Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1426 Kamu yang Bilang Membiarkanku Menamparmu Sesuka Hatiku

Share

Bab 1426 Kamu yang Bilang Membiarkanku Menamparmu Sesuka Hatiku

Author: Sarjana
"Ardika, kalau ucapanmu ini sampai ke telinga Tuan Muda Huris, kamu tunggu saja ajal menjemputmu!"

"Dia hanyalah seorang pecundang yang nggak tahu apa-apa, bagaimana mungkin perlu Tuan Muda Huris turun tangan sendiri? Meliriknya sekilas saja hanya akan membuang-buang waktu. Kak Chelsea saja sudah bisa menginjak-injaknya!"

"Ya, benar. Kak Chelsea adalah asisten pribadi Tuan Muda Huris, bagaimana mungkin dia melepaskan bocah itu?"

"Ardika, yang dihancurkan nggak hanya kebodohan dan kedunguanmu, tapi juga kesombonganmu!"

"..."

Satu demi satu orang mulai melontarkan kata-kata tajam dan ejekan terhadap Ardika. Bahkan para wanita yang datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga ikut mengolok-olok Ardika.

Tuan Muda Pertama Keluarga Sudibya, pendiri Yayasan Investasi Staris ....

Latar belakang dan identitas yang dimiliki oleh Huris, membuat para wanita itu maju secara naluriah untuk membelanya.

Karena bagi para wanita pengagum pria kuat seperti mereka, Huris adalah pria idaman mereka.

Di antara
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yus Tari
Penulis kacangan..mendiskripsikan keadaan bertele², pemborosan kalimat yg maknax tetap sama..coba anda contohi cara penulisan cerita dr Kho Ping Hoo (diluar filsafatx)
goodnovel comment avatar
faris zerto
penulis dgn taik,dua² tak ada beza..bodo,bebal..celeng
goodnovel comment avatar
Dr. Mukhlis SH. MH
membosankan dan tidak jelas dan penulisnya tidak peduli kritik pembaca
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1427 Sebuah Kehormatan

    Ardika terkekeh pelan, lalu berkata, "Herdun, sebenarnya apa isi otakmu itu? Mengapa kamu nggak pikir, jelas-jelas aku sudah bersikap arogan cukup lama, tapi kakakmu malah nggak bersuara?""Berani-beraninya kamu mengataiku seperti itu! Eh, Ardika, percaya atau nggak, aku akan menghabisimu!"Herdun mengentakkan kakinya dengan kesal, dia masih belum memahami maksud Ardika.Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. "Ya sudahlah, aku yang bersalah."Saat raut wajah Herdun sedikit membaik, dia mengira akhirnya Ardika sudah tunduk, tiba-tiba Ardika berkata, "Hmm, otakmu itu bukan isinya nggak jelas, tapi kamu nggak punya otak!""Aku ... ah ... aku akan menghabisimu!"Saking emosinya, Herdun sudah mengangkat lengannya, hendak memukul Ardika."Herdun!"Saat inilah, akhirnya Chelsea tersadar kembali. Melihat tindakan cari mati adiknya, secara refleks dia berteriak dengan suara melengking. Saking ketakutannya, ekspresinya sudah berubah menjadi pucat pasi."Plak!"Detik berikutnya, Chelsea

