Share

Bab 2 Pura-pura Bahagia

Semua terjadi dengan begitu cepat. Valerie seolah-olah tidak percaya jika hari ini dia akan menikah dengan Logan. Setelah bertemu dengan ayah Logan, semua berjalan dengan begitu cepat.

Kedua orang tua mereka bertemu, membicarakan masalah pernikahan. Meski mereka berdua memiliki perjanjian namun acara pernikahan mereka akan diadakan dengan begitu meriah.

Semua itu sesuai dengan keinginan ayah Logan dan tentunya, Logan tidak bisa membantah sama sekali. Mereka mengundang semua rekan bisnis juga para kerabat namun Valerie dan ayahnya tidak mengundang siapapun.

Valerie telah menggunakan gaun pernikahan yang melekat indah di tubuhnya. Make up tipis yang dia pakai semakin mempercantik dirinya. Valerie memandangi dirinya di cermin. Seharusnya dia bahagia di acara pernikahannya tapi kenapa dia tidak bahagia sama sekali?

Pintu ruangan yang terbuka mengalihkan perhatian. Valerie berusaha tersenyum saat ayahnya masuk ke dalam. Dia tidak boleh memasang ekspresi sedih. Dia harus memperlihatkan pada ayahnya jika dia sedang bahagia saat ini.

“Bagaimana dengan keadaanmu, Valerie?” pertanyaan bodoh padahal dia tahu putrinya tidak bahagia dengan pernikahan itu.

“Aku baik-baik saja, Daddy bisa melihatnya!”

“Kau berbohong, Valerie. Daddy tahu jika kau tidak sedang baik-baik saja. Maafkan Daddy karena kau harus berkorban demi menyelamatkan kakakmu dan perusahaan kita.”

“Sudahlah, Dad. Aku tidak suka terjadi hal buruk pada Daddy. Tidak perlu merasa bersalah, aku akan baik-baik saja. Jika Leon kembali, katakan padanya untuk dia tidak takut pada Logan karena Logan tidak akan mengejar dirinya lagi.”

“Seharusnya kau tidak perlu berkorban seperti ini, Valerie!” sungguh dia merasa begitu bersalah dan merasa sudah gagal sebagai seorang ayah.

“Jika aku tidak melakukannya, lalu siapa?” Valerie menghampiri ayahnya lalu memegangi kedua tangannya, “Daddy tidak perlu khawatir. Aku akan bahagia dengan pernikahan ini,” senyuman manis terukir di wajah, dia harus menyingkirkan segala perasaan yang dia rasakan demi ayahnya.

“Kau berbohong, Valerie!” David memeluk putrinya, “Daddy tahu jika kau tidak bahagia dengan pernikahan ini,” selama ini hanya Putri ketiganya saja yang mau mengerti.

“Dad, tolong jangan membuat aku sedih. Aku yang menginginkan pernikahan ini. Aku yang ingin berkorban jadi jangan merasa bersalah.”

“Meski kau berkata seperti itu tapi tetap saja Daddy merasa telah gagal menjadi ayahmu.”

“Daddy tidak gagal, percayalah!” Valerie pun memeluk ayahnya. Air matanya hampir tumpah.

“Well, well. Sungguh perpisahan yang begitu mengharukan,” mereka berdua terkejut mendengar cibiran yang diberikan oleh Logan. Pria itu sudah berada di depan pintu, menyaksikan apa yang sedang mereka lakukan.

“Waktuku belum tiba, untuk apa kau datang mencariku?” sungguh pengganggu, dia semakin tidak suka dengan pria itu.

“Kita masih memiliki urusan yang belum terselesaikan, Valerie. Aku rasa kau tak boleh melupakannya dan aku ingin kita bicara sebelum acara pernikahan dimulai!”

“Tolong perlakukan putriku dengan baik, Logan,” pinta David padanya.

“Semua itu tergantung putrimu, apakah dia pantas diperlakukan dengan baik atau tidak!”

“Apa maksud perkataanmu? Sudah pasti Valerie harus kau perlakukan dengan baik!”

“Jangan terlalu banyak memerintah, pak tua. Aku yang memegang kendali di sini sedangkan kalian berdua tidak. Terserah aku ingin memperlakukan dia seperti apa jadi kau tidak perlu ikut campur!” dia benci diperintah seperti itu dan tidak ada yang boleh memerintah dirinya.

“Tapi dia akan menjadi istrimu. Sudah sepantasnya kau memperlakukan dirinya dengan baik!” meski pernikahan mereka terjadi karena terpaksa tapi dia ingin putrinya diperlakukan dengan baik.

