"Masih berpura-pura! Dari mana seorang idiot punya uang untuk membeli Hati Peri?"Sambil pamer ke arah Luna, Wulan pun berkata, "Nanti aku akan memakai Hati Peri untuk pesta ulang tahun, kemudian memakainya untuk tanda tangan kontrak dengan Grup Angkasa Sura. Bahagia sekali ...."Wisnu juga memuji adiknya, "Wulan, nantinya kamu akan menjadi wanita paling menarik perhatian di Kota Banyuli. Adapun beberapa orang, mereka bahkan nggak pantas berada di sisimu."Semua orang merasa iri. Tuan Muda David sangat baik hati, dia bahkan membelikan hadiah seperti Hati Peri.Kaya sekali.Ardika merasa kesabarannya sudah habis. Dia mengepalkan tangannya dan berjalan maju, tetapi dihentikan oleh Luna."Ardika, tenangkan dirimu.""Astaga, coba lihat tampang si idiot ini, dia ingin memukulku, ya?" ucap Wulan sambil berpura-pura takut."Kalau dia berani memukulku, aku akan menyuruh Kakek untuk mengusirnya dari Keluarga Basagita.""Gila! Orang idiot ini mau pukul orang."Tidak sedikit anggota Keluarga Basa
Yuni menerima kartu itu dengan ekspresi bingung, dia lalu bertanya, "Tuan Ardika, apakah ini kartu bank kami? Kenapa aku nggak pernah melihat yang warna hitam seperti ini?"Setelah Wulan dan David selesai bertransaksi, mereka pun mendekat ketika mendengar ucapan Yuni. Mereka juga melirik kartu bank di tangan Ardika."Haha, Ardika si pecundang ini, kamu ingin bertransaksi dengan kartu palsu, ya? Konyol sekali!"Wulan tertawa dengan keras. David juga ikut tersenyum sinis dan berkata kepada Amel, "Aku nggak tahan lagi, cepat usir si bodoh ini.""Baik, aku akan segera ...."Amel pun langsung mengangguk. Namun, ketika tatapannya jatuh di kartu hitam milik Ardika, dia langsung terdiam.Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi tidak yakin, dia lalu merebut kartu hitam di tangan Ardika."Yuni, kamu jaga dulu. Aku akan menanyakan kepada pimpinan cabang."Setelah merebut kartunya, Amel melihat kartu itu beberapa kali, kemudian berlari ke atas tanpa menoleh ke belakang.Wulan berjalan mendekat dan
Desi menatap Ardika dengan penuh kebencian, napasnya juga tampak terengah-engah. Kemudian, dia tiba-tiba berlari ke dalam dapur, lalu kembali dengan pisau di tangannya."Masih saja membual! Kalau bukan idiot seperti kamu, kami nggak akan diusir dari Keluarga Basagita.""Hari ini, aku harus membunuhmu."Selesai bicara, Desi pun melemparkan pisau di tangannya."Bu! Apa yang kamu lakukan?" teriak Luna. Wajahnya sudah menjadi pucat karena terkejut.Jacky juga terkejut, dia tidak menyangka Desi akan melempar pisau.Ketika pisau hampir mengenainya, Ardika malah tampak tenang. Dia hanya sedikit memiringkan tubuhnya, pisau pun mengenai pintu dan terjatuh ke lantai."Astaga!"Terdengar seruan kaget dari depan pintu.Semua orang menoleh ke belakang, lalu menyadari orang yang datang adalah Tony."Tony? Kenapa kamu datang?"Desi segera menenangkan diri dan menyambutnya.Setelah terkejut, Tony langsung menenangkan diri. Dia berusaha tersenyum dan berkata, "Bibi, aku mendengar bahwa kalian dikeluark
