"Ya, benar juga. Siapa suruh bos mereka adalah seorang menantu benalu yang biasanya bertugas menyiapkan air dan mencuci kaki ibu mertua. Punya seorang bos yang tertindas, pasti mereka sangatlah licik!"Lima orang itu melemparkan sorot mata mengejek ke arah Ardika sebelum masuk ke dalam mobil dengan membawa belasan orang pengawal Ardius."Klak!"Ardius menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dengan perlahan. Kemudian, dia menunjuk Ardika dan berkata, "Eh, Ardika, percaya atau nggak sebelum rokokku ini habis kuhisap, preman-preman anak buahmu itu sudah tewas nggak tersisa!""Oh? Masih satu kalimat tadi, kita lihat saja nanti."Sambil tersenyum, Ardika merenggangkan pinggangnya. Melihat pemandangan itu, Chelsea segera melajukan mobilnya ke arah Ardika dan berkata, "Nggak ada bangku, Kak Ardika duduk saja dulu di atas kap mobil.""Pantas saja Huris mempekerjakanmu sebagai asistennya."Ardika tersenyum puas, lalu duduk di atas kap mobil.Melihat pemandangan itu, mata Herdun langsung memer
Bisa-bisanya Ardika meminta Ardius memanggil Wirhan kemari!Dia ingin mengonfrontasi Wirhan yang merupakan salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga secara langsung?Banyak orang membelalak, menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya.Dalam konfrontasi sebelumnya, Ardika memang sudah menunjukkan kemampuan sendiri.Menundukkan Chelsea, memblokade Hotel Blazar, bahkan beberapa orang tuan muda keluarga kelas satu ibu kota provinsi juga tidak bisa keluar, sampai-sampai membuat Ardius menekan gejolak amarahnya dan berencana untuk mengaku kalah sementara waktu ini.Seorang menantu benalu memiliki kemampuan luar biasa seperti ini, sudah cukup mengejutkan.Mau tidak mau mereka harus mengakui Ardika memang hebat.Biarpun demikian, ini juga tidak bisa menjadi alasan dia berani menantang Wirhan, bukan?Wirhan adalah salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga.Setelah melewati persaingan sengit antara kalangan generasi muda keluarga besar Kota Gamiga, dia adalah salah satu dari empat pemuda pa
Ardius buru-buru memberi penjelasan. "Kak Wirhan, si Ardika ini benar-benar arogan. Selain itu, dia cukup berpengaruh di Kota Banyuli. Istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Kali ini, aku sudah salah menilai orang."Setelah itu, dia menceritakan secara singkat tentang Ardika meminta orang untuk memblokade akses keluar tempat parkir bawah tanah, serta mematahkan kaki Linose dan yang lainnya."Istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli? Aku sudah tahu siapa dia."Di ujung telepon, nada bicara Wirhan yang terdengar dingin dan datar sebelumnya, kini akhirnya sudah ada sedikit gejolak emosi dalam nada bicaranya, seolah-olah akhirnya telah menunjukkan sedikit ketertarikan."Kak Wirhan mengenalnya?"Ardius tercengang.Dia tidak menyangka ternyata Wirhan mengenal Ardika.Orang yang bisa diingat oleh kakak sepupunya.Kalau dia kalah di tangan orang seperti itu, merupakan hal yang bisa dimaklumi.Namun, tak lama kemudian, nada bicara Wirhan terdengar dingin dan datar kemba
Nada bicara Tiano cukup santai, seolah-olah sedang menceritakan sesuatu hal yang tidak penting pada Wirhan.Wirhan tersenyum dan berkomentar dengan santai, "Nggak takut pada apa pun karena nggak tahu apa-apa. Mungkin inilah kebahagiaan seekor semut sepertinya."Tiano segera berdiri dan berkata, "Bagaimana kalau aku mewakili Tuan Muda Wirhan ke Hotel Blazar saja? Kalau terlalu lama mengulur waktu, kemungkinan besar adik sepupumu akan patah lengan dan patah kaki. Bocah itu selalu bertindak semena-mena, nggak ada satu hal pun yang nggak berani dia lakukan.""Kalau begitu, merepotkan Kak Tiano saja, terima kasih."Wirhan juga ikut berdiri dan mengucapkan terima kasih.Begitu meninggalkan kediaman tersebut dan baru saja masuk ke dalam mobil, Tiano menerima sebuah panggilan telepon.Melihat nomor di layar ponselnya, dia segera menjawab panggilan telepon tersebut. "Zian, mengapa kamu tiba-tiba teringat untuk meneleponku?"Orang di ujung telepon bernama Zian Sangace, Wakil Kepala Departemen Pe
