Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 13 Bercerai dan Kembali ke Keluarga Basagita

Share

Bab 13 Bercerai dan Kembali ke Keluarga Basagita

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Desi menatap Ardika dengan penuh kebencian, napasnya juga tampak terengah-engah. Kemudian, dia tiba-tiba berlari ke dalam dapur, lalu kembali dengan pisau di tangannya.

"Masih saja membual! Kalau bukan idiot seperti kamu, kami nggak akan diusir dari Keluarga Basagita."

"Hari ini, aku harus membunuhmu."

Selesai bicara, Desi pun melemparkan pisau di tangannya.

"Bu! Apa yang kamu lakukan?" teriak Luna. Wajahnya sudah menjadi pucat karena terkejut.

Jacky juga terkejut, dia tidak menyangka Desi akan melempar pisau.

Ketika pisau hampir mengenainya, Ardika malah tampak tenang. Dia hanya sedikit memiringkan tubuhnya, pisau pun mengenai pintu dan terjatuh ke lantai.

"Astaga!"

Terdengar seruan kaget dari depan pintu.

Semua orang menoleh ke belakang, lalu menyadari orang yang datang adalah Tony.

"Tony? Kenapa kamu datang?"

Desi segera menenangkan diri dan menyambutnya.

Setelah terkejut, Tony langsung menenangkan diri. Dia berusaha tersenyum dan berkata, "Bibi, aku mendengar bahwa kalian dikeluarkan dari keluarga, jadi aku membawa sedikit hadiah untuk datang menjenguk kalian."

Mendengar kata-kata dikeluarkan dari keluarga, suasana kembali menjadi suram.

"Tony ... ini ...."

Desi juga tidak tahu bagaimana menjawabnya, tapi Tony pun tersenyum dan melanjutkan, "Bibi, tenang saja. Ayahku kenal dengan Tuan Henry, aku akan menyuruh ayahku untuk menjelaskannya. Semua ini salah Ardika, jadi nggak ada hubungannya dengan kalian sekeluarga."

"Setelah itu, Keluarga Basagita juga nggak akan menyalahkan kalian."

"Serius?"

Desi memiringkan kepalanya dan tampak tidak percaya.

Tony langsung mengangguk dengan ekspresi sombong, dia lalu berkata, "Tentu saja. Tapi sebelumnya, Ardika harus segera bercerai dengan Luna."

"Itu pasti. Sejak awal kami sudah ingin mengusir pecundang itu."

Desi mengerti pemikiran Tony, dia pun ikut tersenyum. Sambil menarik Tony masuk ke dalam, Desi berkata, "Ayo masuk. Luna, bawakan minuman untuk Tony."

Mendengar bahwa dia harus bercerai dengan Ardika supaya bisa kembali ke Keluarga Basagita, Luna pun tersenyum getir. Kemudian, dia pergi ke dapur untuk menyeduh teh.

Menatap punggung Luna dan bokongnya yang bergerak itu, Tony diam-diam menelan ludah.

Luna memang wanita tercantik di Kota Banyuli.

Di benaknya, Tony sudah mulai membayangkan adegan dirinya bersama Luna.

"Lihat sekali lagi, aku akan mencongkel matamu."

Pada saat ini, suara Ardika yang dingin tiba-tiba terdengar.

"Terserah Tony mau lihat seperti apa, bukan urusanmu."

Desi langsung memarahinya, "Kenapa diam saja di sini? Cepat keluar!"

Jacky juga ikut berkata, "Aku sarankan, lebih baik kamu segera pergi menyerahkan diri. Kalau nggak, kamu nggak akan sanggup melawan Tuan Henry."

"Paman, kalau dia menyerahkan diri, bukankah dia nggak bisa mengadakan pesta untuk Luna? Aku masih menantikan pesta ulang tahun yang akan disiapkannya," ucap Tony dengan sinis.

Jacky pun tertawa keras.

"Tony memang jago bercanda, memangnya seorang pecundang bisa mengadakan pesta seperti apa?"

