Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1427 Sebuah Kehormatan

Share

Bab 1427 Sebuah Kehormatan

Ardika terkekeh pelan, lalu berkata, "Herdun, sebenarnya apa isi otakmu itu? Mengapa kamu nggak pikir, jelas-jelas aku sudah bersikap arogan cukup lama, tapi kakakmu malah nggak bersuara?"

"Berani-beraninya kamu mengataiku seperti itu! Eh, Ardika, percaya atau nggak, aku akan menghabisimu!"

Herdun mengentakkan kakinya dengan kesal, dia masih belum memahami maksud Ardika.

Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. "Ya sudahlah, aku yang bersalah."

Saat raut wajah Herdun sedikit membaik, dia mengira akhirnya Ardika sudah tunduk, tiba-tiba Ardika berkata, "Hmm, otakmu itu bukan isinya nggak jelas, tapi kamu nggak punya otak!"

"Aku ... ah ... aku akan menghabisimu!"

Saking emosinya, Herdun sudah mengangkat lengannya, hendak memukul Ardika.

"Herdun!"

Saat inilah, akhirnya Chelsea tersadar kembali. Melihat tindakan cari mati adiknya, secara refleks dia berteriak dengan suara melengking. Saking ketakutannya, ekspresinya sudah berubah menjadi pucat pasi.

"Plak!"

Detik berikutnya, Chelsea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status