Chelsea sama sekali tidak menyangka dia bisa bertemu Ardika di sini!Ya, benar. Tempat ini adalah Hotel Blazar, kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli berasal di sini. Selain itu, istri Ardika adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli.Seharusnya dari awal hal ini sudah tebersit dalam benaknya!Dalam sekejap, ekspresi Chelsea berubah menjadi kaku.Saat ini, baik amarah yang menyelimuti hatinya maupun ekspresi arogan yang menghiasi wajahnya tadi sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Sekarang, hanya ekspresi ketakutan yang tampak jelas di wajahnya.Dia bahkan merasa kedua kakinya sudah mulai lemas.Chelsea tidak akan pernah bisa melupakan kejadian di Vila Hundo kala itu.Huris, sosok yang sudah seperti dewa dalam hatinya itu, berlutut dan memohon pada Ardika seperti seekor anjing, baru bisa menyelamatkan nyawa sendiri.Setelah Ardika pergi, Huris pun jatuh sakit.Tidak hanya didera demam tinggi tiada henti, Huris juga terus bermimpi buruk. Terkadang, sosok tuan muda yang sebelum
"Ardika, kalau ucapanmu ini sampai ke telinga Tuan Muda Huris, kamu tunggu saja ajal menjemputmu!""Dia hanyalah seorang pecundang yang nggak tahu apa-apa, bagaimana mungkin perlu Tuan Muda Huris turun tangan sendiri? Meliriknya sekilas saja hanya akan membuang-buang waktu. Kak Chelsea saja sudah bisa menginjak-injaknya!""Ya, benar. Kak Chelsea adalah asisten pribadi Tuan Muda Huris, bagaimana mungkin dia melepaskan bocah itu?""Ardika, yang dihancurkan nggak hanya kebodohan dan kedunguanmu, tapi juga kesombonganmu!""..."Satu demi satu orang mulai melontarkan kata-kata tajam dan ejekan terhadap Ardika. Bahkan para wanita yang datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga ikut mengolok-olok Ardika.Tuan Muda Pertama Keluarga Sudibya, pendiri Yayasan Investasi Staris ....Latar belakang dan identitas yang dimiliki oleh Huris, membuat para wanita itu maju secara naluriah untuk membelanya.Karena bagi para wanita pengagum pria kuat seperti mereka, Huris adalah pria idaman mereka.Di antara
Ardika terkekeh pelan, lalu berkata, "Herdun, sebenarnya apa isi otakmu itu? Mengapa kamu nggak pikir, jelas-jelas aku sudah bersikap arogan cukup lama, tapi kakakmu malah nggak bersuara?""Berani-beraninya kamu mengataiku seperti itu! Eh, Ardika, percaya atau nggak, aku akan menghabisimu!"Herdun mengentakkan kakinya dengan kesal, dia masih belum memahami maksud Ardika.Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. "Ya sudahlah, aku yang bersalah."Saat raut wajah Herdun sedikit membaik, dia mengira akhirnya Ardika sudah tunduk, tiba-tiba Ardika berkata, "Hmm, otakmu itu bukan isinya nggak jelas, tapi kamu nggak punya otak!""Aku ... ah ... aku akan menghabisimu!"Saking emosinya, Herdun sudah mengangkat lengannya, hendak memukul Ardika."Herdun!"Saat inilah, akhirnya Chelsea tersadar kembali. Melihat tindakan cari mati adiknya, secara refleks dia berteriak dengan suara melengking. Saking ketakutannya, ekspresinya sudah berubah menjadi pucat pasi."Plak!"Detik berikutnya, Chelsea
"Nggak perlu mengatakan kata-kata yang nggak ada artinya itu, seharusnya kamu sudah tahu jelas aturanku."Tanpa menunggu Chelsea menyelesaikan kalimatnya, Ardika langsung melambaikan tangan, menyelanya."Kak, aturan apa?"Herdun mengajukan pertanyaan itu dengan bingung. Orang-orang lainnya juga tampak kebingungan.Sementara itu, sekujur tubuh Chelsea sudah menegang.Tentu saja dia tahu aturan Ardika.Yudin ingin menyebarkan foto-foto erotis Luna ke seluruh pelosok kota dengan menggunakan helikopter. Alhasil, foto-foto erotisnya sendiri yang tersebar di seluruh kota.Huris ingin melepaskan pakaian Ardika, lalu menggantung Ardika di helikopter dan terbang mengelilingi Kota Banyuli satu putaran. Alhasil, dia sendiri yang merasakan diterbangkan oleh helikopter dalam kondisi telanjang.Chelsea mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Kak Ardika, aku ...."Namun, begitu melihat wajah tanpa ekspresi Ardika, dia tahu tidak ada gunanya lagi dia mengatakan apa pun.Pria yang
