Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang

Disakiti Suami Di Bahagiakan Lelaki Bujang

last updateLast Updated : 2024-02-29
By:  Putri rahmania Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
34Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Semua wanita pasti berharap kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh keluarga suami. Namun, tidak jarang banyak wanita yang mengalami nasib buruk saat berada di antara keluarga besar sang suami. Hal inilah yang dialami oleh Nia seorang gadis lugu yang terlahir dari keluarga broken home dan kurang mampu.   Pernikahan bahagia, serta hangatnya kasih sayang dari mertua dan saudara ipar ternyata hanyalah sebuah mimpi indah bagi Nia. Pasalnya kehadirannya Nia di tengah keluarga Riko justru hanya dianggap sebagai seorang pembantu rumah tangga. Tidak hanya itu, Riko yang seharusnya bisa menjadi suami yang menjaga dan mendidik Nia dalam segala hal justru tega menjerumuskan sang istri pada lembah maksiat. Mampukah Nia melepaskan diri dari jeratan dunia malam yang diperkenalkan oleh sang suami?  

View More

Chapter 1

Bab 1

"Kamu tidak kerja, Mas?" tanya Nia saat melihat sang suami masih sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.  

"Aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan itu," jawab Riko tanpa mempedulikan Nia yang berdiri di hadapannya.  

"Mengundurkan diri! Kenapa kamu berhenti dari pekerjaan itu, Mas?” tanya Nia yang terlihat terkejut mendengar jawaban Riko. 

“Aku lelah dan bosan jika hanya menjadi pembantu orang, aku ingin punya usaha sendiri." Riko menoleh ke arah Nia dengan wajah sinis.  

"Bosan, lelah? Mas, rasa bosan dan lelah itu adalah hal yang wajar. Tetapi rasa itu tidak bisa kamu jadikan alasan untuk berhenti dari pekerjaanmu, lagipula kita juga belum ada modal untuk membuka usaha," jelas Nia sambil memegang tangan Riko.  

Sambil berdiri dari tempat duduknya. "Dasar perempuan cerewet! Harusnya kamu itu mendukung apapun keputusan ku, bukannya bertanya yang tidak-tidak." 

"Bukan begitu, Mas. Sebagai istri aku akan selalu mendukungmu, tapi jika kamu tidak bekerja bagaimana kita akan menghidupi anak-anak dan membayar sewa rumah ini?" jawab Nia.

"Kamu pikir aku ini sapi perahan yang harus selalu bekerja untukmu!" bentak Riko sambil bertolak pinggang.

"Bukan begitu, Mas. Tapi masalahnya saat ini kita butuh banyak uang untuk menghidupi keluarga kita." 

"Ya sudah, kalau begitu kamu saja yang kerja. Bereskan!" bentak Riko sambil berjalan meninggalkan sang istri. 

Riko yang kesal dengan ocehan sang istri langsung memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya. Nia yang merasa tidak ada kesempatan untuk bicara dengan Riko hanya bisa duduk di lantai yang beralaskan karpet. Sesaat Nia terdiam mengingat kejadian 9 tahun yang lalu.  

Nia yang saat itu masih duduk di kelas 2 SMA memutuskan menghabiskan masa libur sekolahnya di rumah saudaranya yang bernama Novi. Suatu malam, Novi yang saat itu mengenal Riko dari sebuah akun media sosial mengajak Nia untuk menemui Riko di sebuah alun-alun kota Surabaya. Pertemuan itulah yang ternyata membuat Riko dan Nia akhirnya saling jatuh cinta. 

Sambil menatap layar ponselnya. "Nomor siapa ini." 

Terlihat sebuah pesan singkat tanpa nama masuk ke ponsel Nia. Ada rasa penasaran dalam hati Nia saat melihat pesan tersebut. Pasalnya selama ini dia tidak pernah memberitahukan nomor ponselnya kepada siapa saja. 

"Maaf ini dengan siapa?" tanya Nia dalam sebuah pesan singkat.  

"Ini aku. Riko, bagaimana kabarmu?" jawab Riko sambil memberikan emoticon senyum.  

"Riko! Bagaimana dia bisa tahu nomorku?" ucap Nia sambil menatap layar ponselnya. 

"Baik. Kamu tahu nomor ponselku dari mana?" tanya Nia dengan rasa penasaran.  

"Dari Novi, aku sengaja meminta nomer mu karena aku ingin mengenalmu lebih dekat," jawab Riko.  

