Jillian membaca headline berita di ponselnya, ini bukan pertama kalinya langkahnya diberitakan dengan beragam judul dibuat-buat atau dibesar-besarkan.
[Hunter Jillian, Hunter Terkuat Kelahiran Surabaya Pulang Kampung ke Negaranya....]
[Jillian, Sosok Hunter Terkuat Yang Mengharumkan Nama Indonesia...]
[10 Hunter Tertampan dan Terkuat dari Indonesia....] dengan thumbnail dirinya.
[Arian Katsuko, Sosok Wanita Cantik Yang Menjadi Istri Hunter Terkuat di....]
-papakuat: Jillian terkuat, jillian dari indonesia, indonesia = negara terkuat
-lordhunter: LOLLL jililan sudah menjadi warga negara jepang. Jepang = negara terkuat @papahunter
-mantankuhilangdigates: USA has Novic, Rusia has Prikodov, Japan has Jillian, Indo has GATESSSSSSSSSSS
-elfkoplo009: cakep cuy istrinya T_T
-temperebusdong111: buat apa bangga, dah bukan orang indo
-elfkoplo009: iri bilang noob @temperebusdong111
-temperebusdong111: yang iri itu 20jt orang + 2000 hunter yang gak selamat hahaha, maaf terlalu gelap jokesnya. Lagian kemana lu baru nonggol saja elf @elfkoplo009
-anisa200: semangat hunter kuu
-milasari: tampan banget *o* *o* *o*
Beragam komentar muncul baik mendukung ataupun menyinggungnya bahkan beberapa orang mengecap dirinya sebagai penghianat karena telah berpindah kewarganegaraan. Masalah tersebut membuat sebagian orang lupa terhadap perjuangan Jillian selama ini. Tetapi ia tidak peduli, monster dalam gates lebih penting dibereskan dari pada menanggapi komentar-komentar negatif itu.
Lalu lintas kota yang seharusnya macet kini sangat lengang karena polisi mengawal mobilnya dan memastikan seorang Ketua WH Organization tidak terhambat oleh arus kendaraan. Mobil berhenti tepat di mana para wartawan menanti, puluhan lensa kamera berfokus ke arah yang sama dan flash kamera mulai menembakkan cahaya ke arah Jillian.
Tenang, mereka tidak lebih buruk dari monster di gates. Jillian langsung masuk aula konferensi tanpa memedulikan keramaian tersebut. Aula telah penuh oleh puluhan hunter perwakilan guild dari berbagai negara. Baris terdepan dipenuhi oleh para dewan WH Organization dari perwakilan pemerintah masing-masing negara. Mereka merupakan presiden, perdana menteri, menteri luar negeri, menteri pertahanan, atau sesuai dengan lembaga yang memegang kekuasaan hunter di negaranya.
Yang unik pada tahun ini adalah hadirnya ras dari dunia lain. Tiga perwakilan elf dari Anora, lima perwakilan dwarf dari Frat, dan empat perwakilan The Horn dari Zalen. Jillian duduk di antara tiga ras tersebut, bisa ditebak bahwa ia mewakili atau melambangkan perwakilan dari Manusia. William mempersilahkan Jillian duduk dengan senyum mengejek, dia tahu bahwa bosnya sangat benci didekatkan oleh para elf.
Akanku pecat orang yang menaruhku di sini, batin Jillian
Acara dibuka dengan berbagai tarian tradisional meriah, kemudian dua orang pembawa cara secara resmi membuka acara. Joeseph Enma penanggung jawab konferensi menyampaikan sambutan. Kini Jillian tahu siapa yang harus dipecat. Sambutan dilanjutkan oleh presiden Indonesia sebagai tuan rumah, perwakilan negara-negara dan Jillian sebagai Ketua WH Organizaton. Acara utama merupakan penyampaian pidato dari masing-masing ras.
