Share

Jangan Sampai

Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah  rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.

“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga biasa bagi Myria. Wanita itu masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.

“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.

“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?!” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya masuk ke rumah duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.

“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjalan masuk menjauhi ruang tamu.

“  ya ampun, kau pasti bercanda” ucap wanita itu sambil berteriak agar Gael bisa mendengar kemarahannya.

“kau tidak apa-apa gadis manis, sini tante obati lukamu dulu” wanita itu pergi meninggalkan Myria untuk mengambil kotak obat. Setelahnya dia membawa baskom air hangat dan sebuah kain. Wanita itu dengan teliti dan lembut membersihkan dan mengobati luka Myria.

“kau bisa mengganti baju mu dan beristrihat di dalam” wanita itu memberikan sebuah baju dan megantarkan Myria ke depan sebuah kamar. Sejak tadi Myria hanya diam saja sambil sedikit sesegukan. Dia belum bisa mengatakan apapun, mentalnya masih syok dan hanya ingin menenangkan diri dulu. Wanita itu kemudian masuk dan merebahkan dirinya diatas ranjang empuk. Meskipun tidak seempuk miliknya dulu namun Myria sudah sangat bersyukur. Dirinya masih menemuka orang baik saat di detik-detik kerasnya hidup.

Pagi harinya, Myria yang baru bisa tidur saat fajar, terpaksa membuka matanya karena suara dari luar yang mengganggu tidurnya. Dia kemudian beranjak dan keluar dari kamar. Dia masih ingat jika dia sedang menumpang di rumah seseorang jadi harus menjaga sikap.

“terganggu dengan suara bising ini?” ucap wanita semalam, dia sedang membesihkan rumah menggunakan penyedot debu. Myria hanya tersenyum tipis.

“biar saya saja” ucap Myria berniat merebut alat itu.

“tidak,kau masih lemah. Lebih baik kau sarapan dulu” wania itu mematikan penyedot debu itu dan mengantar Myria ke ruang makan. Dari sini Myria baru menyadari jika rumah ini tidak sekecil penampilannya. Bagian dalamnya luas dan masih memiliki 1 lantai di atas.

“makanlah, mama tinggal dulu” Myria terdiam sejenak, kenapa wanita itu memanggil mama untuknya. Namun segera dia lupakan, mungkin saja wanita itu tidak sadar saat mengatakannya.

Sedangkan Gael yang sudah berada di kantornya mendadak mendapat tamu tak diundang. Tamu itu datang dengan wajah kesal dan langsung main masuk tanpa meminta izin. Siapa lagi jika bukan Ansel.

“dimana kau sembunyikan wanita itu?” Ansel langsung melempar Gael dengan pertanyaan sarkas.

Gael tidak menghiraukan, dia masih fokus pada berkas tebal yang berada di tanganya.

“baiklah, aku akan langsung ke rumah mama” Ansel sebenarnya sudah tau dimana jelasnya Gael membawa Myria.

“kenapa masih tanya” ucap Gale ucek, dia malas saja meladeni Ansel yang bertanya tapi sudah tau jawabannya.

“kenapa kau membawanya kesana?” Ansel bertambah kesal. Lelaki itu terpaksa duduk kembali. Dia harus mendapatkan jawaban langsung. Tidak pernah sekalipun dia melihat Gael membawa seorang wanita penghibur bahkan wanita baik-baik ke dalam rumah mama. Ini sangat aneh dan janggal.

“aku memang berencana mampir” jawab Gael dengan masih fokus membaca.

“tidak, itu bukan kamu. Aku sangat mengenalmu” Ansel menaruh kakinya di atas meja.

“kau tertarik padanya kan?” lanjut Ansel.

Gael tetap diam, dia tidak harus menjawab pertanyaan konyol dari Ansel.

“aku akan membawanya. Dia harus tetap menerima pembalasanku” Ansel mengelurkan hp nya. Dia akan menyuruh anak buahnya untuk ‘mempersiapkan’ Myria.

“dia wanita perawan” ucap Gael menghentikan gerakan tangan Ansel. Lelaki itu langsung merubah posisinya. Diturunkannya kakinya dan menatap Gael serius.