Kompleks Anggrek.Hari ini, Luna berdandan dengan cantik dan mengenakan baju baru.Namun, dia masih terlihat miskin."Ardika, aku sudah selesai, ayo berangkat."Luna tersenyum dengan ceria. Meskipun Ardika tidak bisa memberikan pesta ulang tahun yang meriah, Luna sudah merasa puas selama mereka bisa bersama.Ardika juga mengangguk sambil tersenyum. Ketika dia ingin menggandeng tangan Luna, Desi malah memukulnya.Desi lalu berkata dengan kesal, "Kamu mau pergi makan warung pinggir jalan dengan si idiot ini?""Tuan Muda Tony sudah memesan hotel bintang lima untukmu, dia memesan satu meja seharga dua ratus juta." Setelah itu, terdengar suara klakson yang keras.Desi pun menunjukkan ekspresi gembira sambil berkata, "Tony sudah datang, Luna, ayo kita pergi."Ketika mereka turun ke bawah, mereka melihat Tony yang mengenakan jas putih sedang memegang satu buket mawar merah muda. Dia berdiri di samping mobil Maserati.Melihat Luna turun ke bawah, dia segera mendekat."Luna, selamat ulang tahun
Suasana di depan hotel terasa sangat hening.Perhatian semua orang tertuju kepada Ardika dan Luna.Pesta ulang tahun Nona Luna?Kalau begitu, direktur utama Grup Angkasa Sura ... adalah Ardika?Anggota Keluarga Basagita langsung bengong, mereka juga sangat terkejut.Wulan juga merasa pusing."Nggak! Nggak mungkin ....""Pak ... Pak Henry, Apakah Anda salah ...."Wulan hampir saja pingsan, mana mungkin Ardika adalah direktur utama Grup Angkasa Sura?"Diam!"Henry langsung menampar wajah Wulan, aura seorang bos besar memang berbeda. Wulan yang ketakutan setengah mati langsung terjatuh ke tanah.Henry kembali berkata dengan hormat kepada Luna, "Nona Luna, silakan masuk.""Aku ...."Luna berdiri di tempat dengan tegang dan bingung. Dia tidak bisa menggerakkan kakinya, karena semua ini terasa tidak nyata.Pada saat ini, sebuah mobil Rolls-Royce yang panjang keluar dari hotel. Henry pun datang ke samping mobil, kemudian membukakan pintu untuk Ardika dan Luna.Sikap yang seperti seorang pelay
Tanpa menunggu Ardika menjawab, daftar hadiah sudah mulai dibacakan."Wali Kota Banyuli, Ridwan Basuki, memberikan hadiah satu lukisan bersejarah ....""Kepala Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax dan keluarga lainnya memberikan hadiah uang tunai sebesar 10 miliar.""Direktur Irwan, Direktur Calvin, Direktur Bella ...."Ketika sampai di aula pesta, orang-orang yang sedang menunggu langsung terkejut.Orang-orang dari pemerintahan dan dunia bisnis, bahkan ada orang-orang dari dunia kepolisian dan dunia bawah.Semua orang besar di Kota Banyuli datang merayakan pesta ini serta memberikan hadiah yang mahal.Herkules yang bertugas membacakan nama juga diam-diam menelan ludah. Meskipun Herkules sudah sering melihat banyak hal, dia juga tidak pernah melihat hadiah yang begitu mahal.Ketika Tuan Besar Basagita mendengar daftar hadiah yang diberikan, matanya memancarkan kecemburuan, terutama si Wulan.Kalau semua hadiah itu diberikan kepada Keluarga Basagita, mereka pasti akan sangat
Ardika tersenyum dan menjawab, "Bu, aku adalah direktur utama dari Grup Angkasa Sura."Wajah Desi sangat merah, dia terus menggenggam lengan Ardika dan tidak mau melepaskannya lagi.Direktur utama dari Grup Angkasa Sura adalah menantunya. Kalau begitu, bukankah Desi akan menjadi ibu mertua kaya raya di Kota Banyuli?Lain kali, ketika berkumpul dengan teman-temannya, dia akan merasa sangat bangga.Semua sahabat yang sering merendahkan Desi mungkin akan berlutut untuk memujinya lagi.Melihat tumpukan hadiah yang sangat banyak itu, Tuan Besar Basagita tidak bisa menahan diri. Dia pun membawa segelas anggur dan mendekat, lalu berkata, "Luna, belakangan ini keuangan Grup Agung Makmur sedang bermasalah, apakah kamu boleh membagikan sedikit hadiahnya kepada kakek? Anggap saja kontribusi kepada keluarga ...."Setelah mendengarnya, Desi langsung tidak senang."Tuan Besar, aku ingat kami sudah dikeluarkan dari Keluarga Basagita, 'kan? Kenapa kami harus berkontribusi terhadap keluarga?"Tuan Besa
