Share

Malam Penuh Gelora Bersama Bosku
Malam Penuh Gelora Bersama Bosku
Author: Dania Zahra

Bab 1

Author: Dania Zahra
Sebagai seorang sekretaris, bagaimana caranya menggoda atasan yang merupakan seorang presdir? Langsung tidur dengannya. Itulah yang dilakukan oleh Livy Pratama.

Saat ini, keningnya dibasahi keringat, rambut hitam panjangnya terurai di bahu, dan telapak tangannya menempel di dinding .... Tubuhnya bergetar dan kedua kakinya terasa sangat lemas hingga tak bisa berdiri tegak.

Dia hampir terjatuh, tetapi Preston Sandiaga buru-buru menangkapnya dan melemparkannya ke atas ranjang. Livy merasakan ranjang itu tenggelam dan tak lama kemudian, dia harus menghadapi babak baru yang penuh gairah.

Livy tidak menyangka semuanya akan berjalan begitu lancar malam ini.

Mereka sedang dalam perjalanan bisnis saat ini dan keduanya menginap di hotel yang sama. Livy merasa agak mabuk setelah jamuan makan malam tadi, sehingga dia memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Preston.

Preston membuka pintu kamar dan melihatnya. Livy bahkan belum sempat memulai pertunjukan yang telah dipersiapkannya. Namun, dia telah ditarik masuk ke kamar itu dan lalu ....

Livy tak bisa lagi mengingat kejadian selanjutnya. Kesadarannya mulai menghilang perlahan-lahan.

....

Keesokan paginya saat Livy terbangun, dia terkejut melihat pria di sampingnya yang sedang telanjang.

'Livy, besar sekali nyalimu! Apa kamu nggak mau pekerjaan ini lagi?' batinnya dalam hati.

Tidak, tentu saja dia masih menginginkannya. Gaji sebagai sekretaris di Grup Sandiaga sangat tinggi dan dia sangat membutuhkan uang. Oleh karena itu, dia tidak boleh sampai dipecat!

Kelihatannya, Preston telah diberi obat oleh seseorang semalam. Jika tidak, dia tidak mungkin memperlakukan Livy dengan segila itu. Mungkin saat Preston bangun nanti, dia tidak akan mengingat apa pun.

Livy menyesali keputusannya untuk menggoda Preston tadi malam. Dia segera bangkit perlahan-lahan, lalu memungut pakaian yang berserakan di lantai dan buru-buru melarikan diri dari kamar itu.

Saat pintu kamar tertutup, pria itu membuka matanya perlahan-lahan. Matanya yang kelam memancarkan tatapan yang tajam.

....

Livy kembali ke kamarnya sendiri, lalu segera mandi untuk menenangkan diri.

Dalam hati, Livy mengutuk dirinya benar-benar sudah gila! Hanya karena ingin membalas dendam pada mantan pacarnya, Livy nekat menggoda Preston. Ini benar-benar tindakan yang berisiko tinggi.

Kebetulan sekali tak lama setelah itu, mantan pacarnya, Stanley Taslim, tiba-tiba meneleponnya, "Livy, kamu harus datang ke pernikahanku dan Chloe ya!"

Livy merasa mual mendengarnya. Selama pacaran dengannya, ternyata Stanley berselingkuh dengan putri Keluarga Dewanto yang bernama Chloe Dewanto. Bahkan, Stanley baru memberitahunya hal ini setelah tanggal pernikahan mereka ditetapkan.

Dan sekarang, dengan tanpa malu, dia memintanya datang sebagai “teman baik”!

Livy telah diselingkuhi selama ini, tetapi tidak pernah menyadarinya!

Lalu, siapa itu Chloe? Chloe adalah keponakan dari pihak ibu Preston, yang berarti, Preston adalah paman Chloe. Kali ini, Stanley benar-benar berhasil menaikkan statusnya!

Livy menahan rasa jijiknya saat berkata, "Stanley, kudoakan kamu bahagia. Tapi, kalau kamu mau aku menghadiri pesta pernikahanmu dan bahkan memberimu hadiah? Jangan mimpi!"