Hubungan yang berawal dari sebuah pesan singkat itu kini berubah menjadi hubungan di dunia nyata. Riko yang saat itu tinggal di kota Surabaya kini sering mengunjungi Nia yang saat itu tinggal di kota Malang. Hingga suatu hari Riko yang berusia 5 tahun lebih tua dari Nia mengajak gadis remaja tersebut ke sebuah losmen yang ada di kota itu.  

“Kenapa kita ke sini, Mas?" tanya Nia yang sambil melihat ke sekeliling losmen. 

"Aku hanya ingin istirahat sebentar saja, perjalanan dari Surabaya ke Malang benar-benar membuatku lelah." Riko terlihat langsung berjalan ke arah sebuah kamar.  

Nia yang sangat mencintai sang kekasih tidak menaruh curiga atas ajakan Riko. Setelah keduanya masuk Riko pun langsung mengunci pintu kamar. Perlahan Riko menghampiri Nia yang saat itu duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seisi kamar.  

"Nia, apa kamu mencintaiku?" tanya Riko sambil menggegam tangan Nia.  

"Aku sangat mencintaimu, Mas. Tapi …."

"Tapi apa, Nia?" tanya Riko dengan penasaran. 

Entah setan apa yang merasuki Riko siang itu, hingga dia tega merusak masa depan gadis yang dicintainya. Riko yang sudah terbawa nafsu setan langsung mengulum bibir ranum Nia dengan lembut. Kedua tangan yang sejak tadi mengegam tangan Nia perlahan lepas dan kini mulai meremas kedua bukit kembar Nia. 

"Jangan, Mas!" perintah Nia sambil melepaskan tangan Riko dari dadanya. 

"Kenapa, Nia? Bukankah kamu mencintaiku," tanya Riko sambil menatap kedua mata Nia. 

"Aku memang mencintaimu, Mas. Tapi bukan begini cara ku untuk menunjukkan rasa cintaku, lagi pula aku takut jika apa yang kita lakukan ini akan membuatku hamil."

"Kamu tenang saja, Sayang. Aku janji akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu," bisik Riko yang langsung kembali mengulum bibir Nia. 

Siang itu menjadi hari yang panas bagi Riko dan Nia. Cumbuan, belaian dan kecupan di berikan Riko pada setiap lekuk tubuh Nia. Nia yang awalnya berusaha menolak kini mulai merasakan kenikmatan yang diberikan sang kekasih.  

Desahan kenikmatan mulai terdengar dari mulut kedua anak manusia itu. Sprei putih dan kamar losmen yang sempit menjadi saksi bisu hilangnya kesucian Nia. Bercak darah menjadi tanda robeknya kesucian Nia siang itu. Hampir tiga puluh menit keduanya larut dalam percintaan panas, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.  

***

Sambil menatap ke arah tespek yang ada di tangan. "Ya ampun ternyata aku positif hamil! Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan sekarang." 

Nia yang mengetahui jika dirinya hamil langsung menghubungi Riko dan memintanya untuk bertanggung jawab. Beruntungnya Riko yang mendengar berita kehamilan sang kekasih langsung bersedia tanggung jawab. Siang itu, Riko sengaja datang ke rumah Nia untuk bertemu dengan orang tua sang kekasih.  

Dengan wajah takut dan gugup Riko dan Nia akhirnya menceritakan kehamilannya kepada mereka. berita kehamilan Nia jelas saja membuat orang tuanya marah besar. Terlebih Ayah Nia, dengan cepat dia langsung berdiri dan menampar pipi sang putri.  

"Dasar anak tidak tahu diri! Bisa-bisanya kamu melemparkan kotoran di wajah kami," bentak Budi sambil menatap wajah Nia dengan penuh amarah.  

"Ampuni Nia, Ayah. Nia benar-benar khilaf," jawab Nia sambil menangis. 

"Maaf, Pak. Masalah ini bukan kesalahan Nia, ini semua salah saya karena saya tidak bisa mengendalikan hawa nafsu saya," ucap Riko sambil memeluk pundak Nia. 

Kehamilan itulah yang akhirnya membuat Nia terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya dan menikah dengan Riko. Setelah pernikahan Riko dan Nia dilakukan secara sederhana. Riko pun akhirnya mengajaknya untuk tinggal bersama keluarga besarnya. 

Hampir satu jam Nia melamun mengingat masa lalu yang pahit. Hingga tiba-tiba dia dikejutkan dengan bentakan sang suami yang baru saja datang. Nia yang baru sadar dari lamunan panjangnya terlihat terkejut saat melihat Riko sudah berdiri di hadapannya. 

