Bisa-bisanya Ardika meminta Ardius memanggil Wirhan kemari!Dia ingin mengonfrontasi Wirhan yang merupakan salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga secara langsung?Banyak orang membelalak, menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya.Dalam konfrontasi sebelumnya, Ardika memang sudah menunjukkan kemampuan sendiri.Menundukkan Chelsea, memblokade Hotel Blazar, bahkan beberapa orang tuan muda keluarga kelas satu ibu kota provinsi juga tidak bisa keluar, sampai-sampai membuat Ardius menekan gejolak amarahnya dan berencana untuk mengaku kalah sementara waktu ini.Seorang menantu benalu memiliki kemampuan luar biasa seperti ini, sudah cukup mengejutkan.Mau tidak mau mereka harus mengakui Ardika memang hebat.Biarpun demikian, ini juga tidak bisa menjadi alasan dia berani menantang Wirhan, bukan?Wirhan adalah salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga.Setelah melewati persaingan sengit antara kalangan generasi muda keluarga besar Kota Gamiga, dia adalah salah satu dari empat pemuda pa
Ardius buru-buru memberi penjelasan. "Kak Wirhan, si Ardika ini benar-benar arogan. Selain itu, dia cukup berpengaruh di Kota Banyuli. Istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Kali ini, aku sudah salah menilai orang."Setelah itu, dia menceritakan secara singkat tentang Ardika meminta orang untuk memblokade akses keluar tempat parkir bawah tanah, serta mematahkan kaki Linose dan yang lainnya."Istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli? Aku sudah tahu siapa dia."Di ujung telepon, nada bicara Wirhan yang terdengar dingin dan datar sebelumnya, kini akhirnya sudah ada sedikit gejolak emosi dalam nada bicaranya, seolah-olah akhirnya telah menunjukkan sedikit ketertarikan."Kak Wirhan mengenalnya?"Ardius tercengang.Dia tidak menyangka ternyata Wirhan mengenal Ardika.Orang yang bisa diingat oleh kakak sepupunya.Kalau dia kalah di tangan orang seperti itu, merupakan hal yang bisa dimaklumi.Namun, tak lama kemudian, nada bicara Wirhan terdengar dingin dan datar kemba
Nada bicara Tiano cukup santai, seolah-olah sedang menceritakan sesuatu hal yang tidak penting pada Wirhan.Wirhan tersenyum dan berkomentar dengan santai, "Nggak takut pada apa pun karena nggak tahu apa-apa. Mungkin inilah kebahagiaan seekor semut sepertinya."Tiano segera berdiri dan berkata, "Bagaimana kalau aku mewakili Tuan Muda Wirhan ke Hotel Blazar saja? Kalau terlalu lama mengulur waktu, kemungkinan besar adik sepupumu akan patah lengan dan patah kaki. Bocah itu selalu bertindak semena-mena, nggak ada satu hal pun yang nggak berani dia lakukan.""Kalau begitu, merepotkan Kak Tiano saja, terima kasih."Wirhan juga ikut berdiri dan mengucapkan terima kasih.Begitu meninggalkan kediaman tersebut dan baru saja masuk ke dalam mobil, Tiano menerima sebuah panggilan telepon.Melihat nomor di layar ponselnya, dia segera menjawab panggilan telepon tersebut. "Zian, mengapa kamu tiba-tiba teringat untuk meneleponku?"Orang di ujung telepon bernama Zian Sangace, Wakil Kepala Departemen Pe
"Ardika, seorang pecundang sepertimu malah berani menantang Tuan Muda Wirhan. Kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Bagaimana mungkin Tuan Muda Wirhan bersedia memedulikanmu?""Seekor semut, haha! Bagus, ucapan Tuan Muda Wirhan ini sangat tepat! Di mata sosok Tuan Muda Wirhan yang terhormat, orang ini memang hanyalah seekor semut. Berani-beraninya seekor semut sepertimu menantangnya!"Orang-orang itu mulai melontarkan kata-kata ejekan terhadap Ardika lagi.Sebelumnya, mereka sudah ditekan oleh Ardika cukup lama, bahkan terus mengkhawatirkan Ardika akan menyuruh orang untuk menghancurkan mobil mereka, serta mematahkan lengan dan kaki mereka. Mereka semua merasa sedikit ketakutan.Kini, ketakutan dan kekesalan yang menyelimuti hati mereka berubah menjadi sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan ini.'Oh? Wirhan nggak bersedia datang?'Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tenang, "Ardius, sepertinya hari ini lengan dan kakimu sudah ditakdirkan akan patah.""Huh! Memangnya kamu pikir kam