"Teman-teman kita semua tahu bahwa kita ini teman masa kecil. Kalau kamu nggak datang, pasti bakal digosipin banyak orang. Aku nggak mau Chloe disalahpahami sama orang." Stanley terus mengoceh tanpa henti.

Kedua mata Livy berkaca-kaca. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung menutup telepon itu.

Pantas saja Stanley tidak mau mengumumkan hubungan mereka waktu itu. Dia bilang akan mengundang semua orang saat pernikahan untuk memberikan kejutan. Ternyata, semua itu sudah direncanakan sejak awal supaya dia bisa selingkuh tanpa ketahuan.

Tok tok tok!

Terdengar suara ketukan pintu. Ternyata rekan kerjanya datang mencarinya. "Bu Livy, kulihat kamu nggak balas pesan grup dan nggak angkat telepon, jadi aku datang untuk ngabarin kalau kita harus berangkat setengah jam lagi. Pak Preston bilang nggak mau nunggu orang, aku turun duluan ya."

"Oke, terima kasih. Aku nyusul sebentar lagi!" jawab Livy sambil buru-buru mengemasi barang-barangnya. Syukurlah ini hanya perjalanan bisnis singkat selama tiga hari dua malam, jadi dia tidak perlu membawa terlalu banyak barang. Tak lama kemudian, Livy turun dengan koper di tangan dan berjalan menuju ke bus.

Perjalanan bisnis kali ini melibatkan tim kecil yang terpilih melalui undian untuk mengikuti Preston ke resor baru yang sedang dikembangkan, sekaligus memberikan saran tentang pengalaman mereka di sana.

Livy bergegas mencari bus, lalu segera naik setelah menempatkan kopernya dalam bagasi. Namun, pandangan pertamanya langsung tertuju pada pria yang duduk di barisan depan. Dunia seolah-olah terasa berputar dan dia hampir saja terjatuh karena kaget.

Kenapa Preston bisa duduk di bus ini?

Saat itu, sebuah tangan yang besar langsung meraih pergelangan tangan Livy dan menahannya agar tetap berdiri tegak.

Livy bertemu pandangan dengan pria itu. Tatapannya sangat dalam dan serius, tanpa menyiratkan emosi apa pun.

Jantung Livy berdegup kencang. Dalam hatinya terus bertanya-tanya, apakah Preston masih ingat dengan kejadian semalam?

"Cepat duduk, bus sudah mau berangkat!" ujar sopir bus padanya.

Livy langsung tersadar, lalu melihat ke sekelilingnya. Yang lebih canggung lagi adalah, semua tempat duduk di barisan belakang sudah penuh. Satu-satunya kursi kosong adalah di sebelah Preston. Seketika, napas Livy terasa tercekat.

"Bu Livy, jangan buang-buang waktu." Terdengar suara yang rendah dan penuh karisma itu memberikan perintah. Pemilik suara inilah yang terus mendesah di samping telinga Livy semalam, sehingga membuatnya tidak bisa menahan gairah.

Livy duduk dengan kaku, tidak berani menoleh sedikit pun ke arah pria itu.

Sepanjang perjalanan, suasana di dalam bus sangat hening. Mungkin karena Preston juga berada di sini. Tidak sama seperti waktu mereka berangkat, suasana bus dipenuhi dengan canda dan tawa. Bahkan, ada yang menyanyikan lagu dan mengobrol dengan seru.

Livy merasa sangat tidak nyaman. Seluruh tubuhnya terasa pegal. Mungkin karena semalam terlalu intens. Apalagi, kejadian semalam adalah pengalaman pertamanya, sehingga sangat menguras tenaga.

Namun, dia tidak berani duduk sembarangan. Mengingat bosnya yang duduk di sebelahnya, Livy hanya bisa mempertahankan posisi duduk yang kaku dan tegak lurus.

