Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1441 Aku Mau Semuanya

Share

Bab 1441 Aku Mau Semuanya

Penulis: Sarjana
Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan.

Di seluruh dunia politik Provinsi Denpapan, jabatannya saat ini hanya dapat dikategorikan dalam tingkat menengah.

Namun, tanpa perlu dipertanyakan lagi, dia memegang kekuasaan yang sangat besar.

Selain itu, seseorang sepertinya yang sudah bisa menempati jabatan seperti ini, tidak lagi hanya mewakili diri sendiri.

Di antara relasi yang dimilikinya, pasti ada sebuah perusahaan yang besar.

Di bawah dorongan untuk meraih keuntungan bersama, sumber daya yang bisa digerakkannya pastilah sangat luar biasa menakutkan.

Terutama di saat orang sepertinya sudah tidak mempertimbangkan apa pun lagi selain berniat untuk menghancurkan pihak lawannya.

Tentu saja dia bisa membawa malapetaka yang besar bagi Grup Bintang Darma, Grup Hatari, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang berhubungan dengan Ardika!

Karena itulah, saat ini Zian tampak sangat arogan dan percaya diri.

Zian tahu jelas seorang menantu benalu yang berani mel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1442 Siapa yang Memberimu Kepercayaan Diri

    "Ardika, kamu hanyalah seorang menantu benalu. Keluarga istrimu juga hanya keluarga kelas dua.""Walau kalian bisa menjadi orang kaya dadakan dengan mengandalkan keberuntungan dan memiliki sedikit aset yang cukup bagus, pengaruh kalian hanya terbatas pada Kota Banyuli saja. Selain itu, pendukung kalian juga hanya merupakan seorang wali kota baru.""Sejarah selama ribuan tahun telah membuktikan segalanya. Tanpa adanya perlindungan dari kekuatan besar, nggak peduli seberapa kaya seseorang, juga hanya akan menjadi mangsa orang lain.""Aku ingin merebut asetmu, ditambah lagi dengan adanya Keluarga Rewind Kota Gamiga sebagai pendukungku, siapa yang berani berkomentar?"Saat ini, Zian benar-benar sangat arogan.Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, sangat mengintimidasi.Di Provinsi Denpapan, dia bukan tidak takut pada siapa pun.Namun, orang tersebut tentu saja bukan Ardika yang sedang berdiri di hadapannya saat ini, juga bukan wali kota muda yang menjadi pendukung Ardika.Jadi, Zian la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1443 Apa yang Dinamakan Putus Asa

    Begitu tersadar kembali, Tiano langsung menegur Ardika dengan marah, "Ardika, apa yang sedang kamu lakukan? Cepat lepaskan Tuan Muda Ardius! Apa kamu ingin membawa musibah bagimu dirimu sendiri dan keluargamu?!""Dasar tua bangka! Enyah saja sana!"Tanpa mengangkat kepalanya, Ardika melontarkan beberapa patah kata itu pada Tiano. Saking kesalnya, pembuluh-pembuluh darah di kening Tiano sampai menonjol.Zian juga kesal setengah mati mendengar kata-kata makian yang ditujukan oleh Ardika padanya sebelumnya.Tanpa banyak bicara lagi, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata dengan tajam, "Ardika, cepat lepaskan Tuan Muda Ardius! Kalau nggak, dengan satu panggilan telepon dariku, aku akan membuatmu merasakan apa yang dinamakan dengan putus asa!""Oh? Apa yang dinamakan dengan putus asa, ya?"Ardika melirik pria itu. Sambil menginjak Ardius, dia juga mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Bagaimana kalau aku juga memberimu kesempatan untuk merasakannya?""Kamu? Memangnya kamu bisa apa?"

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1444 Zian Berlutut

    Saat ini, akhirnya Zian sudah menyadari maksud kalimat Ardika tadi. Tadi, Ardika mengatakan akan memberinya kesempatan untuk merasakan apa yang dinamakan putus asa. Ya, sekarang dia sudah mengerti.Namun, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.Mengapa Ardika bisa langsung menghubungi Helios?Apa identitas pria itu sebenarnya?Menyaksikan pemandangan itu, semua orang makin terkejut dan penasaran.Sebenarnya siapa orang di ujung panggilan telepon tersebut?Bisa-bisanya orang itu membuat seorang Wakil Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebuah provinsi menjadi pucat pasi seperti ini!Tanpa memberi Zian kesempatan untuk berbicara, Helios berkata dengan acuh tak acuh, "Serahkan ponselnya pada Tuan Ardika.""Tuan ... Tuan Ardika, Tuan diminta untuk mendengar telepon!"Zian menyodorkan ponsel tersebut pada Ardika dengan tangan gemetaran. Melihat Ardika mengerutkan kening, dia buru-buru mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku pakaiannya, lalu mengelap ponsel tersebut hingga bersih sebel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1445 Apa Gunanya Berpura-Pura Mati

