Saat ini, akhirnya Zian sudah menyadari maksud kalimat Ardika tadi. Tadi, Ardika mengatakan akan memberinya kesempatan untuk merasakan apa yang dinamakan putus asa. Ya, sekarang dia sudah mengerti.Namun, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.Mengapa Ardika bisa langsung menghubungi Helios?Apa identitas pria itu sebenarnya?Menyaksikan pemandangan itu, semua orang makin terkejut dan penasaran.Sebenarnya siapa orang di ujung panggilan telepon tersebut?Bisa-bisanya orang itu membuat seorang Wakil Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebuah provinsi menjadi pucat pasi seperti ini!Tanpa memberi Zian kesempatan untuk berbicara, Helios berkata dengan acuh tak acuh, "Serahkan ponselnya pada Tuan Ardika.""Tuan ... Tuan Ardika, Tuan diminta untuk mendengar telepon!"Zian menyodorkan ponsel tersebut pada Ardika dengan tangan gemetaran. Melihat Ardika mengerutkan kening, dia buru-buru mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku pakaiannya, lalu mengelap ponsel tersebut hingga bersih sebel
Chelsea yang dari tadi hanya berperan layaknya penonton dengan berdiri di belakang Ardika, saat ini sorot mata terkejut juga tampak jelas di matanya.Hanya dengan satu panggilan telepon saja, Ardika sudah bisa menghancurkan Zian dan merebut aset milik Keluarga Sangace.Jangankan Huris, bahkan Keluarga Sudibya juga tidak mampu melakukan hal seperti itu!Tanpa memedulikan sorot mata orang-orang yang tertuju padanya, Zian mengangkat kepalanya dan berkata dengan bibir bergetar, "Aku ... aku mohon ... ampuni aku Tuan Ardika!""Oh? Sekarang kamu sudah tahu memohon padaku?"Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Berlututlah dengan tegak."Secara naluriah, Zian berlutut dengan tegak. Ardika mengangkat lengannya, tetapi begitu melihat wajah pria di hadapannya itu berminyak dan berkeringatan, dia mengerutkan keningnya, mengurungkan niatnya.Kemudian, Ardika melemparkan selembar tisu pada pria tersebut.Zian mengerti maksud Ardika. Dia segera mengambil tisu itu, lalu di bawah tatapan terkejut
Sekujur tubuh Ardius langsung menegang. Dia segera membuka matanya. Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, dia berteriak dengan terisak, "Kak ... Kak Ardika, tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku sudah bersalah. Aku bersedia menjadi anjingmu ...."Tanpa menunggunya selesai berbicara, Ardika sudah melayangkan tendangan ke arahnya."Ahhh!"Dengan iringan suara teriakan menyedihkan, Ardius berguling-guling di tanah dengan kesakitan."Masuklah, tangani urusan sisanya."Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin. Kemudian, dia melemparkan tisu yang digunakannya untuk menyeka tangannya ke tubuh Ardius dengan sembarang, lalu berbalik dan melangkah pergi.Semua orang menyaksikan punggungnya dalam diam.Hingga sosok bayangannya sudah sepenuhnya menghilang di balik lift, mereka baru menghela napas lega.Di Vila Cakrawala.Begitu Ardika pulang, dia melihat dua orang wanita cantik sudah berdiri di sana.Pemandangan itu sangat indah bagaikan sebuah lukisan.Secara naluriah,
Menjelang malam harinya.Hari ini, jarang-jarang Ardika dan Luna beristirahat di rumah. Karena itulah, mereka menemani orang rumah makan malam bersama.Selesai makan, beberapa orang anak muda yang berada di rumah itu asyik bersenang-senang sendiri. Sementara itu, Desi berjalan-jalan di luar sambil mendorong kursi roda Jacky.Saat Ardika sedang mencuci piring bersama Luna, dia menerima panggilan telepon dari Jane."Pak Ardika, apa kamu sudah lihat berita?"Amarah Jane bisa terdengar jelas walaupun hanya melalui panggilan telepon.Dengan menjepit ponselnya di bahunya, Ardika bertanya sambil mencuci piring, "Apa yang terjadi lagi?""Hongkem tiba-tiba mengumumkan akan menggunakan cara lelang untuk menjalankan proses investasi. Puluhan investor sudah menerima undangan, hanya Perusahaan Investasi Gilra yang nggak menerima undangan!""Hongkem benar-benar keterlaluan .... Ah, sudahlah. Aku akan mengirimkan video berita itu ke ponselmu.""Ting!"Tak lama kemudian, Ardika menerima video yang dik
