Jillian membaca headline berita di ponselnya, ini bukan pertama kalinya langkahnya diberitakan dengan beragam judul dibuat-buat atau dibesar-besarkan.
[Hunter Jillian, Hunter Terkuat Kelahiran Surabaya Pulang Kampung ke Negaranya....]
[Jillian, Sosok Hunter Terkuat Yang Mengharumkan Nama Indonesia...]
[10 Hunter Tertampan dan Terkuat dari Indonesia....] dengan thumbnail dirinya.
[Arian Katsuko, Sosok Wanita Cantik Yang Menjadi Istri Hunter Terkuat di....]
-papakuat: Jillian terkuat, jillian dari indonesia, indonesia = negara terkuat
-lordhunter: LOLLL jililan sudah menjadi warga negara jepang. Jepang = negara terkuat @papahunter
-mantankuhilangdigates: USA has Novic, Rusia has Prikodov, Japan has Jillian, Indo has GATESSSSSSSSSSS
-elfkoplo009: cakep cuy istrinya T_T
-temperebusdong111: buat apa bangga, dah bukan orang indo
-elfkoplo009: iri bilang noob @temperebusdong111
-temperebusdong111: yang iri itu 20jt orang + 2000 hunter yang gak selamat hahaha, maaf terlalu gelap jokesnya. Lagian kemana lu baru nonggol saja elf @elfkoplo009
-anisa200: semangat hunter kuu
-milasari: tampan banget *o* *o* *o*
Beragam komentar muncul baik mendukung ataupun menyinggungnya bahkan beberapa orang mengecap dirinya sebagai penghianat karena telah berpindah kewarganegaraan. Masalah tersebut membuat sebagian orang lupa terhadap perjuangan Jillian selama ini. Tetapi ia tidak peduli, monster dalam gates lebih penting dibereskan dari pada menanggapi komentar-komentar negatif itu.
Lalu lintas kota yang seharusnya macet kini sangat lengang karena polisi mengawal mobilnya dan memastikan seorang Ketua WH Organization tidak terhambat oleh arus kendaraan. Mobil berhenti tepat di mana para wartawan menanti, puluhan lensa kamera berfokus ke arah yang sama dan flash kamera mulai menembakkan cahaya ke arah Jillian.
Tenang, mereka tidak lebih buruk dari monster di gates. Jillian langsung masuk aula konferensi tanpa memedulikan keramaian tersebut. Aula telah penuh oleh puluhan hunter perwakilan guild dari berbagai negara. Baris terdepan dipenuhi oleh para dewan WH Organization dari perwakilan pemerintah masing-masing negara. Mereka merupakan presiden, perdana menteri, menteri luar negeri, menteri pertahanan, atau sesuai dengan lembaga yang memegang kekuasaan hunter di negaranya.
Yang unik pada tahun ini adalah hadirnya ras dari dunia lain. Tiga perwakilan elf dari Anora, lima perwakilan dwarf dari Frat, dan empat perwakilan The Horn dari Zalen. Jillian duduk di antara tiga ras tersebut, bisa ditebak bahwa ia mewakili atau melambangkan perwakilan dari Manusia. William mempersilahkan Jillian duduk dengan senyum mengejek, dia tahu bahwa bosnya sangat benci didekatkan oleh para elf.
Akanku pecat orang yang menaruhku di sini, batin Jillian
Acara dibuka dengan berbagai tarian tradisional meriah, kemudian dua orang pembawa cara secara resmi membuka acara. Joeseph Enma penanggung jawab konferensi menyampaikan sambutan. Kini Jillian tahu siapa yang harus dipecat. Sambutan dilanjutkan oleh presiden Indonesia sebagai tuan rumah, perwakilan negara-negara dan Jillian sebagai Ketua WH Organizaton. Acara utama merupakan penyampaian pidato dari masing-masing ras.
Perwakilan elf mengenakan setelan jas yang menyesuaikan penampilan manusia, sekilas mereka sangat mirip manusia. Tinggi tubuh dan wajah mereka tidak jauh berbeda, tetapi telinga runcing dan rambut panjangnya mencirikan ras mereka. Perwakilan elf tersebut mampu berbahasa Inggris dengan sempurna. Ia menyampaikan bahwa mereka akan mulai membagikan pengetahuan untuk mengalahkan gates yang mulai banyak bermunculan di Bumi. Mereka menerima pertukaran pembelajaran budaya dan kerja sama untuk melatih hunter.
