Di kamar lain Gael sudah siap dengan setelan jasnya. Seperti biasa agenda setiap harinya adalah pergi ke 2 perusahaan secara bergiliran. Namun sebelum itu Gael akan melakukan sesuatu. Dia berjalan menuju kamar Myria.
“selamat pagi tuan” ucap pelayan di persimpangan jalan.
“dia sudah bangun?” tanya Gael. Pelayan jelas tau siapa yang dimaksud. Tidak ada orang lain lagi di Mansion ini.
“sudah tuan” jawab pelayan halus. Semua pelayan disini benar-benar disiplin dengan peraturan.
Gael meneruskan langkahnya. tanpa perlu mengetok pintu lelaki itu langsung membuka pintu, ditangannya sudah ada sebuah berkas yang akan dia berikan kepada Myria.
“kau sedang apa?” tanya Gael begitu melihat Myria sedang menarik semua gorden jendela dan mengikatkanya.
Sedangkan Myria yang ketahuan sedang melakukan aksi melarikan dirinya malah diam mendadak tidak tau harus melakukan apa.
“tuan, saya mohon lepaskan saja saya. Saya tidak sanggup lagi” Myria hanya bisa mengiba, mengambil rasa simpati Gael dengan ekpresi sedihnya. Tak lupa dia juga berjalan mendekati Gael dan langsung bersimpuh untuk membuat Gael yakin akan kesedihannya.
“kau mau melarikan diri?” tanya Gael, lelaki itu baru sadar jika dia menangkap basah Myria.
“sa,saya tidak mau diperlakukan seperti binatang tuan, saya mohon bunuh saya saja” Myria masih meneruskan aksi sandiwaranya dalam merebut simpati Gael. Dia tidak benar-benar ingin mati, masih banyak hal yang ingin dia capai.
Myria mengenal Gael sebagai orang pemilik perusahaan, baginya Gael lebih menujukkan sebagai manusia normal dibanding temannya Ansel. Jadi satu-satu yang bisa Myria lakukan adalah menarik simpati Gael.
“baiklah, mau dibunuh pakai apa?” tanya Gael ringan. Dia sudah bisa menebak jika saat ini Myria hanya bersandiwara. Lelaki itu sudah terbiasa menemui orang-orang bermuka dua seperti ini.
Tangis Myria langsung terhenti dengan respon Gael yang malah menantangnya. Selama ini dia berfikir jika Gael masih memiliki hati karena sudah menolongnya. namun semua prasangka itu kini terasa lenyap.
“tuan ampuni kesalahan saya, saya masih ingin hidup tuan” kini kalimat itu langsung berganti menjadi kalimat yang terasa sedikit nyata, dan memang Myria benar-benar sudah frustrasi.
“saya bersedia melakukan apa saja agar bisa terhindar dari tuan Ansel. Saya mohon selamatkan saya” Myria mengatakan isi hatinya, Gael sudah pernah menolongnya sekali mungkin saja lelaki itu bersedia menolongnya lagi.
“jika begitu, tanda tangani ini” Gael memperlihatkan sebuah berkas. Myria mendongak dan dengan ragu dia mulai berdiri.
Gael langsung memberikan berkas itu dan wanita itu mulai membacanya.
“segera tanda tangani atau aku akan membawamu kepada Ansel” Gael membuat konsentrasi Myria membuyar. Wanita itu segera menerima pena ditangan Gael dan tanpa perlu membaca lebih lanjut dan langsung menandatangani berkas itu. Dia sedikit percaya lelaki di hadapannya pasti lebih baik daripada Ansel
“baiklah” Gael langsung menarik berkas itu.
“kau bisa tinggal disini sementara waktu” Gael menutup pintu tanpa menunggu sautan dari Myria. Didalam Myria merasa sedikit aneh, apa mungkin dia melakukan kesalahan dengan menandatangani berkas itu.
“urus berkas ini diam-diam” ucap Gael kepada pengawalnya sebelum masuk kedalam mobil.
Sedangkan pengawal itu membuka berkas dengan tatapan tak percaya. Namun karena harus diam- diam dia tidak bisa bertanya ataupun meminta saran dari orang lain. Langsung saja begitu tuannya pergi lelaki itu dengan segera membereskan permintaan tuannya.
Beberapahari berlalu, saat ini Gael sedang berada di PIN. Mereka memiliki pesanan baru. Kali ini yang diminta hanya barang lama. Mereka tidak perlu menguji ulang karena memang sudah siap jual.
