Salju mulai turun di kota Paris, Valerie berjalan dengan cepat sambil mengencangkan mantel yang dia kenakan. Dia harus buru-buru karena hari ini, dia harus pergi menemui Logan Dmitry, calon suaminya.
Dia tahu keputusan untuk menikahi pria yang tidak ia kenal itu terdengar gila. Meskipun demikian, dirinya tetap harus menikahi pria itu untuk menyelamatkan bisnis keluarga serta kakak laki-lakinya. Valerie tidak mau sakit ayahnya semakin parah karena harus memikirkan masalah itu.
Dirinya hanya pernah mendengar bahwa, pria bernama Logan itu memiliki temperamen buruk dan pernah mengalami kecelakaan hingga menyebabkan kakinya lumpuh.
Sesampainya di dalam restoran, Valerie segera disambut oleh pelayan. Setelah menyebutkan nama Logan Dmitry, dirinya kemudian di antar menuju salah satu meja di tengah. Dari kejauhan Valerie dapat melihat sosok pria yang duduk di kursi roda. Meskipun demikian, aura mengintimidasi dari pria itu terpancar dari tubuhnya.
Semakin mendekat, Valerie semakin dapat melihat wajah pria itu. Rahangnya yang tegas dengan hidung mancung, alisnya yang tebal dan sorot matanya yang tajam…
“Berani sekali kau membuatku menunggu.” ucapan pria itu membuat Valerie kembali tersadar.
Meskipun dirinya sesaat sempat merasa terpesona dengan pria itu, namun mendengar ucapannya dengan nada tajam membuatnya kembali mengingat bahwa calon suaminya ini adalah pria dengan temperamen buruk.
“Maaf Logan, salju di depan begitu tebal. Jadi aku cukup berhati-hati ketika berjalan,” Valerie menundukan kepalanya, merasa takut untuk menatap mata pria itu.
Logan menaikan satu alisnya, “Siapa yang memerintahkan dirimu untuk memanggil namaku secara langsung?!”
Mendengar hal itu, Valerie lagi-lagi meminta maaf sambil menundukkan kepalanya. Valerie kemudian menarik kursi di hadapan Logan dan duduk.
“Dengar, aku tidak tertarik pada pernikahan. Aku hanya menginginkan seorang pewaris saja jadi kau harus melahirkan seorang anak laki-laki untukku dan setelah itu, aku akan menceraikan dirimu!” mendengar perkataan Logan membuat Valerie terkejut.
Meskipun itu terdengar cukup bagus karena artinya ia tidak perlu terikat lama dengan pria itu. Namun, di sisi lain Valerie juga merasa tidak berharga, karena dirinya dianggap sungguh tidak lebih dari sekedar pemuas nafsu pria itu hingga dapat melahirkan anak laki-laki.
“Tapi, bagaimana jika ada kemungkinan aku mengandung anak perempuan?” Valerie merasa penasaran. Karena tentu dirinya tidak dapat memilih akan melahirkan jenis kelamin bayi seperti apa.
“Jika kau mengandung anak perempuan maka gugurkan tanpa perlu bertanya.”
Valerie mencengkram kedua tangannya. Hatinya sungguh merasa cemas setelah mendengar perkataan gila calon suaminya itu. Apa pria itu tidak memiliki hati nurani sehingga tega membunuh darah dagingnya sendiri?
Melihat ekspresi Valerie, sudut bibir Logan terangkat, “Kau hanya alat penebusan yang di jual kepadaku untuk ganti rugi Leon, kakakmu yang telah menggelapkan uang. Jadi mulai sekarang dengarkan perintahku.”
Ya, benar. Meskipun hatinya terasa berat dan rasanya ingin kabur dari pernikahan ini. Namun, Valerie sudah di jual oleh keluarganya sendiri. Dirinya kini sudah terjebak.
Dalam benaknya Valerie kini semakin paham mengapa kakak perempuannya yang lain tidak ingin menikah dengan Logan, selain karena mereka telah memiliki kekasih. Mereka pasti juga sudah lebih tahu bahwa Logan Dmitry adalah seorang pria berhati dingin!
