" kau biadap Ansel " Myria
Gael menarik kerah baju Ansel, dan melemparkannya menjauh dari Sonia.bug bug Gael kembali memukuli lelaki itu." tuan" teriak Sonia , tidak tega dengan kondisi Ansel.Wanita itu menemui Myria di kamar, dia sedang duduk di ranjang." Myria cepat kemari, tuan Gael memukuli Ansel sampai babak belur, tolong hentikan tuan Gael" ucap Sonia menarik tangan Myria. Mereka keluar dari kamar dan kini Myria melihatnya, Gael benar-benar memukuli Ansel." Myria hentikan tuan Gael" ucap Sonia cemas. Sedangkan Myria diam dengan pandangan datar. Gael yang tau kehadiran Myria, dia berhenti sejenak dan melihat ke arah Myria.Semua menatap Myria dengan penuh harap, tak terkecuali Angel dan Sam. mereka melihatnya dari lantai 3." Myria aku mohon hentikan tuan Gael" Sonia terus mengiba.bug bug aakk. Ansel sudah sangat babak belur." Myria aku mohon demi anakku, Ansel bisa mati karena pukulan tuan Gael. aku tidak ingin anakku kehilangan ayahnya sebelum lahir" Sonia memegang tangan Myria berharap Myria mau m
Setelah pesanannya selesai Gael pamit pergi.malam harinya, Gael pergi ke kamar Angel untuk menanyakan kejadian tadi siang." Jack itu polisi, Paman sejak awal tidak menyetujuinya" jawab Angel sejujurnya." lalu kenapa kau teruskan ?" tanya Gael penasaran." aku cinta padanya, aku sudah berniat mencari pekerjaan yang normal dan hidup bersama Jack." jelas Angel" lalu Sam bagaimana?" tanya Gael lagi." itulah yang aku fikirkan selama ini. Kini ada kamu jadi seharusnya kaulah yang menjalankan GM" ucap Angel mencari aman." ku mohon restui aku" lanjut Angel minta tolong." aku malah berniat berhenti dari dunia hitam" ucap Gael santai." yah aku mohon, kau kan sudah memiliki Myria yang mau menerima dirimu dan duniamu, lah aku. Jack tidak akan terima memiliki istri mafia" Angel memegang lengan Gael erat dan menggoyang-goyang kan nya." ya, kau lah yang bertanggung jawab sekarang" Angel semakin kuat mengayun dan di saat yang sama Myria lewat dia mencari Gael sejak tadi, mendengar suara Gael
" itu hanya sebentar sayang" jawab Gael, dia berusaha menyentuh tangan istrinya namun Myria sengaja mengambil minum." kau ingin oleh-oleh apa Myria, Sonia" tanya Angel antusias." tak ada" jawab Myria datar." aku Sudah selesai" lanjutnya langsung kembali ke kamar. moodnya sudah rusak. Sonia yang tau alasan sikap Myria hanya diam saja. Dia juga tidak suka dengan agenda pulang kampung ini.Semua menatap kepergian Myria dengan kening mengerut, jelas sekali kekesalan di wajah Sonia." aku akan menyusulnya" ucap Gael yang juga khawatir dengan Myria." Myria ada apa?" Gael sudah masuk ke kamar menyusul Myria." tak ada apa-apa" jawab Myria datar." tidak, tidak. pasti ada masalah tidak biasanya kau seperti ini" Gael menarik tangan Myria membuat wanita itu menghadap ke arahnya." katakan ada apa?"tanya Gael lagi dengan lembut." tidak ada apa-apa" kekeh Myria." ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Gael lalu berniat mencium bibir Myria. Namun Myria menoleh, menghindari ciuman itu. Ga
maafkan aku karena sedikit memaksa tadi. Sekarang katakan kenapa kau berubah?" tanya Gael merayu Myria." hiks hiks" bukan jawaban melainkan isak tangis. Gael langsung duduk dan memeluk Myria." ada apa? katakan padaku. Apa aku berbuat salah?" tanya Gael halus." aku tau, kau dan Angel" ucap Myria sepenggal lalu diam" kenapa aku dan Angel?" Gael belum mengerti." kalian berselingkuh" cicit Myria, akhirnya kata itu keluar. Gael seakan tidak percaya dengan pendengaran nya." sungguh tidak masuk akal" jawab Gael datar." kalian selalu bersama bahkan aku pernah melihat kau memeluk Angel tengah malam di pinggir kolam" jelas Myria tidak mau di tuduh asal bicara." Myria, aku dan Angel tidak ada hubungan seperti itu" Gael menarik bahu Myria menghadap kearahnya." hey, hanya kamu satu-satunya wanita yang aku cintai, tak ada yang lain. kau jangan berfikir yang macam-macam. Aku akan mengatakan semuanya saat aku kembali nanti. Ingat jangan berfikir jika aku berpaling" jelas Gael, dia memeluk sam
