Share

Berpindah

“ kau kemari!” teriak Ansel. Lelaki itu dengan cepat mendekati Myria dan menarik rambutnya keras. Membuat wanita itu menengadahkan wajanya sambil memegangi rambutnya yang tertarik.

“ akk” teriak Myria kesakitan.

“ dasar wanita murahan, berani sekali kau menggoda Gael. Sekarang katakana apa semalam..”

“ hey, kau apakan dia” mama langsung turun tangan, dia tidak bisa tinggal diam melihat gadis kecil itu di perlakukan kasar.

Mama segera memukul tangan Ansel agar tarikannya terlepas. Myria dengan cepat langsung menjauhi Ansel dan bersembunyi di belakang tubuh mama.

“ ma, dia ini wanita murahan dari Bar. Bukan wanita baik-baik” Ansel membela diri, dia tidak bisa leluasa saat berada di rumah mama.

“ tetap saja, jangan perlakukan dia seperti itu! ” mama bertambah marah.

“ah, sudahlah” Ansel tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya dia memilih untuk pergi darisana. Dia akan membuat perhitungan kepada Myria nanti setelah agendanya selesai. Malam ini mereka ada transaksi besar, mereka perlu menyiapkan pesanan dengan baik. Apalagi Myria masih dalampengawasan mamanya, dia tidak bisa berbuat sesuka hati. 

“kembali ke PIN” ucap Ansel kesal. PIN adalah sebutan lain dari markas mereka.

Sore hari tiba, setelah penat dengan kantornya Gael masih harus berkutat dengan bisnis lainnya yang tersembunyi. Lelaki itu sedang dalam perjalanan menuju PIN.

“akhirnya kau datang” ucap Ansel begitu melihat Gael masuk ke ruangan. Lelaki itu sejak tadi sibuk mengolah barang pesanan namun beberapa kali harus mengalami masalah.

“ kenapa? kau merusaknya lagi?” ucap Gael datar, lelaki itu kemudian mengambil barangnya.

“ tidak, hanya saja pengkodeanmu begitu rumit” jawab Ansel.

“kau saja yang tidak mampu” Gael segera duduk dan melakukan perbaikan.

Bisnis mereka bukanlah bisnis obatan terlarang atau sejenisnya, melainkan teknologi sistem keamanan. Gael sejauh ini mengembangkan bisnisnya dalam hal perhiasan dan teknologi, setidaknya itu tameng yang bagus untuk bisnis dunia bawahanya. Mereka siap menyediakan sistem keamanan dengan tingkat keamanan melebihi milik negara. Sudah banyak mafia-mafia besar yang berkerja sama dengan mereka agar keamanan data mereka tidak bocor.

Disamping teknologi sistem keamanan, mereka juga memadukan dengan perhiasan. Beberapa dari perhiasan memiliki sistem deteksi dan proteksi. Semuanya dilakukan dibawah meja, tanpa ketahui oleh pihak atas. Perusahaan perhiasan dan teknologi yang terlihat hanya sebagai topeng semata.

“ pukul berapa transaksinya?” tanya Gael di sela-sela dia mengecek kembali sistem pesanan.

“ sekitar tengah malam “ Ansel sudah duduk di sofa sambil menikmati segelas wine.

Dengan datangnya Gael semua pekerjaanya menjadi beres, dia tinggal bersantai menunggu hasilnya.

“ berapa targetnya?” mereka tidak mungkin mematok harga rendah, jika pengajuan mereka disepakati maka barang akan mereka lepas. Konsepnya adalah untung sebanyak-banyaknya.

“ 100 atau 200” Gael membenarkan dalam diam.

Beberapa setelahnya semua sudah siap, Gael mengatar pesanan itu sedangkan Ansel tetap berada di PIN seperti biasa. Rombongan Gael menaiki mobil melaju menuju tempat transaksi.

Tanpa membuat kecurigaan sedikitpun rombongan itu masuk kedalam bangunan.  Disana sudah ada pemesan yang dengan wajah senang menyambut kedatangan kelompok mafia Gael.

“ ku kira kesepakatan akan batal” ucap mafia sebelah yang hampir semua berpakaian jas lengkap. Sedangkan Gael dan rombongan hanya memakai setelan kemeja hitam.

“ kau tau aturannya” ucap Gael. Mereka tidak akan menunggu pemesan.

“   baiklah dimana barangnya?” ucap mafia ber jas. Mereka ada sekitar 5 orang.

Kelompok Gael mengangkat sebuah koper kecil dan besar. Membuat lelaki berjas itu mengerutkan keningnya.

“ masing-masing 200” ucap Gael singkat, dia mengucapkan nominal harganya.

“ kau gila?” lelaki ber jas tampak kaget dengan harganya.

“ dia memiliki sensor darah dan keamanan tinggi. Cip ini bahkan bisa di tanam didalam tubuh seorang bayi dengan masa perbaikan setelah 10 tahun” Gael menjelaskan beberapa keunggulan barangnya.

Lelaki ber jas itu mengangguk, semuanya memang sesuai dengan keinginannya. Namun harganya sangatlah tidak masuk akal.

“ kami tidak memiliki banyak waktu, masih banyak yang menginginkannya” Gael memang tidak suka menunggu, dia masih memiliki banyak pekerjaan setelah ini.

“ 100 bagaimana?” mereka mulai bernegosiasi. Gael tidak langsung menjawab, lelaki itu dengan tanpa ekpresi menatap pembelinya satu-persatu.

“ masing-masing 150” lanjut lelaki ber jas kembali memberikan penawaran.

Gael tidak mau memperlama, dia menyuruh anak buahnya menarik kembali kedua koper seakan mereka bersiap pergi.

“ oke baiklah, masing-masing 200” lelaki ber jas akhirnya menyerah. Dia tidak mau kehilangan barang bagus seperti itu.

“ tapi pastikan tidak ada kelompok lain yang memilikinya” lanjut lelaki ber jas.

“ kami tidak suka di atur, semua sesuai kesepakatan” jawab Gael datar, aura dinginnya menyeruak membuat semua orang ketakutan saat mendengar suara beratnya.

“ ah, maafkan aku” ucap lelaki ber jas ketakutan. Dia lalu memberikan kode agar anak buahnya segera memberikan uangnya.

Sambil menunggu uangnya terhitung mereka duduk di sofa dengan ditemani wine dan beberapa menu mahal. Sayangnnya aturan Gael adalah dilarang memakan sajian apapun saat transaksi berjalan. Jadi mereka hanya terdiam sambil mengawasi pergerakan takutnya ada sesuatu yang mencurigakan.

Setelah sesuai dengan kesepakatan Gael memberikan barang pesanan dan langsung pergi. Kelompok mereka memang seperti itu, tidak perlu banyak bicara yang penting kerja dan hasilnya.

“ kalian laporkan hasil transaksi,” ucap Gael, dia tidak ikut masuk ke PIN. Malah mengambil mobilnya dan pergi menuju suatu tempat.

“ baik, bos” ucap anak buah itu serempak dan memberikan penghormatan begitu Gael pergi.

Didalam mobil lelaki mengecek berkas penting, semuanya sudah benar.

“ kau siapkan kamar, akan ada tamu” ucap Gael melalui Handphonenya. Lelaki itu kemudian mengemudikan mobilnya.

Sampai di pelataran rumah, lelaki itu bisa memastikan jika para penghuninya sudah tertidur. Saat ini sudah hampir menjelang pagi. Dengan langkah pelan lelaki itu masuk ke rumah dan langsung menuju salah satu kamar.

Ceklek,

pintu tidak terkunci.

Didalam seorang wanita dengan tenang tertidur di ranjang. Gael memandangnya sejenak lalu dengan mudahnya dia menggendong wanita itu. Dia membawanya keluar dan memasukkannya ke dalam mobil.

“ hati-hati tuan” ucap penjaga gerbang begitu Gael akan pergi.

Wanita itu tetap lelap tanpa terganggu sampai mereka tiba di hunian pribadi milik Gael. Gerbang langsung terbuka otomatis begitu menangkap sensor milik Gael. Gael membawa wanita itu masuk dan meletakkannya di ranjang sebuah kamar.

“ layani dia denga baik” ucap Gael kepada pelayan yang sudah sedari tadi menunggu kedatangan tuannya. Gael kemudian melangkah menuju kamar pribadinya.

Hhrrt hrrt , hp nya berbunyi.

“ kau gila, bagaimana bisa kau menjualnya menjadi 400?” Ansel terdengar begitu antusias.

“ kau yang bilang” jawab Gael cuek.

“ maksudku 200 M untuk keduanya” saut Ansel dengan heboh.

“ kau tak suka uang? Kembalikan saja” jawab Gael cuek.

“ tidak-tidak, maksudku, gila kita untung besar” jawab Ansel masih dalam mode heboh. Gael menarik sudut bibirnya dan mematikan hpnya. Sungguh kasihan pembeli bodohnya.

Bulu mata lentik itu mulai bergerak, tubuhnya mencari kenyamanan dengan mengganti posisi menjadi memeluk guling. Myria merasakan ranjangnya begitu empuk dan lembut. Sudah lama sekali dia tidak merasakan kenyamanan tidur seperti ini.

Namun begitu menyadari sesuatu tubuhnya memaksanya terbangun, matanya membuka dengan cepat.

“dimana ini?” guman Myria yang menyaksikan semua hal di kamarnya sudah berubah. Dia berpindah di sebuah kamar dengan interior mewah.

Wanita itu meranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu. Dia keluar dengan langkah pelan dan berhati-hati.

“selamat pagi nona” ucap pelayan dari arah belakangnya. Membuat Myria terlonjak kaget.

“ini dimana?” tanya Myria begitu membalikkan badan, kalimat itu jelas saja membuat

pelayan itu kebingungan menjawabnya.

“ ini mansion tuan Gael” ucap pelayan itu sedikit ragu-ragu.

Manik Myria langsung membola, bagaimana bisa dia sampai disini. Dia tidak mungkin seketika berpindah tempat bukan. Semalam dia memang meminum obat demam, setidaknya bisa membuat tidurnya lebih nyenyak, tapi apa mungkin lelaki itu memindahkannya tanpa sebab. Atau jangan-jangan Ansel yang menyuruhnya.

Myria segera membalik badan dan masuk ke dalam kamar. Dia mengalami semacam serangan panic. Myria takut jika lelaki itu akan meneruskan aksi pembalasan dendamnya.

“ aku harus melakukan sesuatu” ucap Myria setelah menutup pintu kamar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status