Perjalanan memakan waktu sekitar tiga sampai empat jam. Bus berhenti di depan gedung Grup Sandiaga, membawa semua orang kembali bersama-sama.

Ketika Livy berdiri untuk turun dari bus, tubuhnya tiba-tiba terjatuh kembali ke kursinya. Dia merasa seluruh badannya seakan-akan remuk. Bahkan kakinya pun tak mampu lagi menopang tubuhnya. Secara refleks, dia langsung menoleh dan bertatapan dengan sepasang mata yang sedang mengamati dirinya.

Livy merasa gugup. Dia segera mengalihkan pandangan dan turun dari bus dengan tergesa-gesa.

Preston adalah orang terakhir yang turun dari bus. Sebelum dia turun, tidak ada satu pun orang yang berani meninggalkan tempat itu. Mereka semua menunggu perintah selanjutnya dari Preston.

"Kalian semua sudah kerja keras selama tiga hari terakhir. Hari ini, kalian bisa pulang dan beristirahat setengah hari. Besok kembali bekerja seperti biasa," kata Preston.

Setelah mendengar instruksi itu, barulah semua orang mulai beranjak pergi. Livy juga bersiap-siap untuk pulang. Namun, saat baru saja dia berbalik, Livy mendengar suara pria itu memanggilnya, "Livy, tunggu sebentar."

Seketika, bulu kuduk Livy langsung meremang. Apakah Preston tahu bahwa orang yang menidurinya semalam adalah dirinya? Apakah dia akan dimarahi atau bahkan dipecat?

Livy merasa Preston adalah tipe orang yang bisa melakukan hal seperti itu. Dia menyesali keputusannya mengetuk pintu kamar Preston semalam. Namun, Livy tidak punya pilihan selain memberanikan diri untuk berjalan ke arahnya dengan cemas.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak Preston?" tanyanya dengan suara rendah dan hati-hati.

"Tolong bawa koperku pulang. Ini kartu aksesnya. Nanti telepon aku untuk meminta kode pintu setelah kamu sampai," katanya sambil menyerahkan koper miliknya. "Harmony Residence, Tower 8, Unit 1808."

Livy langsung mengambil koper itu dan menjawab, "Baik, Pak Preston."

Dalam hati, Livy menghela napas lega. Nyaris saja! Kelihatannya Preston tidak ingat dengan kejadian semalam. Dia hanya sekadar meminta Livy untuk mengantarkan kopernya.

Preston tampaknya dalam keadaan tidak sadar semalam. Kamarnya juga sangat gelap, kemungkinan besar dia tidak mengenali Livy. Setelah menenteng koper milik Preston dan dirinya, Livy memesan taksi menuju rumah Preston. Ketika sampai di depan pintu, dia menelepon Preston untuk meminta kode.

Preston memberitahukan kode tersebut dengan tenang, lalu menambahkan, "Nanti malam tinggal di sana."

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 2

    Mendengar perkataan itu, tangan Livy langsung gemetaran. Ponselnya tergelincir dari tangannya dan terjatuh ke lantai. Livy bahkan sempat curiga pendengarannya bermasalah.Sambil memegang dadanya, Livy buru-buru memungut kembali ponselnya dan bertanya dengan terbata-bata, "Pak Preston, apa ... ada masalah?""Kamu tahu sendiri." Setelah melontarkan ucapan tersebut, Preston langsung menutup teleponnya. Wajah Livy memucat seketika.Ini benar-benar gawat! Preston pasti mau buat perhitungan dengannya!Setelah Livy meletakkan koper Preston di dalam apartemennya, dia segera pulang ke rumah dan mulai mengirimkan lamaran pekerjaan. Karena terlalu lelah, Livy tertidur di atas meja begitu selesai mengirimkan beberapa lamaran. Tiba-tiba, dering telepon membangunkannya.Melihat nama Preston di layar, Livy langsung terkejut dan rasa kantuknya hilang seketika. Dia segera mengangkat telepon itu. "Pak ... Pak Preston.""Di mana kamu?" Pertanyaan yang sederhana itu membuat bulu kuduknya berdiri.Livy mel