Valerie menghela napas dan mengangguk lemah.
Sudut bibir Logan terangkat, melihat ekspresi Valerie yang putus asa. Dia memang menginginkan wanita yang patuh dan mulai sekarang, wanita itu akan menjadi budak yang akan melahirkan seorang pewaris baginya. *** Valerie tidak menyangka setelah pertemuan itu, dirinya langsung dibawa oleh Logan untuk menemui ayah pria itu. Avenue Montaigne, di sanalah ayah Logan tinggal. Ayahnya tinggal bersama dengan beberapa pelayan saja, karena ibu Logan sudah tiada. Sebuah rumah bergaya abad ke-19 menjadi rumah yang nyaman bagi ayahnya untuk menghabiskan masa tua sedangkan Logan sendiri tinggal di Trocadero karena di sana lebih tenang. Valerie memandangi arsitektur rumah bergaya abad ke -19 itu dengan tatapan kagum. Dia sedang mendorong Logan memasuki rumah. Ternyata gosip yang dia dengar sangat benar, pria itu memiliki kekuasaan. Dia pun mulai menyadari, jika keluarganya memang tidak sebanding dengan Logan.Semua terjadi dengan begitu cepat. Valerie seolah-olah tidak percaya jika hari ini dia akan menikah dengan Logan. Setelah bertemu dengan ayah Logan, semua berjalan dengan begitu cepat. Kedua orang tua mereka bertemu, membicarakan masalah pernikahan. Meski mereka berdua memiliki perjanjian namun acara pernikahan mereka akan diadakan dengan begitu meriah. Semua itu sesuai dengan keinginan ayah Logan dan tentunya, Logan tidak bisa membantah sama sekali. Mereka mengundang semua rekan bisnis juga para kerabat namun Valerie dan ayahnya tidak mengundang siapapun. Valerie telah menggunakan gaun pernikahan yang melekat indah di tubuhnya. Make up tipis yang dia pakai semakin mempercantik dirinya. Valerie memandangi dirinya di cermin. Seharusnya dia bahagia di acara pernikahannya tapi kenapa dia tidak bahagia sama sekali? Pintu ruangan yang terbuka mengalihkan perhatian. Valerie berusaha tersenyum saat ayahnya masuk ke dalam. Dia tidak boleh memasang ekspresi sedih. Dia harus memperlihat
Valerie meringis ketika menggerakkan kakinya. Pinggangnya sangat sakit. Dia lupa berapa kali melakukannya, sepertinya Logan sudah tidak sabar untuk segera mendapatkan pewaris yang dia inginkan. Bukankah itu bagus? Semakin cepat, semakin baik. Valerie berbalik, dia kira Logan masih tidur bersama dengannya tapi rupanya pria itu tidak ada. Rasanya sangat menyedihkan, bagi sebagian orang mungkin akan melewatkan pernikahan mereka dengan pagi yang bahagia tapi dirinya? Bodoh. Memangnya apa yang dia harapkan? Tidak mungkin dia mengharapkan Logan membangunkan dirinya dengan sebuah ciuman. Sepertinya dia lupa jika dia sudah dibeli untuk dijadikan wadah tapi ditinggalkan seperti itu setelah mereka bercinta, rasanya sudah seperti wanita murahan saja. Valerie belum beranjak, dia sangat lelah setelah acara pernikahannya yang panjang juga malam pertama yang menyakitkan. Kedua matanya kembali terpejam, dia ingin berbaring sejenak namun pintu yang terbuka, mengejutkan dirinya. “Mau tidur sam
