"Di mata Ardika, nggak ada yang namanya hukum dan aturan. Dia sudah menjadikan Kota Banyuli sebagai wilayah kekuasaannya sendiri. Dengan bekerja sama dengan para preman, dia menekan para investor yang berpartisipasi dalam lelang sesuai aturan yang berlaku.""Bahkan, dia juga melakukan kekerasan terhadap seorang tetua dari Klito, presdir kami, hingga tetua itu masuk rumah sakit!""Boleh dibilang, karakter Ardika sangatlah buruk!""Hongkem adalah sebuah perusahaan yang bermoral, merupakan perusahaan merek lokal. Karena itulah, selama ada Ardika, Hongkem nggak akan bekerja sama dengan Perusahaan Investasi Gilra selamanya!""Selain itu, demi menjaga batasan dengan orang nggak berkarakter buruk seperti Ardika, mulai sekarang Hongkem juga akan mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dipimpin oleh istri Ardika, kecuali kepala asosiasi berganti orang!"Di hadapan kamera, Sendo menunjukkan ekspresi serius, seolah-olah sedang menegakkan keadilan.Sementara itu, Ardika tetap tida
Beberapa kali krisis yang dihadapi oleh Asosiasi Dagang Kota Banyuli belakangan ini berhasil diselesaikan oleh Ardika.Karena itulah, dalam lubuk hati para anggota asosiasi, dia sangat berwibawa.Setelah Luna menyampaikan ucapan Ardika pada mereka, situasi Asosiasi Dagang Kota Banyuli berhasil diatasi untuk sementara waktu.Malam berlalu dengan hening.Keesokan harinya, saat Luna hendak pergi bekerja, Ardika menghentikannya. "Sayang, pagi ini kamu izin saja, sebentar lagi aku akan membawamu ke suatu tempat.""Kamu mau membawaku membuat masalah di mana lagi?"Luna adalah seorang maniak kerja, dia tidak ingin izin.Apalagi Asosiasi Dagang Kota Banyuli tertimpa masalah seperti itu.Di saat kemampuannya makin dipertanyakan, dia harus bekerja makin keras untuk membuktikan diri sendiri!"Sayang, apa kesanku dalam hatimu seperti ini?" Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Tapi, ucapanmu juga nggak salah. Hari ini aku memang ingin membawamu pergi membuat masalah."Ditarik oleh
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Sendo terdiam.Dia mendapati Wirhan berbalik dan meliriknya. Sorot mata dingin itu membuat jantungnya berdegap kencang. Saat itu juga, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi punggungnya.Kata-kata yang keluar dari mulut Sendo itu, dia ucapkan secara refleks.Selama ini, Departemen Investasi Konsorsium Tulipa diam-diam bekerja sama dengan pemodal dalam negeri untuk menekan merek dalam negeri seperti Hongkem dan yang lainnya.Walaupun cara yang mereka gunakan tidak secara terang-terangan, melainkan melalui memberikan dukungan pada "pihak ketiga" seperti Perusahaan Investasi Namsan menjalankan rencana mereka secara tidak langsung.Namun, bagi orang cerdas, tentu saja hal itu bukanlah rahasia.Bahkan, hal-hal menekan bisnis Negara Nusantara dan menghancurkan merek Negara Nusantara sudah berlangsung selama bertahun-tahun, tidak hanya menargetkan Hongkem saja.Pelaku di balik layar sesungguhnya, juga bukan Konsorsium Tulipa, melainkan ada sosok yan
Klito berkata, "Terlebih lagi, aku dengar saat itu Ardika mengucapkan komentar-komentar penghinaan terhadap Keluarga Tulipa, bahkan mencari mati dengan berpura-pura sebagai Dewa Perang, sampai-sampai membuat konsulat Negara Enggrim berlutut di hadapannya. Dia benar-benar bernyali besar!""Menarik ... benar-benar menarik ...."Saking terhiburnya, Wirhan tertawa. Kemudian, dia berkata dengan santai, "Sepertinya Ardika sudah masuk dalam daftar nama hitam Konsorsium Tulipa. Kalau begitu, kali ini aku akan memberikan satu kesempatan pada Tuan Andrew untuk berutang budi padaku."Sendo tertawa dingin dan berkata, "Tuan Muda Wirhan, dengan sifat Ardika yang suka bertindak semena-mena, mungkin dia akan datang untuk membuat keributan di acara lelang hari ini, bahkan mengirim para anak buahnya itu kemari untuk membuat kekacauan. Saat itu tiba, kita bisa lapor polisi, lalu menuduhnya dengan tuduhan yang berat dan menangkapnya.""Itu sesuai dengan keinginanku."Wirhan berkata tanpa menoleh ke belak