"Direktur kami bilang kalau dia nggak kenal dengan yang namanya Ardika."Jangan-jangan ... Ardika berpura-pura menjadi direktur utama?Desi langsung terkejut, semua harapannya hancur menjadi kekecewaan.Luna menatap Ardika dengan bingung, dia tidak mengerti kenapa Ardika harus berpura-pura menjadi direktur utama."Tapi, semua hadiah ini memang untuk Luna."Setelah itu, Jenny melanjutkan dengan kesal, "Meskipun nggak tahu alasannya, semua hadiah ini adalah pemberian direktur utama. Selamat ulang tahun, Nona Luna."Selesai berkata, dia hanya bisa menggertakkan gigi dengan penuh kebencian.Awalnya, dia mengira dirinya bisa menginjak-injak Luna. Siapa sangka direktur utama mereka malah menyukai Luna?Namun, sepertinya Ardika akan diselingkuhi.Jenny pun menatap Ardika dengan tatapan hina.Ardika tidak bisa berkata-kata. Belakangan ini, Grup Angkasa Sura diurus oleh para bawahannya, sehingga wajar saja kalau para karyawan perusahaan tidak mengenalnya.Luna bertanya dengan bingung, "Ardika,
Ini sudah pergolakan yang keberapa kali?Namun, melihat niat Mikues, kalau hari ini dia tidak menghancurkan Hongkem, sangat jelas dia tidak akan berhenti.Mungkin, Grup Susanto Raya sudah tidak bisa selamat lagi.Namun, tepat pada saat ini, ada sebuah mobil yang melaju dan berhenti di depan pintu Grup Susanto Raya lagi.Mungkinkah ada yang datang untuk mendukung Ardika lagi?Secara naluriah, semua orang dalam ruangan tersebut mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.Namun, setelah melihat mobil tersebut, ekspresi banyak orang berubah menjadi aneh.Di badan mobil tersebut, terlihat logo taksi.Datang dengan naik taksi? Biarpun orang tersebut benar-benar datang untuk memberi dukungan kepada Ardika, juga pasti tidak punya kemampuan.Bagaimanapun juga, bahkan Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang paling menyedihkan, biarpun mereka hanya datang dengan menumpangi mobil biasa, tetap saja itu mobil pribadi.Kemudian, semua orang melihat seorang pria tu
"Terima kasih, aku juga nggak akan banyak bicara lagi."Ardika melambaikan tangannya tanpa menoleh. "Jesika, persilakan mereka semua untuk duduk!"Saat itu juga, sudah ada staf Grup Susanto Raya yang memindahkan kursi, menyeduh teh, mempersilakan Desta dan yang lainnya untuk duduk.Menyaksikan pemandangan itu, baik Mikues maupun perwakilan dari pihak-pihak luar tentu saja merasa kesal.Mereka sudah datang begitu lama, tetapi Grup Susanto Raya bahkan tidak menyediakan tempat duduk untuk mereka, membiarkan mereka terus berdiri.Sebaliknya, orang-orang Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang identitasnya tidak setinggi mereka, juga tidak berkuasa seperti mereka, malah bisa duduk di sana sambil meminum teh."Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, serta Asosiasi Dagang Kota Banyuli, kalian cari mati!"Saat ini, api amarah juga sudah menyelimuti hati Mikues. Dia tidak bisa melakukan apa pun terhadap Ardika untuk sementara waktu ini, dia pun melampiaskan amarahnya pada tiga keluarga terse
