“ tidak, jangan bawa putriku” teriak lelaki itu, dia dengan langkah tertatih segera menyusul kumpulan preman yang membawa anaknya. Mereka sudah memasukka Myria kedalam mobil. Dia begitu takut kemana anaknya akan dibawa.
Setelah perjalanan yang penuh drama, sampailah mereka di tempat yang mereka tuju. Sebuah bar kelas atas dengan kesan mewah penuh penjagaan. Myria sedikit banyak mengetahui tempat ini, meski dia baru dalam dunia masyarakat kelas bawah, tapi dulu dia pernah beberapakali lewat atau sekedar masuk bersama beberapa teman-teman kaya nya.
“ masuk” tubuhnya sedikit terdorong, para lelaki itu segera masuk kedalam tak lupa dengan menyerat dirinya.
“ aku bisa berjalan sendiri!” Myria memberontak melepaskan pegangan tangan dilengannya. Dengan terpaksa ketua itu akhirnya menyuruh anak buahnya agar menuruti kemauan Myria, dia tidak ingin menimbulkan kegaduhan. Apalagi ini bukan wilayah kekuasaanya.
Gerombolan preman itu memasuki sebuah lorong ke atas, mereka baru saja melaporkan kedatangannya kepada penjaga bar. Dan dengan cepat pemilik bar mengatur tempat pertemuan.
Mereka sudah berada di ruangan VIP lengkap dengan meja dan beberapa cemilan. Myria dipaksa duduk disamping sang ketua preman. Tak lama seorang pelayan masuk, dia menuangkan minuman dan memberikan kabar jika pemilik bar akan segera datang.
“ ketua, kali ini kita akan untung besar” Myria mengerutkan keningnya, dia tidaklah bodoh. Para preman itu jelas sudah merencakan hal kotor padanya. Preman itu tertawa mencemooh ketika pandanga mereka beradu. Myria harus mencari cara agar dirinya bisa keluar darisini.
Tak berselang lama, seorang dengan baju hitam kasual dengan jaket kulit masuk, dari auranya Myria sudah bisa menebak jika lelaki yang ada dihadapannya adalah sang pemilik Bar.
“ tuan” salam sang ketua, dugaan Myria benar.
Dengan lagal sok, pemilik Bar itu meletakkan kedua kakinya diatas meja. Ketua segera memberikan gelas yang sudah berisi anggur kepadanya. Darisini Myria sudah bisa menebak geng preman yang membawanya kemari hanyalah sekelompok pecundang tak berguna di mata sang pemilik Bar.
“ jadi apa tawaranmu?” tanya lelaki itu tanpa basa-basi.
“ saya membawa sesuatu sebagai jaminannya” balas ketua sambil melirik kearah Myria, sontak wanita itu mengerti dia sudah dijadikan alat kerjasama oleh preman ini. Mereka benar-benar memanfaatkan keadaan dengan baik.
“ apa itu?” tanya pemilik Bar dengan wajah mencemooh. Terakhir kali mereka hanya membawa barang tak berguna. Dan malah memberikan kerugian pada pemilik Bar.
“ seperti yang anda lihat, wanita ini akan menjadi pelunas semua hutang kami” ucap ketua preman dengan nada ceria, dia melrik kearah Myria dengan pandangan mesum.
“ Dasar kalian pecundang. tidak, Kalian tidak bisa melakukan ini padaku” teriak Myria, dia tidak terima dengan perlakuan ketua preman yang dengan sesukanya mengambil keuntungan darinya.
“ diam kau dasar murahan!” teriak ketua preman tidak kalah bengisnya.
Pemilik bar memandangi Myria dari atas sampai bawah. Wanita di depannya ini cukup menarik. Dari penampilannya sepertinya dia bukan dari kalangan bawah. Kulitnya putih mulus dan wajahnya cukup cantik. Sepertinya dia tidak akan rugi kali ini.