Logan telah pergi setelah Valerie keluar dari kamar. Dia disambut oleh seorang wanita paruh baya dan dia adalah pelayan pribadi Logan. Wanita itu tersenyum dengan ramah sebelum menyapanya. “Pagi, Nyonya.”“Pagi, mana Logan?” Valerie melihat sekitar, mencari keberadaan pria arogan itu.“Tuan sudah pergi, Nyonya. Apa Nyonya menginginkan sesuatu? Aku akan menyiapkannya jadi katakan saja.”“Tidak perlu, aku sedang terburu-buru,” sebaiknya dia tidak menyentuh apa pun di rumah itu tanpa persetujuan Logan. Dia tidak mau membuat masalah. Dia ingin hidup tenang sampai perannya selesai.“Apa Nyonya yakin?” tanya pelayan itu.“Ya, kau tidak perlu merepotkan diri untukku karena aku bisa mengurus diri sendiri. Satu hal lagi, besok pagi tolong beritahu aku apa yang Logan sukai dan tidak supaya aku tidak membuat kesalahan.”“Baik, Nyonya,” pelayan itu terlihat baik. Semoga saja pelayan itu dapat diajak bekerja sama namun setelah Valerie pergi, dia langsung menghubungi Logan untuk memberi laporan j
Sudah jam sepuluh malam, tapi Valerie belum juga kembali. Logan mulai kesal. Sepertinya Valerie memang sengaja ingin membuatnya marah. Meskipun Valerie tidaklah berarti sama sekali bagi dirinya tapi tetap saja, wanita yang telah dia nikahi dengan mengeluarkan banyak uang itu harus kembali padanya. Dia tidak boleh rugi apalagi uang yang dibawa lari oleh Leon begitu besar. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Valerie sebelum dia mendapatkan pewaris yang dia inginkan. Dia sudah mendapat kabar dari anak buahnya jika Valerie baru saja pulang dari restoran. Seperti yang dia ucapkan, mulai sekarang dia akan mengambil kebebasan Valerie. Valerie buru-buru kembali. Dia harap Logan sudah tidur Sebab Dia tidak mau bertengkar namun keberadaan pria itu begitu dia masuk ke dalam tentu saja mengejutkan Valerie. Dia ditunggu tapi Valeri tahu jika itu bukanlah hal baik bagi dirinya. “Kenapa kau baru kembali? Apa kau pikir kau boleh bertindak sesuka hati setelah menikah denganku?” Logan memandanginy
Udara semakin dingin karena salju turun semakin lebat. Logan tidak menyalakan penghangat ruangan yang membuat suhu kamar begitu dingin. Logan dan Valerie masih tidur karena waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.Beruntungnya Valerie sudah memakai bajunya karena dia baru saja melakukan kewajibannya. Dia juga menyelimuti tubuhnya sehingga tidak kedinginan tapi tidak dengan Logan.Pria itu mulai kedinginan, dia mencari kehangatan dengan memeluk Valerie yang membuat Valerie terbangun.“Hei, singkirkan tanganmu!” Valerie memukul lengan Logan tapi Logan justru semakin menariknya mendekat dan tanpa sadar sebuah nama diucapkan oleh dirinya.“Sovia,” nama itu terucap disertai dengan dekapan yang begitu erat seolah-olah Logan merindukan wanita yang baru saja dia panggil.Valerie diam membeku. Siapa? Dia sudah mendengar jika Logan pernah memiliki seorang tunangan namun hubungan mereka kandas karena Logan ditinggalkan. Apakah wanita yang bernama Sovia itu adalah mantan tunangan Logan?Lupakan.