Sebuah ruangan kosong dimana hanya ada satu penerangan yang menjadi sumber cahaya membuatnya terlihat sedikit remang-remang. Didalam hanya ada sebuah sofa panjang berwarna biru gelap yang terlihat lusuh karena kurang perawatan. Tak berselang lama segerombolan orang datang dan memasuki ruangan“ bawa kemari”ucap seorang lelaki dengan penampilan garang layaknya preman. Jaket kulit hitam dengan bawahan hitam serta rantai kecil yang menghiasi leher serta sepatunya. Dan memang benar lelaki tua itu memanglah ketua kelompok pemilik kedai judi di daerah itu. Dengan terus menghisap rokoknya pria tua itu menatap remeh pada seseorang yang di seret mendekatinya.“ jangan, aku mohon lepaskan, aku janji akan melunasinya” seorang lelaki dengan tampang lusuh hanya bisa mengiba mengais rasa simpati gerombolan orang yang mengerubunginya.“ kau tak akan mampu melunasinya!” ucap ketua itu mencemooh. Dia dengan santainya melemparkan batang rokok yang dia pegang kearah lelaki yang sudah tersungkur dibawah
“ tidak, jangan bawa putriku” teriak lelaki itu, dia dengan langkah tertatih segera menyusul kumpulan preman yang membawa anaknya. Mereka sudah memasukka Myria kedalam mobil. Dia begitu takut kemana anaknya akan dibawa.Setelah perjalanan yang penuh drama, sampailah mereka di tempat yang mereka tuju. Sebuah bar kelas atas dengan kesan mewah penuh penjagaan. Myria sedikit banyak mengetahui tempat ini, meski dia baru dalam dunia masyarakat kelas bawah, tapi dulu dia pernah beberapakali lewat atau sekedar masuk bersama beberapa teman-teman kaya nya.“ masuk” tubuhnya sedikit terdorong, para lelaki itu segera masuk kedalam tak lupa dengan menyerat dirinya.“ aku bisa berjalan sendiri!” Myria memberontak melepaskan pegangan tangan dilengannya. Dengan terpaksa ketua itu akhirnya menyuruh anak buahnya agar menuruti kemauan Myria, dia tidak ingin menimbulkan kegaduhan. Apalagi ini bukan wilayah kekuasaanya.Gerombolan preman itu memasuki sebuah lorong ke atas, mereka baru saja melaporkan ked
“kau cantik juga” Ansel mencoba menyentuh dagu Myria, namun wanita itu segera memalingkan wajahnya. Ansel tertawa terkejut, selama ini belum pernah ada yang menolak sentuhannya. Wanita di hadapanya cukup berani juga.“darimana dia?” kini giliran lelaki pemilik perusahaan perhiasan yang bertanya. Dia terlihat acuh tapi ternyata cukup jeli dengan penolakan Myria. Gael merasa jika wanita itu tidak semerta-merta bisa berada di tempat ini.“kami sudah menerimanya sebagai pelunas hutang, dia dijadikan ayahnya sebagai jaminan judi” jawab pemilik Bar dengan sedikkit mengarang. Karena jika dia bebrbhong dan pelanggan VVIP nya ini mengetahuinya maka tamatlah sudah, lebih baik dia menjawab jujur dengan sedikit karangan. Wajah Gael terlihat begitu dingin membuat Ivar mau tidak mau harus memberikan jawaban.“jaminan ayahnya? Malang sekali nasibmu” Ansel bermaksud menghina dengan kalimat simpatinya. Dia sedikit sakit hati akibat penolakan yang baru saja dia terima. Dia melihat Myria dari atas sampa
Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga biasa bagi Myria. Wanita itu masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?!” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya masuk ke rumah duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjala