Sebuah ruangan kosong dimana hanya ada satu penerangan yang menjadi sumber cahaya membuatnya terlihat sedikit remang-remang. Didalam hanya ada sebuah sofa panjang berwarna biru gelap yang terlihat lusuh karena kurang perawatan. Tak berselang lama segerombolan orang datang dan memasuki ruangan
“ bawa kemari”ucap seorang lelaki dengan penampilan garang layaknya preman. Jaket kulit hitam dengan bawahan hitam serta rantai kecil yang menghiasi leher serta sepatunya. Dan memang benar lelaki tua itu memanglah ketua kelompok pemilik kedai judi di daerah itu. Dengan terus menghisap rokoknya pria tua itu menatap remeh pada seseorang yang di seret mendekatinya.
“ jangan, aku mohon lepaskan, aku janji akan melunasinya” seorang lelaki dengan tampang lusuh hanya bisa mengiba mengais rasa simpati gerombolan orang yang mengerubunginya.
“ kau tak akan mampu melunasinya!” ucap ketua itu mencemooh. Dia dengan santainya melemparkan batang rokok yang dia pegang kearah lelaki yang sudah tersungkur dibawah kakinya.
“ kau sudah bangkrut lelaki tua, hahahahhahah” lanjutnya si ketua, semua anak buahnya ikut tertawa menghina seorang lelaki yang sudah tak berdaya.
“ kau sudah menemukannya?” ucap si ketua pada salah satu anak buahnya yang datang. Dia sudah memberikan tugas penting pada anak buahnya.
“ sudah bos, beress. Sebentar lagi wanita itu akan datang” mata lelaki malang seketika melebar, dia memiliki firasat buruk dari perkataan salah satu preman itu.
Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki yang tak beraturan, mereka yakin jika yang datang tidak hanya satu orang.
“ lepaskan aku!” teriak seorang wanita yang terseok-seok berjalan dalam tarikan salah seorang preman.
“ ini bos” ucap preman itu begitu masuk ruangan, disana rekannya sudah menunggu kedatangan wanita itu. Dia tampak kaget dengan apa dia lihat, kenapa bisa dia dibawa ke dalam ruangan yang penuh dengan lelaki dengan tampang menyeramkan. Dengan seksama wanita itu memandangi situasi didalam ruangan hingga ekor matanya menangkap ada seseorang yang terduduk di bawah.
“ ayah!” teriak wanita itu begitu melihat sesosok lelaki yang tersungkur di bawah kaki para preman itu. Dengan sekuat tenaga wanita itu melepaskan cekalan tanganya dan berlari mendekati ayahnya.
“ ayah, kau tidak apa-apa?” wanita itu memeriksa tubuh ayahnya dengan seksama, wajah ayahnya memiliki beberapa luka kecil, jelas penyebabnya adalah apa yang ada di depannya.
“ tidak apa-apa, kenapa mereka membawamu?” gantian ayahnya yang bertanya. Sebagai ayah dia merasa malu sekaligus khawatir dengan putrinya.
“ mereka mengatakan kalau ayah sedang dalam masalah” ya memang seperti itu, wanita itu tidak tau hal yang sebenarnya terjadi.
“ bagaimana jika anakmu ini akan menjadi pelunas hutangmu? Hahaha” ketua itu memberikan pilihan simalakama. Mereka jelas tidak benar-benar bertanya, sudah jelas anak gadisnya akan segera mereka bawa.
“ jangan sentuh anakku” ucap lelaki itu tanpa takut.
“ kau masih punya nyali rupanya” beberapa preman mendekat dan mulai memukuli lelaki tua itu bertubi-tubi.
“ hentikan, hentikan memukul ayahku.” Ucap wanita itu sembari menangis terisak. Namun tangis dan ucapannya tidak di hiraukan. Mereka masih tetap memukuli sang ayah.
“ ku mohon hentikan, aku akan membayar semua hutang ayahku, hentikan” mendengar teriakan wanita itu, ketua memberikan kode agar anak buahnya berhenti memukul sang ayah.
“ memangnya kau tau berapa hutang ayahmu, hah?” ketua itu seakan mecemooh wanita yang tidak tau diri itu.
“ berapa?” ucap wanita itu menanntang.
“ 500 juta” ucap ketua itu tidak menutupinya. Sontak wanita itu tidak percaya dengan apa yang dia dengar, sebanyak itu uang yang ayahnya terima. Lantas kemana perginya semua uang itu. Wanita itu menatap ayanya seolah mencari kebenaran mengenai jumlah hutang yang ketua itu sebutkan.
“ ayah, ” ucap wanita itu lirih dengan sedikit kesal, ayahnya hanya menampilkan wajah malu. Dia sudah menutupi selama ini dan kini anaknya mengetahuinya. Rasanya dia tidak berani menatap wajah tak percaya anaknya.
“ cepat bayar!” wanita itu tersentak mendengar teriakan ketua.