Ponsel Valerie tak berhenti bergetar, tapi dia tidak berani menjawabnya. Dia sengaja menonaktifkan suaranya supaya Logan tidak mendengar jika ada orang yang menghubungi dirinya.Dia melakukannya karena dia tidak mau berdebat dengan Logan apalagi mereka sedang pergi ke rumah ayah Logan. Mereka berdua harus terlihat akur supaya tidak membuat curiga.Selama di perjalanan, mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun. Logan sudah seperti orang yang sakit gigi, begitu juga Valerie. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing meski Valerie lebih banyak termenung sedangkan Logan menyibukkan diri dengan pekerjaannya.Valerie menghela napas. Setelah mengunjungi ayah Logan, apa yang harus dia lakukan? Gara-gara Logan, dia harus kehilangan pekerjaannya meski dia belum memberikan surat pengunduran diri.Jika dia kembali memohon, apakah Logan akan berubah pikiran? Sepertinya tak ada salahnya dia mencoba.“Logan, mengenai pekerjaanku?”“Sudah aku katakan pergi ke kantor, kau akan mendapat
“Apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?” pertanyaan ayah mertuanya membuat Valerie tersenyum. Logan memberikan lirikan tajam. Dia harap Valerie menjawab dengan benar dan tidak membuat ayahnya curiga. “Tentu saja, Dad. Logan memperlakukan aku dengan begitu baik. Dia begitu mencintai aku jadi Daddy tidak perlu khawatir karena hubungan kami baik-baik saja.” “Aku sangat senang mendengarnya. Aku khawatir jika Logan menikahimu bukan karena cinta.” “Dad. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika aku tidak mencintainya lalu untuk apa aku menikahinya?” “Aku hanya khawatir saja, Logan. Aku tahu di mana hatimu berada!” Logan mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Dia harap Logan mencintai Valerie dengan tulus dan dia harap pernikahan mereka bukan sandiwara seperti yang dia khawatirkan karena dia tahu jika putranya masih sakit hati pada Sovia tapi dia juga masih menyimpan perasaannya pada Sovia. “Aku tidak suka membahas hal ini!” sendok dan garpu diletakkan dengan kasar. Logan memi
Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau ak
“Mommy, kami bertemu dengan mantan pacar Daddy,” Amanda mulai mengadu ketika ibunya sedang membantu dirinya menggambar.“Oh yeah, di mana?” Valerie memandangi putrinya sejenak. Apa mantan kekasih Logan masih datang mencari Logan?“Di tempat kerja Daddy,” Amanda masih sibuk dengan gambar yang dia buat.“Apa yang dia lakukan? Apa Daddy memeluknya ataukah mereka melakukan sesuatu yang tak terduga?”“Tidak, Mommy. Dia hanya mencegat langkah kami saja lalu berbicara dengan Daddy. Daddy tidak memeluknya sama sekali. Daddy justru mengusirnya. Apa Mommy tidak bertemu dengannya ketika Mommy datang?”“Tidak,” Dia jadi berpikir seandainya dia bertemu dengan mantan kekasih Logan, apa yang akan dia lakukan? Tapi sampai sekarang, dia belum pernah bertemu dengan Sovia.“Bagaimana menurut Amanda mantan kekasih Daddy?” Pertanyaan bodoh yang tidak seharusnya dia tanyakan apalagi pada anaknya.“Maksud Mommy?” Putrinya memandangi, dia tampak tak mengerti dengan pertanyaan ibunya.“Hm, maksud Mommy, apa
Paul dan Amanda tertidur Akibat kelelahan. Mereka masih menunggu ibu mereka datang tapi mereka justru tertidur. Logan sedang sibuk dengan pekerjaannya tapi dia sangat heran karena putra-putrinya tidak lagi terdengar bermain.Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Putra dan putrinya, Logan meninggalkan pekerjaannya sejenak. Dia mengira mereka masih bermain namun senyuman menghiasi wajahnya ketika melihat mereka tertidur di atas karpet bulu.Logan menggendong mereka dengan perlahan lalu membawa mereka ke dalam kamar pribadi yang biasa digunakan untuk beristirahat ketika dia lelah.Rasanya begitu menyenangkan. Dia sangat menyesal telah melewati begitu banyak waktu berharga dengan mereka. Meskipun dia dapat menebusnya tapi waktu yang telah terlewati tak dapat diulangi lagi.“Mommy,” Amanda memanggil di dalam igauannya karena dia mengira ibunya yang sedang menggendongnya.“Tidurlah kembali, ibumu sebentar lagi akan datang.”“Hm, Daddy. Kenapa kau tidak menyayangi Amanda?”“Daddy menyaya