Namun, Mikues tidak menyangka mereka akan mendukung Ardika secara terang-terangan.Bagaimanapun juga, saat berada di Kediaman Keluarga Basagita kala itu, dia sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa siapa pun yang berani mendukung Ardika, itu artinya menjadi musuh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Dalam situasi seperti ini, siapa lagi yang berani mengambil risiko sebesar itu untuk mendukung Ardika?Namun, siapa sangka dalam situasi seperti ini, Keluarga Unima, Keluarga Yendi dan Keluarga Remax benar-benar berani datang untuk memberi dukungan kepada Ardika.Selain itu, mereka langsung mengeluarkan dana cair sekitar 4 triliun! Dengan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga-keluarga Kota Banyuli ini, bukankah boleh dibilang mereka sudah menyerahkan segala-galanya untuk mendukung Ardika?Mungkinkah mereka tidak tahu tindakan mereka ini tidak hanya sesederhana bermain investasi, mengelola modal?Tindakan mereka ini berarti mereka berdiri di pihak yang berlawanan dengan Keluarga Bangsawan B
"Hahaha ....""Eh, Ardika, apa rekeningmu masih ada uang? Cepat keluarkan untuk padamkan api!""Kalau terlambat sedikit saja, sudah nggak bisa diselamatkan lagi!"Melihat garis hijau yang terus menurun itu, Hanko, Rehan dan yang lainnya melontarkan kata-kata sindiran dengan senang.Efek leverage yang ditimbulkan oleh 2 triliun, tidak bisa dibandingkan oleh dana yang hanya sebesar 60 miliar yang dimasukkan oleh Hanko sebelumnya.Pihak Bursa Efek Gamiga pasti sudah sepenuhnya terguncang. Mereka mulai melakukan hal yang sama. Saat ini, penurunan saham Hongkem tidak bisa dihentikan lagi.Melihat pemandangan itu, Luna dan yang lainnya mengerutkan kening mereka, ekspresi mereka juga berubah menjadi sedikit masam.Tepat pada saat ini, kembali terdengar bunyi deru mesin mobil dari luar Grup Susanto Raya.Kemudian, beberapa mobil biasa melaju dan berhenti perlahan-lahan di depan pintu Grup Susanto Raya."Ardika, apa kamu sudah kehilangan akal? Orang-orang apaan yang kamu undang kemari untuk mem
Namun, Ardika bisa menerima itu, karena dia tahu kali ini Tina mengeluarkan dana sebesar 200 miliar dari Grup Lautan Berlian untuk mendukungnya, juga menanggung tekanan yang sangat berat."Tina, jangan bicara sembarangan!"Luna memelototi Tina, lalu berkata pada Ardika dengan lembut, "Sayang, jangan terlalu tertekan. Keluarga Bangsawan Basagita Suraba dan Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah keberadaan yang luar biasa.""Biarpun hari ini kamu benar-benar kalah, hanya dengan kamu pantas membuat mereka bekerja sama untuk menekanmu saja, aku juga akan bangga memiliki seorang suami sepertimu.""Intinya, lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Karena ada orang-orang tertentu yang menghalangi jalan kita, kita usahakan untuk menemukan jalan sendiri!""Biarpun pada akhirnya gagal, palingan aku akan ikut menjalani kehidupan sulit selama beberapa tahun.""Lagi pula, kita masih muda, nggak kekurangan modal untuk bangkit kembali!"Luna mengucapkan kata-kata ini dengan tegas, terdengar ketetapan ha
Sementara itu, tidak bisa ditentukan apakah Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind bisa memengaruhi arah perkembangan saham Hongkem atau tidak.Selain dua keluarga bisa memasukkan dana tanpa memperhitungkan modal, kalau tidak, yang benar-benar bisa memutuskan arah perkembangan saham ini, tetaplah yayasan investasi dalam jumlah banyak di pasar transaksi, serta investor-investor mandiri lainnya.Dilihat dari perubahan di layar besar saja sudah tahu.Setelah berhenti dalam kurun waktu singkat, saham Hongkem lanjut naik perlahan-lahan.Itu artinya ada orang-orang yang setelah melihat saham Hongkem kembali berubah menjadi merah, menilai situasi telah mengalami perubahan dan memilih untuk ikut memasukkan dana.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Hanko dan Mikues berubah menjadi makin muram."Dasar tiga wanita sialan!"Terutama Hanko. Saat ini, dia sampai mengucapkan kata-kata kasar dengan gigi terkatup rapat.Situasi saat ini menunjukkan 60 miliar yang dimasukkannya sebelumnya ber