“ kau tidak bisa membayarnya bukan?” lanjut sang ketua, lelaki itu dengan jelas menangkap rasa kecewa yang ditampilan wanita itu atas tindakan ayahnya. Itu membuat permainanya semakin seru.
“ ayah kemana semua uang itu? Kenapa bisa sebanyak ini?” wanita itu sangat terpukul dengan kebenaran ini. Sejak perusahaan ayahnya bangkrut memang dia tidak begitu memperhatikan apa saja yang ayahnya perbuat, wanita itu sibuk bekerja, sedangkan ayahnya karena terlalu frustrasi hanya tinggal di kontrakan. Entah bagaimana bisa tiba-tiba memiliki hutang sebanyak itu. Dengan cara apa dia bisa melunasi hutang-hutang itu.
“ maafkan ayah, Myria” lelaki itu terlihat menyesal, dia tidak berfikir akan seperti ini kejadiannya. Dia hanya berjudi untuk mencari kesenangan, beberapa kali lelaki itu sempat menang dan selebihnya banyak kekalahan. Sampai dia tidak sadar sudah jatuh tempo pelunasan hutang-hutang judinya. Lelaki itu malu pada anaknya, dia merasa sudah tidak berguna lagi.
“ cepat bawa wanita itu” dua orang preman menarik lengan Myria dan membawanya kelar dari gedung itu.
“ tidak, jangan bawa putriku” teriak lelaki itu, dia dengan langkah tertatih segera menyusul kumpulan preman yang membawa anaknya. Mereka sudah memasukka Myria kedalam mobil. Dia begitu takut kemana anaknya akan dibawa.Setelah perjalanan yang penuh drama, sampailah mereka di tempat yang mereka tuju. Sebuah bar kelas atas dengan kesan mewah penuh penjagaan. Myria sedikit banyak mengetahui tempat ini, meski dia baru dalam dunia masyarakat kelas bawah, tapi dulu dia pernah beberapakali lewat atau sekedar masuk bersama beberapa teman-teman kaya nya.“ masuk” tubuhnya sedikit terdorong, para lelaki itu segera masuk kedalam tak lupa dengan menyerat dirinya.“ aku bisa berjalan sendiri!” Myria memberontak melepaskan pegangan tangan dilengannya. Dengan terpaksa ketua itu akhirnya menyuruh anak buahnya agar menuruti kemauan Myria, dia tidak ingin menimbulkan kegaduhan. Apalagi ini bukan wilayah kekuasaanya.Gerombolan preman itu memasuki sebuah lorong ke atas, mereka baru saja melaporkan ked
“kau cantik juga” Ansel mencoba menyentuh dagu Myria, namun wanita itu segera memalingkan wajahnya. Ansel tertawa terkejut, selama ini belum pernah ada yang menolak sentuhannya. Wanita di hadapanya cukup berani juga.“darimana dia?” kini giliran lelaki pemilik perusahaan perhiasan yang bertanya. Dia terlihat acuh tapi ternyata cukup jeli dengan penolakan Myria. Gael merasa jika wanita itu tidak semerta-merta bisa berada di tempat ini.“kami sudah menerimanya sebagai pelunas hutang, dia dijadikan ayahnya sebagai jaminan judi” jawab pemilik Bar dengan sedikkit mengarang. Karena jika dia bebrbhong dan pelanggan VVIP nya ini mengetahuinya maka tamatlah sudah, lebih baik dia menjawab jujur dengan sedikit karangan. Wajah Gael terlihat begitu dingin membuat Ivar mau tidak mau harus memberikan jawaban.“jaminan ayahnya? Malang sekali nasibmu” Ansel bermaksud menghina dengan kalimat simpatinya. Dia sedikit sakit hati akibat penolakan yang baru saja dia terima. Dia melihat Myria dari atas sampa
Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga biasa bagi Myria. Wanita itu masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?!” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya masuk ke rumah duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjala
“ kau kemari!” teriak Ansel. Lelaki itu dengan cepat mendekati Myria dan menarik rambutnya keras. Membuat wanita itu menengadahkan wajanya sambil memegangi rambutnya yang tertarik.“ akk” teriak Myria kesakitan.“ dasar wanita murahan, berani sekali kau menggoda Gael. Sekarang katakana apa semalam..”“ hey, kau apakan dia” mama langsung turun tangan, dia tidak bisa tinggal diam melihat gadis kecil itu di perlakukan kasar.Mama segera memukul tangan Ansel agar tarikannya terlepas. Myria dengan cepat langsung menjauhi Ansel dan bersembunyi di belakang tubuh mama.“ ma, dia ini wanita murahan dari Bar. Bukan wanita baik-baik” Ansel membela diri, dia tidak bisa leluasa saat berada di rumah mama.“ tetap saja, jangan perlakukan dia seperti itu! ” mama bertambah marah.“ah, sudahlah” Ansel tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya dia memilih untuk pergi darisana. Dia akan membuat perhitungan kepada Myria nanti setelah agendanya selesai. Malam ini mereka ada transaksi besar, mereka perlu menyi