Kekecewaan kepada ayah dan kakaknya membuat Valerie bergegas pergi. Tidak sampai 20 menit dia berada di rumah ayahnya. Rumah itu bukan rumahnya lagi, dia tidak merasa menjadi bagian dari mereka karena pada akhirnya dia selalu dimanfaatkan.Lebih baik dia pergi ke rumah ibu angkatnya yang kebetulan ada di kota itu. Orang lain justru lebih menerima dirinya dibandingkan keluarganya sendiri. Sebenarnya apa yang mereka pikirkan?Dia tahu dia tidak seperti kedua Kakaknya yang memiliki karier cemerlang. Apakah dia tidak diterima karena hal itu? Apakah dia harus seperti kedua kakaknya terlebih dahulu barulah dia dihargai dan diterima oleh keluarganya?Rasanya sangat menyedihkan karena sejak dulu dia memang selalu diabaikan. Dia pikir dengan berkorban dia akan mendapatkan sedikit perhatian tapi rupanya, mereka justru memanfaatkan dirinya seolah-olah dia memiliki hutang budi pada mereka.Dari kejauhan, Valerie tidak menyadari jika dia dipantau oleh Andre. Pria itu sudah mengikuti semenjak dia
Anak-anak telah pergi dengan ayahnya untuk membeli apa yang mereka mau. Valerie berjanji akan menyusul setelah dia selesai. Dia memang sengaja tidak membawa anak-anaknya serta untuk pulang ke rumah ayahnya.Dia ingin tahu bagaimana dengan keadaan ayahnya terlebih dahulu dan apakah ayahnya masih seperti dulu atau tidak. Dia tidak mau begitu melihat Paul dan Amanda, ayahnya justru ingin memanfaatkan keadaan dan meminta dirinya untuk meminta uang pada Logan.Selama dia pergi, dia tidak tahu apakah ayahnya sudah berubah atau belum. Dia sangat berharap ayahnya sudah berubah dan tidak lagi seperti dulu. Dia juga ingin tahu bagaimana dengan keadaan kedua kakak perempuannya. Apakah mereka sudah menikah?Kepulangannya yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan ayahnya juga Leon. Mereka seperti melihat hantu karena tak ada satu kata pun yang dapat mereka ucapkan.“Kenapa melihat aku seperti itu? Apakah kalian sedang melihat hantu?”“Va-Valerie?” ayahnya melangkah menghampiri. Empat tahun putr
Anak-anak telah tidur. Mereka tak sabar menantikan hari esok di mana mereka akan pergi untuk membeli apa yang mereka inginkan. Mereka sudah memberikan sebuah daftar pada ayah mereka sebelum pergi tidur. Paul dan Amanda tidak berani meminta secara langsung jadi mereka menuliskannya di sebuah kertas. Paul dan Amanda meminta ayah mereka untuk membuka kertas itu ketika tidak ada mereka berdua.Logan begitu penasaran dengan isinya. Dia bagaikan mendapatkan sebuah surat kecil dari Putra dan putrinya. Dia membuka surat itu dan rupanya, isinya hanyalah daftar barang-barang yang diinginkan oleh Putra dan putrinya.Meskipun isinya tak sesuai dengan harapan karena dia berpikir mereka akan menuliskan sebuah surat ungkapan terima kasih atau sebagainya tapi rupanya di luar dugaan. Tulisan tangan yang begitu rapi berada di bawah daftar belanja. Dia yakin itu pasti ditulis oleh putrinya.“Kami tidak memaksa Daddy untuk membelikannya. Jika tidak boleh, kami akan menunggu sampai Mommy punya uang,”