Desi ikut mendengkus dingin dan berkata, "Jangan bilang kami nggak memberimu kesempatan. Kalau kamu bisa mengadakan pesta yang meriah, kami akan mengizinkanmu bersama Luna. Kalau nggak, lebih baik cerai saja."

"Paham nggak, pecundang!"

Setelah mendengarnya, Tony pun tidak menolak. Memangnya seorang idiot yang baru pulih bisa mengadakan pesta seperti apa?

Menurut Tony, Ardika pasti akan bercerai dengan Luna.

...

Malam harinya, di lantai atas Grup Angkasa Sura.

Ardika memandangi pemandangan malam yang remang-remang di luar jendela sambil berpikir.

Saat ini, terdengar suara langkah kaki yang mengenakan sepatu hak tinggi.

Asisten muncul di belakang Ardika sambil memegang dokumen.

"Pak, sudah malam, Anda masih memerlukan sesuatu?"

"Tolong pesan hotel paling bergengsi di Kota Banyuli, aku akan mengadakan pesta ulang tahun untuk istriku lusa nanti."

"Lalu siapkan kontrak investasi senilai 200 miliar ...."

...

Keesokan harinya.

Sebuah berita viral muncul di tajuk utama Kota Banyuli.

Direktur Utama Grup Angkasa Sura memesan seluruh Hotel Bintang Bulan untuk merayakan pesta ulang tahun istrinya.

Hotel Bintang Bulan merupakan bangunan ikonik di Kota Banyuli.

Tingkat kemewahan hotel tersebut bahkan melebihi istana raja.

Meskipun punya uang, tetap saja harus menunggu beberapa bulan untuk menginap. Henry pernah ingin memesan seluruh hotel, tapi ditolak. Ternyata ada yang sanggup memesannya.

Lalu, orang itu ternyata merupakan Direktur Utama Grup Angkasa Sura yang ingin ditemui oleh seluruh keluarga besar atau hanya melihatnya dari jauh.

Detik ini, seluruh keluarga besar di Kota Banyuli pun heboh.

Kecemburuan menyesatkan orang, terutama Wulan yang sedang menyiapkan pesta ulang tahun.

Namun, lawannya adalah direktur utama Grup Angkasa Sura, jadi Wulan sama sekali tidak berani mengeluh.

Di dalam vila Keluarga Basagita, beberapa orang duduk bersama.

"Kakek, keluarga lain sudah mulai sibuk. Mereka sedang menyiapkan hadiah untuk direktur utama. Kakek, sepertinya kita harus menyiapkan satu hadiah juga," tanya Wisnu sambil berdiri.

"Betul kata Wisnu, tapi masalahnya, kita harus menyiapkan hadiah seperti apa?"

Tuan Besar Basagita mengerutkan keningnya dan tampak berpikir keras. Seorang direktur utama tentu saja tidak kekurangan apa pun.

"Kalau nggak ...."

Wisnu melirik ke arah kalung Hati Peri di leher Wulan.

Wulan segera menutup kalungnya, dia lalu menolak sambil berkata, "Nggak bisa! Ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuan Muda David, mana bisa diberikan kepada orang lain?"

Wulan tidak mungkin melepaskan kalung itu. Kalau tidak, dia akan kehilangan satu hal yang bisa digunakan untuk menertawakan Luna.

"Kakek, menurutku itu bukan poin utama. Lagi pula, hadiah seperti apa pun nggak mungkin menarik perhatian seorang direktur utama. Sebaliknya, besok semua keluarga akan pergi menghadiri pesta ulang tahun yang diadakan direktur utama itu, bagaimana dengan pesta ulang tahunku?"

"Apakah pestanya harus maju atau mundur? Nggak mungkin dibatalkan ...."

Wulan bertanya dengan kesal. Dengan sikapnya yang suka pamer, dia bisa memamerkan pesta di lantai enam Restoran Gatotkaca untuk beberapa waktu. Siapa sangka tiba-tiba muncul pesta di Hotel Bintang Bulan.

Setelah berpikir cukup lama, Tuan Besar Basagita pun berkata, "Pestanya dimajukan ke siang hari saja. Setelah pestamu selesai, kita semua akan pergi menghadiri pesta ulang tahun yang diadakan oleh Tuan Besar Basagita."

"Sepertinya hanya bisa begitu ...."

Wulan pun mengangguk.

"Wulan, kamu juga jangan sedih. Kalau kita bisa berkenalan dengan direktur utama, kakek akan mengadakan pesta yang lebih meriah untukmu," ucap Tuan Besar Basagita dengan penuh semangat.

Wulan pun merasa lebih senang.

Waktu pun berlalu, keesokan harinya.

Hari ini, semua orang keluar dari rumahnya.

Tidak menunggu acara ulang tahun dimulai, banyak keluarga yang sudah datang ke depan pintu masuk Hotel Bintang Bulan untuk melihat.

Di antara orang-orang itu, Wulan sedang menggandeng David dengan ekspresi penuh semangat.

Meskipun pesta ulang tahunnya berlangsung dengan cepat, dia merasa tidak rugi kalau bisa mendapatkan investasi dari Grup Angkasa Sura.

"Wulan, ketika direktur utama datang, kamu harus menunjukkan sikap yang baik"

Setelah memberitahukan beberapa hal, Tuan Besar Basagita pun berjalan ke arah kiri.

Wulan bisa berdiri di posisi agak tengah karena bersama David. Sebaliknya, Keluarga Basagita hanya bisa berdiri di pojokan.

Wulan pun mengangguk, dia lalu menatap beberapa bos yang berada di posisi paling tengah.

John, Bella, Calvin dan bos besar lainnya.

Setiap dari mereka memancarkan aura yang luar biasa dan dihormati semua orang.

Kalau bisa mendapatkan investasi dari Grup Angkasa Sura, Wulan juga bisa menjadi salah satu dari mereka.

Adapun Luna sekeluarga, mereka ditakdirkan untuk menjadi orang miskin selamanya.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Annisa ulmardhiah
sepertinya author penonton setia ikan terbang 🫠
goodnovel comment avatar
Heri Prambanan
translate ngaco, njiplak yg bagus atuh
goodnovel comment avatar
Vienzha
ceritanya kaya anjingg
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 14 Nona Luna Dipersilakan Masuk Ke Hotel

    Kompleks Anggrek.Hari ini, Luna berdandan dengan cantik dan mengenakan baju baru.Namun, dia masih terlihat miskin."Ardika, aku sudah selesai, ayo berangkat."Luna tersenyum dengan ceria. Meskipun Ardika tidak bisa memberikan pesta ulang tahun yang meriah, Luna sudah merasa puas selama mereka bisa bersama.Ardika juga mengangguk sambil tersenyum. Ketika dia ingin menggandeng tangan Luna, Desi malah memukulnya.Desi lalu berkata dengan kesal, "Kamu mau pergi makan warung pinggir jalan dengan si idiot ini?""Tuan Muda Tony sudah memesan hotel bintang lima untukmu, dia memesan satu meja seharga dua ratus juta." Setelah itu, terdengar suara klakson yang keras.Desi pun menunjukkan ekspresi gembira sambil berkata, "Tony sudah datang, Luna, ayo kita pergi."Ketika mereka turun ke bawah, mereka melihat Tony yang mengenakan jas putih sedang memegang satu buket mawar merah muda. Dia berdiri di samping mobil Maserati.Melihat Luna turun ke bawah, dia segera mendekat."Luna, selamat ulang tahun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 15 Ardika Adalah Direktur Utama

    Suasana di depan hotel terasa sangat hening.Perhatian semua orang tertuju kepada Ardika dan Luna.Pesta ulang tahun Nona Luna?Kalau begitu, direktur utama Grup Angkasa Sura ... adalah Ardika?Anggota Keluarga Basagita langsung bengong, mereka juga sangat terkejut.Wulan juga merasa pusing."Nggak! Nggak mungkin ....""Pak ... Pak Henry, Apakah Anda salah ...."Wulan hampir saja pingsan, mana mungkin Ardika adalah direktur utama Grup Angkasa Sura?"Diam!"Henry langsung menampar wajah Wulan, aura seorang bos besar memang berbeda. Wulan yang ketakutan setengah mati langsung terjatuh ke tanah.Henry kembali berkata dengan hormat kepada Luna, "Nona Luna, silakan masuk.""Aku ...."Luna berdiri di tempat dengan tegang dan bingung. Dia tidak bisa menggerakkan kakinya, karena semua ini terasa tidak nyata.Pada saat ini, sebuah mobil Rolls-Royce yang panjang keluar dari hotel. Henry pun datang ke samping mobil, kemudian membukakan pintu untuk Ardika dan Luna.Sikap yang seperti seorang pelay