“ dimana kalian menemukannya?” pemilik bar itu berdiri mendekati Myria, dia ingin memastikan secara dekat jaminannya itu.
“ dia anak dari lelaki bodoh yang tidak bisa melunasi hutang. Dia barang baru, perusahaanya baru saja bangkut, tuan” ketua preman menjawabnya secara detail, seakan dia sangat mengetahui penghuni kalangan bawah.
“ lumayan juga, apa dia masih perawan?” pemilik Bar kembali ke tempat duduknya setelah memandangi Myria dengan seksama.
Pertanyaan itu jelas saja langsung membuat Myria melotot tak percaya. Kemana arah pembicaraan ini. Wanita itu tidak mau jika sampai dirinya berakhir seperti wanita-wanita bar yang bertugas melayani tamu.
“ hei, apa maksud pertanyaanmu?” Myria segera membela dirinya. Dia tidak kenal takut. Dia akan mempertahankan harga dirinya sekuat tenaga.
“ sepertinya dia masih tersegel” jawab ketua preman berbisik. Jika dilihat dari respon Myria, semua juga menebak hal yang sama. Wanita yang mereka bawa ternyata masih murni.
“ sepertinya hutang kalian bisa lunas” pemilik Bar itu memberikan sinyal baik. Para preman itu mendapatkan mangsa yang cocok, mereka untung besar. Bagaimana tidak hutang mereka yang ratusan juta itu dengan sekejab langsung hilang. Untung saja mereka berhasil mengelabuhi pria bodoh, ayah dari wanita ini.
“ tidak, tidak. Kalian tidak bisa melakukan ini padaku” Ai seketika cemas. Dia tidak membayangka hidupnya yang serba glamour akan menjadi sengsara, dia tidak mau dijadikan pelayan ataupun melakukan pekerjaan lainnya yang berbau criminal. Myria lebih baik melarikan diri sebelum semuanya berakhir.
“ lepaskan aku” Myria berniat kabur namun dengan cepat salah satu preman mencengkal lengannya. Dia ingin lari entah kemanapun, dia akan menghubungi teman kayanya untuk meminjam uang. Dia tidak mau berakhir di Bar ini.
“ mau kemana kau? Kau sudah menjadi milik tuan Ivar” ketua Preman segera menarik Myria dan melemparkannya ke arah pemilik Bar, Myria terjatuh tepat di atas pengkuan Ivar. Seketika lelaki itu memeluknya dan berniat melecehkannya.
Tok tok
suara pintu menghentikan aksinya.
Seorang pelayan lelaki langsung masuk dan menuju Ivar. Kesempatan itu digunakan Myria untuk berdiri menjauh dari lelaki mesumm itu.
“ apa, ini keempatan emas” ucap Ivar dengan wajah senang. Lelaki itu barusaja mendapatkan kabar jika mereka kedatangan tamu besar. Ivar segera menyuruh preman untuk menjaga Myria agar tidak kabur, sedang dirinya keluar dengan langkah lebar menemui tamu kehormatannya.
Setelah pemilik Bar itu pergi, para preman dengan leluasa memakan semua hidangan. Mereka benar-benar menjijikkan di mata Myria. Belum pernah sekalipun wanita itu berinterkasi dengan kalanga bawah seperti mereka. hidupnya sudah sangat sempurnaa sebelumnya. Dia begitu pintar memanfaatkan uang untuk bersenang-senang. Kini dengan sekejab semuanya hilang.
Wanita itu duduk di pojok ruangan sambil memeluk dirinya sendiri. Hidupnya seakan sudah hancur.
Pintu terbuka, seorang wanita dengan baju minim masuk kedalam ruangan. Dia ditemani 2 orang lainnya membawa baju dan sekotak make up. Myria berfirasat buruk, apa dia akan memulai tugasnya sekarang?.
“ berdiri, kita tidak memiliki banyak waktu” ucap wanita itu dengan kasar. Myria tentu saja menolak menuruti ucapan wanita asing itu, dia diam saja tidak bergerak sedikitpun.