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1428 Aturan

    "Nggak perlu mengatakan kata-kata yang nggak ada artinya itu, seharusnya kamu sudah tahu jelas aturanku."Tanpa menunggu Chelsea menyelesaikan kalimatnya, Ardika langsung melambaikan tangan, menyelanya."Kak, aturan apa?"Herdun mengajukan pertanyaan itu dengan bingung. Orang-orang lainnya juga tampak kebingungan.Sementara itu, sekujur tubuh Chelsea sudah menegang.Tentu saja dia tahu aturan Ardika.Yudin ingin menyebarkan foto-foto erotis Luna ke seluruh pelosok kota dengan menggunakan helikopter. Alhasil, foto-foto erotisnya sendiri yang tersebar di seluruh kota.Huris ingin melepaskan pakaian Ardika, lalu menggantung Ardika di helikopter dan terbang mengelilingi Kota Banyuli satu putaran. Alhasil, dia sendiri yang merasakan diterbangkan oleh helikopter dalam kondisi telanjang.Chelsea mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan memohon. "Kak Ardika, aku ...."Namun, begitu melihat wajah tanpa ekspresi Ardika, dia tahu tidak ada gunanya lagi dia mengatakan apa pun.Pria yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1429 Kakak Memukul Adik

    Sudut bibir banyak orang berkedut, tetapi mereka tidak terlalu terkejut.Hanya dengan satu kalimat saja, Ardika bahkan sudah bisa membuat Chelsea melepaskan pakaian sendiri. Sekarang, melihatnya membantu Ardika memberi pelajaran pada adiknya sendiri, tidak terlalu mengejutkan lagi.Namun, mereka tetap tidak mengerti, berbagai pertanyaan memenuhi benak mereka.Ardika adalah seorang menantu benalu. Walaupun istrinya adalah Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetap saja tidak sehebat itu.Lalu, mengapa dia bisa membuat Chelsea ketakutan seperti itu?Mereka benar-benar tidak bisa memahami hal ini.Herdun tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Kak, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu begitu takut padanya?""Dia hanyalah seorang menantu benalu pecundang! Setiap hari, tugasnya hanya menuangkan air untuk mencuci kaki ibu mertuanya!"Dia bahkan ingin menghabisi Ardika, bagaimana mungkin dia bersedia berlutut di hadapan Ardika?Chelsea kesal setengah mati mendengar ucapan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1430 Tuan Muda Ardius Sudah Takut

    Keluarga-keluarga besar ini bersatu teguh seperti itu, ada hubungannya dengan sejarah Kota Gamiga.Topik ini cukup sensitif dan tidak dibicarakan oleh orang luar.Karena sudah lama berada di sisi Huris, Chelsea baru mengetahui rahasia-rahasia ini."Oh, begitu."Ardika hanya tersenyum santai. Setelah rahasia itu diungkapkan padanya, juga tidak ada apa-apanya baginya.Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Karena Huris begitu nggak berguna, maka nggak perlu panggil dia kemari lagi. Aku ingin bertemu secara langsung dengan Wirhan. Aku mau lihat bagaimana orang yang merupakan salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga itu."Karena dia sudah mempunyai firasat, ke depannya dia pasti akan terlibat dalam konflik dengan empat tuan muda Kota Gamiga itu."Baik."Chelsea membungkuk, lalu mundur ke belakang Ardika, berdiri di sana dengan sikap merendah.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi orang-orang lainnya di tempat itu berubah menjadi sangat rumit.Tujuan Herdun memanggil kakaknya kemari, ad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1431 Boleh Masuk Tidak Boleh Keluar

    Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat parkir bawah tanah itu langsung berubah menjadi hening.Semua orang menatap Ardika dengan tatapan heran.Jelas-jelas Ardius ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Apa yang diinginkan oleh Ardika.Pergerakan Ardius yang baru saja berbalik langsung menegang. Kemudian, dia menoleh dengan amarah yang menggebu-gebu dan berkata, "Eh, Ardika, apa kamu pikir aku benar-benar takut padamu?"Dia benar-benar kesal setengah mati.Herdun memarahinya dan mengatainya takut saja sudah membuatnya sangat malu.Namun, reaksi tidak biasa Chelsea membuat hatinya sedikit goyah. Dia merasa dia tidak seharusnya lanjut terlibat dalam konflik dengan Ardika lagi.Dia berencana setelah pulang nanti, dia akan menyelidiki latar belakang lawannya itu lebih dalam lagi.Setelah semua persiapan matang, dia baru menentukan langkah selanjutnya.Siapa sangka, saat dia hendak pergi, Ardika malah memprovokasinya, bahkan bermaksud untuk memaksanya tetap tinggal.Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1432 Akhir Tragis