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 16 Dibubarkan

    Tanpa menunggu Ardika menjawab, daftar hadiah sudah mulai dibacakan."Wali Kota Banyuli, Ridwan Basuki, memberikan hadiah satu lukisan bersejarah ....""Kepala Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax dan keluarga lainnya memberikan hadiah uang tunai sebesar 10 miliar.""Direktur Irwan, Direktur Calvin, Direktur Bella ...."Ketika sampai di aula pesta, orang-orang yang sedang menunggu langsung terkejut.Orang-orang dari pemerintahan dan dunia bisnis, bahkan ada orang-orang dari dunia kepolisian dan dunia bawah.Semua orang besar di Kota Banyuli datang merayakan pesta ini serta memberikan hadiah yang mahal.Herkules yang bertugas membacakan nama juga diam-diam menelan ludah. Meskipun Herkules sudah sering melihat banyak hal, dia juga tidak pernah melihat hadiah yang begitu mahal.Ketika Tuan Besar Basagita mendengar daftar hadiah yang diberikan, matanya memancarkan kecemburuan, terutama si Wulan.Kalau semua hadiah itu diberikan kepada Keluarga Basagita, mereka pasti akan sangat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 17 Perubahan Mendadak

    Ardika tersenyum dan menjawab, "Bu, aku adalah direktur utama dari Grup Angkasa Sura."Wajah Desi sangat merah, dia terus menggenggam lengan Ardika dan tidak mau melepaskannya lagi.Direktur utama dari Grup Angkasa Sura adalah menantunya. Kalau begitu, bukankah Desi akan menjadi ibu mertua kaya raya di Kota Banyuli?Lain kali, ketika berkumpul dengan teman-temannya, dia akan merasa sangat bangga.Semua sahabat yang sering merendahkan Desi mungkin akan berlutut untuk memujinya lagi.Melihat tumpukan hadiah yang sangat banyak itu, Tuan Besar Basagita tidak bisa menahan diri. Dia pun membawa segelas anggur dan mendekat, lalu berkata, "Luna, belakangan ini keuangan Grup Agung Makmur sedang bermasalah, apakah kamu boleh membagikan sedikit hadiahnya kepada kakek? Anggap saja kontribusi kepada keluarga ...."Setelah mendengarnya, Desi langsung tidak senang."Tuan Besar, aku ingat kami sudah dikeluarkan dari Keluarga Basagita, 'kan? Kenapa kami harus berkontribusi terhadap keluarga?"Tuan Besa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 18 Kamu Dipecat

    "Direktur kami bilang kalau dia nggak kenal dengan yang namanya Ardika."Jangan-jangan ... Ardika berpura-pura menjadi direktur utama?Desi langsung terkejut, semua harapannya hancur menjadi kekecewaan.Luna menatap Ardika dengan bingung, dia tidak mengerti kenapa Ardika harus berpura-pura menjadi direktur utama."Tapi, semua hadiah ini memang untuk Luna."Setelah itu, Jenny melanjutkan dengan kesal, "Meskipun nggak tahu alasannya, semua hadiah ini adalah pemberian direktur utama. Selamat ulang tahun, Nona Luna."Selesai berkata, dia hanya bisa menggertakkan gigi dengan penuh kebencian.Awalnya, dia mengira dirinya bisa menginjak-injak Luna. Siapa sangka direktur utama mereka malah menyukai Luna?Namun, sepertinya Ardika akan diselingkuhi.Jenny pun menatap Ardika dengan tatapan hina.Ardika tidak bisa berkata-kata. Belakangan ini, Grup Angkasa Sura diurus oleh para bawahannya, sehingga wajar saja kalau para karyawan perusahaan tidak mengenalnya.Luna bertanya dengan bingung, "Ardika,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 19 Perusahaan Baru