"Nia! Dasar tuli, apa kamu tidak ada pekerjaan lain selain melamun dan menangis! " bentak Riko sambil menendang kaki sang istri.  

"Maaf, Mas. Aku hanya berpikir apa yang harus kita lakukan nanti," jawab Nia sambil mengusap air matanya.

"Dimana-mana orang itu bergerak, bukan melamun. Kalau hanya melamun dan menangis itu tidak akan menyelesaikan masalah. Sekarang lebih baik kamu cepat kemasi barang-barang kita!" perintah Riko dengan nada tinggi. 

"Berkemas! Memangnya kita mau pergi kemana?" tanya Nia penasaran. 

"Sudah kamu tidak perlu tahu, lebih baik cepat bereskan semua barang-barang kita!" ucap Riko sambil duduk di lantai. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Dwi Fitriani
Bagus banget, semangat terus kak............🩵🩵
2024-01-12 10:43:57
1
34 Chapters
Bab 1
"Kamu tidak kerja, Mas?" tanya Nia saat melihat sang suami masih sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya. "Aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan itu," jawab Riko tanpa mempedulikan Nia yang berdiri di hadapannya. "Mengundurkan diri! Kenapa kamu berhenti dari pekerjaan itu, Mas?” tanya Nia yang terlihat terkejut mendengar jawaban Riko. “Aku lelah dan bosan jika hanya menjadi pembantu orang, aku ingin punya usaha sendiri." Riko menoleh ke arah Nia dengan wajah sinis. "Bosan, lelah? Mas, rasa bosan dan lelah itu adalah hal yang wajar. Tetapi rasa itu tidak bisa kamu jadikan alasan untuk berhenti dari pekerjaanmu, lagipula kita juga belum ada modal untuk membuka usaha," jelas Nia sambil memegang tangan Riko. Sambil berdiri dari tempat duduknya. "Dasar perempuan cerewet! Harusnya kamu itu mendukung apapun keputusan ku, bukannya bertanya yang tidak-tidak." "Bukan begitu, Mas. Sebagai istri aku akan selalu mendukungmu, tapi jika kamu tidak bekerja bagaimana kita akan menghid
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
Bab 2
Setelah mengemasi semua barang-barang. Riko pun langsung mengajaknya pergi dari rumah kontrakan itu. Riko yang sudah tidak bekerja lagi kini memilih untuk tinggal di rumah orang tuanya. Nia yang kini sudah ada di depan rumah keluarga Riko terlihat terkejut. Pasalnya dia tahu pasti jika keluarga suaminya akan membenci keberadaannya. Persis seperti pertama kali dia datang ke rumah itu 7 tahun yang lalu. "Jadi kamu menyuruhku membereskan barang-barang kita karena kamu ingin mengajakku tinggal bersama orang tuamu," ucap Nia sambil menggendong Sandi. "Iya, aku sudah tidak bekerja jadi menurutku lebih baik kita tinggal disini saja," jawab Riko yang langsung mengangkat beberapa tas koper. "Tapi, Mas …." "Kenapa? Kamu tidak suka. Jika kamu tidak suka, kamu bisa tinggal bersama orang tuamu!" perintah Riko yang langsung berjalan masum ke rumah.Jarak rumah Riko dengan rumah kontrakan mereka tidak begitu jauh. Masih dalam satu komplek perumahan tapi beda Rt. Riko memang terlahir dari keluar
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
Bab 3
Nia yang tidak merasa pernah melakukan pengajuan kredit apapun langsung menolak untuk membayar tagihan tersebut. Keributan kecil itu ternyata didengar oleh Sukma dan Sari yang saat itu sedang menonton televisi di dalam rumah. Saat keduanya keluar terlihat Nia sedang berdebat dengan dua dekoleptor tersebut. "Ada apa ini?!" bentak Sukma yang baru saja keluar dari rumah. "Ini Bu. Dua laki-laki ini datang kemari untuk meminta uang angsuran motor yang belum terbayarkan selama 4 bulan lebih," jawab Nia sambil menunjukkan surat kepada Sukma. "Kredit motor." Sukma terlihat membaca surat itu dengan seksama. "Benar. Di surat itu tertulis jika Ibu Nia telah melakukan pembelian motor kepada kami, dan ini sudah hampir 5 bulan dia menunggak pembayaran." jawab salah satu dekoleptor. Setelah mendengar penjelasan sang depkolektor wajah Sukma langsung terlihat kesal. Terlihat jelas jika dia sedang menahan amarah yang besar kepada sang menantu. Sambil menyerahkan kertas itu kepada Nia, Sukma langsu