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 3

    Stanley bahkan mengira Livy sedang bercanda dengannya. Hingga saat dia melihat bekas berwarna merah di leher Livy, emosi Stanley langsung memuncak. "Pria mana itu? Livy, kamu mengkhianatiku!""Maling teriak maling nih? Stanley, kamu boleh menikahi wanita lain, tapi aku nggak boleh nikah duluan?" ucap Livy sambil mendengus dingin. Saat ini, Livy masih tidak ingin memberi tahu Stanley tentang Preston.Setelah Stanley menikahi Chloe nanti, Livy akan jadi bibinya. Livy sangat penasaran, bagaimana reaksi Stanley nantinya setelah mengetahui hal ini?"Nggak mungkin! Kamu nikah sama siapa? Siapa yang mau nikahin kamu? Kenapa aku nggak tahu sama sekali?" teriak Stanley dengan marah.Livy benar-benar heran mengapa dulu dia begitu mencintai Stanley. Apa pun yang Stanley katakan, dia percayai sepenuhnya. Namun pada akhirnya, dia hanya dipermainkan.Tiga bulan lalu saat mendengar berita pernikahan Stanley, Livy kehilangan berat badan hingga 10 kilogram dalam waktu 10 hari. Tubuhnya sangat lemah, se

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 4

    Wajah Livy memerah seketika. Dia berusaha untuk meronta sambil melirik ke arah pintu dengan panik karena takut ada yang tiba-tiba masuk."Kenapa cari aku?"Preston berusaha menenangkan diri dan bersikap lebih sopan. Namun, dia sendiri juga tidak mengerti mengapa bisa tergoda ketika melihat Livy. Seolah-olah kehilangan akal sehat, Preston yang seperti ini benar-benar berbeda dengan dirinya yang biasa.Livy berdiri tegak dan merapikan pakaiannya. "Aku ... akan dipecat. Seharusnya, itu bukan perintah darimu, 'kan?" tanya Livy dengan hati-hati.Bagaimanapun, mereka baru saja menikah pagi ini. Alasan mereka mendaftarkan pernikahan ini adalah karena Livy adalah karyawan perusahaan ini. Dengan demikian, Preston bisa lebih mudah mencari Livy dan memintanya untuk berakting kapan saja jika diperlukan.Itulah alasannya, Livy yakin bahwa pemecatannya ini tidak ada kaitannya dengan Preston. Lagi pula, Preston tidak pernah menyebutkan bahwa dia harus tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga."Apa y

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 5

    Menghadapi permintaan maaf yang mendadak dari Annie, Livy merasa kebingungan. Secara refleks, dia menatap ke arah Preston yang duduk di belakang meja, berharap bisa mendapatkan penjelasan dari ekspresinya.Ketika Preston melihat tatapan Livy yang bingung dan penuh kepolosan itu, tenggorokannya terasa kering sejenak. Dia langsung teringat bagaimana sorot mata itu menatapnya dengan malu-malu semalam.Setelah berusaha mengendalikan diri, Preston mengendurkan dasinya dan berkata, "Karena ini cuma salah paham, aku akan minta departemen HR untuk batalin pengajuan pemecatan.""Annie, kamu sudah berada di jajaran manajemen. Sebagai pemimpin, aku berharap kamu nggak melakukan kesalahan kecil seperti ini lagi. Jadilah teladan bagi bawahanmu."Meskipun Preston mengucapkan tiga kata "kesalahan kecil" dengan nada santai, Annie bisa merasakan teguran di balik ucapannya. Kekesalan yang mendalam terpancar dari matanya, tetapi dia tetap mengangguk sambil menjawab, "Akan saya ingat itu, Pak Preston."Me