“sepertinya minggu depan kita perlu terbang, kelompok luar menawarkan kerja sama” ucap Ansel begitu mereka duduk mengamati anak buah yang sedang menyiapkan barang.
“seberapa menjanjikan” Gael tipe orang yang terbiasa waspada.
“jaminan keamanan dagang” jawab Ansel.
“selama ini kita tak memiliki kendala disana” Gael merasa jika ide yang Ansel berikan tidak cukup berguna.
“secara yuridis” Ansel mengutarakan kelebihan dari pertemuan itu.
“siapa saja anggotanya?” Gael menoleh menatp Ansel
“hanya 5 terbesar” ini merujuk pada tingkat keberhasilan kelompok. Dari sini Gael bisa menyimpulkan bahwa yang mengudang mereka jelas memliki koneksi kuat dengan organisasi intenasional. Setidaknya mereka tidak perlu memperhitungkan kerugian jika suatu saat aksi mereka ketahuan.
“cukup menarik” Gael mulai tergugah.
“kita akan lihat siapa saja yang menjadi lawan kita” Ansel malah berfikir hal lain. Dia nyatanya memiliki ambisi besar untuk membesarakan kelompoknya.
Seminggu berlalu, mereka sudah siap dengan kopernya sedang berjalan menuju pesawat pribadi. Gael yang beberapa hari tidak kembali ke Mansioan akhirnya mengajak Myria untuk ikut dengannya. Entah kenapa wanita itu memiliki daya tarik yang membuat Gael tdak mau melepaskannya begitu saja..
“baiklah kita langsung berangkat saja,,,” ucap Ansel saat Gael sudah masuk ke dalam pesawat. Dia mengarahkan pramugari untuk menutup pintu.
“tunggu” Gael menghentikan aksi pramugari, dia juga membuat Ansel bertanya-tanya.
“kenapa?” Ansel bersuara, semua orang sudah masuk kenapa pintu tidak boleh di tutup. Bersamaan dengan itu sebuah mobil berhenti tak jauh dari sana. Tak lama sang penumpang turun, seketika Ansel tak percaya. Sosok yang dia lihat adalah Myria, wanita yang setengah mati dia benci.
“kau membawanya?!” tanya Ansel kesal. Rasanya ingin sekali menguliti wajah wanita itu begiiu melihatnya.
“aku butuh hiburan” jawab Gael cuek. Lelaki itu tidak menanggapi rasa keberatan Ansel dengan kehadiran Myria dalam perjalanan mereka.
Sedangkan wanita yang menjadi bahan perbicangan mereka kini sudah menaiki tangga. Dengan langkah ragu dia memasuki pesawat. Reaksinya tidak jauh beda dengan Ansel. Myria langsung terkaget dan takut dalam waktu bersamaan.
“jangan ganggu dia” ucap Gael memecahkan ketegangan antara Ansel dan Myria. Dia memberikan kode kepada Myria untuk segera mendekat dan duduk.
Myria berjalan pelan menuju tempat duduknya, sedangkan Ansel dengan mata melotot mengekori tingkah Myria dengan menahan emosi.
“kita berangkat” lanjut Gael.
Perjalanan udara lancar dengan waktu tempuh yang cukup lama. Untung saja pesawat milik mereka menyediakan kamar tidur. Ansel yang sudah tidak bisa berdekatan dengan Myria, memilih pergi ke kamar tidur dan tentu saja dia menyewa salah satu pramugari untuk menemaninya. Seperti itulah Ansel, dia tidak akan jauh-jauh dari wanita.