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
Bab 4
Tidak berapa lama Nia dan Riko sudah tiba di sebuah hotel mewah yang ada di kota Surabaya. Sesaat Nia terlihat bingung saat baru saja tiba di hotel tersebut. Terlihat Nia sedang melihat sekeliling lobby hotel dengan rasa takjub. "Mas, kenapa kita ke hotel ini?" tanya Nia yang sedikit bingung. "Pertemuan memang diadakan di sini, jadi jangan buat aku malu." Riko mencoba memperingatkan Nia. "Ya Allah, besar sekali hotel ini. Sepertinya Mas Riko memang memiliki pekerjaan yang lebih baik," gumam Nia sambil melihat sekeliling hotel. Riko yang sejak tadi berdiri di loby hotel langsung meminta Nia untuk duduk di sebuah sofa. Sementara Riko langsung berjalan ke arah sebuah meja yang berjarak 50 meter dari tempat duduk Nia. Terlihat Riko sedang berbicara dengan seorang pria yang berusia sekitar 40 tahun. “Mas Riko sedang bicara dengan siapa itu? Apa mungkin itu Bos besar yang dia maksud,” ucap Nia sambil memperhatikan Riko dari kejauhan. Setelah cukup lama berbincang-bincang, Riko pun kemb
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
Bab 5
"Lebih baik aku menceritakan perbuatan Mas Riko pada orang tuaku," batin Nia sambi duduk di tempat tidur.Sejak pertengkaran itu, Nia akhirnya berusaha mencari solusi dengan menceritakan semua perbuatan Riko kepada orang tuanya. Harapan akan pembelaan orang tuanya ternyata hanyalah isapan jempol belakang. Bukannya mendapat pembelaan Nia justru disalahkan atas apa yang dikatakannya. "Kamu pikir Ayah percaya dengan ceritamu? Tidak, karena selama ini Ayah tidak pernah melihat keburukan pada diri Riko!" bentak Budi yang terlihat kesal. “Ayah memang tidak pernah melihat keburukan pada Riko karena selama ini dia selalu bersikap baik di depan kalian, berbeda saat dia ada dirumahnya!” teriak Nia sambil menangis. “Nia, jaga ucapanmu! Selama ini Ayah tidak pernah mengajarimu menjadi wanita pembangkang, apalagi pada suami,” bentak Budi yang langsung menampar pipi sang putri. "Nia, semua masalah itu pasti ada di setiap rumah tangga. Tetapi Ibu yakin Riko tidak akan sampai hati menjualmu pada l
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more
Bab 6
"Kalian berdua memalukan! Anak tiga saja kalian tidak mampu memberi kehidupan yang layak, sekarang malah mau punya anak lagi." Sukma masuk ke dalam rumah sambil marah-marah. "Ada apa, Bu? Pulang dari Rumah sakit malah marah-marah seperti itu?" tanya Rumi yang saat iti duduk di sofa bersama Sari. Sambil menoleh ke arah Nia dan Riko yang ada di belakangnya. "Kalian tanya saja sama saudara kalian ini." "Nia! Apa kamu tidak melakukan KB selama ini?" tanya Riko pada sang istri. "Tidak, Mas. Karena selama ini aku tidak pernah cocok setiap melakukan KB," jawab Nia sambil menunduk. "Itulah bodohnya dirimu, sudah tahu miskin masih saja sok-sokan punya anak lagi," ucap Sukma. "Riko Ibu tidak mau tahu kalian harus menggugurkan anak itu." "Apa di gugurkan? Tidak aku tidak mau mengugurkan anak ini!" bentak Nia sambil memegang perutnya. "Jadi wanita miskin ini sedang hamil, dasar tidak tahu diri. Bayakin itu uang bukan anak," ucap Sari sambil memandang Nia dengan tatapan hina. "Ibu benar, ka
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
Bab 7