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 6

    Livy tertegun seketika. Hanya karena masalah sekecil ini, Preston turun tangan langsung untuk memeriksanya sendiri? Pria ini benar-benar tegas! Kalau sampai Preston tahu bahwa kejadian di resor itu bukan sebuah kecelakaan, melainkan Livy yang memang sengaja menggodanya ....Livy bergidik ngeri, tidak berani membayangkan kemungkinan yang akan terjadi."Ini untukmu." Suara Preston yang berat tiba-tiba menarik Livy kembali ke kenyataan. Dia melihat sebuah kartu bank disodorkan di depannya. Livy berkedip beberapa kali dengan kaget."Di dalamnya ada 20 miliar, pakai saja sesukamu," ucap Preston.Mata Livy melebar seketika.Preston memang pernah menyebutkan akan memberikan uang saku dan bayaran untuk perannya dalam "drama" pernikahan mereka. Namun, hal itu dibicarakan ketika mereka sedang berada di ranjang. Saat itu, Livy dalam keadaan setengah sadar sehingga dia lupa menegosiasikan jumlahnya.Dia awalnya berpikir Preston hanya akan memberikan jumlah yang sebanding dengan gajinya di Grup San

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 7

    Annie sebenarnya datang dengan alasan mengantarkan dokumen, tapi tujuan utamanya adalah untuk meminta maaf lagi kepada Preston. Kesalahan kecil yang dia buat itu terlalu merusak citranya dan dia tidak ingin Preston menganggapnya sebagai orang yang ceroboh.Meskipun kesalahan itu memang sengaja dibuat untuk menjebak Livy, Annie terpaksa mengakui bahwa kejadian itu adalah ketidaksengajaan di hadapan Preston. Hanya saja, Annie tidak menyangka bahwa Livy berada di ruangan Preston selama itu."Kamu ngobrol apaan sama Pak Preston di dalam? Kenapa bisa selama itu?" Annie menatap Livy dengan tajam. Wajahnya tampak kesal dan hatinya merasa tidak nyaman.Saat teringat dengan Livy yang menggagalkan rencananya di resor malam itu, emosi Annie langsung memuncak. Orang yang seharusnya bersama Preston malam itu adalah dirinya, bukan Livy. Annie telah berusaha keras untuk melancarkan rencananya. Dia bahkan berhasil mencampurkan sesuatu ke dalam minuman Preston.Tepat pada saat Preston mulai bereaksi, A

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 8

    Livy mengucapkan terima kasih kepada petugas resepsionis dan langsung menuju kamar tempat neneknya sambil membawa buah-buahan dan hadiah di tangannya.Saat membuka pintu, Livy melihat neneknya yang tampak lesu di atas ranjang. Hidung Livy terasa kecut seketika dan air mata menggenang di pelupuk matanya."Nenek!" serunya sambil bergegas mendekat. Livy mencoba menahan emosinya sambil tersenyum manis dan berkata manja, "Aku kangen sekali sama Nenek.""Livy! Anak bodoh, Nenek juga kangen kamu," kata Winda seraya memegang wajah Livy dengan penuh kasih. "Dinasmu capek nggak? Kamu jadi kurusan."Livy tertawa dan menggelengkan kepala, "Sama sekali nggak capek.""Nenek, aku kerja di Grup Sandiaga. Gajinya tinggi, tunjangan dan fasilitasnya juga bagus. Lihat, aku bawa oleh-oleh ini buat Nenek. Ini semua hasil dari perjalanan dinasku, produk lokal yang diberikan gratis di resor baru perusahaan."Livy tidak berbohong. Memang benar bahwa semua barang itu adalah oleh-oleh dari resor yang dibagikan k