Dido tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Dasar bajingan!""Sebelumnya, kamu sudah menghancurkan mobil balapku bernilai miliaran dan memukul wajahku di Showroom Mobil Neptus, sekarang kamu malah nggak mengingatku lagi?!""Maaf, aku hanya merasa wajahmu sedikit familier. Aku benar-benar nggak ingat lagi."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mobil yang kuhancurkan malam itu sangat banyak, wajah orang yang kutampar malam itu juga cukup banyak. Aku hanya ingat aku sudah menampar wajah Jelita, Grorius, serta beberapa orang lainnya. Ah, apa namamu, ya ....""Pfffttt!"Saking emosinya, Dido sampai muntah darah.Dia menunjuk Ardika dengan tajam dan berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, dengar baik-baik!""Nama depanku Dido, nama belakangku Sangace, nama lengkapku Dido Sangace!""Ayahku bernama Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan!""Hari ini aku akan menampar wajahmu hingga rusak! Setelah hari ini berlalu, namaku a
"Ardika! Dasar lancang!"Tiano yang terlebih dahulu tersadar kembali, langsung menunjuk Ardika sambil berteriak dengan marah.Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah salah satu dari empat keluarga besar Kota Gamiga, memiliki kekuasaan dan pengaruh yang luar biasa.Dia bahkan sangat ingin menjalin hubungan dengan mereka.Kalau ucapan Ardika ini sampai di telinga Wirhan, bukankah rencananya akan kacau balau?Orang-orang lainnya juga sudah tersadar kembali. Mengingat ucapan Ardika barusan, mereka benar-benar kesal setengah mati.Berani-beraninya Ardika si bajingan itu mengatai mereka orang rendahan!Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang bertugas menuangkan air dan mencuci kaki ibu mertua sepertinya layak dibandingkan dengan mereka?Tiano memelotot dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu menjelek-jelekkan Keluarga Rewind Kota Gamiga! Ardika, kamu sudah makin keterlaluan! Kalau hari ini aku nggak memberimu pelajaran, kelak kamu pasti akan menghancurkan Kota Banyuli!""Orang lain
Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan.Di seluruh dunia politik Provinsi Denpapan, jabatannya saat ini hanya dapat dikategorikan dalam tingkat menengah.Namun, tanpa perlu dipertanyakan lagi, dia memegang kekuasaan yang sangat besar.Selain itu, seseorang sepertinya yang sudah bisa menempati jabatan seperti ini, tidak lagi hanya mewakili diri sendiri.Di antara relasi yang dimilikinya, pasti ada sebuah perusahaan yang besar.Di bawah dorongan untuk meraih keuntungan bersama, sumber daya yang bisa digerakkannya pastilah sangat luar biasa menakutkan.Terutama di saat orang sepertinya sudah tidak mempertimbangkan apa pun lagi selain berniat untuk menghancurkan pihak lawannya.Tentu saja dia bisa membawa malapetaka yang besar bagi Grup Bintang Darma, Grup Hatari, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang berhubungan dengan Ardika!Karena itulah, saat ini Zian tampak sangat arogan dan percaya diri.Zian tahu jelas seorang menantu benalu yang berani mel
"Ardika, kamu hanyalah seorang menantu benalu. Keluarga istrimu juga hanya keluarga kelas dua.""Walau kalian bisa menjadi orang kaya dadakan dengan mengandalkan keberuntungan dan memiliki sedikit aset yang cukup bagus, pengaruh kalian hanya terbatas pada Kota Banyuli saja. Selain itu, pendukung kalian juga hanya merupakan seorang wali kota baru.""Sejarah selama ribuan tahun telah membuktikan segalanya. Tanpa adanya perlindungan dari kekuatan besar, nggak peduli seberapa kaya seseorang, juga hanya akan menjadi mangsa orang lain.""Aku ingin merebut asetmu, ditambah lagi dengan adanya Keluarga Rewind Kota Gamiga sebagai pendukungku, siapa yang berani berkomentar?"Saat ini, Zian benar-benar sangat arogan.Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, sangat mengintimidasi.Di Provinsi Denpapan, dia bukan tidak takut pada siapa pun.Namun, orang tersebut tentu saja bukan Ardika yang sedang berdiri di hadapannya saat ini, juga bukan wali kota muda yang menjadi pendukung Ardika.Jadi, Zian la