Perwakilan elf mengenakan setelan jas yang menyesuaikan penampilan manusia, sekilas mereka sangat mirip manusia. Tinggi tubuh dan wajah mereka tidak jauh berbeda, tetapi telinga runcing dan rambut panjangnya mencirikan ras mereka. Perwakilan elf tersebut mampu berbahasa Inggris dengan sempurna. Ia menyampaikan bahwa mereka akan mulai membagikan pengetahuan untuk mengalahkan gates yang mulai banyak bermunculan di Bumi. Mereka menerima pertukaran pembelajaran budaya dan kerja sama untuk melatih hunter.
Kemudian perwakilan dwarf menyampaikan bahwa mereka akan bekerja sama dalam bidang teknologi dan persenjataan untuk memperkuat para hunter, elf dan The Horn. Tubuh mereka gemuk setinggi satu meter, jenggot menjalar tumbuh seperti akar dan ciri khas mereka dengan rambut berantakan. Sedangkan The Horn, menyampaikan kerja sama untuk perdagangan dan berterima kasih telah mau bekerja sama untuk memperkuat mereka.
The Horn berpakaian seperti suku kuno dengan aksesori aneh dan tubuh mereka beberapa senti lebih tinggi dan lebar dari manusia. Di kepala mereka terdapat beberapa tanduk yang ukuran dan jumlahnya mempresentasikan kekuatan mereka. Jillian kembali ke podium, dia mewakili para hunter mengucapkan terima kasih dan berjanji akan berjuang lebih baik dalam menutup gates yang muncul. Kemudian ke empat ras secara simbolis, menggabungkan tangan mereka dan berfoto bersama.
***
Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan dengan upacara peringatan di depan gedung kantor hunter Indonesia. elf, dwarf, dan The Horn tidak diharuskan untuk datang, tetapi para hunter datang untuk memperingati tragedi gate di Australia 10 tahun lalu. Saat itu Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak besar, garis pertahanan mulai disiapkan sepanjang batas negara Indonesia dan menjadi transit dari korban-korban yang berhasil selamat ataupun jasad hunter yang tewas. Jillian memilih langsung pulang, ada alasan mengapa dia tidak ingin menghadiri acara tersebut.
“Jadi Bos tidak akan datang ke Monumen Hunter?” tanya William saat mendamping bosnya berjalan menuju tempat parkir mobil.
“Tidak. Aku tidak melarangmu datang. Aku lelah... Aku akan langsung ke hotel.” Tetapi William sangat mengenal Jillian, dia tidak lelah dan tidak akan pernah mengatakan lelah. Kata-kata tersebut hanya digunakan untuk menyembunyikan hal yang tidak ingin dia bicarakan.
“Terima kasih, Bos,” William membukakan pintu.
Mobil Jillian melaju. Cerita kemacetan lalu lintas Jakarta benar terwujud. Lampu merah menghentikan antrean mobil sangat lama. Tiba-tiba sesosok pria bertudung jaket lewat di depan mobil mereka, ia menoleh ke arah Jillian.
Bang**t.
