Share

Bab 196. Diusir dan dihina.

Setelah mereka pulang, malam menjadi sepi. Nita melihat tumpukan makanan mentah, dan sabun cuci. Di tangannya ada beberapa amplop yang berisi uang.

Itu sudah menjadi tradisi orang-orang sini. Kalau ada yang lahiran, Mereka akan menjenguknya, membawa apa yang bisa mereka bawa atau amplop berisi uang seikhlas Mereka. Begitulah orang-orang kampung. Kekompakan mereka sudah terjalin sejak jaman nenek moyang.

Nita merasa bersyukur tinggal di kalangan para tetangga yang baik. Tidak seperti di tempat tinggal mertuanya, yang para tetangganya malah pada julid dan judes.

Seminggu setelah lahiran, mau tidak mau Heru harus mulai bekerja. Dia berat meninggalkan istrinya. Untung Nita istri yang pengertian.

"Aku sudah sehat Mas, sudah bisa ditinggal sendirian."

Heru hanya mengangguk, melihat wajah Istrinya dengan keraguan. Tapi dia memang harus kerja. Dia sudah mengambil uang pada bos tempat dia bekerja nanti.

Suatu siang, pemilik rumah yang mereka tempati datang.

"Mbak Nita. Mohon maaf ya, rumah ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status