"Ardika, seorang pecundang sepertimu malah berani menantang Tuan Muda Wirhan. Kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Bagaimana mungkin Tuan Muda Wirhan bersedia memedulikanmu?""Seekor semut, haha! Bagus, ucapan Tuan Muda Wirhan ini sangat tepat! Di mata sosok Tuan Muda Wirhan yang terhormat, orang ini memang hanyalah seekor semut. Berani-beraninya seekor semut sepertimu menantangnya!"Orang-orang itu mulai melontarkan kata-kata ejekan terhadap Ardika lagi.Sebelumnya, mereka sudah ditekan oleh Ardika cukup lama, bahkan terus mengkhawatirkan Ardika akan menyuruh orang untuk menghancurkan mobil mereka, serta mematahkan lengan dan kaki mereka. Mereka semua merasa sedikit ketakutan.Kini, ketakutan dan kekesalan yang menyelimuti hati mereka berubah menjadi sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan ini.'Oh? Wirhan nggak bersedia datang?'Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tenang, "Ardius, sepertinya hari ini lengan dan kakimu sudah ditakdirkan akan patah.""Huh! Memangnya kamu pikir kam
Dido tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Dasar bajingan!""Sebelumnya, kamu sudah menghancurkan mobil balapku bernilai miliaran dan memukul wajahku di Showroom Mobil Neptus, sekarang kamu malah nggak mengingatku lagi?!""Maaf, aku hanya merasa wajahmu sedikit familier. Aku benar-benar nggak ingat lagi."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mobil yang kuhancurkan malam itu sangat banyak, wajah orang yang kutampar malam itu juga cukup banyak. Aku hanya ingat aku sudah menampar wajah Jelita, Grorius, serta beberapa orang lainnya. Ah, apa namamu, ya ....""Pfffttt!"Saking emosinya, Dido sampai muntah darah.Dia menunjuk Ardika dengan tajam dan berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, dengar baik-baik!""Nama depanku Dido, nama belakangku Sangace, nama lengkapku Dido Sangace!""Ayahku bernama Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan!""Hari ini aku akan menampar wajahmu hingga rusak! Setelah hari ini berlalu, namaku a
"Ardika! Dasar lancang!"Tiano yang terlebih dahulu tersadar kembali, langsung menunjuk Ardika sambil berteriak dengan marah.Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah salah satu dari empat keluarga besar Kota Gamiga, memiliki kekuasaan dan pengaruh yang luar biasa.Dia bahkan sangat ingin menjalin hubungan dengan mereka.Kalau ucapan Ardika ini sampai di telinga Wirhan, bukankah rencananya akan kacau balau?Orang-orang lainnya juga sudah tersadar kembali. Mengingat ucapan Ardika barusan, mereka benar-benar kesal setengah mati.Berani-beraninya Ardika si bajingan itu mengatai mereka orang rendahan!Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang bertugas menuangkan air dan mencuci kaki ibu mertua sepertinya layak dibandingkan dengan mereka?Tiano memelotot dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu menjelek-jelekkan Keluarga Rewind Kota Gamiga! Ardika, kamu sudah makin keterlaluan! Kalau hari ini aku nggak memberimu pelajaran, kelak kamu pasti akan menghancurkan Kota Banyuli!""Orang lain
Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan.Di seluruh dunia politik Provinsi Denpapan, jabatannya saat ini hanya dapat dikategorikan dalam tingkat menengah.Namun, tanpa perlu dipertanyakan lagi, dia memegang kekuasaan yang sangat besar.Selain itu, seseorang sepertinya yang sudah bisa menempati jabatan seperti ini, tidak lagi hanya mewakili diri sendiri.Di antara relasi yang dimilikinya, pasti ada sebuah perusahaan yang besar.Di bawah dorongan untuk meraih keuntungan bersama, sumber daya yang bisa digerakkannya pastilah sangat luar biasa menakutkan.Terutama di saat orang sepertinya sudah tidak mempertimbangkan apa pun lagi selain berniat untuk menghancurkan pihak lawannya.Tentu saja dia bisa membawa malapetaka yang besar bagi Grup Bintang Darma, Grup Hatari, serta perusahaan-perusahaan lainnya yang berhubungan dengan Ardika!Karena itulah, saat ini Zian tampak sangat arogan dan percaya diri.Zian tahu jelas seorang menantu benalu yang berani mel
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk