“kau cantik juga” Ansel mencoba menyentuh dagu Myria, namun wanita itu segera memalingkan wajahnya. Ansel tertawa terkejut, selama ini belum pernah ada yang menolak sentuhannya. Wanita di hadapanya cukup berani juga.
“darimana dia?” kini giliran lelaki pemilik perusahaan perhiasan yang bertanya. Dia terlihat acuh tapi ternyata cukup jeli dengan penolakan Myria. Gael merasa jika wanita itu tidak semerta-merta bisa berada di tempat ini.
“kami sudah menerimanya sebagai pelunas hutang, dia dijadikan ayahnya sebagai jaminan judi” jawab pemilik Bar dengan sedikkit mengarang. Karena jika dia bebrbhong dan pelanggan VVIP nya ini mengetahuinya maka tamatlah sudah, lebih baik dia menjawab jujur dengan sedikit karangan. Wajah Gael terlihat begitu dingin membuat Ivar mau tidak mau harus memberikan jawaban.
“jaminan ayahnya? Malang sekali nasibmu” Ansel bermaksud menghina dengan kalimat simpatinya. Dia sedikit sakit hati akibat penolakan yang baru saja dia terima. Dia melihat Myria dari atas sampai bawah.
“tidak, ayahku tidak seperti itu. mereka yang membawaku kemari” Myria membela ayahnya, dia menceritakan yang sebenarnya terjadi. Myria merasa harus membela dan mengatakan yang sebenarnya meskipun dia juga tau takkan ada yang bersimpati padanya.
“berapa hutang ayahmu?” Gael terlihat mulai tertarik dengan ceritanya, membuat Myria merasa mempunyai sedikit harapan.
“500 juta”
“ehemm, sepertinya kita tidak bisa meneruskan perbincangan ini. Dia sudah menjadi bagian dari Bar“ ucap Ivar, dia memiliki firasat aneh jika sampai pembicaraan ini dilanjut. Ivar takut jika hadiah emasnya akan hilang begitu saja. atau kedoknya akan terbuka dan negosiasi akan gagal.
“aku akan membelinya” ucap Ansel cepat, dia sejak tadi hanya mengamati dan kini lelaki itu seakan ingin membalas dendam atas penolakan Myria.
“anda tidak bisa, dia hanya menjadi jamuan saat anda...” tolak Ivar halus.
“kau masih memiliki hutang dan beberapa kontrak kerja sama, bagaimana?”Ansel sangat lihai dalam bernegosiasi. Lelaki ini sudah sangat sering berada dalam kondisi seperti ini. Dan baginya apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan.
Ivar tidak bisa berkata-kata, semuanya yang Ansel katakan memang benar. Kontrak kerja sama dengan mereka lebih penting daripada wanita baru ini. Tidak mungkin dia melepaskan kontrak hanya demi mempertahankan wanita tidak jelas ini. meski sedikit merugikannya namun Ivar tau prioritas.
“1 milyar, dan perpanjang kontrak” Ivar memberikan harga dari penawaran Ansel. Dia juga ingin ambil keuntungan dari wanita ini.
“tidak, aku bukan barang yang bisa..” potong Myria atas keputusan sepihak.
“deal “ ucap Ansel mengakhiri pembicaraan. Myria sudah tidak memiliki hak apapun. Semua orang di dalam ruangan ini hanya menganggapnya sebagai obyek kerjasama.
“aku akan mengirim kontrak nya nanti, dan aku ikut denganku” Ansel tampak puas dengan hasilnya. Dia segera menarik Myria dan menggandeng pinggang wanita itu.
“lepaskan aku, !” Myria segera memberontak.
“diamlah, kau sudah menjadi milikku” ucap Ansel tegas, dia adalah bos besar dunia bawah, tidak ada yang berani melawannya. Dia bisa saja melakukan apapun sesukanya pada wanita ini, namun dia harus sedikit bersabar. Dia akan menyingkirkannya setelah dia berhasil memuaskannya. Bagi Ansel mendapatakn wanita yang lebih dari Myria begitu mudah, namun egonya yang sudah terluka akibat penolakan itu tidak akan tinggal diam. Dia akan merusak harga diri wanita yang berani menolaknya.
