Herdun tertegun sejenak.Kemudian, setelah melihat seulas senyum tipis di wajah Ardika, dia langsung mengerti maksud Ardika. Pria itu sedang mengisyaratkan kakaknya mengandalkan tubuh untuk menaikkan status dan kedudukan sendiri.Bagaikan seekor kelinci yang ekornya diinjak, dia langsung mengentakkan kakinya dan berkata dengan marah, "Eh, Ardika, berani-beraninya kamu menjelek-jelekkan kakakku! Tunggu mati saja kamu!""Tin ... tin ...."Begitu Herdun selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari arah belakang semua orang, yaitu pintu masuk tempat parkir bawah tanah.Karena mengetahui apa yang akan terjadi di tempat parkir bawah tanah, bos Hotel Blazar telah meminta petugas keamanan untuk memblokade akses jalan menuju ke tempat parkir bawah tanah.Saat ini, mobil yang memasuki tempat itu hanya antara dari pihak Ardius, atau dari pihak Ardika.Sangat jelas, saat ini hanya ada satu kemungkinan, yaitu dari pihak Ardius."Didengar dari suaranya saja, aku sudah tahu itu ada
Begitu Chelsea tiba di lokasi, hati Ardius langsung diselimuti kepercayaan diri.Walaupun dia dan wanita itu tidak saling mengenal sebelumnya, dia hanya bergaul dengan Herdun dan sekelompok temannya itu, boleh dibilang mereka berasal dari kalangan yang berbeda.Namun, mengingat identitas pendukung Chelsea, dia merasa hari ini kemenangan sudah pasti jatuh ke tangannya.Bahkan, dia merasa kedatangan Chelsea lebih menjanjikan dan menenangkan dibandingkan kedatangan Wirhan, kakak sepupunya.Terlepas dari seberapa besar popularitas empat tuan muda Kota Gamiga, bagaimanapun juga fondasi kakak sepupunya itu ada di Kota Gamiga. Wirhan belum lama tiba di Kota Banyuli, pengaruhnya masih belum tersebar luas.Mungkin inilah alasan mengapa Ardika si bodoh itu mengira dia bisa menantang Wirhan.Berbeda halnya dengan sosok tokoh hebat pendukung Chelsea itu.Di Provinsi Denpapan, walaupun sosok Tuan Muda Pertama Keluarga Sudibya itu masih belum berkuasa penuh, paling tidak dia juga sudah merupakan sos
Chelsea sama sekali tidak menyangka dia bisa bertemu Ardika di sini!Ya, benar. Tempat ini adalah Hotel Blazar, kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli berasal di sini. Selain itu, istri Ardika adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli.Seharusnya dari awal hal ini sudah tebersit dalam benaknya!Dalam sekejap, ekspresi Chelsea berubah menjadi kaku.Saat ini, baik amarah yang menyelimuti hatinya maupun ekspresi arogan yang menghiasi wajahnya tadi sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Sekarang, hanya ekspresi ketakutan yang tampak jelas di wajahnya.Dia bahkan merasa kedua kakinya sudah mulai lemas.Chelsea tidak akan pernah bisa melupakan kejadian di Vila Hundo kala itu.Huris, sosok yang sudah seperti dewa dalam hatinya itu, berlutut dan memohon pada Ardika seperti seekor anjing, baru bisa menyelamatkan nyawa sendiri.Setelah Ardika pergi, Huris pun jatuh sakit.Tidak hanya didera demam tinggi tiada henti, Huris juga terus bermimpi buruk. Terkadang, sosok tuan muda yang sebelum
"Ardika, kalau ucapanmu ini sampai ke telinga Tuan Muda Huris, kamu tunggu saja ajal menjemputmu!""Dia hanyalah seorang pecundang yang nggak tahu apa-apa, bagaimana mungkin perlu Tuan Muda Huris turun tangan sendiri? Meliriknya sekilas saja hanya akan membuang-buang waktu. Kak Chelsea saja sudah bisa menginjak-injaknya!""Ya, benar. Kak Chelsea adalah asisten pribadi Tuan Muda Huris, bagaimana mungkin dia melepaskan bocah itu?""Ardika, yang dihancurkan nggak hanya kebodohan dan kedunguanmu, tapi juga kesombonganmu!""..."Satu demi satu orang mulai melontarkan kata-kata tajam dan ejekan terhadap Ardika. Bahkan para wanita yang datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga ikut mengolok-olok Ardika.Tuan Muda Pertama Keluarga Sudibya, pendiri Yayasan Investasi Staris ....Latar belakang dan identitas yang dimiliki oleh Huris, membuat para wanita itu maju secara naluriah untuk membelanya.Karena bagi para wanita pengagum pria kuat seperti mereka, Huris adalah pria idaman mereka.Di antara