“Kamu cukup mengantarku di sini. Aku ada urusan dan akan pulang ke hotel sendiri,” ucap Jillian pada sopir.“Ba... baik,” sopir yang ditugaskan kaget tetapi tidak berani menolak perintah seorang pejabat tinggi.Laki-laki bertudung jaket itu tersenyum menanti Jillian keluar.“Mengapa kau di sini?” tanya Jillian dengan perasaan tidak suka.“Bisakah kita berbicara berdua?”“Ikuti aku.” Jillian memandu Elma berjalan menuju hotel yang sudah tidak jauh.Saat di dalam lift, Elma berkata, “Aku kemari tidak untuk bertemu dengan dia tapi bertemu dengan kamu. Perkembanganmu sangat mengkhawatirkan para tetua, kamu semakin kuat Jillian dan apa penyebabnya?”Jillian mengerutkan alis, ia tak paham maksud Elma.“Balkanji, mereka seharusnya tidak dibunuh oleh kita. Legenda mengatakan mereka berasal dari sisa Dark One dan seharusnya ditangkap hidup-hidup untuk di
“Ikan?”Dalam gendongan ibunya, Mulan yang belum genap berumur 12 bulan meronta-meronta ke arah air mancur di lobi hotel. Putri kecilnya itu sangat menyukai ikan yang berwarna-warni. Arina duduk di tepi kolam menanti suaminya yang sedang berbicara dengan seorang pegawai kantor WH Organization. Suaminya terlihat berbicara serius atau mungkin itu memang kebiasaannya. Arina diminta menunggu di mobil tetapi putri kecilnya mengisyaratkan untuk pergi ke air mancur yang berisi ikan.“Ayo kita hitung ikannya. Satu... dua... tiga... empat... lima... Lihat itu, ikannya berwarna merah. Cantik bukan?”“Sudah selesai menghitung ikannya?” tiba-tiba Jillian sudah berada di belakangnya.“Kamu sudah selesai berbicara dengan orang tadi?”Jillian mengangguk, “Ada berapa ikannya?” Jillian berusaha mengajak bicara Mulan. Tetapi intonasi datar dan dingin sangat sulit Jillian rubah.“Ada lima,
Milati, Ibu Jillian terlihat lebih berkeriput dibandingkan terakhir saat mereka bertemu. Hampir dua tahun atau sejak pernikahan, Jillian tidak pernah mengunjungi ibunya. Terkadang dia merasa rindu tetapi masalah gates selalu menimbun di pikirannya. Tetapi saat ini ia ingin cuti beberapa minggu untuk keluarga, ibunya, Arina dan putri kecilnya.“Ibu sedang apa?” ucap Jillian saat Milati datang membawa teh hangat dan beberapa kue.“Ada pesanan dari Bu Lina, lima puluh kue lumpur untuk arisan. Jadi Aditya itu pergi menjemput kalian? Mengapa tidak bilang pada Ibu?”Jillian hanya tersenyum.“Adit, mengapa kamu tidak bilang menjemput Jillian? Ibu kan bisa siapkan makanan buat mereka.”“Itu minta Jillian biar tetangga tidak ada yang tahu. Kalau tetangga tahu mungkin di sini sudah ada wali kota. Hahaha...” canda Aditya membuat tawa di ruangan.“Apa istrimu tahu?”“Ya, tetapi dia
“Bagaimana kabarmu, Nira? Lama kita tidak bertemu,” sapa Jillian.“Sangat lama.” Mata Nira berkaca-kaca.“Dia istriku, Arina Katsuko. Masih belajar bahasa Indonesia.”Pertemuan terakhir Jillian dengan Nira adalah 10 tahun yang lalu, hari di mana dia pergi bersama ayahnya menuju Australia. Kini perasaan malu, bersalah dan cinta bercampur menjadi kekacauan. Ia mengira Nira akan ada di Jakarta untuk memenuhi undangan para korban keluarga hunter. Dugaannya salah dan Jillian harus menghadapi hal yang tidak pernah ia ingin jumpai.Nira berlari untuk memeluk teman masa kecil dengan penuh rindu.“Kenapa baru pulang?” tangis haru Nira.“Banyak gates yang harus aku urus. Aku sendiri tidak mengira akan bisa pulang.” Itu jawaban yang sudah Jillian siapkan bertahun-tahun. Jillian membalas pelukan Nira dengan satu tangan karena tangan yang lain memegang sepiring buah kersen. Jantungnya berdegup l