“sial!, “ ucap Ansel kesal, lelaki ini tidak pernah suka meniduri seorang perawan. Gael sangat kenal tipikal wanita yang menjadi target Ansel, hanya 2 wanita yang tidak mungkin Ansel sentuh, satu perawan dan satu wanita yang sudah di tiduri Gael. Itu aturan tak tertulis dalam hidupnya.

“bagaimana kau bisa tau? Kalian sudah..” Ansel tidak melanjutkan ucapannya. Dia baru saja menyadari keanehan ucapan Gael. Dia lalu bergerak mendekati Gael dengan wajah panic.

Gael tetap diam bahkan lelaki itu dengan tenang membalik berkas perusahaan. Dia tidak terganggu sedikutpun dengan tuduhan Ansel.

“katakan kalau kau berbohong, aku tidak rela wanita itu lolos begitu saja” Ansel seperti cacing kepanasan. Dia tidak mau melepaskan dendamnya.

“ kau taukan aturanku?” lanjut Ansel sambil meremas rambutnya, dia mulai frustrasi. Tidak jangan wanita itu, Gael boleh meniduri siapapun selain wanita itu. Dia sudah sangat membenci dan ingin sekali menyiksa wanita itu.

Gael mulai terpancing akibat reaksi Ansel yang berlebihan.

“ kau begitu membencinya?” tanya Gael.

“ aku berniat menjadikannya tontonan, kenapa harus wanita itu?” Ansel terus saja merajuk, dia sangat tidak terima jika sampai Gael sudah meniduri Myria. Jika dia masih perawan, Ansel bisa saja menyuruh siapapun untuk mengambilnya, tapi jika sudah tidur dengan Gael, semuanya sudah tamat.

“aku bahkan tidak pernah melihatmu meniduri wanita sebelumnya, kau berbohong padaku kan?” Ansel mencoba mencari celah, dia akan memastikan jika Gael hanya membual.

“ kau fikir aku tau hal itu darimana” jawab Gael acuh, lelaki itu kemudian pergi. Ada meeting yang harus dia hadiri. Didalam Ansel terus mengumpat. Dia sama sekali tidak terima mangsanya kabur dengan aman.

Tidak ada lagi perlu dilakukan, Ansel pergi dari perusahaan. Dia menuju rumah mama. Dia akan mesmastikannya sendiri. Dia masih meragukan jika Gael meniduri wanita itu. Selama ini Gael tidak pernah tertarik dengan hal berbau wanita. Bahkan selama hidupnya Ansel tidak  pernah melihat Gae meniduri satu wanita pun. Bahkan dia fikir temannya ini memiliki gangguan orientasi seksual.

“ mama, “ sapa Ansel kepada pemilik rumah. Dia sudah sangat sering kemari dan menganggapnya seperti ibu baginya.

“ ada yang tidak beres, kau dan Gael datang kemari setelah 6 bulan lamanya menghilang” ucap mama dengan kening mengerut dan dengan nada ketus. Dia sudah menangkap ada hal janggal yang menyebabkan kedua lelaki ini begitu rajin ke rumahnya.

“ aku sangat merindukanmu mama” ucap Ansel omong kosong.

“ aku sudah mau muntah Ansel” mama membalas dengan kalimat sarkas.

“ wanita itu bukan?” mama memberikan tanda lewat matanya yang mengarah ke sebuah kamar.

“hahaha, apa semalam Gael melakukan’itu’ padanya?” Ansel bertanya sambil berbisik. Dia langsung mengungkapkan niatnya datang kemarri.

“ gael mengatakan seperti itu?” malah mama kaget dan menjawabanya dengan pertanyaan pula.

“ oh pantas” lanjut mama yang semakin membuat Ansel khawatir jika benar Gael sudah meniduri wanita itu.

“ tidak, tidak. Gael tidak mungkin meniduri wanita asing” Ansel mencari pembenaran sendiri. Lelaki itu menatap sekeliling dan dia menangkap Myria sedang berdiri tak jauh darisana.

“ kau kemari!” teriak Ansel. Lelaki itu dengan cepat mendekati Myria dan menarik rambutnya keras. Membuat wanita itu menengadahkan wajanya sambil memegangi rambutnya yang tertarik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status