Kemudian perwakilan dwarf menyampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dalam bidang teknologi dan persenjataan untuk memperkuat para hunter, elf dan The Horn. Tubuh mereka gemuk setinggi satu meter, jenggot menjalar tumbuh seperti akar dan ciri khas mereka dengan rambut berantakan. Sedangkan The Horn, menyampaikan kerja sama untuk perdagangan dan berterima kasih telah mau bekerja sama untuk memperkuat mereka.
The Horn berpakaian seperti suku kuno dengan aksesori aneh dan tubuh mereka beberapa senti lebih tinggi dan lebar dari manusia. Di kepala mereka terdapat beberapa tanduk yang ukuran dan jumlahnya mempresentasikan kekuatan mereka. Jillian kembali ke podium, dia mewakili para hunter mengucapkan terima kasih dan berjanji akan berjuang lebih baik dalam menutup gates yang muncul. Kemudian ke empat ras secara simbolis, menggabungkan tangan mereka dan berfoto bersama.
***
Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan dengan upacara peringatan di depan gedung kantor hunter Indonesia. elf, dwarf, dan The Horn tidak diharuskan untuk datang, tetapi para hunter datang untuk memperingati tragedi gate di Australia 10 tahun lalu. Saat itu Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak besar, garis pertahanan mulai disiapkan sepanjang batas negara Indonesia dan menjadi transit dari korban-korban yang berhasil selamat ataupun jasad hunter yang tewas. Jillian memilih langsung pulang, ada alasan mengapa dia tidak ingin menghadiri acara tersebut.
“Jadi Bos tidak akan datang ke Monumen Hunter?” tanya William saat mendamping bosnya berjalan menuju tempat parkir mobil.
“Tidak. Aku tidak melarangmu datang. Aku lelah... Aku akan langsung ke hotel.” Tetapi William sangat mengenal Jillian, dia tidak lelah dan tidak akan pernah mengatakan lelah. Kata-kata tersebut hanya digunakan untuk menyembunyikan hal yang tidak ingin dia bicarakan.
“Terima kasih, Bos,” William membukakan pintu.
Mobil Jillian melaju. Cerita kemacetan lalu lintas Jakarta benar terwujud. Lampu merah menghentikan antrean mobil sangat lama. Tiba-tiba sesosok pria bertudung jaket lewat di depan mobil mereka, ia menoleh ke arah Jillian.
Bang**t.
“Kamu cukup mengantarku di sini. Aku ada urusan dan akan pulang ke hotel sendiri,” ucap Jillian pada sopir.“Ba... baik,” sopir yang ditugaskan kaget tetapi tidak berani menolak perintah seorang pejabat tinggi.Laki-laki bertudung jaket itu tersenyum menanti Jillian keluar.“Mengapa kau di sini?” tanya Jillian dengan perasaan tidak suka.“Bisakah kita berbicara berdua?”“Ikuti aku.” Jillian memandu Elma berjalan menuju hotel yang sudah tidak jauh.Saat di dalam lift, Elma berkata, “Aku kemari tidak untuk bertemu dengan dia tapi bertemu dengan kamu. Perkembanganmu sangat mengkhawatirkan para tetua, kamu semakin kuat Jillian dan apa penyebabnya?”Jillian mengerutkan alis, ia tak paham maksud Elma.“Balkanji, mereka seharusnya tidak dibunuh oleh kita. Legenda mengatakan mereka berasal dari sisa Dark One dan seharusnya ditangkap hidup-hidup untuk di
“Ikan?”Dalam gendongan ibunya, Mulan yang belum genap berumur 12 bulan meronta-meronta ke arah air mancur di lobi hotel. Putri kecilnya itu sangat menyukai ikan yang berwarna-warni. Arina duduk di tepi kolam menanti suaminya yang sedang berbicara dengan seorang pegawai kantor WH Organization. Suaminya terlihat berbicara serius atau mungkin itu memang kebiasaannya. Arina diminta menunggu di mobil tetapi putri kecilnya mengisyaratkan untuk pergi ke air mancur yang berisi ikan.“Ayo kita hitung ikannya. Satu... dua... tiga... empat... lima... Lihat itu, ikannya berwarna merah. Cantik bukan?”“Sudah selesai menghitung ikannya?” tiba-tiba Jillian sudah berada di belakangnya.“Kamu sudah selesai berbicara dengan orang tadi?”Jillian mengangguk, “Ada berapa ikannya?” Jillian berusaha mengajak bicara Mulan. Tetapi intonasi datar dan dingin sangat sulit Jillian rubah.“Ada lima,