Tiga wanita ini memiliki paras yang cantik dan lekuk tubuh yang indah.Dalam sekejap, napas banyak pria di tempat tersebut berubah menjadi berat."Siapa tiga wanita itu? Untuk apa mereka datang kemari?""Luna, presdir Grup Hatari, Tina, presdir Grup Lautan Berlian, serta Elsy, manajer umum Grup Bintang Darma!""Mereka bertiga dan Jesika, asisten yang berada di sisi Ardika itu, disebut sebagai empat wanita cantik Kota Banyuli.""Apa perlu ditanyakan lagi tujuan mereka datang kemari? Tentu saja untuk memberi dukungan kepada Ardika dan Grup Susanto Raya. Nggak lihat orang-orang yang mereka bawa kemari menyiapkan keranjang bunga?""Dengar-dengar, selain Luna, dua orang wanita lainnya juga menjalin hubungan nggak jelas dengannya, bukankah sekarang sudah terbukti?""Nggak peduli itu benar atau nggak, tapi mereka memilih untuk datang memberi dukungan pada Ardika di saat seperti ini. Benar-benar bernyali besar. Tapi, aku benar-benar mengagumi si Ardika yang dikelilingi oleh wanita-wanita canti
Hanko seperti sudah menggila. Dengan memasang ekspresi ganas, dia terus menerus merangsang Ardika."Uh ... uh ...."Cengkeraman kelima jari Ardika sedikit mengerat. Saat itu juga, kata-kata yang belum selesai dikatakan oleh Hanko tersangkut di tenggorokannya, tidak bisa dikeluarkan lagi. Perasaan sesak yang luar biasa menyelimuti dirinya.Saat ini, Hanko benar-benar mengira Ardika akan mencekik mati dirinya.Namun, detik berikutnya, dia tiba-tiba merasakan cengkeraman di lehernya melonggar, lalu tubuhnya menjadi ringan."Bam!"Tubuh Hanko langsung membentur lantai, rasa sakit yang luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya."Hanko, kamu ingin main, 'kan? Aku akan menemanimu bermain."Setelah melontarkan kalimat itu dengan dingin, Ardika langsung menendang Hanko hingga tubuh pria itu terpental keluar sejauh beberapa meter.Menyaksikan pemandangan itu, akhirnya orang-orang Grup Susanto Raya menghela napas lega.Tadi mereka benar-benar takut Ardika tidak bisa menahan diri, benar-benar mencek
Hanko benar-benar sangat senang.Membuat harga saham Hongkem jatuh tepat di hadapan Ardika, membuat Ardika merasakan rasa sakit yang menyayat-nyayat setiap detiknya, lebih pentingnya lagi lawannya itu tidak bisa melakukan apa pun terhadapnya.Sensasi seperti ini, membayangkannya saja sudah membuat jiwa dan raganya diliputi kebahagiaan yang tiada taranya.Ardika menatap Hanko dengan sorot mata seperti melihat pasir. "Mencari beberapa orang dengan sembarang untuk menjatuhkan harga sahamku? Hanko, takutnya otakmu itu sudah bermasalah."Hanko mendengus dingin, lalu melambaikan tangannya dan berkata, "Masukkan 60 miliar, perlihatkan pada Pak Ardika kemampuan kalian!"Karena ingin mengeluarkan kartu kehancuran lawan, tentu saja Hanko sudah melakukan persiapan yang matang.Dana di rekening transaksi sudah disiapkan. Seiring dengan perintahnya, beberapa orang tersebut langsung mulai bekerja.Seolah-olah hampir pada saat bersamaan dengan perintah itu dikeluarkan, garis merah di layar besar yang