Pandangan semua orang tertuju pada Ardika. Mereka menatapnya dengan sorot mata penuh minat, ingin melihat bagaimana dia memberikan tanggapan pada Sendo.Ardika menganggukkan kepalanya dan berkata, "Sudah kulihat, bagaimana mungkin aku belum melihatnya?""Bagaimana? Wawancaraku menarik, bukan? Makian yang kutujukkan padaku juga cukup terus terang, 'kan?"Ekspresi provokatif makin terlihat jelas di wajah Sendo.Ardika tetap tampak sangat tenang, dia tersenyum tipis dan berkata, "Yah, lumayanlah."Ekspresinya langsung berubah menjadi muram. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara tawa nyaring dari arah belakang."Lumayan? Sendo, kulihat sepertinya makianmu masih kurang tajam, hahaha ...."Saat ini, ada sekelompok orang lagi yang berjalan ke arahnya. Begitu Ardika mengalihkan pandangannya ke sumber suara, dia langsung mengenali siapa orang tersebut.Orang itu tidak lain adalah Weigus, presdir Perusahaan Investasi Namsan."Kak Weigus, kamu sudah datang, ya? Kenapa kamu nggak me
"Pfffttt!"Ucapan Ardika membuat beberapa orang tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan suara tawa di tempat.Memanggil Ibu?Usia investor itu bahkan sudah cukup tua untuk menjadi ayah Luna.Bisa-bisanya hal seperti itu terpikirkan oleh Ardika.Luna juga memutar matanya kepada Ardika dengan kesal. Namun, tadi jelas-jelas dia sangat marah. Sekarang amarahnya seakan-akan sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia bahkan merasa senang.Ardika melirik investor itu. Tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi dingin. "Kalau kamu ingin mencuci kaki, pulang sana, cuci kaki ibumu! Jangan mempermalukan dirimu sendiri di hadapanku!"Senior dunia investasi apaan? Jelas-jelas pria itu hanyalah seorang pria mesum.Saat mengejek orang, dia terkekeh senang, tetapi saat dia sendiri yang diejek, dia malah marah karena malu.Ardika bahkan malas melirik orang seperti itu."Kamu!"Api amarah tampak jelas di mata investor itu. Dia benar-benar ingin melahap Ardika hidup-hidup."Geol ...."Weigus menepuk-nepu
"Sendo, wewenang apa yang kamu miliki sampai-sampai kamu bisa mengusirku keluar dari sini?"Ardika mengerutkan keningnya.Sendo mendengus dingin dan berkata, "Wewenang apa yang kumiliki? Wewenangku terletak pada hari ini acara lelang Hongkem diadakan di Pusat Pameran. Kamu nggak memperoleh undangan untuk menghadiri acara lelang, jadi kami berhak untuk mengusirmu!""Benar-benar nggak tahu malu! Cepat keluar dari sini! Kamu nggak diterima di sini!""Apa artinya kamu tetap bertahan di sini?"Para investor yang satu komplotan dengan Weigus juga melontarkan kata-kata ejekan terhadap Ardika. Mereka tampak senang.Luna menarik-narik lengan Ardika dan berkata dengan ekspresi masam, "Sayang, bagaimana kalau kita pergi saja?"Dia tidak takut pada orang-orang itu, dia hanya merasa tetap bertahan di sini tidak ada artinya, malah harus mendengar ejekan dan sindiran dari Weigus dan yang lainnya."Mengapa kita harus pergi? Siapa yang harus pergi, masih belum tentu."Sambil tersenyum, Ardika menepuk-n
Kemudian, Girdo berbalik, lalu menunjuk ketua petugas keamanan dan staf di sana, "Kalian bukan hanya nggak menyambut kedatangan Tuan Ardika, kalian malah ingin mengusirnya keluar! Siapa yang memberi kalian nyali?!""Tahukah kalian hanya dengan satu kalimat dari Tuan Ardika saja, kalian semua bisa dipecat!""Ingat baik-baik! Di Pusat Pameran ini, dia adalah tamu yang paling terhormat!"Dengan memasang ekspresi muram, Girdo menegur orang-orang itu."Tuan Ardika, kami benar-benar minta maaf pada Tuan!"Saking ketakutannya, ekspresi ketua petugas keamanan dan staf itu sudah berubah menjadi pucat pasi. Mereka buru-buru meminta maaf.Girdo kembali tersenyum dan berkata, "Tuan Ardika, nanti aku akan meminta mereka untuk menulis surat menginterospeksi diri. Bagaimana kalau sekarang aku membawa Tuan berkeliling sejenak? Jarang-jarang Tuan bisa datang berkunjung ke Pusat Pameran. Tuan bisa sekalian memberi kami arahan, kami semua akan mendengar arahan dari Tuan dengan saksama!"Saat ini, baik Se