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 9

    Raut wajah Preston jadi lebih rileks dan suaranya juga jadi lebih lembut saat bertanya, "Perlu suruh Bendy untuk jemput kamu nggak?"Livy merasa terkejut dengan perhatian Preston. Dia jadi lupa dengan masalah Stanley dan buru-buru memanggil sebuah taksi. "Nggak usah, aku bisa pulang sendiri, kok." Setelah memeriksa waktu sejenak, dia kembali menimpali, "Jalanan agak macet, mungkin masih butuh sekitar satu jam."Khawatir bahwa Preston mungkin akan membutuhkan bantuannya, Livy terus mendesak sopir taksi untuk mempercepat laju kendaraan sepanjang perjalanan. Akhirnya, dia tiba di Harmony Residence sesuai waktu yang diperkirakan.Lampu di ruang tamu sedang menyala dan tercium aroma kopi yang khas memenuhi udara. Pencahayaan dan aroma ini membawa nuansa yang hangat dalam apartemen yang didekorasi dengan indah tersebut.Livy melangkah masuk dengan hati-hati dan menemukan Preston sedang berdiri di dekat bar dapur. Berbeda dengan penampilannya di kantor, saat ini Preston sedang mengenakan paka

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 250

    Sebelumnya Erick, sekarang Nicky. Jika hanya satu pria, Preston masih bisa memahaminya. Namun, sekarang ada begitu banyak pria yang bermunculan di sekitar Livy. Tidak mungkin jika mengatakan tidak ada masalah pada wanita ini.Namun, ucapan Preston bagaikan pisau tajam yang menikam hati Livy. Bibirnya sampai memucat. Lipstik sekalipun tidak bisa menutupi kepucatannya itu."Jadi, kamu rasa ini salahku? Kamu rasa aku yang nggak menjaga diri?""Aku cuma memperingatkanmu. Selama kontrak kita belum berakhir, sebaiknya jangan melakukan hal-hal yang melanggar moral. Mengenai Nicky ... dia cuma pengacara biasa. Kalau kamu masih diam-diam bertemu dengannya, aku bisa membuatnya kehilangan pekerjaan."Nada bicara dan ekspresi Preston sama dinginnya. Ini adalah ancaman yang terang-terangan. Livy tahu Preston bisa melakukan hal seperti itu. Erick adalah contoh pertama.Jika Preston bisa membuat Erick dipenjara, dia tentu tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Nicky. Livy tidak ingin Nicky menja

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 249

    Terakhir kali mereka bertemu karena Chloe menikah. Kali ini, entah Livy akan bertemu mereka lagi atau tidak.Livy segera berganti pakaian dan mengikuti Preston masuk ke mobil. Di dalam mobil, Preston tidak bersantai. Telepon demi telepon masuk.Sebelumnya, Livy mendengar dari Sherly bahwa ada banyak hal yang harus diurus menjelang akhir tahun. Departemen sekretaris sepertinya juga akan sibuk dalam waktu dekat ini.Ponsel bergetar. Masuk pesan dari Ivana.[ Berita besar! Erick ditangkap! ]Livy yang terkejut segera membalas.[ Apa? ]Ditangkap bagaimana? Ivana mengirim dua emoji perayaan, lalu menjelaskan.[ Aku juga nggak tahu, ini gosip dari temanku. Sepertinya Erick membuat onar pada perayaan ulang tahun Grup Sandiaga. Pak Preston sepertinya tahu soal tindakannya. ][ Oh ya, aku juga dengar Bu Sylvia jatuh pada perayaan ulang tahun itu. Entah masalah itu berhubungan dengan Erick atau nggak. Yang jelas, Pak Preston pasti marah gara-gara itu. ][ Tsk, tsk, tsk. Kabarnya sebelum Erick d

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 248

    Ketika Livy terbangun, hari sudah siang. Kepalanya terasa sangat sakit, seluruh tubuhnya juga terasa lemas. Terutama bagian pergelangan tangannya yang bengkak dan merah. Kelihatannya sangat mengerikan."Nyonya sudah bangun?" Tina masuk dengan hati-hati, membawakan semangkuk bubur. Suaranya terdengar lembut. "Kenapa semalam minum alkohol sebanyak itu? Makan dulu bubur hangat agar perutmu terasa lebih baik.""Terima kasih, Bi." Livy menerima bubur itu, tetapi pergelangan tangannya tiba-tiba terasa sangat sakit. Dia hampir menjatuhkan mangkuk itu.Rasa sakit itu membuat pikirannya kembali fokus. Livy mulai mengingat kejadian semalam. Dalam ingatannya, semalam dia dan Preston bertengkar.Di dalam mobil yang sempit, Preston mengamati sekujur tubuhnya dengan tatapan dingin sekaligus penuh amarah."Livy, ini terakhir kalinya kamu bermasalah dengan Sylvia. Kalau sampai terjadi lagi, aku nggak akan membiarkanmu begitu saja."Livy berusaha keras menjelaskan kepada Preston, tetapi yang dia dapat