“aak lepas!” teriak Myria, wanita itu dengan keras di tarik Ansel keluar mengikutinya. Begitu pintu terbuka, banyak sekali bodyguard milik Ansel berjaga di depan. Hal ini sontak membuat Myria mati ketakutan. Kini sudah pasrah, tangannya ditarik Ansel keras dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Sedangkan di belakangnya Gael hanya diam saja, dia tidak tertarik dengan drama yang temannya buat. Dia sudah hafal bahkan bosan dengan prilaku Ansel yang selalu saja seenaknya sendiri.
“masuk!” Ansel melemparkan tubuh kecil Myria dalam mobil. Dia berada di bangku tengah. Dan dengan segera Ansel juga masuk menyusul Myria.
Gael yang sudah hafal dengan tabiat Ansel, segera mengambil alih kunci dari sopir dan berjalan menuju kursi pengemudi. Didalam suasana sudah begitu kacau. Tanpa menunggu lama Ansel segera melancarkan Aksinya. Gael tidak terganggu sama sekali. Dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.
“tidak! Menyingkir dariku, lepas! ” Myria terus meronta demi mempertahankan harga dirinya. Ansel benar-benar lelaki brengsek, dia sudah sangat keterlaluan bagi Myria.
“siapa kau berani menolakku, sekarang kau rasakan pembalasanku” ucap Ansel dengan tangannya yang terus menarik tubuh beserta pakaian Myria. Wanita itu menangis sejadi-jadinya. Ini adalah pertama kali baginya dalam situasi seperti ini.
“tolong maafkan aku, aku mohon hentikan, hiks” Myria sudah berada dalam tahap mengiba. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Gael mengemudikan mobil dengan tenang, tidak ada niatan baginya untuk mencampuri urusan temannya.
“ kau sudah mengerti sekarang, kau hanya wanita murahan. Setelah ini aku bisa menyingkirkanmu dengan mudah, atau setidaknya menjadi hadian untuk para anak buahku, hahaha” Ansel tidak henti memberikan intimidasi. Dia sangat suka menyiksa. Dan melihat bagaimana Myria mengiba semakin membuat dirinya puas.
“ tidak, jangan lakukan itu. Aku mohon. Bunuh saja aku. daripada menjadi jaminan hutang seperti ini, lebih baik bagiku untuk mati” Myria mengatakannya dengan pilu. Wanita itu sudah tidak mempunyai harapan.
Kalimat Myria dengan halus mengalun kedalam telinga Ansel serta Gael, kedua lelaki itu merasakan sesuatu yang aneh, bagi Gael kalimat itu sedikit menganggu pikirannya. Namun bagi Ansel kalimat itu semakin menyulut emosinya.
Plakk,,
satu tamparan mendarat di pipi Myria dengan keras, sudut bibirnya mengeluarkan darah. Tangis wanita itu semakin kencang.
“ kau dasar jalllang” Ansel sekatik marah.
“ bunuh saja aku, bunuh aku” Myria sudah pasrah, dia terus mengulang-ulang kalimatnya. Seraya meminta agar Ansel berbaik hati mengabulkan permintaan terakhirnya. yang sebenarnya bukanlah pilihan yang dia inginkan. hidupnya akan hancur dan Myria tidak sanggup menerima penghinaan ini. kesuciannya terenggut itu sama dengan nyawanya melayang.
“ hentikan mobilnya” ucap Ansel keras, Gael dengan tenang menuruti perintah Ansel. Lelaki itu keluar dan masuk kedalam mobil lainnya. Para bodyguard terpaksa keluar dan mencari kendaraan lainnya, karena setelah itu mobil yang di tumpangi Ansel meluncur pergi meninggalkan mereka termasuk Gael.
Didalam Myria masih terisak, Gael menarik sudut bibirnya. Semua kekacauan terhenti dengan sangat tidak masuk akal. Lelaki itu kemudian melajukan mobilnya kembali tanpa mengucapkan kalimat apapun. Dibekalang Myria dengan tangan masih bergemetar mencoba merapikan pakaiannya untuk menutupi bagian tubuhnya.
Dari kaca tengah Gael bisa melihatnya, lelaki itu kemudian melepaskan jasnya dan memberikannya pada Myria. Wanita itu awalnya ragu namun melihat Gael yang seprtinya tulus akhirnya Myria menerimanya dan langsung memakainya.
Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga biasa bagi Myria. Wanita itu masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?!” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya masuk ke rumah duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjala
“ kau kemari!” teriak Ansel. Lelaki itu dengan cepat mendekati Myria dan menarik rambutnya keras. Membuat wanita itu menengadahkan wajanya sambil memegangi rambutnya yang tertarik.“ akk” teriak Myria kesakitan.“ dasar wanita murahan, berani sekali kau menggoda Gael. Sekarang katakana apa semalam..”“ hey, kau apakan dia” mama langsung turun tangan, dia tidak bisa tinggal diam melihat gadis kecil itu di perlakukan kasar.Mama segera memukul tangan Ansel agar tarikannya terlepas. Myria dengan cepat langsung menjauhi Ansel dan bersembunyi di belakang tubuh mama.“ ma, dia ini wanita murahan dari Bar. Bukan wanita baik-baik” Ansel membela diri, dia tidak bisa leluasa saat berada di rumah mama.“ tetap saja, jangan perlakukan dia seperti itu! ” mama bertambah marah.“ah, sudahlah” Ansel tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya dia memilih untuk pergi darisana. Dia akan membuat perhitungan kepada Myria nanti setelah agendanya selesai. Malam ini mereka ada transaksi besar, mereka perlu menyi
Di kamar lain Gael sudah siap dengan setelan jasnya. Seperti biasa agenda setiap harinya adalah pergi ke 2 perusahaan secara bergiliran. Namun sebelum itu Gael akan melakukan sesuatu. Dia berjalan menuju kamar Myria.“selamat pagi tuan” ucap pelayan di persimpangan jalan.“dia sudah bangun?” tanya Gael. Pelayan jelas tau siapa yang dimaksud. Tidak ada orang lain lagi di Mansion ini.“sudah tuan” jawab pelayan halus. Semua pelayan disini benar-benar disiplin dengan peraturan.Gael meneruskan langkahnya. tanpa perlu mengetok pintu lelaki itu langsung membuka pintu, ditangannya sudah ada sebuah berkas yang akan dia berikan kepada Myria.“kau sedang apa?” tanya Gael begitu melihat Myria sedang menarik semua gorden jendela dan mengikatkanya.Sedangkan Myria yang ketahuan sedang melakukan aksi melarikan dirinya malah diam mendadak tidak tau harus melakukan apa.“tuan, saya mohon lepaskan saja saya. Saya tidak sanggup lagi” Myria hanya bisa mengiba, mengambil rasa simpati Gael dengan ekpresi
Sedangkan Gael terus saja berkutat dengan I padnya untuk membaca beberapa berkas perusahaan. Dia tidak menghiraukan Myria yang sejak tadi ingin bertanya namun takut begitu melihat kesibukan lelaki itu.“ anda ingin makan nona?” seorang pramugari mendekatinya. Dan menawarakan makanan.“emm, boleh” ucap Myria ragu, daripada tidak ada yang bisa dia lakukan lebih baik mengenyangkan perut.Selang beberapa saat datanglah beberapa menu diatas meja. Pramugari itu dengan ramah menata semuanya. Namun dari perhatian Myria, pramugari itu selalu saja mencuri pandang ke arah Gael yang sedang duduk di sebrangnya.“ehm, anda bisa pergi” ucap Myria begitu semua makanan sudah tertata namun pramugari tak kunjung meninggalkannya.“silahkan di makan nona” ucap pramugari dengan gaya centil kearah Gael. Myria menghembuskaan nafas kasar, sebal dengan prilaku pramugari yang sok centilpadahal lelaki yang dia lirik hanya lelaki dingin tanpa ekpresi. Selesai makan, Myria kembali menatap kearah Gael. Dia sudah t
