duduk di depan kamera mulai merasakan ada yang tidak beres.Jelas-jelas Kalris yang mengatur semua ini untuk membantunya meningkatkan popularitasnya, bagaimana situasi bisa menjadi seserius ini?'Eh? Ada apa ini? Apa perlu aku buka suara, agar kedua belah pihak berhenti? Dengan begitu, pertunjukan ini baru bisa terlihat lebih nyata?'Karena itulah, Jeslin buru-buru buka suara untuk meredakan suasana