Kabar tentang kemunculan puluhan gates tingkat A dan S yang muncul mendadak di benua Australia menggemparkan seluruh dunia. Dalam beberapa hari gelombang monster telah memorak-porandakan setiap kota di sana. Dengan sigap Samuel Manrov, pemimpin WH Organization kala itu menyampaikan dalam konferensi pres meminta bantuan seluruh hunter di dunia untuk menutup gates di sana. Bahkan Samuel Manrov tidak segan-segan menyebutnya sebagai perang, perang antara umat manusia dan monster.Surabaya kala itu menjadi salah satu kota tempat transit sebelum para hunter menuju Australia. Setelah menemui ibu dan kakaknya, Jillian langsung kembali ke bandara untuk persiapan keberangkatannya dalam beberapa jam. Sekembalinya di sana, ia berpapasan dengan teman satu SMP-nya, Nira.Jantung Jillian berdegup kencang kala itu, Nira selalu saja menjadi gadis manis yang dia cintai. Alasan dia ingin menjadi kuat, alasan dia ingin menjadi hunter, dan alasan dia harus berperang di Austarlia. Jik
“Jadi bagaimana rencana selanjutnya?”Mereka berdua mengambil makanan kaleng di rumah itu sebagai bekal, mengisi botol air mereka hingga penuh, dan memasukkan beberapa material mana yang didapat ke dalam tas. Perlengkapan armor atau baju hunter yang di rancang untuk mengurangi dampak dari serangan telah rusak, banyak retakan dan beberapa sisi telah hancur. Jadi Jillian dan Paman Nakti melepaskan armor mereka, meski dampak serangan bisa jadi fatal tetapi setidaknya mereka dapat bergerak lebih cepat dan gesit. Rencana mereka sederhana yaitu bertahan hidup untuk bertarung hari esok, mereka harus kembali setidaknya dapat berkumpul dengan sisa hunter lain untuk membentuk kekuatan lagi.Mereka di pinggir kota Tilpa kala itu, tak lagi mampu bergerak menuju kota Wilcannia di mana seharusnya tim Jillian dan guild Bumisakti menutup gates tingkat S di sana. Jadi mereka akan bergerak ke arah utara, menuju Port Douglas, sekitar sebelah utara Queensland di mana salah sat
Pukul 2 pagi Jillian terbangun dari tidurnya. Suatu perasaan yang susah dijelaskan muncul, gates tingkat tinggi mungkin akan muncul. Ia berjalan ke jendela memandang langit malam yang tertutup awan tetapi dengan jelas ada setitik bintang yang bersinar.Jika itu cuma para elf akan kubunuh mereka, ucap Jillian dalam hati. Kemudian ponsel Jillian berdering dengan layar berubah menjadi nama William.Sialan. Jillian tahu mengapa sekretarisnya menelepon selarut ini.[Bos, ada gates tingkat S yang muncul di Indonesia.]“Dimana?”[Pulau Bali... Kota Denpasar... Sekitar pantai.]“Carikan aku tiket pesawat,” Jillian menutup telepon. Tidak banyak gates tingkat S yang bisa ditangani oleh setiap negara. Bahkan Indonesia, gate tingkat ini biasanya di tangani oleh Jillian dan timnya. Tetapi jika pemerintah Indonesia bersikap egois untuk mendapatkan material mana, WH Organization hanya bisa menunggu hingga para hunter berjatuhan.
Jillian mematikan ponsel. Ia kecewa pada sikap pemerintah Indonesia yang tidak segera menyelesaikan keputusan guild untuk menangani gate di depannya. Di bandingkan dengan Inggris dan Jepang, kurang dari satu jam setelah gates muncul mereka sudah siap dengan para hunternya.“Jillian. Kamu sepertinya tidak sabar untuk masuk,” seorang menyapanya dengan aksen bahasa Inggris yang berbeda.“Prikodov. Sedang apa kau disini?” Jillian berbalik.“Berlibur seperti kamu. Sepertinya liburanmu akan mengasyikkan karena ada gate tingkat S yang muncul. Apa adikku akan datang juga?”“Anatasia Prikodov? Tidak. Aku tidak memanggil squad utama.”“Sungguh sayang, Harusnya kamu lebih banyak memasukkannya ke makam. Satu hunter Rusia lagi mati di negara lain maka akan aku pastikan Rusia keluar dari organisasi sucimu.” Perkataan Prikodov yang lembut perlahan-lahan semakin tajam. Jillian tahu bahwa pemerintah Rusia