Sekujur tubuh Ardius langsung menegang. Dia segera membuka matanya. Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, dia berteriak dengan terisak, "Kak ... Kak Ardika, tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku sudah bersalah. Aku bersedia menjadi anjingmu ...."Tanpa menunggunya selesai berbicara, Ardika sudah melayangkan tendangan ke arahnya."Ahhh!"Dengan iringan suara teriakan menyedihkan, Ardius berguling-guling di tanah dengan kesakitan."Masuklah, tangani urusan sisanya."Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin. Kemudian, dia melemparkan tisu yang digunakannya untuk menyeka tangannya ke tubuh Ardius dengan sembarang, lalu berbalik dan melangkah pergi.Semua orang menyaksikan punggungnya dalam diam.Hingga sosok bayangannya sudah sepenuhnya menghilang di balik lift, mereka baru menghela napas lega.Di Vila Cakrawala.Begitu Ardika pulang, dia melihat dua orang wanita cantik sudah berdiri di sana.Pemandangan itu sangat indah bagaikan sebuah lukisan.Secara naluriah,
Menjelang malam harinya.Hari ini, jarang-jarang Ardika dan Luna beristirahat di rumah. Karena itulah, mereka menemani orang rumah makan malam bersama.Selesai makan, beberapa orang anak muda yang berada di rumah itu asyik bersenang-senang sendiri. Sementara itu, Desi berjalan-jalan di luar sambil mendorong kursi roda Jacky.Saat Ardika sedang mencuci piring bersama Luna, dia menerima panggilan telepon dari Jane."Pak Ardika, apa kamu sudah lihat berita?"Amarah Jane bisa terdengar jelas walaupun hanya melalui panggilan telepon.Dengan menjepit ponselnya di bahunya, Ardika bertanya sambil mencuci piring, "Apa yang terjadi lagi?""Hongkem tiba-tiba mengumumkan akan menggunakan cara lelang untuk menjalankan proses investasi. Puluhan investor sudah menerima undangan, hanya Perusahaan Investasi Gilra yang nggak menerima undangan!""Hongkem benar-benar keterlaluan .... Ah, sudahlah. Aku akan mengirimkan video berita itu ke ponselmu.""Ting!"Tak lama kemudian, Ardika menerima video yang dik
"Di mata Ardika, nggak ada yang namanya hukum dan aturan. Dia sudah menjadikan Kota Banyuli sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. Dengan bekerja sama dengan para preman, dia menekan para investor yang berpartisipasi dalam lelang sesuai aturan yang berlaku.""Bahkan, dia juga melakukan kekerasan terhadap seorang tetua dari Klito, presdir kami, hingga tetua itu masuk rumah sakit!""Boleh dibilang, karakter Ardika sangatlah buruk!""Hongkem adalah sebuah perusahaan yang bermoral, merupakan perusahaan merek lokal. Karena itulah, selama ada Ardika, Hongkem nggak akan bekerja sama dengan Perusahaan Investasi Gilra selamanya!""Selain itu, demi menjaga batasan dengan orang nggak berkarakter buruk seperti Ardika, mulai sekarang Hongkem juga akan mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dipimpin oleh istri Ardika, kecuali kepala asosiasi berganti orang!"Di hadapan kamera, Sendo menunjukkan ekspresi serius, seolah-olah sedang menegakkan keadilan.Sementara itu, Ardika tetap tida
Beberapa kali krisis yang dihadapi oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli belakangan ini berhasil diselesaikan oleh Ardika.Karena itulah, dalam lubuk hati para anggota asosiasi, dia sangat berwibawa.Setelah Luna menyampaikan ucapan Ardika pada mereka, situasi Asosiasi Dagang Kota Banyuli berhasil diatasi untuk sementara waktu.Malam berlalu dengan hening.Keesokan harinya, saat Luna hendak pergi bekerja, Ardika menghentikannya. "Sayang, pagi ini kamu izin saja, sebentar lagi aku akan membawamu ke suatu tempat.""Kamu mau membawaku membuat masalah di mana lagi?"Luna adalah seorang maniak kerja, dia tidak ingin izin.Apalagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli tertimpa masalah seperti itu.Di saat kemampuannya makin dipertanyakan, dia harus bekerja makin keras untuk membuktikan diri sendiri!"Sayang, apa kesanku dalam hatimu seperti ini?" Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Tapi, ucapanmu juga nggak salah. Hari ini aku memang ingin membawamu pergi membuat masalah."Ditarik oleh
