Share

Mafia Jatuh Cinta
Mafia Jatuh Cinta
Penulis: M.asa

Tidak Ayah

Sebuah ruangan kosong dimana hanya ada satu penerangan yang menjadi sumber cahaya membuatnya terlihat sedikit remang-remang. Didalam hanya ada sebuah sofa panjang berwarna biru gelap yang terlihat lusuh karena kurang perawatan. Tak berselang lama segerombolan orang datang dan memasuki ruangan

“ bawa kemari”ucap seorang lelaki dengan penampilan garang layaknya preman. Jaket kulit hitam dengan bawahan hitam serta rantai kecil yang menghiasi leher serta sepatunya. Dan memang benar lelaki tua itu memanglah ketua kelompok pemilik kedai judi di daerah itu. Dengan terus menghisap rokoknya pria tua itu menatap remeh pada seseorang yang di seret mendekatinya.

“ jangan, aku mohon lepaskan, aku janji akan melunasinya” seorang lelaki dengan tampang lusuh hanya bisa mengiba mengais rasa simpati gerombolan orang yang mengerubunginya.

“ kau tak akan mampu melunasinya!” ucap ketua itu mencemooh. Dia dengan santainya melemparkan batang rokok yang dia pegang kearah lelaki yang sudah tersungkur dibawah kakinya.

“ kau sudah bangkrut lelaki tua, hahahahhahah” lanjutnya si ketua, semua anak buahnya ikut tertawa menghina seorang lelaki yang sudah tak berdaya.

“ kau sudah menemukannya?” ucap si ketua pada salah satu anak buahnya yang datang. Dia sudah memberikan tugas penting pada anak buahnya.

“ sudah bos, beress. Sebentar lagi wanita itu akan datang” mata lelaki malang seketika melebar, dia memiliki firasat buruk dari perkataan salah satu preman  itu.

Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki yang tak beraturan, mereka yakin jika yang datang tidak hanya satu orang.

“ lepaskan aku!” teriak seorang wanita yang terseok-seok berjalan dalam tarikan salah seorang preman.

“ ini bos” ucap preman itu begitu masuk ruangan, disana rekannya sudah menunggu kedatangan wanita itu. Dia tampak kaget dengan apa dia lihat, kenapa bisa dia dibawa ke dalam ruangan yang penuh dengan lelaki dengan tampang menyeramkan. Dengan seksama wanita itu memandangi situasi didalam ruangan hingga ekor matanya menangkap ada seseorang yang terduduk di bawah.

“ ayah!” teriak wanita itu begitu melihat sesosok lelaki yang tersungkur di bawah kaki para preman itu. Dengan sekuat tenaga wanita itu melepaskan cekalan tanganya dan berlari mendekati ayahnya.

“ ayah, kau tidak apa-apa?” wanita itu memeriksa tubuh ayahnya dengan seksama, wajah ayahnya memiliki beberapa luka kecil, jelas penyebabnya adalah apa yang ada di depannya.

“ tidak apa-apa, kenapa mereka membawamu?” gantian ayahnya yang bertanya. Sebagai ayah dia merasa malu sekaligus khawatir dengan putrinya.

“ mereka mengatakan kalau ayah sedang dalam masalah” ya memang seperti itu, wanita itu tidak tau hal yang sebenarnya terjadi.

“ bagaimana jika anakmu ini akan menjadi pelunas hutangmu? Hahaha” ketua itu memberikan pilihan simalakama. Mereka jelas tidak benar-benar bertanya, sudah jelas anak gadisnya akan segera mereka bawa.

“ jangan sentuh anakku” ucap lelaki itu tanpa takut.

“ kau masih punya nyali rupanya” beberapa preman mendekat dan mulai memukuli lelaki tua itu bertubi-tubi.

“ hentikan, hentikan memukul ayahku.” Ucap wanita itu sembari menangis terisak. Namun tangis dan ucapannya tidak di hiraukan. Mereka masih tetap memukuli sang ayah.

“ ku mohon hentikan, aku akan membayar semua hutang ayahku, hentikan” mendengar teriakan wanita itu, ketua memberikan kode agar anak buahnya berhenti memukul sang ayah.

“ memangnya kau tau berapa hutang ayahmu, hah?” ketua itu seakan mecemooh wanita yang tidak tau diri itu.

“ berapa?” ucap wanita itu menanntang.

“ 500 juta” ucap ketua itu tidak menutupinya. Sontak wanita itu tidak percaya dengan apa yang dia  dengar, sebanyak itu uang yang ayahnya terima. Lantas kemana perginya semua uang itu. Wanita itu menatap ayanya seolah mencari kebenaran mengenai jumlah hutang yang ketua itu sebutkan.

“ ayah, ” ucap wanita itu lirih dengan sedikit kesal, ayahnya hanya menampilkan wajah malu. Dia sudah menutupi selama ini dan kini anaknya mengetahuinya. Rasanya dia tidak berani menatap wajah tak percaya anaknya.

“ cepat bayar!” wanita itu tersentak mendengar teriakan ketua.

“ kau tidak bisa membayarnya bukan?” lanjut sang ketua, lelaki itu dengan jelas menangkap rasa kecewa yang ditampilan wanita itu atas tindakan ayahnya. Itu membuat permainanya semakin seru.

“ ayah kemana semua uang itu? Kenapa bisa sebanyak ini?” wanita itu sangat terpukul dengan kebenaran ini. Sejak perusahaan ayahnya bangkrut memang dia tidak begitu memperhatikan apa saja yang ayahnya perbuat, wanita itu sibuk bekerja, sedangkan ayahnya karena terlalu frustrasi hanya tinggal di kontrakan. Entah bagaimana bisa tiba-tiba memiliki hutang sebanyak itu. Dengan cara apa dia bisa melunasi hutang-hutang itu.

“ maafkan ayah, Myria” lelaki itu terlihat menyesal, dia tidak berfikir akan seperti ini kejadiannya. Dia hanya berjudi untuk mencari kesenangan, beberapa kali lelaki itu sempat menang dan selebihnya banyak kekalahan. Sampai dia tidak sadar sudah jatuh tempo pelunasan hutang-hutang judinya. Lelaki itu malu pada anaknya, dia merasa sudah tidak berguna lagi.

“ cepat bawa wanita itu” dua orang preman menarik lengan Myria dan membawanya kelar dari gedung itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status