Milati, Ibu Jillian terlihat lebih berkeriput dibandingkan terakhir saat mereka bertemu. Hampir dua tahun atau sejak pernikahan, Jillian tidak pernah mengunjungi ibunya. Terkadang dia merasa rindu tetapi masalah gates selalu menimbun di pikirannya. Tetapi saat ini ia ingin cuti beberapa minggu untuk keluarga, ibunya, Arina dan putri kecilnya.“Ibu sedang apa?” ucap Jillian saat Milati datang membawa teh hangat dan beberapa kue.“Ada pesanan dari Bu Lina, lima puluh kue lumpur untuk arisan. Jadi Aditya itu pergi menjemput kalian? Mengapa tidak bilang pada Ibu?”Jillian hanya tersenyum.“Adit, mengapa kamu tidak bilang menjemput Jillian? Ibu kan bisa siapkan makanan buat mereka.”“Itu minta Jillian biar tetangga tidak ada yang tahu. Kalau tetangga tahu mungkin di sini sudah ada wali kota. Hahaha...” canda Aditya membuat tawa di ruangan.“Apa istrimu tahu?”“Ya, tetapi dia
“Bagaimana kabarmu, Nira? Lama kita tidak bertemu,” sapa Jillian.“Sangat lama.” Mata Nira berkaca-kaca.“Dia istriku, Arina Katsuko. Masih belajar bahasa Indonesia.”Pertemuan terakhir Jillian dengan Nira adalah 10 tahun yang lalu, hari di mana dia pergi bersama ayahnya menuju Australia. Kini perasaan malu, bersalah dan cinta bercampur menjadi kekacauan. Ia mengira Nira akan ada di Jakarta untuk memenuhi undangan para korban keluarga hunter. Dugaannya salah dan Jillian harus menghadapi hal yang tidak pernah ia ingin jumpai.Nira berlari untuk memeluk teman masa kecil dengan penuh rindu.“Kenapa baru pulang?” tangis haru Nira.“Banyak gates yang harus aku urus. Aku sendiri tidak mengira akan bisa pulang.” Itu jawaban yang sudah Jillian siapkan bertahun-tahun. Jillian membalas pelukan Nira dengan satu tangan karena tangan yang lain memegang sepiring buah kersen. Jantungnya berdegup l
Kabar tentang kemunculan puluhan gates tingkat A dan S yang muncul mendadak di benua Australia menggemparkan seluruh dunia. Dalam beberapa hari gelombang monster telah memorak-porandakan setiap kota di sana. Dengan sigap Samuel Manrov, pemimpin WH Organization kala itu menyampaikan dalam konferensi pres meminta bantuan seluruh hunter di dunia untuk menutup gates di sana. Bahkan Samuel Manrov tidak segan-segan menyebutnya sebagai perang, perang antara umat manusia dan monster.Surabaya kala itu menjadi salah satu kota tempat transit sebelum para hunter menuju Australia. Setelah menemui ibu dan kakaknya, Jillian langsung kembali ke bandara untuk persiapan keberangkatannya dalam beberapa jam. Sekembalinya di sana, ia berpapasan dengan teman satu SMP-nya, Nira.Jantung Jillian berdegup kencang kala itu, Nira selalu saja menjadi gadis manis yang dia cintai. Alasan dia ingin menjadi kuat, alasan dia ingin menjadi hunter, dan alasan dia harus berperang di Austarlia. Jik