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 247

    "Livy!" Suara yang sangat dingin terdengar di telinga Livy. Namun, suara itu sangat familier. Sepertinya itu adalah suara Preston.Livy memandang dengan bingung, berusaha keras untuk melihat dengan jelas. Pada akhirnya, dia berhasil melihat wajah Preston. Namun anehnya, kepala Preston ada dua."Kemari!" Preston tidak dapat mengendalikan amarahnya. Hari ini dia sibuk sepanjang hari, lalu menunggu Sylvia selesai menjalani operasi dan menemaninya untuk menenangkannya. Malamnya, dia masih harus bertemu klien.Namun, saat dia pulang, Livy malah tidak ada di rumah. Wanita ini berkumpul dengan temannya sampai tengah malam?Preston berusaha bersabar. Meskipun ada perselisihan di antara mereka, dia tetap datang untuk mencari Livy. Namun, apa yang dia lihat? Melihat Livy terjatuh ke pelukan pria lain!Apa ini yang disebut berkumpul dengan teman? Jika dia terlambat sedikit, mereka mungkin telah berbaring di ranjang bersama!"Pak Preston, ini nggak seperti yang kamu kira. Livy mabuk, jadi aku ....

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 246

    Stanley berbicara dengan penuh semangat. Mulutnya yang bau alkohol itu hampir menempel di wajah Livy.Saat berikutnya, sebuah pukulan datang. "Stanley!" Nicky segera menarik Livy ke belakangnya.Nicky awalnya khawatir karena Livy tak kunjung kembali. Dia mengira Livy muntah-muntah di kamar mandi, jadi pergi membeli obat dan hendak mencarinya. Siapa sangka, dia malah melihat Stanley bersikap lancang kepada Livy!"Nicky?" Stanley terhuyung. Kemudian, nada bicaranya terdengar tidak sabar. "Ini urusanku dengan Livy. Apa hakmu ikut campur? Pergi sana!"Wajah Nicky menjadi sangat suram. Suaranya juga tegas. "Stanley, sudah kubilang Livy adalah temanku. Aku nggak akan tinggal diam. Selain itu, hubungan kalian sudah berakhir. Kamu harus menghormatinya. Lihat apa yang kamu lakukan!"Setelah mengucapkan peringatan seperti itu, Nicky pun tahu hubungan persahabatannya dengan Stanley sudah berakhir sepenuhnya. Namun, dia tidak menyesal.Dulu, Nicky tidak tahu Stanley adalah orang seperti ini. Sekar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 245

    Livy jelas-jelas tidak melakukan hal-hal yang kelewatan. Lantas, kenapa dia tidak boleh berada di sisi Charlene? Selain itu, untuk apa dia pulang?Preston saja boleh berada di sisi Sylvia tanpa memberinya penjelasan apa pun. Apa Livy tidak punya hak untuk berteman?Perasaan kesal dan sedih bergejolak di dalam hati Livy. Namun, pada akhirnya akal sehatnya yang menang.Sekalipun mereka akan bercerai, perceraian harus dilakukan secara damai. Livy tidak ingin semuanya berakhir dengan buruk karena hal ini akan memengaruhi kariernya.Segera, Livy mengetik pesan dan mencoba menjelaskan dengan sabar.[ Pak, mungkin aku terlalu emosional tadi. Tapi, aku nggak bermaksud menyakiti Bu Sylvia. Hari ini aku cuma berkumpul dengan temanku. Aku akan pulang agak larut. ]Preston tidak membalas lagi. Mungkin dia sudah menyetujuinya. Livy pun menghela napas lega dan becermin. Setelah memastikan wajahnya tidak terlihat murung, dia baru keluar."Livy!" Tiba-tiba, Terdengar suara yang sangat familier dari se

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 244

    Stanley awalnya mengira masalah yang terjadi sebelumnya sudah selesai. Dia bekerja keras untuk menenangkan situasi. Namun, beberapa hari kemudian, wanita itu kembali mengungkit masalah lama.Saat emosi memuncak, Chloe malah mengalami keguguran. Stanley masih bisa menerima dirinya dipukuli dan dimarahi karena dia memang bersalah. Setidaknya, dia bekerja keras untuk melayani Chloe selama beberapa waktu.Namun, begitu sembuh, Chloe langsung pergi ke luar negeri dengan sahabatnya untuk mencari model pria. Bahkan, Chloe mengunggah foto dan video dengan konten yang sangat vulgar, seperti ciuman, menyentuh otot perut, dan lain-lain.Semua itu diposting di internet, sementara yang lebih buruk tentu tidak diposting. Entah apa lagi yang dilakukan wanita itu untuk menghina dirinya! Situasi itu benar-benar membuatnya malu!"Hahaha, Livy memang semakin cantik dan memesona. Tsk, tsk, kalian nggak lihat cupang di leher Livy?""Oh ya? Jadi, Livy sudah pacaran? Dengan siapa? Livy wanita yang lembut dan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 243

    Awalnya, Nicky merasa senang jika Livy bisa mendapatkan kebahagiaan. Namun, setelah melihat sikap Preston terhadap Livy serta berbagai hal lainnya, Nicky benar-benar menyesal dan merasa pernikahan ini tidak akan bertahan lama. Mungkin, dia masih memiliki kesempatan."Eh, eh, eh, Nicky, kamu nggak boleh pilih kasih begitu. Kita juga teman, kenapa kamu nggak bantu aku?" Charlene menyela sambil bercanda untuk mengalihkan perhatian. "Nanti malam kita ke KTV. Livy, gimana kalau kita minum malam ini?"Livy berpikir, dia sudah lama tidak bertemu dengan Charlene. Mereka hanya pergi ke KTV untuk berkumpul dengan teman, seharusnya tidak masalah. Jadi, Livy menyetujuinya.Namun, saat mereka sampai di KTV, Livy terkejut. Begitu masuk, dia langsung melihat Stanley dan kelompoknya. Karena sudah saling kenal sejak kecil, jadi lingkaran pertemanan mereka hampir sama.Teman-teman Stanley yang melihat Livy dan Nicky langsung melambaikan tangan dan memanggil, "Livy, Nicky, kebetulan banget. Ayo gabung!"

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 242

    Livy ragu-ragu sejenak, lalu akhirnya mengangkat telepon. Di ujung sana, suara Preston terdengar agak dingin. "Di mana?""Makan sama teman," jawab Livy.Preston tertawa dingin. "Pria atau wanita?""Dua-duanya." Livy menjawab, lalu bertanya dengan agak penasaran. "Apa ada yang mendesak?"Di sisi lain, Preston melihat jalanan yang ramai dengan kendaraan. Wajahnya tampak sangat serius, suaranya juga terdengar dingin. "Livy, apa ada yang ingin kamu katakan?""Apa yang harus kukatakan?" Livy benar-benar tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia bingung sejenak, lalu berkata dengan ragu, "Aku mungkin akan pergi jalan-jalan setelah selesai makan. Aku sudah lama nggak ketemu sahabatku. Jadi, aku mungkin pulang agak larut. Kamu ...."Panggilan tiba-tiba diakhiri tanpa alasan. Livy tertegun dan menatap layar ponselnya dengan heran. Ini adalah kedua kalinya Preston mengakhiri panggilan hari ini. Pria ini benar-benar membenciku? Padahal, semalam dia sangat lembut ...."Livy, kamu baik-baik saja?" C

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status