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Sendo terdiam.Dia mendapati Wirhan berbalik dan meliriknya. Sorot mata dingin itu membuat jantungnya berdegap kencang. Saat itu juga, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi punggungnya.Kata-kata yang keluar dari mulut Sendo itu, dia ucapkan secara refleks.Selama ini, Departemen Investasi Konsorsium Tulipa diam-diam bekerja sama dengan pemodal dalam negeri untuk menekan merek dalam negeri seperti Hongkem dan yang lainnya.Walaupun cara yang mereka gunakan tidak secara terang-terangan, melainkan melalui memberikan dukungan pada "pihak ketiga" seperti Perusahaan Investasi Namsan menjalankan rencana mereka secara tidak langsung.Namun, bagi orang cerdas, tentu saja hal itu bukanlah rahasia.Bahkan, hal-hal menekan bisnis Negara Nusantara dan menghancurkan merek Negara Nusantara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, tidak hanya menargetkan Hongkem saja.Pelaku di balik layar sesungguhnya, juga bukan Konsorsium Tulipa, melainkan ada sosok yan
Klito berkata, "Terlebih lagi, aku dengar saat itu Ardika mengucapkan komentar-komentar penghinaan terhadap Keluarga Tulipa, bahkan mencari mati dengan berpura-pura sebagai Dewa Perang, sampai-sampai membuat konsulat Negara Enggrim berlutut di hadapannya. Dia benar-benar bernyali besar!""Menarik ... benar-benar menarik ...."Saking terhiburnya, Wirhan tertawa. Kemudian, dia berkata dengan santai, "Sepertinya Ardika sudah masuk dalam daftar nama hitam Konsorsium Tulipa. Kalau begitu, kali ini aku akan memberikan satu kesempatan pada Tuan Andrew untuk berutang budi padaku."Sendo tertawa dingin dan berkata, "Tuan Muda Wirhan, dengan sifat Ardika yang suka bertindak semena-mena, mungkin dia akan datang untuk membuat keributan di acara lelang hari ini, bahkan mengirim para anak buahnya itu kemari untuk membuat kekacauan. Saat itu tiba, kita bisa lapor polisi, lalu menuduhnya dengan tuduhan yang berat dan menangkapnya.""Itu sesuai dengan keinginanku."Wirhan berkata tanpa menoleh ke belak
Pandangan semua orang tertuju pada Ardika. Mereka menatapnya dengan sorot mata penuh minat, ingin melihat bagaimana dia memberikan tanggapan pada Sendo.Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, "Sudah kulihat, bagaimana mungkin aku belum melihatnya?""Bagaimana? Wawancaraku menarik, bukan? Makian yang kutujukkan padaku juga cukup terus terang, 'kan?"Ekspresi provokatif makin terlihat jelas di wajah Sendo.Ardika tetap tampak sangat tenang, dia tersenyum tipis dan berkata, "Yah, lumayanlah."Ekspresinya langsung berubah menjadi muram. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara tawa nyaring dari arah belakang."Lumayan? Sendo, kulihat sepertinya makianmu masih kurang tajam, hahaha ...."Saat ini, ada sekelompok orang lagi yang berjalan ke arahnya. Begitu Ardika mengalihkan pandangannya ke sumber suara, dia langsung mengenali siapa orang tersebut.Orang itu tidak lain adalah Weigus, presdir Perusahaan Investasi Namsan."Kak Weigus, kamu sudah datang, ya? Kenapa kamu nggak me
"Pfffttt!"Ucapan Ardika membuat beberapa orang tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan suara tawa di tempat.Memanggil Ibu?Usia investor itu bahkan sudah cukup tua untuk menjadi ayah Luna.Bisa-bisanya hal seperti itu terpikirkan oleh Ardika.Luna juga memutar matanya kepada Ardika dengan kesal. Namun, tadi jelas-jelas dia sangat marah. Sekarang amarahnya seakan-akan sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia bahkan merasa senang.Ardika melirik investor itu. Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi dingin. "Kalau kamu ingin mencuci kaki, pulang sana, cuci kaki ibumu! Jangan mempermalukan dirimu sendiri di hadapanku!"Senior dunia investasi apaan? Jelas-jelas pria itu hanyalah seorang pria mesum.Saat mengejek orang, dia terkekeh senang, tetapi saat dia sendiri yang diejek, dia malah marah karena malu.Ardika bahkan malas melirik orang seperti itu."Kamu!"Api amarah tampak jelas di mata investor itu. Dia benar-benar ingin melahap Ardika hidup-hidup."Geol ...."Weigus menepuk-nepu