Sudut bibir banyak orang berkedut, tetapi mereka tidak terlalu terkejut.Hanya dengan satu kalimat saja, Ardika bahkan sudah bisa membuat Chelsea melepaskan pakaian sendiri. Sekarang, melihatnya membantu Ardika memberi pelajaran pada adiknya sendiri, tidak terlalu mengejutkan lagi.Namun, mereka tetap tidak mengerti, berbagai pertanyaan memenuhi benak mereka.Ardika adalah seorang menantu benalu. Walaupun istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetap saja tidak sehebat itu.Lalu, mengapa dia bisa membuat Chelsea ketakutan seperti itu?Mereka benar-benar tidak bisa memahami hal ini.Herdun tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Kak, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu begitu takut padanya?""Dia hanyalah seorang menantu benalu pecundang! Setiap hari, tugasnya hanya menuangkan air untuk mencuci kaki ibu mertuanya!"Dia bahkan ingin menghabisi Ardika, bagaimana mungkin dia bersedia berlutut di hadapan Ardika?Chelsea kesal setengah mati mendengar ucapan
Keluarga-keluarga besar ini bersatu teguh seperti itu, ada hubungannya dengan sejarah Kota Gamiga.Topik ini cukup sensitif dan tidak dibicarakan oleh orang luar.Karena sudah lama berada di sisi Huris, Chelsea baru mengetahui rahasia-rahasia ini."Oh, begitu."Ardika hanya tersenyum santai. Setelah rahasia itu diungkapkan padanya, juga tidak ada apa-apanya baginya.Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Karena Huris begitu nggak berguna, maka nggak perlu panggil dia kemari lagi. Aku ingin bertemu secara langsung dengan Wirhan. Aku mau lihat bagaimana orang yang merupakan salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga itu."Karena dia sudah mempunyai firasat, ke depannya dia pasti akan terlibat dalam konflik dengan empat tuan muda Kota Gamiga itu."Baik."Chelsea membungkuk, lalu mundur ke belakang Ardika, berdiri di sana dengan sikap merendah.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi orang-orang lainnya di tempat itu berubah menjadi sangat rumit.Tujuan Herdun memanggil kakaknya kemari, ad
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat parkir bawah tanah itu langsung berubah menjadi hening.Semua orang menatap Ardika dengan tatapan heran.Jelas-jelas Ardius ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Apa yang diinginkan oleh Ardika.Pergerakan Ardius yang baru saja berbalik langsung menegang. Kemudian, dia menoleh dengan amarah yang menggebu-gebu dan berkata, "Eh, Ardika, apa kamu pikir aku benar-benar takut padamu?"Dia benar-benar kesal setengah mati.Herdun memarahinya dan mengatainya takut saja sudah membuatnya sangat malu.Namun, reaksi tidak biasa Chelsea membuat hatinya sedikit goyah. Dia merasa dia tidak seharusnya lanjut terlibat dalam konflik dengan Ardika lagi.Dia berencana setelah pulang nanti, dia akan menyelidiki latar belakang lawannya itu lebih dalam lagi.Setelah semua persiapan matang, dia baru menentukan langkah selanjutnya.Siapa sangka, saat dia hendak pergi, Ardika malah memprovokasinya, bahkan bermaksud untuk memaksanya tetap tinggal.Ardika
Linose beromong kosong panjang lebar, tentu saja dia ingin memanfaatkan kesempatan saat dirinya menjadi pusat perhatian untuk mempermalukan Ardika, agar bisa memberikan kesan yang mendalam tentang dirinya dalam hati Ardius.Ardius tidak tampak kesal, melainkan mendengar celotehannya sambil tersenyum.Baginya, mendengar para pengikutnya mengolok-olok Ardika, juga merupakan sebuah kenikmatan.Setelah Linose selesai berbicara, semua orang juga ikut tertawa terbahak-bahak. Pada saat bersamaan, mereka juga kagum melihat kemampuan pria itu memanfaatkan kesempatan dengan baik.Dia adalah orang pertama yang mengambil kesempatan untuk "unjuk gigi" di hadapan Ardius."Melita, ikutlah denganku!"Linose yang telah menjadi sorotan semua orang itu makin bangga. Dia melambaikan tangannya pada seorang wanita yang mengenakan riasan tebal."Tuan Muda Linose, hari ini kamu sangat keren!"Wanita bernama Melita itu segera melenggang ke arah Linose, lalu memberikan kecupan manis di pipinya.Linose langsung