    Setelah selesai bicara, Jenny tidak berani berlama-lama lagi, dia buru-buru meletakkan hadiah ulang tahun dan pergi dari sana.Meskipun orang-orang merasa bingung, suasana pesta ulang tahun juga tidak terpengaruh.Walaupun Ardika bukan direktur utama, dia juga kenal dengan direktur utama, sehingga Ardika bisa saja memperkenalkan mereka.Oleh karena itu, Luna sekeluarga dikelilingi oleh orang-orang dan terus dipuji.Desi dan Jacky merasa sangat bahagia. Sudah berapa tahun, akhirnya mereka bisa mengangkat kepalanya di depan anggota Keluarga Basagita yang lain.Tuan Besar Basagita tiba-tiba berkata dengan wajah ceria, "Luna, kalau direktur utama berutang budi kepada Ardika, coba suruh Ardika bilang ke direktur utama untuk memberikan investasi kepada Keluarga Basagita.""Nggak usah terlalu banyak, 200 sampai 400 miliar juga sudah cukup.""Kakek ... ini ...." Luna tampak kesulitan."Kenapa? Kamu nggak mau? Sebagai anggota Keluarga Basagita, kamu bahkan nggak mau memberikan bantuan kecil sep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 20 Ferry yang Lancang

    "Tuan Ardika, Grup Angkasa Sura terlalu besar, sehingga Nona Luna pasti sulit memercayainya. Wajar saja ....""Begini saja, Asosiasi Bahan Bangunan baru dibubarkan, kita bisa menyuruh 18 orang direktur untuk membentuk perusahaan baru dan Anda yang jadi direktur utamanya, bagaimana?""Meskipun status itu nggak cocok dengan Tuan Ardika, Anda jadi bisa punya status yang resmi di masyarakat. Anda juga bisa bergerak lebih leluasa ...."Setelah berpikir sejenak, Ardika pun mengangguk dan berkata, "Boleh, Grup Angkasa Sura akan memberikan modal, para direktur yang sebelumnya bisa memberikan sumber daya mereka. Perusahaan ini akan dipegang oleh Grup Angkasa Sura dan dinamakan Grup Sentosa Jaya."Setelah mendengarnya, Henry pun merasa sangat senang. Dengan begitu, anggota Asosiasi Bahan Bangunan sudah resmi bekerja sama dengan Grup Angkasa Sura.Ardika melihat Henry dan berkata, "Kalau begitu, kamu yang jadi manajer umum, aku hanya menaruh nama di jabatan saja.""Siap!" jawab Henry sambil menga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 21 Keluarga Basagita Hancur

    Luna hampir tidak bisa menahan diri lagi, dia pun berkata dengan kesal, "Pak Ferry, kamu jangan keterlaluan. Hati-hati, aku akan lapor polisi.""Haha, kamu mengancamku?"Ferry tertawa terbahak-bahak, kemudian menampar wajah Luna.Luna yang menutup wajahnya ingin kabur, tetapi ditahan oleh Ferry. Sambil menunjuk ke arah meja, Ferry berkata, "Cepat tiduran di sana, hari ini aku akan melakukannya di sini. Dasar wanita jalang! Kenapa sok suci?""Cepat lepaskan aku!"Luna terus memberontak, tetapi dia tentu saja bukan tandingan seorang pria.Dalam keadaan panik, Luna mengangkat teko panas di meja, kemudian memukulkannya ke arah kepala Ferry."Ahh ... wanita sialan! Beraninya kamu memukulku? Aku akan membunuhmu."Sambil memegang kepalanya yang berdarah, Ferry menjerit kesakitan. Pada akhirnya, dia pun melepaskan Luna.Luna yang ketakutan segera membuang teko, lalu berlari keluar dari tempat itu dengan panik. Dengan perasaan takut, Luna berjalan dengan bengong dan tidak tahu harus pergi ke ma

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status