“Dad, pergilah. Kami harus bicara sebentar,” Pinta Valerie. Dia tidak tahan melihat ayahnya diperlakukan seperti itu oleh Logan.

“Baiklah, Daddy akan menunggumu dan keluarlah setelah kau siap,” mau tidak mau David harus meninggalkan putrinya walau sesungguhnya dia masih ada yang hendak dia bahas.

“Sekarang katakan, apa yang hendak kau bicarakan denganku?”

“Sebaiknya kau menjaga sikapmu baik-baik, Valerie. Jangan pernah membangkang. Sekarang tanda tangani surat perjanjian ini,” sebuah kertas Logan berikan, itu adalah surat perjanjian yang harus Valerie tanda tangani.

“Apakah harus saat ini juga? Apa aku tidak bisa mempelajarinya terlebih dahulu?”

“Aku tidak suka berlama-lama. Segera tandatangani dan setelah itu keluar agar pernikahan ini cepat selesai!”

Valerie memandang pemuda itu sejenak. Rasanya ingin membatalkan keputusannya dan merobek kertas perjanjian itu lalu melemparkannya ke wajah Logan tapi sayangnya masalah besar menanti Jika dia melakukan hal itu.

Tak menunggu lama, Valerie menandatanganinya. Dia mengembalikan kertas perjanjian itu pada Logan. Tidak sekalipun dia ingin memandangi Logan. Sedikit pujian pun tidak akan dia berikan walaupun dia akui pria itu cukup tampan.

Logan pergi setelah mendapatkan apa yang dia mau. Sekarang Valerie sudah terikat dengannya dan selama wanita itu tak bisa melahirkan pewaris yang dia inginkan maka dia tidak akan melepaskan Valerie begitu saja.

Pernikahan mereka pun mulai dijalankan. Mereka berdua berakting seperti pengantin pada umumnya. Valerie pura-pura bahagia ketika berada di altar.

Jordan mencium pengantinnya namun tak ada perasaan sama sekali yang dia rasakan. Cinta itu palsu dan dia tidak mempercayainya lagi.

“Tolong jaga putriku baik-baik,” David kembali meminta hal yang sama kepada Logan tapi sayang pria itu tidak mempedulikan permintaannya.

David tak kuasa menahan kesedihan. Dia tahu putrinya pura-pura bahagia karena senyuman yang dia tunjukkan sedari tadi hanyalah sebuah senyuman palsu.

Valerie berusaha bertahan, dia harap acara pernikahan itu cepat selesai. Dia ingin segera beristirahat tapi rupanya dia melupakan satu hal, dia lupa jika dia harus melakukan tugasnya sebagai istri Logan.

Valerie tampak gugup ketika sudah berada di kamar pengantinnya. Dia diam terpaku, otaknya berpikir dengan keras untuk mencari tahu apa yang harus dia lakukan.

"kenapa hanya diam di sana?" pertanyaan Logan membuyarkan lamunan.

"Hm, aku?" Valerie melangkah mendekat, dia semakin canggung saja.

"Apa? Jangan katakan kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan sebagai istriku!"

"Bukan begitu, Logan. Ini pertama kalinya bagiku dan aku sangat lelah. Bisakah ditunda untuk sebentar?"

"Tidak!" Logan meraih tangan Valerie dan menghentaknya. Valerie terkejut, dia hampir menabrak Logan namun pria itu menahannya.

Logan menatapnya tajam, kedua mata Valerie melotot karena jarak mereka begitu dekat. Dia bahkan bisa merasakan belaian nafas Logan di wajahnya.

"Jangan lupa dengan perjanjian kita jadi kau tidak bisa menolak!" tanpa membuang waktu, Logan mencium bibir Valerie.

Valerie kembali dibuat terkejut namun ciuman lembut yang pria itu berikan membuatnya terbuai. Tangan Logan sudah berada di belakangnya, menarik resleting gaunnya ke bawah. Jantung Valerie berdegup setelah dia tidak memakai apa pun.

Jujur dia takut tapi dia tidak bisa lagi mengelak. Setidaknya sentuhan pria itu tidak seperti ucapannya yang pedas karena Logan tidak bersikap kasar meski tidak ada cinta di antara mereka.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
hmmm seru nih kyknya
goodnovel comment avatar
mr lie
serasa lagi main sama boneka tp bisa bersuara bahkan pedas setiap perkataan yg keluar ... Logan jgn kasar2 sm Val nnti bucin awas kau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status