"Di mata Ardika, nggak ada yang namanya hukum dan aturan. Dia sudah menjadikan Kota Banyuli sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. Dengan bekerja sama dengan para preman, dia menekan para investor yang berpartisipasi dalam lelang sesuai aturan yang berlaku.""Bahkan, dia juga melakukan kekerasan terhadap seorang tetua dari Klito, presdir kami, hingga tetua itu masuk rumah sakit!""Boleh dibilang, karakter Ardika sangatlah buruk!""Hongkem adalah sebuah perusahaan yang bermoral, merupakan perusahaan merek lokal. Karena itulah, selama ada Ardika, Hongkem nggak akan bekerja sama dengan Perusahaan Investasi Gilra selamanya!""Selain itu, demi menjaga batasan dengan orang nggak berkarakter buruk seperti Ardika, mulai sekarang Hongkem juga akan mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dipimpin oleh istri Ardika, kecuali kepala asosiasi berganti orang!"Di hadapan kamera, Sendo menunjukkan ekspresi serius, seolah-olah sedang menegakkan keadilan.Sementara itu, Ardika tetap tida
Beberapa kali krisis yang dihadapi oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli belakangan ini berhasil diselesaikan oleh Ardika.Karena itulah, dalam lubuk hati para anggota asosiasi, dia sangat berwibawa.Setelah Luna menyampaikan ucapan Ardika pada mereka, situasi Asosiasi Dagang Kota Banyuli berhasil diatasi untuk sementara waktu.Malam berlalu dengan hening.Keesokan harinya, saat Luna hendak pergi bekerja, Ardika menghentikannya. "Sayang, pagi ini kamu izin saja, sebentar lagi aku akan membawamu ke suatu tempat.""Kamu mau membawaku membuat masalah di mana lagi?"Luna adalah seorang maniak kerja, dia tidak ingin izin.Apalagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli tertimpa masalah seperti itu.Di saat kemampuannya makin dipertanyakan, dia harus bekerja makin keras untuk membuktikan diri sendiri!"Sayang, apa kesanku dalam hatimu seperti ini?" Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Tapi, ucapanmu juga nggak salah. Hari ini aku memang ingin membawamu pergi membuat masalah."Ditarik oleh
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Sendo terdiam.Dia mendapati Wirhan berbalik dan meliriknya. Sorot mata dingin itu membuat jantungnya berdegap kencang. Saat itu juga, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi punggungnya.Kata-kata yang keluar dari mulut Sendo itu, dia ucapkan secara refleks.Selama ini, Departemen Investasi Konsorsium Tulipa diam-diam bekerja sama dengan pemodal dalam negeri untuk menekan merek dalam negeri seperti Hongkem dan yang lainnya.Walaupun cara yang mereka gunakan tidak secara terang-terangan, melainkan melalui memberikan dukungan pada "pihak ketiga" seperti Perusahaan Investasi Namsan menjalankan rencana mereka secara tidak langsung.Namun, bagi orang cerdas, tentu saja hal itu bukanlah rahasia.Bahkan, hal-hal menekan bisnis Negara Nusantara dan menghancurkan merek Negara Nusantara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, tidak hanya menargetkan Hongkem saja.Pelaku di balik layar sesungguhnya, juga bukan Konsorsium Tulipa, melainkan ada sosok yan
Klito berkata, "Terlebih lagi, aku dengar saat itu Ardika mengucapkan komentar-komentar penghinaan terhadap Keluarga Tulipa, bahkan mencari mati dengan berpura-pura sebagai Dewa Perang, sampai-sampai membuat konsulat Negara Enggrim berlutut di hadapannya. Dia benar-benar bernyali besar!""Menarik ... benar-benar menarik ...."Saking terhiburnya, Wirhan tertawa. Kemudian, dia berkata dengan santai, "Sepertinya Ardika sudah masuk dalam daftar nama hitam Konsorsium Tulipa. Kalau begitu, kali ini aku akan memberikan satu kesempatan pada Tuan Andrew untuk berutang budi padaku."Sendo tertawa dingin dan berkata, "Tuan Muda Wirhan, dengan sifat Ardika yang suka bertindak semena-mena, mungkin dia akan datang untuk membuat keributan di acara lelang hari ini, bahkan mengirim para anak buahnya itu kemari untuk membuat kekacauan. Saat itu tiba, kita bisa lapor polisi, lalu menuduhnya dengan tuduhan yang berat dan menangkapnya.""Itu sesuai dengan keinginanku."Wirhan berkata tanpa menoleh ke belak
Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in
Hamdi dan Lukmi tahu pengaturan Ardika, karena itulah mereka sangat memercayainya.Namun, pengaturan-pengaturan ini bersifat rahasia, tidak bisa diungkapkan kepada publik, itulah sebabnya ada banyak orang yang masih tetap memantau apakah Ardika bisa bertahan hidup atau tidak.Mereka juga merasa bersedih untuk Ardika.Namun, Ardika tetap tenang, dia berkata dengan tenang, "Selama aku menjabat sebagai wali kota sementara ini, aku melakukan segala sesuatu dengan jujur. Adapun mengenai acara perpisahan, baik ramai maupun sepi, aku nggak peduli.""Lanjutkan saja.""Selesai acara ini, aku masih ada urusan lain."...Dibandingkan dengan acara perpisahan yang sangat sepi ini, saat ini di depan Vila Pelarum, yang berlokasi sepuluh kilometer dari tempat ini, jauh lebih ramai.Di danau yang berlokasi di depan Vila Pelarum, didirikan aula duka yang sangat mewah.Melodi musik sedih di putar di lokasi tersebut, puluhan orang pendeta tampak sedang melakukan upacara berdoa di sekeliling aula duka ters
Ini sangat wajar.Negara Nusantara sekarang sudah berbeda dengan Negara Nusantara yang dulu, bukannya hanya dengan satu kalimat dari departemen luar negeri negara asing saja, Negara Nusantara akan menanggapinya dengan serius.Sering kali, pihak Negara Nusantara akan secara otomatis mengabaikan ucapan-ucapan tak masuk kala orang asing, menganggapnya sebagai suara anjing menggonggong.Jadi, mengapa kabinet meminta Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk berpura-pura tidak melihat?Apa yang terjadi?Tridon juga tidak mengerti mengapa bisa menjadi seperti ini.'Mungkin kabinet sengaja nggak memberi jawaban langsung, karena nggak ingin orang lain memegang kelemahannya. Tapi setelahnya, malah berpesan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk membiarkanku bertindak sesuka hatiku ....'Inilah yang ada dalam benak Tridon. Dalam sekejap, seulas senyum liar menghiasi wajahnya."Sepertinya, kali ini semuanya berpihak padaku. Ardika, si bajingan itu sudah pasti akan mati kali ini."Tridon beranja
Tridon melirik seratus orang di hadapannya itu, samar-samar seulas senyum menghiasi wajahnya.Orang-orang yang berjumlah mendekati seratus orang itu adalah perwakilan yang dikirimkan oleh cabang Keluarga Dougli di berbagai wilayah di Negara Nusantara kemari kali ini.Setiap orang ini mewakili kekuatan yang luar biasa.Ada yang berasal dari dunia pemerintahan, ada yang berasal dari dunia preman, ada pula yang berasal dari tim tempur.Dengan adanya kekuatan sebesar ini yang bisa dia gerakkan sesuka hatinya, apa lagi yang tidak bisa dia lakukan di Negara Nusantara?"Kak Olin, Kak Danu, akhirnya kalian pulang juga!"Tepat pada saat ini, terdengar suara anggota Keluarga Dougli.Dalam sekejap, orang-orang yang berasal dari cabang Keluarga Dougli yang mendekati seratus orang itu, langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Beberapa orang yang tadinya sedang duduk, juga segera berdiri.Di antara para perwakilan yang dikirim oleh Keluarga Dougli dari berbagai wilayah, tidak perlu dirag
Jigo adalah salah satu dari lima tetua kabinet Negara Nusantara.Kabinet sendiri mengurus segala urusan politik dalam negeri Negara Nusantara.Di antara peringkat pemegang kekuasaan di Negara Nusantara, tidak perlu diragukan lagi organisasi ini menempati peringkat pertama.Memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan tim tempur, departemen hukum dan organisasi-organisasi lainnya.Jadi, lima tetua kabinet tentu saja merupakan lima orang pemegang kekuasaan paling tinggi di Negara Nusantara."Pak Jigo, ada yang bisa kubantu? Silakan katakan saja ... baik, baik ... aku mengerti!"Setelah panggilan telepon itu berakhir, ekspresi terkejut masih menghiasi wajah Helios. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Melihat reaksinya, sorot mata terkejut juga tampak jelas di mata Olin dan Danu, tidak tahu apa yang telah dibicarakan oleh Pak Jigo dalam panggilan telepon tadi."Kak Helios, Pak Jigo memberi instruksi apa?"Danu mengajukan pertanyaan itu dengan penasaran. Setelah mengajukan pertanyaan i