“ lebih baik aku segera tidur” Myria menaiki sofa empuk, dia mengambil selimut cadangan di dalam lemari dan membungkus tubuhnya. Rasa lelah dan tubuh yang bersih mengantarkannya ke alam mimpi dengan cepat.Setelahnya Gael membuka matanya, dia sedari tadi hanya menutup mata. Berdekatan dengan Myria seakan membuat insting lelakinya muncul. sudah sejak awal, dia merasakan keanehan dalam dirinya begitu mendengar ucapan Myria saat itu.Gael mendekati sofa, memindahkan Myria ke ranjang. Dan dengan pelan dia juga ikut terbaring di sebelahnya. Aroma harum membuat lelaki itu nyaman dan mengikuti Myria ke dalam mimpi. Malam ini bukan waktu yang tepat untuk menyalurkan instingnya.Pagi hari datang, Myria terbaring sendirian sedangkan Gael harus bersiap pergi. Lelaki itu berada di kamar mandi sekarang.Tidur Myria sedikt terganggu karena bayang-bayang yang mengenai matanya. Wanita itu membuka matanya perlahan.“akk!” teriak Myria begitu melihat Ansel berada di depannya. reflek wanita itu segera
Myria sedikit memberontak namun Gael memegang kepalanya erat. bahkan dorongan tanganya pada dada Gael sama sekali tidak berpengaruh. Karena lelah akhirnya Myria pasrah, penolakannya akan berakhir sia-sia. Dia tau jika lelaki ini adalah seorang mafia kejam, namun di sisi lain dia juga menikmati ciuman mereka.Setelah prosesi pernikahan kilat, mereka berdua kembali ke mobil.“apa kita baru saja menikah?” Myria meghentikan langkahnya. dia seakan baru tersadar. Sedangkan Gael yang mendengarnya hanya bisa menarik sudut bibirnya puas.“masuk” Gael kembali menjadi lelaki dingin tanpa ekpresi. Myria menyesal sudah menuruti keinginan Gael tadi. Nyatanya tatapan teduh lelaki itu hanya sebuah sandiwara. Myria terjebak karena kebodohannya sendiri.“kenapa kau menikahiku?!” tanya Myria kesal. Dia sebenarnya ingin tau apakah Gael benar-benar tertarik dengannya. pasalnya di benak Myria pernikahan adalah hubungan cinta kasih sejati. “karena kau bodoh dan miskin” jawab Gael membating harapan Myria. D
Dan setelahnya Myria seakan merasakan sakit yang sangat di bagian bawah. Dia mencengkaram seprei. Saat itu juga dia dilanda rasa penyesalan, kenapa bisa tergoda dengan rayuan Gael.Namun setelah beberapa saat, Myria mulai mendapatkan kenikmatan. Belum pernah dalam hidupnya merasakan kesenangan ini, dia seakan terbang tinggi. Nafasnya langsung menderu seperti selesai lari marathon. Sebuah pengalaman yang belum pernah di dapatkan.“kita belum selesai” kelopak mata wanita itu sudah hampir tertutup. Seluruh energinya seakan terkuras habis. Namun saat dia melihat Gael, lelaki itu masih saja bersemangat. Dan ini membuat perasaannya tidak enak. Jelas saja setelahnya Gael tidak memberikan ampun, lelaki itu hanya lembut pada awalnya. Karena sekarang Gael benar-benar memuntut Myria untuk bisa memuaskannya malam ini. Meski Myria sudah terliaht begitu lelah, Gael tidak ingin menyudahi aktifitas panas mereka. stamina lelaki itu benar-benar terjaga.Pagi menjelang, kedua manusia itu masih nyenyak da
“Deal” jawab Ansel dengan masih sibuk memakan menu hidangan. Lelaki itu seperti sedang berbincang santai, padahal yang mereka bahas itu menganai kehidupan seseorang.Tanpa berlama-lama lagi kedua lelaki itu segera meninggalkan ruangan. Mereka sudah tidak bisa berlama-lama menghadapi Ansel yang berkelakuan sesuka hatinya mengacak mereka.“hati-hati di jalan” ucap Ansel riang, lelaki itu berhasil mendapatkan keuntungan sekaligus menyingkirkan wanita murahan itu. Hari ini menjadi hari terbaik dalam hidupnya.“suruh yang lain masuk” ucap Ansel kepada salah satu anak buahnya yang berapa di dalam ruangan.Lelaki itu bergegas keluar dan kini seluruh bodyguard yang dia bawa berbaris di depannya. Ansel dengan santai menatap mereka satu-satu sedang tangan memegang Wine duduk di depan mereka.“jangan katakana mengenai hal ini kepada bos Gael, jika sampai ada yang berani mengatakannya akan ditindak tegas, mengerti?!” Ansel harus merahasiakan hal ini serapat mungkin. Wanita itu harus benar-benar