Namun beberapa saat kemudian salah seorang preman mendekatinya dan memaksanya berdiri.
“lepaskan aku” Myria mulai memberontak.
“ diam dan turuti saja, atau kau mau ayahmu kami siksa” ternyata yang memeganginya adalah ketua preman. Myria tidak bisa melawan, kenapa harus ayahnya yang mereka sebut. Myria tidak mungkin membuat ayahnya lebih menderita lagi.
Akhirnya dia pasrah, wanita asing itu mendadaninya bahkan dia harus mengganti bajunya di hadapan para preman ini. Setelah selesai, kedua wanita itu segera menarik Myria keluar. Mereka akan membawa pesanan pemilik Bar dengan aman.
“ masuk “ Myria di dorong masuk ke sebuah ruangan. Dia dengan perasaan putus asa melangkah lemah menuju tengah ruangan.
Wanita itu menatap sekeliling, sepertinya dia berada di ruangan vvip. Ruangan ini begitu bagus dan mewah. Dia bahkan belum pernah memesan ruangan vvip disini karena memang begitu mahal dan terbatas pada orang-orang tertentu. waktu itu sudah sangat lama, dia ingat betul pertama kali masuk kemari adalah saat dia masih seorang pelajar datang bersama teman-temannya dan mereka mabuk berat.
Ting, suara gelas beradu. Lamunan Myria segera buyar. Dia menghadapi kenyataan yang berbeda dari waktu itu.
Wanita itu terus berjalan dan sampai di tengah ruangan. Meski sedikit redup dia bisa melihat di dalam sudah ada pemilik bar dengan 2 orang lain dengan setelan jas hitam. Dari penampilanya saja Myria bisa menilai jika 2 orang lelaki itu bukan orang sembarangan, kualitas jas dan sepatu mereka adalah yang terbaik.
“ ini barang baru kami, baru saja datang khusus menyambut tamu terhormat kami” Ivar mulai membual, seolah-olah semua ini adalah rencana matang darinya.
Myria terdiam, wanita itu mengamati 2 lelaki itu dengan seksama, sepertinya salah satu diantaranya terlihat tidak asing. Myria mengingat-ingat siapa sebenarnya lelaki itu. Bagaimanapun Myria berasal dari kalangan konglomerat, dia pasti mengenal orang-orang berpengaruh dalam dunia bisnis.
Dan setelah mengingat identitas tamu kehormatan itu, seketika Myria menahan nafasnya. Lelaki yang terlihat tidak asing adalah pemilik perusahaan perhiasan terbesar dan terbaik di dunia. Bagaimana bisa lelaki itu ada tempat seperti ini. Myria segera memutar otaknya untuk mencari cara agar dia bisa memanfaatkan idetitas lelaki untuk menyelamatakan hidupnya.
“sepertinya dia lumayan “ ucap lelaki yang masih belum Myria kenali.
“anda benar tuan Ansel” jawab pemilik bar. Ansel beranjak dan berjalan mendekati Myria, membuat wanita itu meremang ketakutan. Entah apa yang akan lelaki itu lakukan padanya.
“kau cantik juga” Ansel mencoba menyentuh dagu Myria, namun wanita itu segera memalingkan wajahnya. Ansel tertawa terkejut, selama ini belum pernah ada yang menolak sentuhannya. Wanita di hadapanya cukup berani juga.“darimana dia?” kini giliran lelaki pemilik perusahaan perhiasan yang bertanya. Dia terlihat acuh tapi ternyata cukup jeli dengan penolakan Myria. Gael merasa jika wanita itu tidak semerta-merta bisa berada di tempat ini.“kami sudah menerimanya sebagai pelunas hutang, dia dijadikan ayahnya sebagai jaminan judi” jawab pemilik Bar dengan sedikkit mengarang. Karena jika dia bebrbhong dan pelanggan VVIP nya ini mengetahuinya maka tamatlah sudah, lebih baik dia menjawab jujur dengan sedikit karangan. Wajah Gael terlihat begitu dingin membuat Ivar mau tidak mau harus memberikan jawaban.“jaminan ayahnya? Malang sekali nasibmu” Ansel bermaksud menghina dengan kalimat simpatinya. Dia sedikit sakit hati akibat penolakan yang baru saja dia terima. Dia melihat Myria dari atas sampa
Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga biasa bagi Myria. Wanita itu masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?!” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya masuk ke rumah duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjala
“ kau kemari!” teriak Ansel. Lelaki itu dengan cepat mendekati Myria dan menarik rambutnya keras. Membuat wanita itu menengadahkan wajanya sambil memegangi rambutnya yang tertarik.“ akk” teriak Myria kesakitan.“ dasar wanita murahan, berani sekali kau menggoda Gael. Sekarang katakana apa semalam..”“ hey, kau apakan dia” mama langsung turun tangan, dia tidak bisa tinggal diam melihat gadis kecil itu di perlakukan kasar.Mama segera memukul tangan Ansel agar tarikannya terlepas. Myria dengan cepat langsung menjauhi Ansel dan bersembunyi di belakang tubuh mama.“ ma, dia ini wanita murahan dari Bar. Bukan wanita baik-baik” Ansel membela diri, dia tidak bisa leluasa saat berada di rumah mama.“ tetap saja, jangan perlakukan dia seperti itu! ” mama bertambah marah.“ah, sudahlah” Ansel tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya dia memilih untuk pergi darisana. Dia akan membuat perhitungan kepada Myria nanti setelah agendanya selesai. Malam ini mereka ada transaksi besar, mereka perlu menyi
Di kamar lain Gael sudah siap dengan setelan jasnya. Seperti biasa agenda setiap harinya adalah pergi ke 2 perusahaan secara bergiliran. Namun sebelum itu Gael akan melakukan sesuatu. Dia berjalan menuju kamar Myria.“selamat pagi tuan” ucap pelayan di persimpangan jalan.“dia sudah bangun?” tanya Gael. Pelayan jelas tau siapa yang dimaksud. Tidak ada orang lain lagi di Mansion ini.“sudah tuan” jawab pelayan halus. Semua pelayan disini benar-benar disiplin dengan peraturan.Gael meneruskan langkahnya. tanpa perlu mengetok pintu lelaki itu langsung membuka pintu, ditangannya sudah ada sebuah berkas yang akan dia berikan kepada Myria.“kau sedang apa?” tanya Gael begitu melihat Myria sedang menarik semua gorden jendela dan mengikatkanya.Sedangkan Myria yang ketahuan sedang melakukan aksi melarikan dirinya malah diam mendadak tidak tau harus melakukan apa.“tuan, saya mohon lepaskan saja saya. Saya tidak sanggup lagi” Myria hanya bisa mengiba, mengambil rasa simpati Gael dengan ekpresi