“Jadi bagaimana rencana selanjutnya?”Mereka berdua mengambil makanan kaleng di rumah itu sebagai bekal, mengisi botol air mereka hingga penuh, dan memasukkan beberapa material mana yang didapat ke dalam tas. Perlengkapan armor atau baju hunter yang di rancang untuk mengurangi dampak dari serangan telah rusak, banyak retakan dan beberapa sisi telah hancur. Jadi Jillian dan Paman Nakti melepaskan armor mereka, meski dampak serangan bisa jadi fatal tetapi setidaknya mereka dapat bergerak lebih cepat dan gesit. Rencana mereka sederhana yaitu bertahan hidup untuk bertarung hari esok, mereka harus kembali setidaknya dapat berkumpul dengan sisa hunter lain untuk membentuk kekuatan lagi.Mereka di pinggir kota Tilpa kala itu, tak lagi mampu bergerak menuju kota Wilcannia di mana seharusnya tim Jillian dan guild Bumisakti menutup gates tingkat S di sana. Jadi mereka akan bergerak ke arah utara, menuju Port Douglas, sekitar sebelah utara Queensland di mana salah sat
Pukul 2 pagi Jillian terbangun dari tidurnya. Suatu perasaan yang susah dijelaskan muncul, gates tingkat tinggi mungkin akan muncul. Ia berjalan ke jendela memandang langit malam yang tertutup awan tetapi dengan jelas ada setitik bintang yang bersinar.Jika itu cuma para elf akan kubunuh mereka, ucap Jillian dalam hati. Kemudian ponsel Jillian berdering dengan layar berubah menjadi nama William.Sialan. Jillian tahu mengapa sekretarisnya menelepon selarut ini.[Bos, ada gates tingkat S yang muncul di Indonesia.]“Dimana?”[Pulau Bali... Kota Denpasar... Sekitar pantai.]“Carikan aku tiket pesawat,” Jillian menutup telepon. Tidak banyak gates tingkat S yang bisa ditangani oleh setiap negara. Bahkan Indonesia, gate tingkat ini biasanya di tangani oleh Jillian dan timnya. Tetapi jika pemerintah Indonesia bersikap egois untuk mendapatkan material mana, WH Organization hanya bisa menunggu hingga para hunter berjatuhan.
Jillian mematikan ponsel. Ia kecewa pada sikap pemerintah Indonesia yang tidak segera menyelesaikan keputusan guild untuk menangani gate di depannya. Di bandingkan dengan Inggris dan Jepang, kurang dari satu jam setelah gates muncul mereka sudah siap dengan para hunternya.“Jillian. Kamu sepertinya tidak sabar untuk masuk,” seorang menyapanya dengan aksen bahasa Inggris yang berbeda.“Prikodov. Sedang apa kau disini?” Jillian berbalik.“Berlibur seperti kamu. Sepertinya liburanmu akan mengasyikkan karena ada gate tingkat S yang muncul. Apa adikku akan datang juga?”“Anatasia Prikodov? Tidak. Aku tidak memanggil squad utama.”“Sungguh sayang, Harusnya kamu lebih banyak memasukkannya ke makam. Satu hunter Rusia lagi mati di negara lain maka akan aku pastikan Rusia keluar dari organisasi sucimu.” Perkataan Prikodov yang lembut perlahan-lahan semakin tajam. Jillian tahu bahwa pemerintah Rusia
“Kita harus pergi ke sana,” ucap Jillian yang langsung melepaskan pelukannya. Akan tetapi, genggaman tangan Arina semakin kencang mencengkeram baju Jillian.“Aku mohon, jangan pergi,” ucap Arina yang menahan Jillian untuk bergerak. Dia mendongakkan kepalannya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kamu baru pulang. Kamu belum ada sehari di sini. Biarkan WH Organization yang mengurusnya. B-bahkan kamu tak memilik tim lagi, Sayang. A-aku khawatir kamu pergi sendiri,” ucap Arina mencari-cari alasan.Jillian menghela nafasnya, ia tiba-tiba senang melihat Arina yang penuh kepedulian. Akan tetapi, ia juga sedikit merasa bersalah karena membuat Arina khawatir. Beberapa ucapan istrinya benar, ia baru saja pulang dan lagi pula ia tak memiliki sebuah tim.“Apa ada kabar dari WH Organization?” tanya Jillian pada William.“Aku belum mendapat kabar jika mereka akan bergerak. Mereka baru saja kehilangan Eric Novic,