Nada bicara wanita ini tidak tajam, tetapi terdengar seperti membawa tekanan.Dia bernama Olin Dougli, kodam sebuah provinsi di Montawa, satu tingkat dengan Helios.Boleh dibilang sangat jarang seorang wanita bisa menjadi seorang Duta Perbatasan, yang memegang kekuasaan atas satu provinsi.Selain kemampuannya yang sendiri yang luar biasa, latar belakang Olin juga memberinya dukungan yang sangat besar dalam mengembangkan kariernya.Dia berasal dari Keluarga Dougli Montawa, juga merupakan keluarga kaya setempat.Di antara seluruh Keluarga Dougli yang tersebar di berbagai wilayah Negara Nusantara, boleh dibilang Keluarga Dougli di mana Olin berada ini, juga merupakan cabang yang paling kuat.Saat ini, pria paruh baya yang berada di samping Olin juga berkata dengan suara dalam, "Kak Helios, sebagai sesama rekan, kami nggak bermaksud untuk memaksamu melakukan apa pun.""Tapi, kali ini Wali Kota Banyuli sudah keterlaluan. Dia sudah menyulut amarah seluruh cabang Keluarga Dougli di Negara Nus
Kalau Pasukan Pengawal Internal adalah pasukan pertahanan paling elite Negara Nusantara, maka Pasukan Drakon adalah pasukan penyerang paling elite Negara Nusantara.Anggota Pasukan Drakon sudah menjalani banyak pertarungan di medan perang, bertarung hingga berlumuran darah dan masih bertahan hidup.Mereka bagaikan bilah tajam Negara Nusantara dalam menghadapi pertarungan dengan pihak luar, adalah puncak daya tempur individu, juga merupakan kekuatan yang digunakan oleh Negara Nusantara untuk mengintimidasi negara lain.Mereka sering mewakili Negara Nusantara untuk berpartisipasi dalam perlombaan besar antar negara dan telah memenangkan banyak penghargaan.Sementara itu, kelompok anggota terbaru Pasukan Drakon, sama seperti Thomas, juga dilatih oleh Ardika.Setelah peperangan berakhir, orang-orang ini juga sudah bubar, mencari tujuan sendiri.Ada yang direkrut menjadi Pasukan Drakon, ada pula yang bergabung dengan Kediaman Dewa Perang, bergabung menjadi pasukan pengawal pribadi Ardika, y
Ardika tahu lansia yang satu ini selalu mempertimbangkan rakyat dan negara. Beliau ingin dirinya menggantikan beliau menduduki jabatan itu, hanya demi rakyat, demi negara. Jadi, dia tidak tega menolak niat baik lansia tersebut begitu saja."Pak Davinko, jujur saja aku sudah berjanji pada Ratu Ular untuk menjabat sebagai ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.""Selama aku berada di Kota Banyuli, menurutku daripada aku menduduki posisi tertinggi dalam tim tempur, lebih baik aku menduduki posisi terendah. Dengan begitu, aku lebih praktis untuk melakukan hal-hal tertentu.""Contohnya saja, membersihkan pihak-pihak luar negeri yang telah memasuki wilayah Negara Nusantara."Mendengar ucapannya, nada bicara Davinko di ujung telepon langsung berubah menjadi serius. "Pihak-pihak luar negeri yang telah memasuki wilayah Negara Nusantara?""Sebenarnya apa yang terjadi?"Mendengar ucapannya, Ardika pun menceritakan tentang kejadian Tentara Bayaran Lane menyelinap masuk ke Negara Nusantara."Dasar s
"Tuan Ardika, orang-orang Tridon mengatakan setelah acara pemakaman besok, mereka akan menggali kubur Tuan Delvin, menjadikan tempat itu sebagai makam Yomde!"Desta mengucapkan kata-kata itu dengan hati-hati, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi keningnya.Karena tiba-tiba saja suhu di dalam ruangan menurun secara signifikan, suasana menjadi tegang, membuat orang merasa kesulitan untuk bernapas.Orang-orang lainnya menggigil ketakutan, tidak berani berbicara.Mereka tahu saat ini amarah Ardika benar-benar sudah tersulut.Semua orang tahu Ardika dan Delvin adalah sahabat yang memiliki hubungan baik layaknya saudara.Kala itu, demi membalaskan dendam Delvin, Ardika menghancurkan tiga keluarga besar yang telah mengacaukan Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Sekarang Tridon malah ingin menggali makam Delvin untuk dijadikan sebagai makam muridnya?Pasti akan terjadi pertarungan hidup dan mati!Namun, tak lama kemudian, Ardika tenang kembali. Dia melambaikan tangannya dan berkata