    Chelsea yang dari tadi hanya berperan layaknya penonton dengan berdiri di belakang Ardika, saat ini sorot mata terkejut juga tampak jelas di matanya.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, Ardika sudah bisa menghancurkan Zian dan merebut aset milik Keluarga Sangace.Jangankan Huris, bahkan Keluarga Sudibya juga tidak mampu melakukan hal seperti itu!Tanpa memedulikan sorot mata orang-orang yang tertuju padanya, Zian mengangkat kepalanya dan berkata dengan bibir bergetar, "Aku ... aku mohon ... ampuni aku Tuan Ardika!""Oh? Sekarang kamu sudah tahu memohon padaku?"Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Berlututlah dengan tegak."Secara naluriah, Zian berlutut dengan tegak. Ardika mengangkat lengannya, tetapi begitu melihat wajah pria di hadapannya itu berminyak dan berkeringatan, dia mengerutkan keningnya, mengurungkan niatnya.Kemudian, Ardika melemparkan selembar tisu pada pria tersebut.Zian mengerti maksud Ardika. Dia segera mengambil tisu itu, lalu di bawah tatapan terkejut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1446 Luna Melakukan KDRT

    Sekujur tubuh Ardius langsung menegang. Dia segera membuka matanya. Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, dia berteriak dengan terisak, "Kak ... Kak Ardika, tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku sudah bersalah. Aku bersedia menjadi anjingmu ...."Tanpa menunggunya selesai berbicara, Ardika sudah melayangkan tendangan ke arahnya."Ahhh!"Dengan iringan suara teriakan menyedihkan, Ardius berguling-guling di tanah dengan kesakitan."Masuklah, tangani urusan sisanya."Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin. Kemudian, dia melemparkan tisu yang digunakannya untuk menyeka tangannya ke tubuh Ardius dengan sembarang, lalu berbalik dan melangkah pergi.Semua orang menyaksikan punggungnya dalam diam.Hingga sosok bayangannya sudah sepenuhnya menghilang di balik lift, mereka baru menghela napas lega.Di Vila Cakrawala.Begitu Ardika pulang, dia melihat dua orang wanita cantik sudah berdiri di sana.Pemandangan itu sangat indah bagaikan sebuah lukisan.Secara naluriah,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1447 Wawancara

    Menjelang malam harinya.Hari ini, jarang-jarang Ardika dan Luna beristirahat di rumah. Karena itulah, mereka menemani orang rumah makan malam bersama.Selesai makan, beberapa orang anak muda yang berada di rumah itu asyik bersenang-senang sendiri. Sementara itu, Desi berjalan-jalan di luar sambil mendorong kursi roda Jacky.Saat Ardika sedang mencuci piring bersama Luna, dia menerima panggilan telepon dari Jane."Pak Ardika, apa kamu sudah lihat berita?"Amarah Jane bisa terdengar jelas walaupun hanya melalui panggilan telepon.Dengan menjepit ponselnya di bahunya, Ardika bertanya sambil mencuci piring, "Apa yang terjadi lagi?""Hongkem tiba-tiba mengumumkan akan menggunakan cara lelang untuk menjalankan proses investasi. Puluhan investor sudah menerima undangan, hanya Perusahaan Investasi Gilra yang nggak menerima undangan!""Hongkem benar-benar keterlaluan .... Ah, sudahlah. Aku akan mengirimkan video berita itu ke ponselmu.""Ting!"Tak lama kemudian, Ardika menerima video yang dik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1448 Mengundurkan Diri dari Asosiasi

    "Di mata Ardika, nggak ada yang namanya hukum dan aturan. Dia sudah menjadikan Kota Banyuli sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. Dengan bekerja sama dengan para preman, dia menekan para investor yang berpartisipasi dalam lelang sesuai aturan yang berlaku.""Bahkan, dia juga melakukan kekerasan terhadap seorang tetua dari Klito, presdir kami, hingga tetua itu masuk rumah sakit!""Boleh dibilang, karakter Ardika sangatlah buruk!""Hongkem adalah sebuah perusahaan yang bermoral, merupakan perusahaan merek lokal. Karena itulah, selama ada Ardika, Hongkem nggak akan bekerja sama dengan Perusahaan Investasi Gilra selamanya!""Selain itu, demi menjaga batasan dengan orang nggak berkarakter buruk seperti Ardika, mulai sekarang Hongkem juga akan mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dipimpin oleh istri Ardika, kecuali kepala asosiasi berganti orang!"Di hadapan kamera, Sendo menunjukkan ekspresi serius, seolah-olah sedang menegakkan keadilan.Sementara itu, Ardika tetap tida

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1449 Membuat Masalah

    Beberapa kali krisis yang dihadapi oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli belakangan ini berhasil diselesaikan oleh Ardika.Karena itulah, dalam lubuk hati para anggota asosiasi, dia sangat berwibawa.Setelah Luna menyampaikan ucapan Ardika pada mereka, situasi Asosiasi Dagang Kota Banyuli berhasil diatasi untuk sementara waktu.Malam berlalu dengan hening.Keesokan harinya, saat Luna hendak pergi bekerja, Ardika menghentikannya. "Sayang, pagi ini kamu izin saja, sebentar lagi aku akan membawamu ke suatu tempat.""Kamu mau membawaku membuat masalah di mana lagi?"Luna adalah seorang maniak kerja, dia tidak ingin izin.Apalagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli tertimpa masalah seperti itu.Di saat kemampuannya makin dipertanyakan, dia harus bekerja makin keras untuk membuktikan diri sendiri!"Sayang, apa kesanku dalam hatimu seperti ini?" Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Tapi, ucapanmu juga nggak salah. Hari ini aku memang ingin membawamu pergi membuat masalah."Ditarik oleh

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status