Ardika terkekeh pelan, lalu berkata, "Herdun, sebenarnya apa isi otakmu itu? Mengapa kamu nggak pikir, jelas-jelas aku sudah bersikap arogan cukup lama, tapi kakakmu malah nggak bersuara?""Berani-beraninya kamu mengataiku seperti itu! Eh, Ardika, percaya atau nggak, aku akan menghabisimu!"Herdun mengentakkan kakinya dengan kesal, dia masih belum memahami maksud Ardika.Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. "Ya sudahlah, aku yang bersalah."Saat raut wajah Herdun sedikit membaik, dia mengira akhirnya Ardika sudah tunduk, tiba-tiba Ardika berkata, "Hmm, otakmu itu bukan isinya nggak jelas, tapi kamu nggak punya otak!""Aku ... ah ... aku akan menghabisimu!"Saking emosinya, Herdun sudah mengangkat lengannya, hendak memukul Ardika."Herdun!"Saat inilah, akhirnya Chelsea tersadar kembali. Melihat tindakan cari mati adiknya, secara refleks dia berteriak dengan suara melengking. Saking ketakutannya, ekspresinya sudah berubah menjadi pucat pasi."Plak!"Detik berikutnya, Chelsea
"Nggak perlu mengatakan kata-kata yang nggak ada artinya itu, seharusnya kamu sudah tahu jelas aturanku."Tanpa menunggu Chelsea menyelesaikan kalimatnya, Ardika langsung melambaikan tangan, menyelanya."Kak, aturan apa?"Herdun mengajukan pertanyaan itu dengan bingung. Orang-orang lainnya juga tampak kebingungan.Sementara itu, sekujur tubuh Chelsea sudah menegang.Tentu saja dia tahu aturan Ardika.Yudin ingin menyebarkan foto-foto erotis Luna ke seluruh pelosok kota dengan menggunakan helikopter. Alhasil, foto-foto erotisnya sendiri yang tersebar di seluruh kota.Huris ingin melepaskan pakaian Ardika, lalu menggantung Ardika di helikopter dan terbang mengelilingi Kota Banyuli satu putaran. Alhasil, dia sendiri yang merasakan diterbangkan oleh helikopter dalam kondisi telanjang.Chelsea mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Kak Ardika, aku ...."Namun, begitu melihat wajah tanpa ekspresi Ardika, dia tahu tidak ada gunanya lagi dia mengatakan apa pun.Pria yang
Sudut bibir banyak orang berkedut, tetapi mereka tidak terlalu terkejut.Hanya dengan satu kalimat saja, Ardika bahkan sudah bisa membuat Chelsea melepaskan pakaian sendiri. Sekarang, melihatnya membantu Ardika memberi pelajaran pada adiknya sendiri, tidak terlalu mengejutkan lagi.Namun, mereka tetap tidak mengerti, berbagai pertanyaan memenuhi benak mereka.Ardika adalah seorang menantu benalu. Walaupun istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetap saja tidak sehebat itu.Lalu, mengapa dia bisa membuat Chelsea ketakutan seperti itu?Mereka benar-benar tidak bisa memahami hal ini.Herdun tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Kak, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu begitu takut padanya?""Dia hanyalah seorang menantu benalu pecundang! Setiap hari, tugasnya hanya menuangkan air untuk mencuci kaki ibu mertuanya!"Dia bahkan ingin menghabisi Ardika, bagaimana mungkin dia bersedia berlutut di hadapan Ardika?Chelsea kesal setengah mati mendengar ucapan
Keluarga-keluarga besar ini bersatu teguh seperti itu, ada hubungannya dengan sejarah Kota Gamiga.Topik ini cukup sensitif dan tidak dibicarakan oleh orang luar.Karena sudah lama berada di sisi Huris, Chelsea baru mengetahui rahasia-rahasia ini."Oh, begitu."Ardika hanya tersenyum santai. Setelah rahasia itu diungkapkan padanya, juga tidak ada apa-apanya baginya.Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Karena Huris begitu nggak berguna, maka nggak perlu panggil dia kemari lagi. Aku ingin bertemu secara langsung dengan Wirhan. Aku mau lihat bagaimana orang yang merupakan salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga itu."Karena dia sudah mempunyai firasat, ke depannya dia pasti akan terlibat dalam konflik dengan empat tuan muda Kota Gamiga itu."Baik."Chelsea membungkuk, lalu mundur ke belakang Ardika, berdiri di sana dengan sikap merendah.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi orang-orang lainnya di tempat itu berubah menjadi sangat rumit.Tujuan Herdun memanggil kakaknya kemari, ad
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening
Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet
Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen
"Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak
Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in
Hamdi dan Lukmi tahu pengaturan Ardika, karena itulah mereka sangat memercayainya.Namun, pengaturan-pengaturan ini bersifat rahasia, tidak bisa diungkapkan kepada publik, itulah sebabnya ada banyak orang yang masih tetap memantau apakah Ardika bisa bertahan hidup atau tidak.Mereka juga merasa bersedih untuk Ardika.Namun, Ardika tetap tenang, dia berkata dengan tenang, "Selama aku menjabat sebagai wali kota sementara ini, aku melakukan segala sesuatu dengan jujur. Adapun mengenai acara perpisahan, baik ramai maupun sepi, aku nggak peduli.""Lanjutkan saja.""Selesai acara ini, aku masih ada urusan lain."...Dibandingkan dengan acara perpisahan yang sangat sepi ini, saat ini di depan Vila Pelarum, yang berlokasi sepuluh kilometer dari tempat ini, jauh lebih ramai.Di danau yang berlokasi di depan Vila Pelarum, didirikan aula duka yang sangat mewah.Melodi musik sedih di putar di lokasi tersebut, puluhan orang pendeta tampak sedang melakukan upacara berdoa di sekeliling aula duka ters
Ini sangat wajar.Negara Nusantara sekarang sudah berbeda dengan Negara Nusantara yang dulu, bukannya hanya dengan satu kalimat dari departemen luar negeri negara asing saja, Negara Nusantara akan menanggapinya dengan serius.Sering kali, pihak Negara Nusantara akan secara otomatis mengabaikan ucapan-ucapan tak masuk kala orang asing, menganggapnya sebagai suara anjing menggonggong.Jadi, mengapa kabinet meminta Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk berpura-pura tidak melihat?Apa yang terjadi?Tridon juga tidak mengerti mengapa bisa menjadi seperti ini.'Mungkin kabinet sengaja nggak memberi jawaban langsung, karena nggak ingin orang lain memegang kelemahannya. Tapi setelahnya, malah berpesan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk membiarkanku bertindak sesuka hatiku ....'Inilah yang ada dalam benak Tridon. Dalam sekejap, seulas senyum liar menghiasi wajahnya."Sepertinya, kali ini semuanya berpihak padaku. Ardika, si bajingan itu sudah pasti akan mati kali ini."Tridon beranja
Tridon melirik seratus orang di hadapannya itu, samar-samar seulas senyum menghiasi wajahnya.Orang-orang yang berjumlah mendekati seratus orang itu adalah perwakilan yang dikirimkan oleh cabang Keluarga Dougli di berbagai wilayah di Negara Nusantara kemari kali ini.Setiap orang ini mewakili kekuatan yang luar biasa.Ada yang berasal dari dunia pemerintahan, ada yang berasal dari dunia preman, ada pula yang berasal dari tim tempur.Dengan adanya kekuatan sebesar ini yang bisa dia gerakkan sesuka hatinya, apa lagi yang tidak bisa dia lakukan di Negara Nusantara?"Kak Olin, Kak Danu, akhirnya kalian pulang juga!"Tepat pada saat ini, terdengar suara anggota Keluarga Dougli.Dalam sekejap, orang-orang yang berasal dari cabang Keluarga Dougli yang mendekati seratus orang itu, langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Beberapa orang yang tadinya sedang duduk, juga segera berdiri.Di antara para perwakilan yang dikirim oleh Keluarga Dougli dari berbagai wilayah, tidak perlu dirag
Jigo adalah salah satu dari lima tetua kabinet Negara Nusantara.Kabinet sendiri mengurus segala urusan politik dalam negeri Negara Nusantara.Di antara peringkat pemegang kekuasaan di Negara Nusantara, tidak perlu diragukan lagi organisasi ini menempati peringkat pertama.Memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan tim tempur, departemen hukum dan organisasi-organisasi lainnya.Jadi, lima tetua kabinet tentu saja merupakan lima orang pemegang kekuasaan paling tinggi di Negara Nusantara."Pak Jigo, ada yang bisa kubantu? Silakan katakan saja ... baik, baik ... aku mengerti!"Setelah panggilan telepon itu berakhir, ekspresi terkejut masih menghiasi wajah Helios. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Melihat reaksinya, sorot mata terkejut juga tampak jelas di mata Olin dan Danu, tidak tahu apa yang telah dibicarakan oleh Pak Jigo dalam panggilan telepon tadi."Kak Helios, Pak Jigo memberi instruksi apa?"Danu mengajukan pertanyaan itu dengan penasaran. Setelah mengajukan pertanyaan i