"Riko! Apa kamu tidak mendengar istrimu berteriak seperti itu?" tanya Sukma yang terlihat kesal. "Halah, sudahlah. Bu, biarkan dia berteriak sesuka hati nanti kalau capek juga diam sendiri," jawab Riko sambil terus menatap ke arah televisi. "Bukan masalah dia nanti diam atau apa, tapi Ibu ini pusing mendengar teriakan istrimu. Lagi pula tidak enak jika sampai tetangga mendengarnya," ucap Sukma. "Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan, Ibu tahu sendiri aku sedang melihat acara televisi." Sambil menarik tangan Riko."Sekarang kamu masuk ke dalam dan minta istrimu untuk menghentikan teriakannya." "Tidak mau, aku masih melihat acara ini." Riko langsung menolak perintah Sukma. "Dasar anak tidak bisa di atur," gerutu Sukma sambil berjalan ke arah kamar Nia. Sukma yang baru saja membuka pintu terkejut saat melihat menantunya duduk di lantai dengan darah segar yang menggalir. Merasa khawatir Sukma langsung berteriak memanggil Riko. Hingga membuat seluruh orang yang ada di rumah itu te
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
Bab 8
"Aku akan membawa mu bertemu dengan Maya, tapi ada syaratnya." "Syarat? Apa syaratnya?" tanya Nia yang terlihat penasaran. "Yang pertama kamu tidak boleh menyakitinya, dan yang kedua setelah bertemu dengannya kamu harus mau melayani seorang tamu," jawab Riko sambil dudukdi tempat tidur. "Syarat pertama aku terima, tapi tidak dengan syarat kedua. Aku akan bekerja sebagai pembatu untuk membayar semua hutang-hutang mu," ucap Nia dengan tatapan tajam. "Tidak bisa! Kamu harus terus melayani tamu yang datang, jika tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi. Sekaligus tidak ada pertemuan dengan Maya." Bagaimana ini, lebih baik aku iyakan saja. Semua ini aku lakukan untuk mengetahui siapa wanita bernama Maya tersebut," batin Nia sambil menatap wajah licik sang suami. "Baik, aku terima semua syarat darimu." *** Keesokan harinya, Nia dan Riko akhirya pergi ke ruma Maya. Nia yang saat itu memiliki sedikit uang pemberian ibunya. Meminta sang suami untuk berhenti di sebuah toko kue. "Assalammua
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
Bab 9
Riko yang sudah menahan amarahnya sejak tadi. Langsung menyeret Nia kedalam kamar. Dengan sadis Riko langsung mencambuk istrinya itu dengan menggunakan ikat pinggang. "Dasar perempuan tidak tahu diuntung! Bisa-bisanya kamu kabur dari tempat itu." Riko terus mencambuk sang istri tanpa belas kasihan. "Ampun, Mas. Aku mohon ampuni aku!" teriak Nia sambil menangis. "Kamu tahu, gara-gara kelakuanmu itu hari ini aku rugi banyak! Dan kamu harus mengganti semua kerugian itu," jelas Riko sambil terus mencambuk tubuh sang istri. "Aku janji akan membayar semua, tapi aku mohon jangan paksa aku untuk melakukan pekerjaan itu lagi. Mas, aku lebih baik menjadi pembantu daripada harus melayani laki-laki yang bukan suamiku!" teriak Nia sambil memohon. "Tutup mulutmu! Ingat aku tidak akan segan-segan menyakitimu jika kamu melaporkan hal ini pada orang lain," ancam Riko sambil menjambak rambut Nia. Sambil mengetuk pintu kamar. "Riko! Riko. Cepat buka pintu kamarnya." "Ibu, ada apa sih mengganggu sa
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
Bab 10
Riko yang sejak tadi pergi. Kini sudah ada di depan pintu. Dengan segera dia langsung menarik tangan sang istri dengan kasar dan membawanya masuk kedalam kamar. "Riko! Lepaskan putriku. Kamu tidak bisa memperlakukannya seperti itu!" bentak Indah sambil menangis. "Kenapa tidak bisa? Aku suaminya, jadi aku bebas melakukan apapun yang aku mau," jawab Riko sambil mendorong mertuanya. "Dasar menantu durhaka, bisa-bisanya kamu memperlakukan mertua sendiri seperti itu!" bentak Rosa sambil membantu Indah berdiri. "Nia! Nia, keluar. Nak! Ayo kita pulang, lepaskan saja suamimu ini!" teriak Indah sambil menangis. Riko yang tidak mau tetangga mendengar pertengkaran itu. Langsung menyeret tangan Indah keluar dari rumahnya. Sukma yang melihat kejadian itu terlihat tertawa bahagia. "Kamu benar-benar menantu tidak punya hati, aku menyesal sudah menikahkan putriku dengan laki-laki sepertimu!" teriak Indah. Teriakan Indah ternyata didengar oleh beberapa tetangga Riko. Hingga membuat mereka semua
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status