Sedangkan Gael terus saja berkutat dengan I padnya untuk membaca beberapa berkas perusahaan. Dia tidak menghiraukan Myria yang sejak tadi ingin bertanya namun takut begitu melihat kesibukan lelaki itu.“ anda ingin makan nona?” seorang pramugari mendekatinya. Dan menawarakan makanan.“emm, boleh” ucap Myria ragu, daripada tidak ada yang bisa dia lakukan lebih baik mengenyangkan perut.Selang beberapa saat datanglah beberapa menu diatas meja. Pramugari itu dengan ramah menata semuanya. Namun dari perhatian Myria, pramugari itu selalu saja mencuri pandang ke arah Gael yang sedang duduk di sebrangnya.“ehm, anda bisa pergi” ucap Myria begitu semua makanan sudah tertata namun pramugari tak kunjung meninggalkannya.“silahkan di makan nona” ucap pramugari dengan gaya centil kearah Gael. Myria menghembuskaan nafas kasar, sebal dengan prilaku pramugari yang sok centilpadahal lelaki yang dia lirik hanya lelaki dingin tanpa ekpresi. Selesai makan, Myria kembali menatap kearah Gael. Dia sudah t
“ lebih baik aku segera tidur” Myria menaiki sofa empuk, dia mengambil selimut cadangan di dalam lemari dan membungkus tubuhnya. Rasa lelah dan tubuh yang bersih mengantarkannya ke alam mimpi dengan cepat.Setelahnya Gael membuka matanya, dia sedari tadi hanya menutup mata. Berdekatan dengan Myria seakan membuat insting lelakinya muncul. sudah sejak awal, dia merasakan keanehan dalam dirinya begitu mendengar ucapan Myria saat itu.Gael mendekati sofa, memindahkan Myria ke ranjang. Dan dengan pelan dia juga ikut terbaring di sebelahnya. Aroma harum membuat lelaki itu nyaman dan mengikuti Myria ke dalam mimpi. Malam ini bukan waktu yang tepat untuk menyalurkan instingnya.Pagi hari datang, Myria terbaring sendirian sedangkan Gael harus bersiap pergi. Lelaki itu berada di kamar mandi sekarang.Tidur Myria sedikt terganggu karena bayang-bayang yang mengenai matanya. Wanita itu membuka matanya perlahan.“akk!” teriak Myria begitu melihat Ansel berada di depannya. reflek wanita itu segera
Myria sedikit memberontak namun Gael memegang kepalanya erat. bahkan dorongan tanganya pada dada Gael sama sekali tidak berpengaruh. Karena lelah akhirnya Myria pasrah, penolakannya akan berakhir sia-sia. Dia tau jika lelaki ini adalah seorang mafia kejam, namun di sisi lain dia juga menikmati ciuman mereka.Setelah prosesi pernikahan kilat, mereka berdua kembali ke mobil.“apa kita baru saja menikah?” Myria meghentikan langkahnya. dia seakan baru tersadar. Sedangkan Gael yang mendengarnya hanya bisa menarik sudut bibirnya puas.“masuk” Gael kembali menjadi lelaki dingin tanpa ekpresi. Myria menyesal sudah menuruti keinginan Gael tadi. Nyatanya tatapan teduh lelaki itu hanya sebuah sandiwara. Myria terjebak karena kebodohannya sendiri.“kenapa kau menikahiku?!” tanya Myria kesal. Dia sebenarnya ingin tau apakah Gael benar-benar tertarik dengannya. pasalnya di benak Myria pernikahan adalah hubungan cinta kasih sejati. “karena kau bodoh dan miskin” jawab Gael membating harapan Myria. D
Dan setelahnya Myria seakan merasakan sakit yang sangat di bagian bawah. Dia mencengkaram seprei. Saat itu juga dia dilanda rasa penyesalan, kenapa bisa tergoda dengan rayuan Gael.Namun setelah beberapa saat, Myria mulai mendapatkan kenikmatan. Belum pernah dalam hidupnya merasakan kesenangan ini, dia seakan terbang tinggi. Nafasnya langsung menderu seperti selesai lari marathon. Sebuah pengalaman yang belum pernah di dapatkan.“kita belum selesai” kelopak mata wanita itu sudah hampir tertutup. Seluruh energinya seakan terkuras habis. Namun saat dia melihat Gael, lelaki itu masih saja bersemangat. Dan ini membuat perasaannya tidak enak. Jelas saja setelahnya Gael tidak memberikan ampun, lelaki itu hanya lembut pada awalnya. Karena sekarang Gael benar-benar memuntut Myria untuk bisa memuaskannya malam ini. Meski Myria sudah terliaht begitu lelah, Gael tidak ingin menyudahi aktifitas panas mereka. stamina lelaki itu benar-benar terjaga.Pagi menjelang, kedua manusia itu masih nyenyak da
