Share

Pemandangan Langka

Sedangkan Gael terus saja berkutat dengan I padnya untuk membaca beberapa berkas perusahaan. Dia tidak menghiraukan Myria yang sejak tadi ingin bertanya namun takut begitu melihat kesibukan lelaki itu.

“ anda ingin makan nona?” seorang pramugari mendekatinya. Dan menawarakan makanan.

“emm, boleh” ucap Myria ragu, daripada tidak ada yang bisa dia lakukan lebih baik mengenyangkan perut.

Selang beberapa saat datanglah beberapa menu diatas meja. Pramugari itu dengan ramah menata semuanya. Namun dari perhatian Myria, pramugari itu selalu saja mencuri pandang ke arah Gael yang sedang duduk di sebrangnya.

“ehm, anda bisa pergi” ucap Myria begitu semua makanan sudah tertata namun pramugari tak kunjung meninggalkannya.

“silahkan di makan nona” ucap pramugari dengan gaya centil kearah Gael. Myria menghembuskaan nafas kasar, sebal dengan prilaku pramugari yang sok centil

padahal lelaki yang dia lirik hanya lelaki dingin tanpa ekpresi. Selesai makan, Myria kembali menatap kearah Gael. Dia sudah tidak bisa menahan pertanyaanya. Hatinya mulai gelisah.

“kenapa kau melihatku terus?” tanya Gael tanpa menatap kearah Myria.

“em, sebenarnya kita akan kemana? Dan kenapa kau membawaku kemari?” jawab Myria dengan penuh hati-hati. Ansel berada disini dia takut saja menyinggung Gael dan berakhir dia di lemparkan kepada Ansel

“kau akan tau nanti ” jawab Gael sekenanya.

“kapan kita akan kembali?” Myria terus saja mengutarakan rasa penasarannya.

“diam atau aku akan memanggil Ansel” Gael tidak bisa berkonsentrasi bila Myria terus saja mengajaknya berbicara. Dia perlu fokus untuk memahami beberapa berkas pertemuan yang akan mereka hadiri. Dari pandangannya pertemuan itu cukup riskan, untung saja dia sudah mempersiapkan beberapa bodyguard disana sehingga mereka bisa berjaga-jaga, meskipun itu melanggar kode etik.

Myria langsung terdiam dia menutup mulutnya rapat. Jangan sampai dia kembali berhadapan dengan Ansel. Dia tidak bisa menanggung kemarahan lelaki itu. Jika bukan karena Gael mungkin saja dia sudah menjadi piala bergilir bagi para anak buah Ansel seperti yang pernah lelaki itu katakan padanya.

Akhirnya tidak ada perbincangan setelah itu, Myria menatap jendela dan karena dia baru saja selesai makan, tentu saja rasa ngantuk mulai menguasainya. Wanita itu tanpa sadar tertidur selama perjalanan.

“ bangun!” Ansel dengan keras menendang kaki Myria. Selagi Gael sedang sibuk dengan hp nya, Ansel mencuri kesempatan untuk menyakiti Myria.

Wanita itu langsung tersentak bangun dari tidurnya, dari jendela waktu menunjukan malam hari. padangan Myria langsung bertemu dengan Ansel setelah itu, wanita itu langsung dihinggapi rasa takut.

“kita keluar” ajak Gael kepada Ansel, dia sebanarnya tau perlakuan Ansel pada Myria. Ansel dengan kesal segera menuruni pesawat di susul dengan Gael dan terakhir Myria.

Mereka sudah di sediakan 2 mobil. Satu untuk mereka bertiga dan satu lagi full dengan bodyguard yang sudah menunggu.

Mereka tiba di sebuah hotel, Myria tidak mengatakan satu katapun selama perjalanan atau lebih tepatnya selama ada Ansel di dekatnya. Mereka sudah sampai di kamar masing-masing, Ansel dan Gael mendapatkan kamar vvip. Mereka memang tidak pernah mau berada dalam satu kamar, tentu saja karena aktifitas Ansel yang sangat mengganggunya.

“aku dimana?” tanya Myria begitu Gael akan masuk ke dalam kamar, wanita itu merasa tidak diperhatikan karena tidak dipesankan kamar sendiri.

“masuklah” Gael merasa sedikit penat, jadi tidak berniat menjelaskan situasinya kepada Myria.

“satu kamar?” Myria tentu berfikir negative ajakan Gael.

“jika keberatan, kau bisa tidur dengan Ansel,” Gael bersiap menutup pintu, dan seketika Myria langsung masuk. Tentu saja saran dari Gael tidak akan pernah Myria terima.

“cari tempat sesukamu, aku akan tidur” Gael melepaskan kemejanya, dan hanya mengenakan celana hitam. Lelaki itu terlihat lelah sekali, dia langsung menuju ranjang tanpa menghiraukan Myria yang masih  syok dengan pemandangan yang pertama kali dia lihat. Wanita itu  berjalan pelan mendekati jendela kamar yang menampakkan pemandangan malam yang begitu canitk. sudah lama dia tidak lagi mendapatkan fasilitas mewah seperti dulu.  setelah puas menikmati pemandangan, tatapan wanita itu berganti ke arah ranjang yang sudah ada Gael terbaring dengan lelapnya. Ternyata pemandanga di dalam sini juga tak kalah menariknya. Tubuh lelaki altetis lelaki itu terpampang di depan mata Myria.

Myria mulai salah tingkah, dirinya berlari menuju kamar mandi. Wanita itu tidak terbiasan dengan pemandangan panas tubus lelaki. Karena terlanjur masuk, akhirnya Myria memilih untuk membersihkan diri.

“Astaga” pekik Myria ketika ingat bahwa dia tidak membawa baju ganti. Semuanya berada didalam koper yang entah dimana keberadaanya.

Karena tidak memiliki pilihan, Myria memakai baju handuk. Setidaknya ini sangat bisa menolongnya dalam keadaan seperti ini.

Begitu keluar kamar mandi, dilihatnya Gael masih dalam posisi yang sama terlelap. Nafasnya teratur

dan..

“tidak-tidak” Myria tidak bisa melepaskan pandangannya pada perut atletis milik Gael.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status