Andre berada di luar tanpa ada yang sadar. Dia datang hanya untuk mengintai saja karena dia ingin melihat keberadaan Valerie untuk mengobati kerinduannya pada Valerie.Dia menyamar supaya tak ada yang tahu seandainya ada yang melihat dirinya. Bagaimanapun dia tidak akan menunjukkan dirinya dengan begitu cepat karena dia butuh siasat yang lebih baik daripada sebelumnya.Belajar dari kesalahan awal yang telah dia lakukan agar dia tidak melakukan kesalahan lagi untuk mendapatkan wanita yang begitu dia cintai. Dia berada di luar sudah cukup lama tapi dia tidak melihat keberadaan Valerie. Sepertinya sulit untuk melihat keberadaan Valerie di rumah itu. Sebaiknya dia mencari kesempatan lain tapi ketika dia mau pergi, Valerie justru keluar dari rumah sambil membawa kantong sampah.Valerie berjalan menuju tong sampah yang ada di luar. Andre yang sedang berada di mobil, menegakkan duduknya. Dapat melihat Valerie saja sudah membuat dirinya begitu senang dan lihatlah, wanita yang dia cintai it
Paul dan Amanda hanya diam saja selama mereka menikmati makan malam. Sebenarnya ada yang mereka inginkan tapi mereka tidak berani menyampaikan keinginan itu pada ibu mereka.Kedua anak itu terlihat gelisah. Mereka ingin menyampaikan sesuatu tapi mereka ragu mengatakannya. Melihat gelagat putra-putrinya yang mencurigakan, membuat Valerie menaruh curiga jika mereka menginginkan sesuatu. Dia tahu Putra dan putrinya akan bersikap seperti itu saat mereka ingin meminta sesuatu. "Katakan saja jika memang ada yang kalian inginkan?""Kalian menginginkan sesuatu?" Logan memandang Putra dan putrinya yang tampak menunduk."Kapan kami akan kembali ke sekolah, Mommy?" Tanya Paul. "Kita baru tiba dan butuh waktu bagi Mommy untuk mencari sekolah yang bagus untuk kalian. Apa Paul sudah tidak sabar?""Kami memang sudah tidak sabar, Mommy," ucap Amanda yang kembali menunduk setelah muncapkan perkataan itu. "Besok aku akan segera mencari sekolah terbaik untuk kalian berdua jadi bersabarlah. Daddy past
Andre sedang menanti, laporan dari seorang anak buah yang dia utus untuk mencari tahu apakah Logan telah membawa Valerie kembali atau belum. Dia memang sengaja menunggu dan tidak melakukan apa pun meskipun dia sudah mendengar jika Logan telah menemukan keberadaan Valerie dan pergi untuk membawanya kembali.Meskipun empat tahun telah berlalu tapi dia belum bisa merelakan Valerie bersama dengan Logan. Obsesi dan cintanya pada Valerie begitu besar. Dia harus mendapatkannya meskipun Valerie telah melahirkan anak Logan.Dia juga ingin membalas dendam pada Logan yang telah menghancurkan bisnis yang susah payah dia bangun. Dia harus kembali merangkak dari bawah. Dia pun harus menggunakan nama orang lain agar bisnis barunya tidak diketahui oleh Logan.Selama 4 tahun dia berusaha merangkak naik dengan satu tujuan yaitu membalas dendam pada Logan. Dia akan menyingkirkan pria itu dan merebut Valerie kembali. Dia akan membuat Valerie tidak berdaya sehingga tak memiliki pilihan selain bersama den
Adam menunggu dengan tidak sabar. Wajah kedua cucunya mulai terbayang. Rasanya sudah sangat ingin bertemu mereka tapi Logan memintanya untuk menunggu di rumah.Dia memang berpikir ingin pergi ke bandara akibat rasa tidak sabarnya tapi karena dia harus menunggu di rumah jadi dia memanfaatkan waktu yang ada untuk menyiapkan makanan lezat serta beberapa mainan yang akan dia berikan pada kedua cucunya. Adam menunggu dengan gelisah. Dia berjalan mondar-mandir dan tak berhenti memandang keluar dari jendela. Kenapa begitu lama? Dia sudah mendengar jika mereka sudah tiba tapi kenapa Logan belum juga datang bersama dengan istri dan anaknya?Tidak bisa menahan diri lagi, Adam pergi mengambil ponsel. Dia harus tahu kenapa putranya begitu lama. Apa dia tidak tahu bagaimana rasanya menunggu? Dia sudah berniat menghubungi akan tetapi, sebuah mobil yang berhenti di luar sana membuatnya mengurungkan niat.Adam yang sudah tidak sabar bergegas membuka pintu rumah. Valerie turun terlebih dahulu dan set