“Deal” jawab Ansel dengan masih sibuk memakan menu hidangan. Lelaki itu seperti sedang berbincang santai, padahal yang mereka bahas itu menganai kehidupan seseorang.Tanpa berlama-lama lagi kedua lelaki itu segera meninggalkan ruangan. Mereka sudah tidak bisa berlama-lama menghadapi Ansel yang berkelakuan sesuka hatinya mengacak mereka.“hati-hati di jalan” ucap Ansel riang, lelaki itu berhasil mendapatkan keuntungan sekaligus menyingkirkan wanita murahan itu. Hari ini menjadi hari terbaik dalam hidupnya.“suruh yang lain masuk” ucap Ansel kepada salah satu anak buahnya yang berapa di dalam ruangan.Lelaki itu bergegas keluar dan kini seluruh bodyguard yang dia bawa berbaris di depannya. Ansel dengan santai menatap mereka satu-satu sedang tangan memegang Wine duduk di depan mereka.“jangan katakana mengenai hal ini kepada bos Gael, jika sampai ada yang berani mengatakannya akan ditindak tegas, mengerti?!” Ansel harus merahasiakan hal ini serapat mungkin. Wanita itu harus benar-benar
Beberapa hari berkutat dengan data keamanan PIN, Gael benar-benar tidak fokus dengan masalah yang lain. Meski dia berusaha tetap saja tidak bisa melacak lokasi dari peretas itu. Hingga hari berganti dan besok adalah hari dimana Ansel akan membawa Myria, setidaknya berkat hacker itu fokus Gael menjadi terpecah. Dia bisa dengan mudah membawa Myria ke Bar.Semalaman ini Gael terus memperbaharui sistem keamanan, dia bahkan tidak sempat pulang. Nyatanya kelompok ini lebih penting dari godaan tubuh Myria. Hari sudah berganti, Gael terlihat berbaring di ranjang, komputernya masih menyala. Ansel mengintip dari pintu, waktu yang pas untukknya pergi mengambil Myria.Lelaki itu dengan selalu ditemani Bodyguardnya pergi menuju mansion Gael. Dia tidak perlu memikirkan apa yang akan Gael lakukan padanya. Ansel masih berbesar hati menerima amukan lelaki itu nanti.Gerbang terbuka, memang selain Gael keamanan rumah juga bisa di akses oleh Ansel. Hanya 2 orang itu saja yang bisa menembusnya.“ dimana
Tapi sudut matanya melihat symbol lokasi di tepi layar. Simbol itu berasal dari alat pelacak milik Myria. Lelaki itu sudah memberikan palacak pada anting wanita itu tanpa sepengetahuannya.Segera saja dia membuka sistemnya, dan dahinya berkerut ketika sinyal itu menujukan lokasi yang lumayan jauh dari rumahnya.“kenapa dia bisa berada disana?” Gael segera berjalan menuju mobilnya. Dia langsung menuju ke titik lokasi. Mabil melaju dengan cepat, dia ingin segera memastikan jika informasi ini akurat.Begitu sampai di parkiran, Gael kembali menemukan keanehan. Dia melihat mobil Ansel juga terpakir disana. Firasat buruk langsung melanda hatinya. Apa mungkin keberadaan Myria juga ada sangkut pautnya dengan Ansel. Lelaki itu terus berjalan masuk.“dimana tuan Ansel?” tanya lelaki itu pada wanita yang dia kenal adalah kaki tangan Ivar.“ bos Gael, anda juga datang. Tuan Ansel berada di ruang..” belum juga selesai menjawabnya. Gael kini berlari keluar. Dia melihat Myria masuk ke sebuah mobil be
Bagitu ayah dan anak itu sampai di kontrakan mereka. Myria tidak bisa menahan lagi untuk bertanya secara detail bagaimana bisa tuan Ansel melepasnya begitu saja. "ayah katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi, tidak mungkin tuan Ansel mau melepaskanku begitu saja " Myria terus meminta penjelasan." kau harus janji tidak akan marah pada ayah jika mengetahui yang sebenarnya" Witton semakin menarik rasa perhatian Myria."katakan padaku ayah. ayah saja berbohong masalah mengenai judi itu, sekarang apa? ayah melakukan kesalahan lagi?" tanya Myria menyelidik. wanita itu tau bagaimana karakter sebenarnya tuan Ansel."tuan Ansel akan bersedia melepaskanmu jika kami memberikan uang 10 miliar padanya, sebagai ganti uang saat dia membelimu" jawab Witton.Akhirnya lelaki itu tidak mau lagi berbohong pada anaknya. Cukup sudah Myria menerima konsekuensi dari tindakannya tempo hari. Kali ini jangan, anaknya gadisnya begitu berharga buatnya."apa 10 miliar?" Myria langsung kaget."lelaki itu hanya