William menangis tanpa tersedu-sedu ketika mendengar cerita tentang Mika yang tewas. Air matanya hanya mengucur dengan deras, dia mencoba tetap tegar di hadapan Jillian, meski tak dipungkiri bahwa dia sangat merasa kehilangan atas Mika.“Maaf, aku tak bisa menyelamatkannya,” ucap Jillian yang masih merasa bersalah.“T-tidak, Bos. Ini bukan salahmu.” William mulai mengusap air matanya.“Jadi bagaimana soal Rusia, Anatasia, dan Issac?” tanya Jillian.Ponsel William tiba-tiba berdering, dengan masih mengusap sisa air matanya Willliam mengangkat panggilan di teleponnya. “Permisi, Bos. Ini dari Edbert.”Arina terlihat kembali bersedih, dia menempelkan tubuhnya pada suaminya. Jillian pun mulai merangkul Arina karena merasakan kesedihan istrinya. Jadi, ia mengecup rambut Arina. “Tak apa-apa,” bisik Jillian.“Tapi bagaimana dengan Ana dan Issac? Aku khawatir,” ucap Arina yang me
Anatasia bergegas lari ke belakang untuk menghampiri Presiden Alferov. Ia menyapanya dengan rasa kekhawatiran, “Tuan Presiden, apa yang sedang Anda lakukan di sini?”Presiden Alferov telah mengenakan pakaian hunternya, Anatasia tahu bahwa dulunya dia seorang hunter juga. Dia melepaskan helm hunter-nya. “Aku juga seorang hunter, Nona Prikodov.”“Tapi, tempat ini sangat berbahaya,” tutur Anatasia.“Di sini tempat terakhir kita bertahan. Kita gagal di sini, Rusia tidak akan terselamatkan. Apa kau pikir aku sudi berlarian dan bersembunyi dari kejaran monster?” ucap Presiden Alferov. Dia kemudian berbalik dan menghadap ke ribuan hunter lainnya.“Kita adalah hunter! Kita akan melawan!” teriak Presiden Alferov membangkitkan semangat juang setiap hunter di sana. Akan tetapi kehadiran Presiden Alferov membuat Antasia menjadi khawatir.Anatasia bergegas berbalik ke garis terdepan, ia mencari seseora
Lev Mashkov mengetuk pintu dan segera membuka pintu ruangan Presiden Alferov. Ia berdiri di hadapan Presiden Alferov yang sedang memandang layar gadgetnya, ia yakin presiden itu sama stresnya memikir bencana yang sedang melanda negara Rusia.“Aku kemari untuk melaporkan situasinya,” ucap Lev Mashkov.Presiden itu mulai memandang Lev Maskhov untuk mendengarkannya, “Apa sangat buruk?”“Dengan Alyesye Prikodov, kita baru saja kehilangan 4 hunter tingkat S. Zagoskin Prikodov, Artov Koneki, dan Alexander Gurvich.”“Bahkan Zagoskin Prikodov?” Mata Presiden Alferov membulat karena terkejut. Artinya pula hanya menyisakan Anatasia Prikodov sebagai hunter berkemampuan paling tinggi.Lev Mashkov mengangguk, “Kurang dari 4 jam lagi, gerombolan monster akan mencapai perimeter pertahanan di kota Pereslavl-Zalessky. Hal buruk akan terjadi, Tuan Alferov.”“B-bisakah kita menang atau mun
Suara mesin truk di jalan yang kasar membangunkan Anatasia. Bintang di langit malam tampak bergerak dan begitu indah. Langit tampak cerah meski malam masih gelap gulita. Ia mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa pening dan badannya terasa remuk.‘Apa yang terjadi?’“S-seorang.” Bibir Anatasia terasa berat untuk berkata-kata.“Dia bangun. Kau baik-baik saja?” Suara seseorang menjawab. Anatasia mengenali suara dan wajah yang kemudian mendekat itu. Dia adalah Nestikov si hunter beastmaster.“Apa yang terjadi?”“Kamu pingsan, Nona Anatasia,” jawab Nestikov.“Di mana yang lain?” Anatasia mencoba bangkit tapi seluruh tubuhnya terasa kaku.Nestikov menjawab dengan raut wajah penuh kesedihan. “Kami semua mundur sesuai perintahmu. Ledakkan itu... menewaskan Pavel dan Grigory.”Perasaan Anatasia terasa tertusuk sangat dalam. Ia tak menyangka telah k