    Linose beromong kosong panjang lebar, tentu saja dia ingin memanfaatkan kesempatan saat dirinya menjadi pusat perhatian untuk mempermalukan Ardika, agar bisa memberikan kesan yang mendalam tentang dirinya dalam hati Ardius.Ardius tidak tampak kesal, melainkan mendengar celotehannya sambil tersenyum.Baginya, mendengar para pengikutnya mengolok-olok Ardika, juga merupakan sebuah kenikmatan.Setelah Linose selesai berbicara, semua orang juga ikut tertawa terbahak-bahak. Pada saat bersamaan, mereka juga kagum melihat kemampuan pria itu memanfaatkan kesempatan dengan baik.Dia adalah orang pertama yang mengambil kesempatan untuk "unjuk gigi" di hadapan Ardius."Melita, ikutlah denganku!"Linose yang telah menjadi sorotan semua orang itu makin bangga. Dia melambaikan tangannya pada seorang wanita yang mengenakan riasan tebal."Tuan Muda Linose, hari ini kamu sangat keren!"Wanita bernama Melita itu segera melenggang ke arah Linose, lalu memberikan kecupan manis di pipinya.Linose langsung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1433 Preman yang Kejam dan Ganas

    "Bagaimana mungkin Tuan Muda Linose menganggap serius preman rendahan seperti itu? Dia langsung mulai memaki preman itu, memerintahkan preman itu untuk minggir, kalau nggak dia akan menabrak mati preman itu!""Preman itu langsung mengambil tongkat bisbol dan mulai menghancurkan mobil.""Melihat tindakan preman itu, Tuan Muda Linose langsung marah besar. Dia membuka pintu, turun dari mobil dan hendak melayangkan tamparan ke wajah preman itu.""Preman itu ... preman itu langsung memukul Tuan Muda Linose dengan menggunakan tongkat bisbol. Huu ... huu .... Setelah menerima pukulan dari preman itu beberapa kali, satu lengan dan satu kaki Tuan Muda Linose sudah patah. Sungguh menakutkan!""Kupikir mereka hanya akan menghancurkan mobil, ternyata mereka memukul orang juga ...."Sambil menceritakan apa yang telah terjadi, Melita menangis.Sementara itu, semua orang yang mendengar cerita Melita, sudah merasa sedikit gugup.Preman-preman rendahan seperti itu benar-benar ganas dan kejam.Dengan me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1434 Tidak Ada yang Bisa Keluar

    "Ya, benar juga. Siapa suruh bos mereka adalah seorang menantu benalu yang biasanya bertugas menyiapkan air dan mencuci kaki ibu mertua. Punya seorang bos yang tertindas, pasti mereka sangatlah licik!"Lima orang itu melemparkan sorot mata mengejek ke arah Ardika sebelum masuk ke dalam mobil dengan membawa belasan orang pengawal Ardius."Klak!"Ardius menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dengan perlahan. Kemudian, dia menunjuk Ardika dan berkata, "Eh, Ardika, percaya atau nggak sebelum rokokku ini habis kuhisap, preman-preman anak buahmu itu sudah tewas nggak tersisa!""Oh? Masih satu kalimat tadi, kita lihat saja nanti."Sambil tersenyum, Ardika merenggangkan pinggangnya. Melihat pemandangan itu, Chelsea segera melajukan mobilnya ke arah Ardika dan berkata, "Nggak ada bangku, Kak Ardika duduk saja dulu di atas kap mobil.""Pantas saja Huris mempekerjakanmu sebagai asistennya."Ardika tersenyum puas, lalu duduk di atas kap mobil.Melihat pemandangan itu, mata Herdun langsung memer

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status