Di kamar lain Gael sudah siap dengan setelan jasnya. Seperti biasa agenda setiap harinya adalah pergi ke 2 perusahaan secara bergiliran. Namun sebelum itu Gael akan melakukan sesuatu. Dia berjalan menuju kamar Myria.“selamat pagi tuan” ucap pelayan di persimpangan jalan.“dia sudah bangun?” tanya Gael. Pelayan jelas tau siapa yang dimaksud. Tidak ada orang lain lagi di Mansion ini.“sudah tuan” jawab pelayan halus. Semua pelayan disini benar-benar disiplin dengan peraturan.Gael meneruskan langkahnya. tanpa perlu mengetok pintu lelaki itu langsung membuka pintu, ditangannya sudah ada sebuah berkas yang akan dia berikan kepada Myria.“kau sedang apa?” tanya Gael begitu melihat Myria sedang menarik semua gorden jendela dan mengikatkanya.Sedangkan Myria yang ketahuan sedang melakukan aksi melarikan dirinya malah diam mendadak tidak tau harus melakukan apa.“tuan, saya mohon lepaskan saja saya. Saya tidak sanggup lagi” Myria hanya bisa mengiba, mengambil rasa simpati Gael dengan ekpresi
Sedangkan Gael terus saja berkutat dengan I padnya untuk membaca beberapa berkas perusahaan. Dia tidak menghiraukan Myria yang sejak tadi ingin bertanya namun takut begitu melihat kesibukan lelaki itu.“ anda ingin makan nona?” seorang pramugari mendekatinya. Dan menawarakan makanan.“emm, boleh” ucap Myria ragu, daripada tidak ada yang bisa dia lakukan lebih baik mengenyangkan perut.Selang beberapa saat datanglah beberapa menu diatas meja. Pramugari itu dengan ramah menata semuanya. Namun dari perhatian Myria, pramugari itu selalu saja mencuri pandang ke arah Gael yang sedang duduk di sebrangnya.“ehm, anda bisa pergi” ucap Myria begitu semua makanan sudah tertata namun pramugari tak kunjung meninggalkannya.“silahkan di makan nona” ucap pramugari dengan gaya centil kearah Gael. Myria menghembuskaan nafas kasar, sebal dengan prilaku pramugari yang sok centilpadahal lelaki yang dia lirik hanya lelaki dingin tanpa ekpresi. Selesai makan, Myria kembali menatap kearah Gael. Dia sudah t
“ lebih baik aku segera tidur” Myria menaiki sofa empuk, dia mengambil selimut cadangan di dalam lemari dan membungkus tubuhnya. Rasa lelah dan tubuh yang bersih mengantarkannya ke alam mimpi dengan cepat.Setelahnya Gael membuka matanya, dia sedari tadi hanya menutup mata. Berdekatan dengan Myria seakan membuat insting lelakinya muncul. sudah sejak awal, dia merasakan keanehan dalam dirinya begitu mendengar ucapan Myria saat itu.Gael mendekati sofa, memindahkan Myria ke ranjang. Dan dengan pelan dia juga ikut terbaring di sebelahnya. Aroma harum membuat lelaki itu nyaman dan mengikuti Myria ke dalam mimpi. Malam ini bukan waktu yang tepat untuk menyalurkan instingnya.Pagi hari datang, Myria terbaring sendirian sedangkan Gael harus bersiap pergi. Lelaki itu berada di kamar mandi sekarang.Tidur Myria sedikt terganggu karena bayang-bayang yang mengenai matanya. Wanita itu membuka matanya perlahan.“akk!” teriak Myria begitu melihat Ansel berada di depannya. reflek wanita itu segera
Myria sedikit memberontak namun Gael memegang kepalanya erat. bahkan dorongan tanganya pada dada Gael sama sekali tidak berpengaruh. Karena lelah akhirnya Myria pasrah, penolakannya akan berakhir sia-sia. Dia tau jika lelaki ini adalah seorang mafia kejam, namun di sisi lain dia juga menikmati ciuman mereka.Setelah prosesi pernikahan kilat, mereka berdua kembali ke mobil.“apa kita baru saja menikah?” Myria meghentikan langkahnya. dia seakan baru tersadar. Sedangkan Gael yang mendengarnya hanya bisa menarik sudut bibirnya puas.“masuk” Gael kembali menjadi lelaki dingin tanpa ekpresi. Myria menyesal sudah menuruti keinginan Gael tadi. Nyatanya tatapan teduh lelaki itu hanya sebuah sandiwara. Myria terjebak karena kebodohannya sendiri.“kenapa kau menikahiku?!” tanya Myria kesal. Dia sebenarnya ingin tau apakah Gael benar-benar tertarik dengannya. pasalnya di benak Myria pernikahan adalah hubungan cinta kasih sejati. “karena kau bodoh dan miskin” jawab Gael membating harapan Myria. D