Mobil kembali melaju dengan kencang. Satu per satu monster babau mulai datang, dengan sigap Anatasia dan lainnya mengalahkan monster setengah kelelawar itu. Mereka belum terlihat kewalahan, akan tetapi gerak mobil tiba-tiba berkelok-kelok, dan Pytor diserang seekor monster babau tanpa bisa melawan.“Pytor!” teriak Anatasia.“Tolong aku!” Tubuh Pytor hampir tertarik keluar, genggamannya di setir telah terlepas. Dengan cepat, Anatasia menembakkan anak panahnya dan mengenai monster babau yang mencoba menarik tubuh Pytor.Brug! Mobil menabrak sebuah tiang listrik di pinggir jalan. Anatasia dan lainnya terpental dari mobil, sedangkan Pytor jatuh berguling sendirian. Pening dirasakan oleh Anatasia, tapi ia mencoba langsung bangkit.Zagoskin dan Nestikov tampak baik-baik saja, mereka berdua telah bangkit dan menghadapi monster-monster babau yang berdatangan. Sedangkan Pavel Prikodov, Grigory Lesky, dan Zhelesky mulai bangkit. Mereka
#131 Lebih Cepat!Hati Anatasia tertusuk oleh kesedihan yang cukup dalam. Lagi-lagi ia kehilangan seorang rekannya dan bahkan seorang anggota keluarga Prikodov-nya. Ia segera bangkit karena sadar tak bisa terus bersedih, ia menoleh ke arah barisan pasukan undead yang berbaris rapi. Undead itu tak lagi memegang dua tombaknya. Salah satu tombaknya hilang dan pastinya tombak yang menancap pada tubuh Nezhnov Prikodov.Sosok Komandan March kembali terbayang dalam undead itu. Anatasia kembali mengamati dengan serius undead berkuda itu. Ia tak mengenali wajahnya yang telah membusuk tapi dari paras tegapnya saat berkuda sangat mirip dengan Komandan March.‘Tidak mungkin itu Komandan March.’ Undead itu kembali mengangkat tangannya yang memegang tombak. Gerak pasukan undead di belakangnya tiba-tiba berubah, pasukkan undead bertombak mengarahkan tombaknya ke depan, beberapa undead yang lain menarik pedangnya. Ketika undead itu menurunkan tombaknya, ia seperti m
Zagoskin tampak sedang bergulat dengan salah satu monster yang menyerupai ular, Nestikov masih mencabik-cabik undead di baris depan. Zehelesky juga masih menghajar monster-monster yang muncul dengan belatinya. Pavel Prikodov dan Grigory Lesky pun masih menghunuskan tombak dan pedang untuk membunuh para undead. Sedangkan Anatasia, tangannya masih terus menarik tali busur dan menciptakan anak panah, akan tetapi pikirannya tak bisa fokus.‘Di mana Pytor dan Nezhnov Prikodov?’ Anatasia tidak melihat keberadaan mereka berdua.Dua puluh menit pertarungan berlalu, gerombolan monster undead pun tak terlihat berkurang sedikit pun. Puluhan hingga ratusan bangkai monster mulai bertumpuk, tapi gerombolan monster yang muncul dari arah barat tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Jika gerombolan monster itu menerjang seperti ombak laut, maka artinya para hunter hanya menciduk airnya dan membuangnya ke pasir pantai. Mereka membunuh para undead seperti membasahi pasir
Ivon Zhelesky yang merupakan seorang hunter tanker di tim itu, bersiaga di paling depan dengan perisai besarnya. Di balik tubuh besar Zhelesky, Ivan Nestikov berlari dengan tangan kosong dan menghadang ogre besar itu. Tongkat pemukul ogre itu diayunkan namun Nestikov dengan mudah menghindar.Tangan kosong Nestikov berubah sedikit membesar, lengannya menjadi berbulu putih, dan jemarinya menjadi cakar yang cukup panjang. Ia merupakan hunter dengan class beastmaster jadi wajar sebagian tubuhnya berubah menjadi monster. Ia pun langsung menyerang balik ogre itu. Tak butuh waktu yang lama, cakar-cakar Nestikov mengoyak tubuh ogre itu hingga membunuhnya.Beberapa orang bersorak penuh bangga ketika melihat pertarungan singkat itu. Rasa cemas dan khawatir mereka hilang untuk sesaat. Truk-truk militer pun mulai bergerak pergi meninggalkan warga-warga yang masih terkagum-kagum.“Pergi! Tinggalkan kami! Tempat ini berbahaya!” teriak Anatasia pada kerumunan itu,