Sedangkan Gael terus saja berkutat dengan I padnya untuk membaca beberapa berkas perusahaan. Dia tidak menghiraukan Myria yang sejak tadi ingin bertanya namun takut begitu melihat kesibukan lelaki itu.“ anda ingin makan nona?” seorang pramugari mendekatinya. Dan menawarakan makanan.“emm, boleh” ucap Myria ragu, daripada tidak ada yang bisa dia lakukan lebih baik mengenyangkan perut.Selang beberapa saat datanglah beberapa menu diatas meja. Pramugari itu dengan ramah menata semuanya. Namun dari perhatian Myria, pramugari itu selalu saja mencuri pandang ke arah Gael yang sedang duduk di sebrangnya.“ehm, anda bisa pergi” ucap Myria begitu semua makanan sudah tertata namun pramugari tak kunjung meninggalkannya.“silahkan di makan nona” ucap pramugari dengan gaya centil kearah Gael. Myria menghembuskaan nafas kasar, sebal dengan prilaku pramugari yang sok centilpadahal lelaki yang dia lirik hanya lelaki dingin tanpa ekpresi. Selesai makan, Myria kembali menatap kearah Gael. Dia sudah t
“ lebih baik aku segera tidur” Myria menaiki sofa empuk, dia mengambil selimut cadangan di dalam lemari dan membungkus tubuhnya. Rasa lelah dan tubuh yang bersih mengantarkannya ke alam mimpi dengan cepat.Setelahnya Gael membuka matanya, dia sedari tadi hanya menutup mata. Berdekatan dengan Myria seakan membuat insting lelakinya muncul. sudah sejak awal, dia merasakan keanehan dalam dirinya begitu mendengar ucapan Myria saat itu.Gael mendekati sofa, memindahkan Myria ke ranjang. Dan dengan pelan dia juga ikut terbaring di sebelahnya. Aroma harum membuat lelaki itu nyaman dan mengikuti Myria ke dalam mimpi. Malam ini bukan waktu yang tepat untuk menyalurkan instingnya.Pagi hari datang, Myria terbaring sendirian sedangkan Gael harus bersiap pergi. Lelaki itu berada di kamar mandi sekarang.Tidur Myria sedikt terganggu karena bayang-bayang yang mengenai matanya. Wanita itu membuka matanya perlahan.“akk!” teriak Myria begitu melihat Ansel berada di depannya. reflek wanita itu segera
Myria sedikit memberontak namun Gael memegang kepalanya erat. bahkan dorongan tanganya pada dada Gael sama sekali tidak berpengaruh. Karena lelah akhirnya Myria pasrah, penolakannya akan berakhir sia-sia. Dia tau jika lelaki ini adalah seorang mafia kejam, namun di sisi lain dia juga menikmati ciuman mereka.Setelah prosesi pernikahan kilat, mereka berdua kembali ke mobil.“apa kita baru saja menikah?” Myria meghentikan langkahnya. dia seakan baru tersadar. Sedangkan Gael yang mendengarnya hanya bisa menarik sudut bibirnya puas.“masuk” Gael kembali menjadi lelaki dingin tanpa ekpresi. Myria menyesal sudah menuruti keinginan Gael tadi. Nyatanya tatapan teduh lelaki itu hanya sebuah sandiwara. Myria terjebak karena kebodohannya sendiri.“kenapa kau menikahiku?!” tanya Myria kesal. Dia sebenarnya ingin tau apakah Gael benar-benar tertarik dengannya. pasalnya di benak Myria pernikahan adalah hubungan cinta kasih sejati. “karena kau bodoh dan miskin” jawab Gael membating harapan Myria. D
Dan setelahnya Myria seakan merasakan sakit yang sangat di bagian bawah. Dia mencengkaram seprei. Saat itu juga dia dilanda rasa penyesalan, kenapa bisa tergoda dengan rayuan Gael.Namun setelah beberapa saat, Myria mulai mendapatkan kenikmatan. Belum pernah dalam hidupnya merasakan kesenangan ini, dia seakan terbang tinggi. Nafasnya langsung menderu seperti selesai lari marathon. Sebuah pengalaman yang belum pernah di dapatkan.“kita belum selesai” kelopak mata wanita itu sudah hampir tertutup. Seluruh energinya seakan terkuras habis. Namun saat dia melihat Gael, lelaki itu masih saja bersemangat. Dan ini membuat perasaannya tidak enak. Jelas saja setelahnya Gael tidak memberikan ampun, lelaki itu hanya lembut pada awalnya. Karena sekarang Gael benar-benar memuntut Myria untuk bisa memuaskannya malam ini. Meski Myria sudah terliaht begitu lelah, Gael tidak ingin menyudahi aktifitas panas mereka. stamina lelaki itu benar-benar terjaga.Pagi menjelang, kedua manusia itu masih nyenyak da